Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (1)

Gu Chengchi tidak tahu mengapa Lu Yanting dan Gu Jingwen bisa putus.

Tapi dia selalu ingat betapa baiknya Lu Yanting kepada Gu Jingwen, ketika Lu Yanting bersama dengan Gu Jingwen , Gu Chengchi selalu menjadi pengganggu mereka.

Lu Yanting dan Gu Jingwen sangat saling mencintai, Gu Chengchi tidak pernah berpikiran bahwa mereka berdua akan sampai pada titik ini.

Setelah mendengarkan pertanyaan Gu Chengchi, Lu Yanting tersenyum tipis dan segera mengatakan fakta yang kejam kepadanya: "Chengchi, aku sudah menikah."

“……ternyata semua berita gosip itu benar?” Gu Chengchi tidak berani percaya.

Sebelumnya, dia memang pernah mendengar berita gosip bahwa Lu Yanting telah menikah, tetapi Gu Chengchi tidak percaya pada berita ini.

Tetapi sekarang Lu Yanting mengatakannya secara pribadi, Gu Chengchi hanya bisa menerima kenyataan.

Hanya saja, dia merasa sangat menyesal untuk Gu jingwen. Hubungan mereka sebelumnya baik-baik saja……

Lu Yanting: “Benar, aku sudah menikah.”

Gu Chengchi: “Baiklah…… kalau begitu, anggap saja aku tidak menanyakan pertanyaan itu.”

Gu Chengchi sangat beretika, karena Lu Yanting sudah menikah, maka dia tidak akan memikirkan hal-hal yang tidak-tidak lagi.

Lu Yanting mengangguk kepala: “Kembali dan istirahatlah, Senin pergi ke perusahaan untuk daftar.

Gu Chengchi: “Baik, terima kasih Presdir Lu.”

……

Setelah Gu Chengchi turun dari mobil, Lu Yanting tidak langsung pergi.

Memikirkan apa yang dikatakan Gu Chengchi sebelumnya, ekspresi Lu Yanting agak suram.

Ketika keluarga mereka mengalami kesulitan ini, Gu Jingwen tidak pernah membicarakannya.

Lu Yanting selalu berpikir bahwa selama bertahun-tahun berpisah, Gu Jingwen hanya baik-baik saja.

Dia sangat populer didalam grup musiknya, pendapatannya seharusnya tidak sedikit.

Selain itu, Gu Jingwen tidak pernah menampilkan sedikitpun keburukannya dihadapan Lu Yanting.

Lu Yanting awalnya berpikir bahwa solusi terbaik adalah mereka berdua menjalani kehidupan masing-masing dengan baik.

Jika Gu Chengchi tidak mengatakan semua ini kepadanya, mungkin dia tidak akan pernah tahu dengan apa yang telah terjadi.

Gu Jingwen…… ternyata masih sama seperti sebelumnya, rasa harga dirinya masih sangat tinggi.

Memikirkan hal ini, Lu Yanting mengulurkan tangannya dan meremas alis matanya.

Saat ini, ponselnya berdering lagi. Melihat layar ponselnya, ternyata itu adalah Gu Jingwen.

Melihat nama ini, Lu Yanting segera mengangkat telepon.

Gu Jingwen: "Yan Ting, sedang sibuk ya?"

Lu Yanting: “Tidak, kenapa?”

Mungkin karena tadi baru saja mendengarkan Gu Chengchi membicarakan tentang hal itu, sikap Lu Yanting terhadap Gu Jingwen menjadi agak lembut.

Gu Jingwen: “Ayo kita pergi menemui Xiao Xiao besok, apakah kamu punya waktu? Sebelumnya sudah berjanji pada dia, kita akan pergi menemuinya……”

Gu Jingwen pernah membicarakannya hal ini dengan Lu Yanting sebelumnya, dia berkata begitu, Lu Yanting juga teringat.

Dulu juga pernah berjanji untuk pergi menemuinya secara rutin.

Lu Yanting juga tidak tega mengecewakan anak.

Karena sudah berjanji: “Ya, bisa.”

Gu Jingwen tidak menyangka Lu Yanting akan langsung menyetujuinya.

“Baiklah, jam berapa kita akan bertemu besok?” Gu Jingwen bertanya dengan tidak sabar.

Lu Yanting: “Sama seperti dulu, aku akan pergi menjemputmu.”

Dia mengatakan begitu, Gu Jingwen sangat gembira.

Butuh banyak tenaga untuk menyembunyikan kegembiraannya: "Baiklah, kalau begitu aku akan menunggumu."

Berhenti sebentar, Gu Jingwen berkata dengan perhatian: “Kamu istirahat lebih awal, selamat malam.”

“Ya, selamat malam.”

**

Setelah berbicara dengan Gu Jingwen, Lu Yanting mengemudi kembali ke rumah.

Setelah sampai dirumah, Lanxi sudah tidur.

Suasana hati Lu Yanting hari ini agak rumit, dia tidak berniat untuk melakukan apa pun dengannya.

Pagi berikutnya, Lanxi dan Lu Yanting bangun pada waktu yang bersamaan.

Namun, tujuan mereka bangun berbeda.

Tujuan Lu Yanting adalah menemani Gu jingwen pergi ke panti asuhan untuk menemui Xiao Xiao, sedangkan tujuan Lanxi adalah pergi menjalani proses pemulihan.

Di lantai bawah, dia bertemu dengan Lu Yanting, dan Lanxi menyambutnya dengan antusias: "Hei, selamat pagi, Bos Lu ~"

Lanxi sudah selesai berpakaian dan berdandan.

Lu Yanting meliriknya dan melihat jam tangannya.

Masih belum jam delapan, dia sudah berpakaian seperti ini, mau keluar?

“Mau kemana?” Tanya Lu Yanting.

Lanxi: "Pergi berkonsultasi dengan dokter Liao."

Lanxi mengatakan ini, Lu Yanting baru sadar, hari ini adalah hari dia menjalani proses pengobatannya.

Lu Yanting menemani Lanxi pergi menjalani proses pemulihan dua kali sebelumnya, kali ini, sepertinya tidak bisa lagi.

Lu Yanting mengerutkan kening: "Kamu pergi sendirian?"

Lanxi: "Kalau tidak, apakah Bos Lu ingin menemaniku pergi?"

Lu Yanting: “Aku hari ini ada urusan.”

Lanxi tersenyum dan berkata: “Tidak masalah, Bos Lu pergi sibuk pekerjaanmu saja, aku bisa pergi sendiri.”

Lu Yanting: “……”

Lanxi berjalan ke depan lemari sepatu dan mengeluarkan sepasang sepatu hak tinggi, lalu merapikan rambutnya dan melambaikan tangan dengan Lu Yanting.

“Sampai jumpa Bos Lu, aku pergi dulu.”

Lu Yanting mengabaikannya.

……

Lanxi berjalan ke pintu masuk area villanya dan memanggil mobil.

Jarak rumah sakit tidak jauh dari sini, tetapi sangat sulit untuk menghindari kemacetan di akhir pekan, maka akan memakan waktu sedikit lebih lama dari biasanya.

Ketika Lanxi sampai di rumah sakit, sudah jam sembilan lewat lima puluh.

Rumah sakit adalah tempat yang sangat luar biasa, selalu ramai kapan saja.

Tetapi, dibagian Liao Xuan sini agak sepi. Lanxi berhenti didepan pintu kantor Liao Xuan dan mengetuk pintu.

Setelah mendapatkan izin, dia baru masuk.

Liao Xuan awalnya sedang membaca buku, namun setelah melihat Lanxi masuk, buku ditangannya tertutup.

Liao Xuan: “Kamu sudah sarapan?”

Lanxi: “Belum.”

Liao Xuan berjalan kedepan kulkas, membuka pintu kulkas, mengeluarkan sebuah onigiri dari dalam dan menyerahkannya kepada Lanxi: “Makan sedikit dulu, kalau tidak perut kosong akan mempengaruhi hasil pengobatan.”

Lanxi mengambil nasi kepalnya dan bertanya: “Ada minuman?”

Liao Xuan membuka kulkas lagi, mengambil sebotol susu dan menyerahkannya kepada Lanxi.

Lanxi mengambilnya, dan memakan sarapan sederhana ini didepan Liao Xuan.

Setelah makan, dia dan Liao Xuan kemudian memasuki ruang konsultasi didalam.

Setelah duduk, Liao Xuan bertanya: “Bagaimana kabarmu dalam beberapa hari ini?”

Lanxi: “biasa saja.”

Liao Xuan: "Apa yang terjadi?"

Lanxi: “Kamu tidak melihat berita?”

Liao Xuan: "Aku biasanya sibuk, tidak terlalu memperhatikan ini, kamu bisa menceritakannya langsung kepadaku."

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu