Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (2)

Pan Yang mengamati ekspresi Lanxi, dari wajahnya sepertinya tidak terlihat perubahan eskpresi apapun.

Setelah naik mobil dia langsung menundukkan kepala memainkan ponsel, juga tidak bicara dengan Lu Yanting.

Apakah….. masih sedang bertengkar?

melihat lagi Lu Yanting, sepertinya tidak ada bedanya dengan biasanya.

Pan Yang merasa tidak bisa menetka apa yang mereka berdua pikirkan.

Dia membersihkan kerongkongannya dan bertanya : “Kita kemana?”

“Dongjin.” Tanpa menunggu Lu Yantin bicara, Lanxi langsung berkata.

Tentu saja Pan Yang tidak akan langsung menuruti ucapan Lanxi, setelah mendengar apa yang Lanxi katakana, dia langsung menoleh kearah Lu Yanting, terlihat jelas dia sedang menanyakan kepastian pada Lu Yanting.

Lu Yanting hanya menjawab , “Hm, ikuti apa yang dia katakan. ”

Pan Yang : “Baik, mengerti.

Karena Lu Yanting sudah berkata demikian, ini artinya mereka berdua sudah berbaikan bukan?

Kelihatannya kepergian Lu Yanting kali ini cukup berhasil.

Pan Yang juga sangat berharap mereka berdua bisa berbaikan, karena Lanxi memang punya kemampuan untuk mempengaruhi suasana hati Lu Yanting.

Setelah menghitung dengan serius, Lanxi sudah satu bulan lebih tidak datang ke Dongjin.

Tentu saja, selama Lanxi tidak ada, semua gossip yang beredar tetap tidak menghilang.

Tidak sedikit orang yang mengatakan kalau hubungan Lanxi dan Lu Yanting dalam masa kritis, mengatakan kalau Lanxi sekarang sudah tidak dimanja lagi dan sebagainya.

Dan selama ini juga tidak pernah ada orang yang melihat mereka muncul dalam acara apapun, kalau sampai ada yang menerka seperti ini juga cukup wajar.

Siapa yang menyangka hari ini mereka berdua malah muncul diperusahaan bersama, ini sungguh berita yang menghebohkan.

Ketika melihat mereka datang bersamaan, beberapa resepsionis di lobby menunjukkan ekspresi terkejut.

Tentu saja Lanxi dan Lu Yanting tidak memperdulikan ini semua, keduanya langsung mauk kedalam lift.

Naik ke lantai dimana kantornya berada, baru menginjakkan kaki keluar dari lift, Lanxi sudah bertemu dengan Shu Ran.

Begitu Shu Ran melihat Lanxi, ia langsung menggenggam tangan Lanxi dengan perasaan yang menggebu.

“Akhirnya kamu kembali!”setelah mengatakan ini, ia baru menyadari Lu Yanting yang berdiri disisi Lanxi.

Jujur saja, setelah kejadian Chen Zhen, Shu Ran menjadi sedikit sentiment pada Lu Yanting, sehingga sikapnya tidak sehangat dulu.

“Dimana Chen Zhen?” Lu Yanting bertanya pada Shu Ran.

Shu ran : “Dia diruangan.”

Lu Yanting : “Suruh dia ke ruang rapat.”

Begitu Shu Ran melihat sikap Lu Yanting, ia langsung tahu pasti ada hal penting yang ingin diumumkan.

Setelah mengangguk, ia langsung pergi mencari Chen Zhen.

10 menit kemudian, Lu Yanting, Lanxi, Chen Zhen, Shu Ran juga Pan Yang berlima duduk didalam ruang rapat kecil.

Setelah duduk, Lu Yanting mengatakn terlebih dahulu, ia berkata sambil melihat Chen Zhen : “Mulai besok kamu ikut aku kembali ke Cong Hai.”

Chen Zhen adalah orang yang cerdas, ketika Lu Yanting menyuruhnya menggantikan posisi Lanxi, dia sudah tahu akan tiba hari ini.

Ketika itu Pan Yang juga mengatakan padanya, dia sendiri juga tahu kalau suatu hari dia pasti akan kembali ke Cong Hai.

Jadi, ketika mendengar apa yang Lu Yanting katakan, Chen Zhen sama sekali tidak terkejut.

Dia mengangguk, “Baik, aku mengerti.”

Cong Hai merupakan tempat yang diidamkan orang, berdasarkan kemampuannya, Lu Yanting tidak mungkin memberikan sembarang posisi untuknya.

Jadi, dia sama sekali tidak menolak pemindahannya ke Cong Hai ini.

“Pertemuan investor project akan diadakan mulai kapan?”

Project yang diurus oleh Lanxi sejak awal sudah sampai tahan akhir, hanya tinggal mengadakan pertemuan untuk pada investor.

Sebelumnya Pan Yang sempat melaporkan hal ini pada Lu Yanting, namun Lu Yanting tidak mendengarnya dengan serius.

Shu Ran : “20 Juni.”

Setelah dihitung-hitung tidak lama lagi.

Setelah mendengar perkataan Shu Ran, Lu Yanting langsung menoleh kearah Lanxi : “Kalau begitu masalah ini kamu yang lanjutkan ya.”

Lanxi mengangguk, “Em, baiklah.”

Kalau bisa, semua urusan yang ada di Dongjin ia ingin mengurusnya sendiri.

Bagaimana pun, Lu Yanting membiarkannya kembali dan tetap tinggal di Dongjin, dia sudah sangat puas.

Jadi, sikap Lanxi padanya beberapa hari ini cukup baik.

………

Sebenarnya, Shu Ran juga terus mengamati kondisi mereka.

Dia tahu Lanxi dan Lu Yanting bertengkar, perusahaan bbisa diserahkan pada Chen Zhen juga karena mereka rebut ingin bercerai.

Namun melihat kondisi mereka sekaranng, sepertinya sudah akur kembali?

Ternyata, hubungan suami istri itu memang begitu ajaib.

Pepatah tua mengatakan, pertengkaran suami istri hanya sepanjang ranjang.

Tentu saja, syarat utama pepatah ini adalah perasaan diantara dua sejoli ini.

Lu Yanting mengatur pekerjaan selanjutnya, yang paling utama adalah mengutus Chen Zhen ke Cong Hai, lalu mengembalikan posisi Lanxi. Selain ini tidak ada perubahan lainnya.

Pembicaraan ini tidak memakan waktu lebih dari 20 menit.

Setelah selesai membicarakannya, Lu Yanting melihat kearah mereka bertiga, lalu berpesan dengan nada datar : “Kalian keluarlah dulu.”

Pan Yang, Chen Zhen juga Shu Ran merupakan orang yang cerdas, begitu Lu Yanting berkata demikian, mereka langsung paham, pasti ada yang Lu Yanting katakan hanya berdua dengan Lanxi.

Sehingga mereka bertiga langsung keluar.

Ketika keluar, mereka sengaja menutup pintu dengan sangat rapat.

Setelah mereka bertiga pergi, Lu Yanting langsung mengangkat tangan dan memegang dagu Lanxi, menatap matanya dengan begitu dalam.

Dalam matanya ada terlalu banyak perasaan yang begitu rumit, rumit sampai membuat Lanxi tidak mengerti.

Dia menggerakkan bibirnya, namun tidak tahu harus mengatakan apa, hanya saling bertatapan dengannya seperti ini.

Setelah 2 menitan, akhirnya Lu Yanting bicara.

Suaranya sangat lirih, seolah terdengar begitu tidak berdaya : “Dengan begini, apakah suasana hatimu menjadi jauh lebih baik?”

Begitu mendengar pertanyaannya ini, Lanxi langsung tercengang.

Sejak kapan dia perduli dengan apa yang ia rasakan?

Ataukah… dia tiba-tiba menemukan hati nuraninya?

Manusia memang selalu begitu, suka melakukan hal yang merepotkan diri sendiri.

“Terima kasih.” Sebenarnya Lanxi tidak tahu harus menjawab apa, hanya bisa berterima kasih padanya.

Sebenarnya hal seperti ini memang perlu mengucapkan terima kasih, Lu Yanting bersedia membiarkannya melanjutkan jabatan ini saja, dai sudah harus berterima kasih sekali padanya.

Begitu Lanxi mengatakan ini, Lu Yanting langsung mengulurkan tangan dan merangkulnya.

Dia merangkulnya dengan sangat tiba-tiba juga sangat erat, membuat Lanxi sama sekali tidak sempat untuk bereaksi, hanya tercengang.

Sampai dia bicara sekali lagi, Lanxi baru menyadari.

“Jangan sungkan padaku seperti itu.” Dia berkata, “Kita adalah suami istri.”

Suami istri….?

Entah kenapa, begitu mendengar kata ini keluar dari mulutnya, Lanxi merasa ingin sekali tertawa.

Sebenarnya mereka ini suami istri macam apa.

Kalau ingin mengingat dengan serius, sepertinya dia tidak pernah memanggilnya dengan sebutan ‘istriku’.

Panggilan ini untuk pasangan suami istri yang normal, merupakan panggilan yang sangat sering digunakan dalam sehari-hari, namun setelah dihitung-hitung, usia pernikahan mereka juga sudah satu tahun, namun Lu Yanting sama sekali tidak pernah memanggilnya seperti ini.

Lanxi ingat, sepertinya dia pernah beberapa kali memanggilnya dengan panggilan ‘suamiku’, namun panggilan ini biasanya digunakan ketika sedang ada maunya saja.

Kelihatannya mereka berdua sama saja tidak ada bedanya.

Dia tidak tahu ukuran hubungan pernikahan yang sehat harus seperti apa, namun dia tahu dengan jelas, hubungannya dengan Lu Yanting sama sekali tidak sehat.

Sejak dimulai sudah ditakdirkan, mereka tidak mungkin bisa seperti pasangan suami istri normal lainnya.

Intinya karena dia tidak memiliki niat yang baik, hubungan yang ia awali dengan trik, namun ditengahnya dia malah benar-benar jatuh hati, dan ini sudah ditakdirkan akan berakhir buruk.

Banyak pemain yang terjerumus kedalam drama mereka masing-masing, dna dia sungguh terlalu lemah.

Belakangan ini suasana hatiny menjadi jauh lebih stabil, setelah memikirkan dengan teliti, masih banyak hal yang pantas ia pandang dengan cara pandang yang lebih bahagia.

Jadi, mengenai ucapan Lu Yanting, Lanxi sama sekali tidak memberikan respon apapun.

Dia menarik nafas panjang, lalu mengalihkan topik pembicaraan.

“Aku lapar, ingin makan sesuatu.”

Begitu Lu Yanting mendengar ini, langsung mengangguk : “Hm, kalau begitu ayo kita pergi makan.”

………

Lu Yanting mengendarai mobil membawa Lanxi meninggalkan Dongjin.

Lanxi duduk disamping pengemudi, melihat pemandangan disisi jalan, rasanya familiar juga asing.

Mungkin setiap orang yan baru kembali dari liburannya pasti akan merasakan ini.

Lu Yanting membawa Lanxi kesebuah restoran barat, mencari tempat duduk yang dekat dengan jendela.

Mereka berdua sudah lama tidak makan bersama seperti ini.

Ketika memesan makanan, Lu Yanting bertanya padanya : “Mau makan steak?”

Dia ingat sepertinya Lanxi cukup suka dengan steak.

Setelah Lanxi mengiyakan, tanpa sungkan langsung berkata, “Juga spageti.”

Steak dan spageti merupakan makanan yang wajib dipesan kalau makan ke restoran barat.

Lu Yanting menghargai Lanxi sehingga memesan steak dan juga spageti yang ia inginkan, lalu ia juga memesan sup krim jamur, juga sayuran.

Makan kali ini cukup menyenangkan, suasana hati Lanxi cukup baik, sehingga setiap kata yang Lu Yanting katakan selalu ia jawab.

Namun, Tuhan meman suka menentang manusia.

Mungkin karena suasana hatinya hari ini cukup baik, sehingga membiarkan dirinya bertemu beberapa hal yang bisa mempengaruhi suasana hatinya.

Setelah Lanxi dan Lu Yanting selesai makan, berjalan keluar dari restoran, begitu mengangkat kepala langsung melihat Lan Zhixin dan Tang Manzhu.

Mereka berdua saling kenal, dan Lanxi sudah tahu tentang itu.

Namun Tang Manzhu tidak pernah mau mengakuinya.

Dan Lanxi juga pertama kalinya melihat mereka muncul bersamaan.

Lu Yanting sebelumnya tidak tahu kalau mereka saling kenal, begitu melihat mereka bersama, ia juga cukup terkejut.

Lan Zhixin dan Tang Manzhu sama sekali tidak menyangka akan bertemu Lanxi disini.

Akhir-akhir ini semua orang membicarakan tentang Lanxi yang menghilang, hari biasa juga tidak melihat dia keluar rumah.

Sungguh tidak menyangka bisa begitu kebetulan.

Tang Manzhu merupakan orang yang pandai mengatur suasana hati, ketika melihat Lanxi dia terlihat canggung, namun dia bisa menstabilkannya dengan cepat.

Dia berjalan mendekat dan menyapa Lanxi : “Lanxi, sudah lama sekali tidak bertemu, bagaimana keadaanmu akhir-akhir ini?”

Lanxi melirik Tang Manzhu, malas menjawab pertanyaannya.

Tang Manzhu sama sekali tidak memperdulikan ini semua.

Lanxi tidak menjawabnya, dia lalu melanjutkan : “Sudah lama tidak bertemu denganmu, apakah kemarin-kemarin kamu tidak berada di Kota Jiang? Bulan depan adalah pernikahanku dan Wenzhi, kalian harus datang ya.”

Berkata sampai disini, Tang Manzhu melihat kearah Lu Yanting : “Bos Lu, seharusnya undangan sudah sampai bukan?”

Lu Yanting : “Em, sudah diterima.”

Tang Manzhu : “Em, kalau begitu kutunggu kehadiran kalian.”

Setelah Tang Manzhu mengatakan ini, ponsel di kantung Lu Yanting berdering.

Dia mengeluarkan ponsel, ketika melihat nomor yang memanggil, langsung mengkerutkan alis.

Lu Yanting berjalan kesamping untuk menerima telepon. Telepon ini dari Kepala yayasan Xiao.

Biasanya, kalau bukan karena ada yang terjadi pada Xiao Xiao, Kepala yayasan Xiao tidak akan menghubunginya.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu