Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (5)

Setelah membeli tiket, Lu Qingran langsung meneruskan informasi penerbangan ke Fu Xing dalam bentuk pesan teks.

Pesan teks yang baru saja dia kirim kurang dari satu menit, ponselnya berdering.

Ini telepon dari Fu Xing.

Lu Qingran menunggu sebentar untuk mengangkatnya, tetapi masih belum mengambil inisiatif untuk bicara terlebih dahulu.

Fu Xing: " Kamu akan pergi ke Bali?"

Lu qingran: " Ah? Bagaimana kamu tahu?"

Fu Xing: " … …bukankah kamu yang mengirimkan pesan teks padaku?"

Lu Qingran berkata "Ah," itu salah kirim, itu awalnya bukan mengirimkan kepadamu.”

Fu Xing mendengarkan perkataan Lu Qingran, dan suaranya suram: " Lalu sebenarnya kamu akan mengirimnya ke siapa?"

Apakah dia akan pergi dengan orang lain?

Lu Qingran tidak menjawab pertanyaan Fu Xing, Fu Xing melihat bahwa dia tidak berbicara, dan kemudian bertanya, " Apa yang kamu lakukan di Bali?"

Lu Qingran: "… …. Apa kamu tidak menonton berita hiburan?"

Fu Xing kembali bertanya padanya, " Apakah kamu pikir aku bisa melihat hal seperti itu?"

"... …" benar juga, dia sepertinya selalu tidak mengikuti gosip.

Namun karena tak berdaya, Lu Qingran sendiri hanya bisa berbicara dengannya tentang hal itu.

" Bukankah Lanxi dengan Zhou Hesi sudah bersama? Yanting pergi ke Bali dan berkelahi dengan Zhou Hesi, kemudian Lanxi memanggil polisi."

Setelah mendengar ini, Fu Xing bahkan sedikit tertawa, " Jadi?"

"Jadi dia sekarang ditahan, di kantor polisi." Lu Qingran mengeluarkan kalimat ini.

Fu Xing berkata, " Ya," jadi kamu pergi berencana mengeluarkannya? "

Lu Qingran menggigit giginya “ … …Ya. "

Fu Xing: "Oh, semoga berhasil."

Suaranya tidak bersemangat.

Sebenarnya Fu Xing sangat pintar, setelah mendengar kata-kata Lu Qingran, dia bisa menebak tujuan Lu Qingran.

Termasuk pesan teks yang dia katakan salah kirim tadi, seharusnya juga dengan sengaja mengirimkan kepadanya.

Lu Qingran hanya ingin dia punya inisiatif untuk menelepon, kemudian punya inisatif untuk menawarkan bantuan.

Tapi, Fu Xing dengan sengaja tidak melakukan apa yang dia inginkan——

" Sudah hampir terlambat, sudah waktunya kamu pergi ke bandara." Fu Xing mendesaknya sambil tersenyum.

Lu Qingran merasa, bahwa dia pasti melakukannya dengan sengaja.

Sebenarnya dia tidak ingin meminta Fu Xing, tapi tempat-tempat seperti di Pulau Bali, di mana dia tidak terlalu mengenal tempatnya, ingin mengeluarkan Lu Yanting, pasti juga tidak mudah.

Hanya karena ini, baru berpikir untuk meminta Fu Xing membantu.

Fu Xing menyebutkan sebelumnya bahwa dia memiliki banyak teman di Pulau Bali.

"Fu Xing." Lu Qingran tidak bisa menahan lagi, dia tidak ada niat untuk menunggunya terus, jadi dia langsung bertanya kepadanya apa yang dia inginkan: "Bisakah kamu ikut denganku?"

Fu Xing: "Oh?"

Lu Qingran merasa, bahwa dia sengaja, sengaja mempermalukannya.

Mendengar nada bicaranya, Lu Qingran menjadi marah: " Lupakan saja, pergi, tidak perlu lagi."

Fu Xing mendengarnya mengatakan ini dan tersenyum rendah: " Temperament mu ini,saat meminta bantuan tidak bisa bersikap lembut sedikit?"

" Siapa yang butuh bantuanmu ? kamu senang tidak pergi," Lu Qingran,suara mendengus.

" Aku sudah membeli tiketku, aku akan menjemputmu di persimpangan rumahmu, kamu pergi berkemas saja."

Saat berbicara dengan Lu Qingran, Fu Xing sudah memesan tiket.

Setelah mendengar Fu Xing berbicara seperti itu, Lu Qingran merasa lega.

Dia berkata, " Ya," kemudian menutup telepon dan mulai berkemas.

Bahkan, tidak ada yang perlu dikemas, hanya membawa beberapa pakaian untuk ganti sudah cukup.

Kurang dari sepuluh menit barang-barang sudah dikemas, dan kemudian dia memeriksa paspor dan visanya, untuk memastikan semuanya ada sebelum dia berangkat.

Fu Xing datang dengan cepat, Lu qingran menunggu di luar kurang dari sepuluh menit, dan sopirnya sudah datang.

Ketika mobil berhenti, sopir keluar dari mobil dan memasukkan koper Lu Qingran ke bagasi, Lu Qingran membuka pintu kursi belakang dan duduk.

Fu Xing melihat ekspresi Lu Qingran yang khawatir, dan dia tersenyum rendah dan berkata sedikit mengejek, "Sekarang seperti menjadi kakak perempuan."

Mendengar ejekan Fu Xing, Lu Qingran memelototinya.

Sebenarnya, ejekan Fu Xing benar, sebelumnya diantara dia dan Lu Yanting, Lu Yanting memang menjaganya dengan baik.

Lu Qingran dari kecil dengan karakter seperti ini, dibandingkan dengan kakak dan adiknya, Lu Yanting jauh lebih dewasa darinya.

Ketika Lu Qingran pertama kali menceraikan Fu Xing, Lu Yanting melakukan banyak hal untuknya.

Fu Xing melihat Lu Qingran menatap dirinya seperti ini, dan tersenyum rendah lagi, " Sudah umur 30an, masih seperti anak kecil."

Lu Qingran terlalu malas untuk menanggapinya, berbalik untuk melihat keluar jendela.

Setelah sedikit tenang, dia baru teringat masalah itu.

Lu Qingran menarik napas dan bertanya pada Fu Xing, " Bisakah temanmu di Pulau Bali mengeluarkan Yanting dari kantor polisi?"

Fu Xing mengangkat tangannya untuk meraba pelipisnya, bersandar di bagian belakang kursi, dan sikapnya malas: " Sedikit sakit kepala."

"Fu, Xing." Lu Qingran dengan ekspresi tidak sabar memanggil namanya. " Kamu jangan keterlaluan.”

" Meminta orang untuk membantumu dengan sikap seperti ini, kita berdua siapa yang lebih keterlaluan?"

Lu Qingran: "... …"

Baiklah,memikirkanya, pastinya Lu Qingran yang keterlaluan.

Sikap Lu Qingran terhadap Fu Xing selalu sangat buruk, bukan karena dia tidak mencintai Fu Xing.

Sebenarnya hatinya masih tidak bisa membiarkannya pergi, tapi dia tidak mau berbaikkan dengan dia dengan seperti ini.

Jadi, dalam periode waktu ini, dia terus mengubah cara melakukannya, mencoba segala cara untuk mempersulit Fu Xing.

Bahkan lebih dari sebulan, sikap terhadapnya tiba-tiba berubah, yang sepertinya juga tidak begitu mudah.

Lu Qingran membuat hatinya berusaha dengan keras, kemudian berusaha menyesuaikan sikapnya dan memaksakan diri untuk berkata padanya, " Minum obat jika sakit kepala."

Fu Xing: "Oh ... …. temanku sepertinya sedang dalam perjalanan bisnis."

Lu Qingran melihat tingkahnya yang bahagia dan puas, berharap menampar wajahnya.

Memikirkan tentang hal ini, dia masih menahannya.

Dia berkata dengan sabar, " Jadi bagaimana menurutmu?"

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu