Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (3)

Tapi kebetulan bisa menjelaskan, akting nona kedua Keluarga Lan bagus, pintar berpura-pura.

Dulu di dalam postingan, juga dikatakan demikian, nona kedua Keluarga Lan menggunakan cara ini, untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya di rumah......

Sebenarnya permintaan maaf Lan Zhixin tidaklah tulus, karena naskahnya sudah direncanakan terlebih dahulu, setelah dia selesai mengatakan semua naskah ini, harus menghadapi pertanyaan dari para wartawan.

“Aku tahu masalah ini menyebabkan dia sangat terganggu dan sulit, juga mempengaruhi perasaan diantara dia dan presdir Lu, jadi di sini aku minta maaf setulus-tulusnya pada dia, tidak berharap dimaafkan, hanya ingin memberitahu semuanya, aku tahu diriku melakukan kesalahan fatal, semua berita sebelumnya berasal dari kecemburuanku, sengaja menfitnahnya......”

Setelah Lan Zhixin selesai mengatakannya, wartawan yang ada di bawah panggung satu per satu mulai mengajukan pertanyaan.

Konferensi pers hari ini, Lu Yanting tidak mengumumkan kapan akan berakhir.

Tetapi, tindakan semacam ini juga termasuk memberi sebuah informasi pada semua orang yang duduk di sini--

Konferensi pers ini, asalkan Lu Yanting tidak bilang berakhir, maka dalam waktu singkat tidak akan berakhir.

Jadi, ada pertanyaan apa, mereka bisa bertanya sesuka hati.

Pertanyaan dari wartawan sangat tajam, hari itu setelah Lu Yanting mengumumkan konferensi pers, sekelompok wartawan ini memutar otak mereka memikirkan berbagai pertanyaan, mengeluarkan jurus mematikan.

Pertanyaan yang diajukan, tentu saja satu demi satu pertanyaan semakin memojokkan dan menantang.

Wartawan: “Apa kabar, nona Lan kedua, aku ada wartawan dari xx hiburan, aku dengar awalnya ayahmu ingin kamu bersama dengan presdir Lu, apakah berita ini benar? Kamu begitu membenci kakakmu, apakah berpikir dia yang sudah merebut pernikahan milikmu?”

Pertanyaan pertama sudah begitu tajam, setelah mendengarnya para wartawan yang ada di tempat menghela nafas dingin.

Kemudian, terus menerus mulai ada yang melihat ke arah Lu Yanting yang berdiri di bawah panggung.

Wajah Lu Yanting malah tidak ada ekspresi apa-apa, kelihatannya tidak terlalu peduli dengan masalah ini, respon ini malah di luar dugaan orang-orang.

Pertanyaan dari wartawan, Lan Zhixin tidak bisa menghafalkan naskah terlebih dulu, otaknya sedikit tidak bisa merespon.

Satu pertanyaan, dia berpikir selama tiga empat menit baru menjawab, “Iya....awalnya ayahku memang bermaksud begini.”

Wartawan bertanya: “Lalu kamu bilang kamu iri pada nona Lan, apakah karena masalah ini?

Lan Zhixin: “......Iya.”

Wartawan bertanya kedua kali: “Maksudmu, kamu juga menyimpan perasaan antara pria dan wanita terhadap presdir Lu?”

Pertanyaan ini, Lan Zhixin sama sekali tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

Sebenarnya pertanyaan yang mudah, asalkan jawab “Iya” atau “Bukan” sudah cukup, tapi Lan Zhixin malah tidak tahu harus bagaimana jawabnya.

Berlalu beberapa menit, wartawan tidak mendapatkan jawabannya, untuk itu wartawan bertanya lagi: “Apakah pertanyaan ini tidak nyaman untuk dijawab?”

Lan Zhixin berpikir dan mempertimbangkan, lalu mengatakan pada wartawan: “Pada awalnya, aku memang menyukai presdir Lu, presdir Lu sangat luar biasa, sulit ada wanita yang tidak menyukainya. Tapi sekarang, aku sudah memahami kenyataan.”

Hanya menjawab satu pertanyaan wartawan, Lan Zhixin sudah capek sekali, namun, dia tidak bisa santai, karena selanjutnya masih ada banyak wartawan yang menunggu untuk mempersulitnya.

**

Pulau Bali.

Sejak Lu Yanting mengeluarkan pernyataan ingin Lan Zhixin mengadakan konferensi pers permintaan maaf, Jiang Sisi terus menantikan dimulainya konferensi pers.

Awalnya ingin menonton siaran langsung tulisan atau foto orang lain di weibo atau forum teratas.

Tidak menyangka, ternyata Lu Yanting setuju untuk membiarkan kamera masuk ke dalam, dan secara pribadi mengatur siaran langsung video.

Begitu melihat berita Jiang Sisi senang sekali, menarik Lanxi menyaksikan siaran langsung bersamanya.

Ketika melihat Lan Zhixin menangis, Lanxi dan Jiang Sisi mereka berdua menunjukkan senyuman meremehkan.

Setelah tersenyum, Jiang Sisi berdehem dingin: “Wanita jalang ini, masih berpura-pura.”

Lanxi tersenyum datar, “Mungkin bukan berpura-pura.”

Jiang Sisi mengerutkan alis: “Masih bukan berpura-pura?”

Lanxi: “Kemungkinan dia merasa diri sendiri sangat kasihan.”

Jiang Sisi: “Dia pantas mendapatkannya. Tunggu sebentar lagi lihat sekelompok wartawan bodoh ini bagaimana mempersulitnya.

Seberapa tidak berperasaannya sekelompok wartawan hiburan ini, Jiang sisi pernah merasakannya.

Reputasinya dan Lanxi, sebenarnya juga dirusak oleh para wartawan ini.

Dulu saat dia bertunangan dengan Mu Baicheng, sekelompok wartawan hiburan yang ada di Kota Jiang ini tidak sedikit membongkar masalahnya.

.............

Benar saja pertanyaan wartawan satu dibandingkan satunya lebih tajam lagi, setelah Lan Zhixin menjawab empat atau lima pertanyaan, dirinya sudah kelelahan tidak punya tenaga lagi, wajahnya sudah sangat pucat pasi.

Secara tidak sadar melihat ke arah Lu Yanting, Lu Yanting tetap tidak menunjukkan apa-apa.

Lan Zhixin tahu, ingin agar dia melanjutkannya.

Untuk itu, dia mulai menangani wartawan selanjutnya....

Keseluruhan konferensi pers berlangsung selama dua jam lebih, saat berakhir, Lan Zhixin menghadap ke kamera dan meminta maaf lagi dengan tulus.

“Maaf, aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan sebelumnya.”

Setelah selesai mengatakannya, Lan Zhixin membungkukkan badan.

........

Lanxin dan Jiang Sisi duduk di atas sofa, melihat Lan Zhixin membungkukkan badan, merasa lucu dan tertawa.

“Kali ini Lu Yanting benar-benar sudah melakukan hal benar, dalam setengah tahun kedepannya, jalang kecil ini jangan berharap bisa keluar dari rumah.”

Masalah ribut sampai heboh, Lan Zhixin pasti akan dihujat orang dalam waktu yang panjang.

Tapi jika dipikir-pikir, jika semua ini dibandingkan dengan apa yang dialami Lanxi sebelumnya, sama sekali tidak termasuk apa-apa.

Dulu reputasi Lanxi begitu buruk, semua gara-gara jalang kecil ini menyebarkan rumor di luar.

Baru selesai menyaksikan siaran langsung tidak lama, ponsel Jiang Sisi berdering.

Saat Jiang Sisi mengambil ponsel, kebetulan Lanxi juga melihat ke sana, dan kebetulan melihat nama yang ada dilayar.

--Lu Yanting.

“Kamu mau angkat?” Jiang Sisi mengangkat pandangannya dan bertanya pada Lanxi.

Lanxi mengambil ponsel dari tangan Jiang Sisi, berdiri dan jalan ke area balkon, baru menekan tombol menerima panggilan.

Setelah panggilan tersambung Lanxi tidak berbicara, Lu Yanting yang berbicara duluan: “Berikan ponsel pada Lanxi.”

“Kamu ada masalah apa?” Lanxi langsung bertanya balik.

Mendengar suara Lanxi, Lu Yanting merasa penuh kejutan, dalam sesaat bahkan merasa agak terkejut.

Merespon sebentar, dia baru berbicara.

Saat menanyakan pertanyaan, dalam suaranya bahkan terdapat rasa menyanjung: “Kamu sudah menonton konferensi pers? Puas atau tidak?”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu