Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 80 Iya, Cemburu
Pada bilang mabuk akan memberi keberanian ekstra, Lanxi sama sekali tidak menampakkan sisi polos.
Dia menarik-narik sabuk pengaman yang melintangi tubuhnya, bergerak mendekati Lu Yanting, satu tangan mencubit pipi Lu Yanting dengan kuat.
Lu Yanting: "... ..."
"Aku omongin kamu, dasar Lu Yanting brengsek." Lanxi mendengus, "selalu pergi cari mantan, benar-benar menyebalkan."
Mendengar perkataannya itu, ekspresi pada wajah Lu Yanting agak merenggang.
Lu Yanting mengangkat tangan dan meraba area yang dicubit, bertanya dengan tersenyum: "kamu sangat peduli?"
"Tak usah tanya!" Lanxi mengangkat kaki dan memijak dashboard mobil, "yang penting aku mau marahin kamu!"
Lu Yanting membungkuk, merapikan sepatu hak tinggi yang dilemparnya tadi, lalu mengingatkannya: "kamu kebanyakan minum."
"Aku sama sekali tidak kebanyakan minum, aku memang mau marahi kamu!" Mulut Lanxi masih saja tidak berhenti.
Lu Yanting agak tak berdaya, hanya minum sedikit bir langsung tak henti memarahinya, biasanya pasti sangat tidak tidak suka dengannya?
"Baik, marahlah."
Karena dia mabuk, Lu Yanting pun membiarkannya.
Sesudah mengatakan itu, Lu Yanting melajukan mobil.
Setelah minum bir, tenggorokan Lanxi seperti disetting on, tak henti berbicara, apa saja dikatakan olehnya.
Mungkin karena memarahi Lu Yanting tapi tidak mendapatkan respon, merasa bosan, Lanxi mulai memaki Lan Zhixin dan Wang Ying.
"Para orang-orang murahan yang tidak tahu malu... ...suatu hari nanti aku pasti akan membiarkan kedua murahan itu kembali ke bentuk aslinya, dasar ayam kampungan."
"Si pelacur Tang juga, pamer apa, cuma memungut pria yang aku buang... ..."
Lu Yanting: "... ..."
Dia tidak pernah menyukai wanita yang cerewet.
Sebelumnya dia tidak tahu, setelah Lanxi kebanyakan minum, ternyata menjadi begitu cerewet.
Dia bahkan mulai jengkel.
Sepanjang jalan, Lanxi memarahi banyak orang, Lu Yanting merasa Lanxi seperti seorang wanita pendendam.
Meskipun begitu, Lu Yanting tidak bisa menghentikannya, hanya bisa dengan diam mendengarkan omelannya.
……
Berlalu 40an menit, akhirnya sampai di rumah.
Kondisi Lanxi seperti ini, Lu Yanting tidak bermaksud membiarkannya turun mobil sendirian.
Setelah memarkirkan mobil, dia datang ke sisi lain mobil, membuka pintu dan mengangkat Lanxi keluar dari mobil, lalu mengambil sepasang hak tinggi punya Lanxi.
Lanxi tampaknya sedikit ngantuk, setelah dipeluk olehnya, dia mengangkat lengan dan merangkul lehernya.
"Nyaman sekali... ..."
Dia memejamkan mata, mengeluarkan suara yang mengekspresikan kepuasannya.
Mendengar suara itu, tenggorokan Lu Yanting terasa mengering, satu tangan bergerak dari pinggang Lanxi ke area pinggul, merabanya dengan kasar.
Benar-benar penggoda alami.
Setelah masuk, Lu Yanting meletakkan Lanxi di sofa. Sesudah meletakkannya, barulah dia pergi mengganti sandal.
Lanxi ngantuk hingga tak sadarkan diri, setelah dibaringkan di sofa, dia kira dirinya berada di ranjang, begitu membalikkan badan, langsung terjatuh ke lantai.
"Ahhh aish---"
Jatuh ini segera menyadarkannya.
Lanxi duduk di atas karpet, memegang kepala.
"Brengsek, semuanya brengsek!"
Lu Yanting: "... ..."
Dia benar-benar sudah menyadari betapa mampunya Lanxi dalam membuat keributan yang tidak masuk akal.
Dia awalnya mengira bahwa sebelumnya sudah mencapai puncak, tidak sangka, Lanxi selalu bisa mengupdate pengenalan Lu Yanting terhadapnya.
Sedangkan Lu Yanting... ... Sepertinya sudah terbiasa bertoleransi padanya.
Lu Yanting membungkuk dan mengangkat Lanxi dari lantai, membawanya ke lantai atas untuk mandi.
Saat mandi, Lanxi juga tidak bisa diam, terus bergerak.
Lu Yanting menghabiskan banyak tenaga untuk tetap sabar dan memandikannya hingga selesai.
Baru saja meletakkan Lanxi ke atas ranjang, ponsel di atas lemari ranjang mulai bergetar.
Lu Yanting mengambil ponsel, panggilan dari Lu Bienian.
Ada apa meneleponnya pada waktu yang sudah begitu larut?
Pandangan Lu Yanting sekilas menyapu Lanxi yang ada di ranjang, kemudian mengangkat telepon.
"Papa, sudah begitu larut, ada apa?" Tadinya dia menahan hasrat nafsu untuk memandikan Lanxi, sampai sekarang suaranya masih serak.
Lu Bienian juga merupakan tetua yang melewati masa muda, bagaimana mungkin dia tidak tahu apa tanda suara putranya itu?
Lu Bienian berdeham dingin, "tadi Paman Cheng menelepon aku."
Lu Yanting: "... ..."
Dia tahu, maksud Lu Bienian adalah Direktur Cheng.
Ketika meminta bantuan dari Direktur Cheng, Lu Yanting juga tidak menyuruhnya untuk tidak memberi tahu Lu Bienian tentang masalah ini.
Jadi, tidak bisa menyalahkan Direktur Cheng.
Mungkin saat mereka berdua sedang mengobrol, Direktur Cheng hanya sekadar mengungkit masalah ini.
Lu Bienian: "begitu banyak tahun, aku tidak pernah melihat kamu mempergunakan hubungan keluarga, teman mana yang begitu penting bagimu?"
Lu Yanting: "pa--"
Lu Bienian: "Gu Jingwen?"
Lu Yanting: "... ..."
Tidak ada yang paling mengenali putra sendiri selain ayah kandungnya, tebakan Lu Bienian cukup tepat.
Lu Yanting seketika tidak bisa berkata apa-apa.
Lu Bienian sedikit marah: "kamu masih belum keras hati? Dia juga yang meninggalkan bekas lipstick di lehermu itu?!"
Lu Yanting memijat kening: "... ... Direktur Cheng juga menyampaikan ini ke ayah?"
Lu Yanting awalnya mengira bahwa Direktur Cheng hanya mengatakan bahwa dirinya meminta bantuan dari dia, tidak sangka Direktur Cheng juga mengatakan masalah bekas lipstick.
Mendengar Lu Yanting bertanya demikian, Lu Bienian lagi-lagi berdengus dingin: "kenapa, berani berbuat tidak berani ngaku? Kalau om Cheng tidak bilang, kamu bermaksud merahasiakan dari kami sampai kapan?"
Lu Yanting: "... ..."
Lu Bienian: "sudah umur 30an, walau main juga harus ada batas, bolehkah kamu perhatikan citra kamu sendiri, orang yang tidak tahu mungkin akan mengira kamu terlalu bernafsu!"
Lu Yanting dimarahi oleh Lu Bienian sampai tak berdaya: "pa... ... Aku tahu."
Lu Bienian: "jadi, sekarang kamu ngaku kamu lagi pacaran?"
Lu Yanting: "bukan pacaran juga."
Lu Bienian: "Dasar, jangan-jangan kamu tiru kelakuan pria kaya yang berfoya-foya itu main memelihara wanita diluar segala?"
"Pa, bolehkah tingkat imajinasimu tidak sekaya ini."
Lu Yanting akhirnya tahu, keromantisan Lu Qingran, pastinya diwariskan oleh Lu Bienian.
"Aku sudah menikah dengan dia."
"Apa?!" Lu Bienian sekali lagi meninggikan suara, beberapa saat kemudian, dia berkata lagi: "aku akan dibuat hipertensi olehmu cepat atau lambat, masalah yang begitu penting, kamu bahkan tidak mengabari kami!"
Lu Yanting: "masalah ini agak mendadak, aku dan dia belum kenal lama sudah menikah."
Lu diam sejenak, lalu bertanya padanya: "kalau begitu, kapan kamu mau bawa dia pulang ke rumah untuk dilihat aku dan ibumu?"
Lu Bienian baru selesai menanyakan itu, Lanxi yang berbaring di ranjang kebetulan membalikkan badan, mengeluarkan suara.
Suara itu terdengar oleh telinga Lu Bienian.
"Sekarang dia belum siap, tunggu waktunya tepat, aku akan bawa dia pulang."
Lu Yanting menarik kembali pandangan dari Lanxi, "jadi ayah, ayah jangan sembarangan mencocokkan aku dengan yang lain lagi, aku tidak ada perasaan semacam itu terhadap Huiling."
"Oh iya, papa, aku sudah memberi tahu Huiling tentang hal ini. Dia sudah ngomong, dia akan tetap belajar di Zhonghaim, jadi kamu tidak perlu khawatir."
Beberapa kata dari Lu Yanting secara total menghilagkan kekhawatiran Lu Bienian.
Lu Bienian masih saja tidak menyerah: "gadis seperti apa dia? Umur berapa?"
Lu Bienian bukan tipe orang yang mementingkan status keluarga, jadi diapun tidak menanyakan latar belakang Lanxi.
Lu Yanting memijat-mijat kening, mengingat umur Lanxi: "sepertinya sudah umur 24."
"Sepertinya?" Lu Bienian marah sampai hanya bisa tertawa, "kamu bahkan tidak ingat umur istrimu sendiri?"
Lu Yanting: "... ..."
Lu Bienian: "aku kasih kamu waktu dua minggu untuk bawa dia pulang, jika tidak, hati-hati aku bereskan kamu."
"Oke." Lu Yanting menyetujuinya.
Dia awalnya memang tidak bermaksud untuk terus merahasiakan hubungannya dengan Lanxi.
Ketika dia memutuskan untuk menghadiri acara pelelangan bersama Lanxi sebelumnya, dia sudah berencana untuk mempublikasikan hubungan mereka.
Meskipun tidak jadi pergi ke acara pelelangan, tapi karena ada kesempatan seperti ini, dia pun mengikuti arus saja.
Apakah Lu Bienian dan Xi An akan menyukai Lanxi, masih sebuah pertanyaan.
Karena bagaimanapun, karakter seperti Lanxi benar-benar tidak mudah disukai tetua.
Emosi tinggi, keras kepala, juga tidak pintar mengambil hati.
Lagipula... ... Walau Lu Yanting bermaksud membawanya pulang, Lanxi pun belum tentu bersedia.
Memikirkan itu, Lu Yanting agak sakit kepala.
**
Esok pagi.
Begitu Lanxi membuka mata, langsung menemukan bahwa dirinya menumpu di atas tubuh Lu Yanting.
Kedua kakinya mengangkang, satu kaki terletak di atas pinggang Lu Yanting, kebetulan bisa merasakan reaksi pagi si Lu Yanting.
Lanxi merinding, segera bergerak mundur selangkah.
Tadi malam, Lanxi tidak mabuk sampai hilang kesadaran, jadi ingatannya masih ada.
Lanxi sambil memijat kening, sambil mengingat kembali apa yang terjadi semalam.
Lu Yanting membuka selimut sutra yang menutupi tubuhnya, satu tangan menyangga kepala, menatap Lanxi.
“Apa yang kamu ingat?”
Lanxi: “Aku tidak kebanyakan minum pun, aku ingat semuanya.”
Lu Yanting menyipitkan mata: “Oh, tidak kebanyakan minum?”
Lanxi: “Iya, aku kuat minum.”
Lu Yanting: “kalau begitu, semalam terus memarahi aku brengsek dan bajingan, itu bukan karena mabuk, tapi kata-kata tulus dari hati?”
Lanxi: “… …”
Tadi malam dia memang tidak mabuk parah, tapi sesudah minum alkohol, setidaknya pasti akan membuat penuh semangat, jadi tidak bisa dihindari bahwa dia tidak bisa mengendalikan diri.
Ditambah dengan sering munculnya Gu Jingwen di dalam kehidupannya akhir-akhir ini, sungguh amat menyebalkan.
Sehingga dia bisa mengatakan kata-kata semacam itu.
Lu Yanting: “Kenapa tidak bicara? Takut dihukum?”
Lanxi: “Iya benar, kata-kata jujur.”
Lu Yanting tidak menyangka dia bakal mengaku dengan begitu lugas: “… …”
Lanxi mengibaskan rambut, tidak peduli bahwa tubuh bagian atasnya sama sekali tidak mengenakan sehelai pakaian pun, “Apakah kamu tidak brengsek?”
“Apa yang brengsek?” pandangan Lu Yanting beralih dari wajah ke dada Lanxi, “coba berikan contoh?”
Lanxi mengangkat alis: “hal semacam tinggalkan istri dan pergi cari mantan pacar, tidakkah itu brengsek?”
“Kenapa, kamu cemburu?” Lu Yanting dibuat senang olehnya.
Melihat Lanxi seperti ini, suasana hatinya menjadi sangat baik.
“Iya, cemburu.” Lanxi mendekat ke Lu Yanting, “Jadi bolehkah bos Lu tidak berinteraksi lagi dengan mantan pacar?”
Lu Yanting: “… …”
“Heh, tidak bisa melakukannya.” Lanxi menunjukkan ekspresi kesal, “Jadi, aku masih akan memarahi kamu brengsek.”
……
Diam sebentar dengan Lu Yanting di atas ranjang, suasana hati Lanxi lumayan baik.
Hari ini Senin, seperti biasanya Lanxi diantar oleh Lu Yanting ke perusahaan.
Dalam perjalanan ke Dongjin, Lu Yanting dan Lanxi membahas masalah belajar mengendarai mobil.
Lu Yanting: “Kamu sebelumnya tidak pernah belajar mengemudi?”
Lanxi: “Iya, tidak ingin belajar.”
Lu Yanting: “luangkan waktu untuk pergi belajar, lebih mudah jika bisa mengemudi.”
Lanxi: “aku tidak mau.”
Lu Yanting: “sesudah kamu bisa, aku belikan kamu mobil.”
Lanxi: “Aku sakit, tidak boleh mengemudi.”
Lu Yanting: “… …”
Entah ke berapa kalinya Lu Yanting dibuat terdiam oleh Lanxi.
Bahkan karena alasan yang sama.
Beberapa saat kemudian, mobil berhenti di bawah gedung Dongjin.
Suasana hati Lanxi baik, melambai-lambaikan tangan pada Lu Yanting, lalu turun dari mobil.
**
Senin, banyak masalah di perusahaan yang harus ditangani oleh Lanxi.
Saat ini, proyek yang diinvestasikan oleh Zhonghaim sudah bersiap-siap untuk dioperasikan secara resmi.
Lanxi adalah penanggung jawab utama, jadi semua dokumen yang bersangkutan harus ditandatangani olehnya.
Begitu menemukan bahwa direktur keuangan proyek ini adalah Wang Xu, Lanxi langsung melempar pulpen.
“Ganti orang.”
Dia melempar pulpen, mengambil daftar anggota, berjalan menuju kantor Lan Zhongzhi.
Lanxi datang dengan penuh emosi, tidak mengetuk pintu, melainkan langsung menendang pintu dan masuk.
Begitu pintu terbuka, menemukan bahwa Wang Xu juga ada di dalam.
Lan Zhongzhi dan Wang Xu duduk bersama, entah apa yang didiskusikan mereka.
Namun, dipikir dengan menggunakan jempol kaki saja sudah bisa tahu, pastinya bukan sesuatu yang baik.
Lanxi tiba-tiba masuk begitu saja, Lan Zhongzhi agak tidak senang: "Kenapa kamu tidak mengetuk pintu?"
Lanxi tidak menjawab, melempar daftar anggota yang bertanggung jawab atas proyek ke meja kerja, "Aku yang harus bertanya, kenapa kamu memasukkan anggota tanpa mendapat persetujuanku terlebih dulu?"
Pandangan Lan Zhongzhi sekilas menyapu daftar anggota itu, bertanya pada Lanxi: "Apakah menurut kamu ada masalah dengan daftar ini?"
"Apakah kamu lupa dengan apa yang tertulis dalam kontrak? Maukah aku membantu kamu mengingat kembali?" Lanxi mengingatkannya, "Semua orang yang bertanggung jawab atas proyek ini ditentukan oleh aku. Sekarang kamu bermaksud melanggar persetujuan kontrak?"
Lan Zhongzhi tentunya tidak akan lupa dengan aturan yang tertulis di kontrak.
Dia menahan emosi, dengan sabar bertanya pada Lanxi: “menurutmu bagian mana yang bermasalah?”
“Aku sudah pernah bilang, aku tidak mau ketemu anggota keluarga orang murahan di perusahaan keluarga Bai.” Berkata sampai sini, pandangan Lanxi menyapu ke arah Wang Xu.
“Lanxi, bisakah kamu lebih sopan?” Lan Zhongzhi merasa tidak diberi muka, “sesuai pangkat, paman Wang masih merupakan senior kamu!”
“Aku tidak ada senior semacam ini.” Lanxi menarik kembali pandangannya, “Yang penting, aku akan daftar ulang.”
“Dia sudah termasuk karyawan yang bekerja lama di perusahaan, dia tahu banyak tentang perusahaan, dari mana kamu bisa menemukan orang yang begitu mengenali perusahaan ini?” Lan Zhongzhi dengan sabar membujuk Lanxi, “kamu tidak berpengalaman dalam mengelola perusahaan, banyak hal yang tidak bisa diputuskan dengan mengandalkan preferensi kamu sendiri, paham?”
“Aku mau putuskan sesuai preferensi aku sendiri.” Lanxi mengangkat alis, “Kamu bisa apakan aku? Kalau tidak senang, pergi bilang ke Lu Yanting.”
Lan Zhongzhi dibuat terdiam oleh Lanxi.
“Kak ipar, sudahlah.” Di samping, Wang Xu segera maju, berkata dengan bijak: “Kalau Lanxi tidak mau menggunakan aku, biarkan dia cari orang lain saja, kebetulan aku juga bisa istirahat untuk sementara waktu.”
Setelah mendengar perkataan itu, Lanxi tertawa.
Memang berasal dari keluarga yang sama dengan Wang Ying, kemampuan mereka berakting benar-benar persis sama.
Lihatlah sosok dia yang tampak bijak, orang yang tidak tahu keadaan, pastinya akan mengira bahwa dia berkorban banyak untuk perusahaan.
“Wang Xu, masalah ini---“
“Bagus, kalau begitu kamu istirahat saja.”
Lan Zhongzhi ingin mengatakan sesuatu, tapi langsung diinterupsi oleh Lanxi.
Lan Zhongzhi memang tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Lanxi, karena ada Lu Yanting yang menjadi penyokongnya.
"Aku akan merencanakan ulang daftar personel proyek ini, waktu kerja proyek ditunda. ”
Habis melemparkarkan satu kalimat itu, Lanxi langsung berbalik badan dan keluar dari kantor Lan Zhongzhi.
……
Ketika sampai di depan pintu kantor, Lanxi lagi-lagi ketemu Qiao Cheng.
“Untuk apa kamu datang ke sini lagi?”
Qiao Cheng merasa malu, segera menjelaskan: "asisten yang kamu rekrut sebelumnya, hari ini sudah mulai bekerja, aku menyuruhnya tunggu di kantor rapot sebelah."
Lanxi sekadar merespons 'oh', mengangkat lengan dan memijat kening.
Akhir-akhir ini terlalu banyak masalah, dia bahkan melupakan hal itu.
Asisten baru yang direkrut Lanxi bernama Shu Ran, sifatnya terus terang, lumayan cocok dengan Lanxi, poin yang membuat Lanxi tertarik padanya juga karena sifatnya itu.
Meskipun dia tidak berpengalaman, tapi Lanxi memberinya kepercayaan penuh.
Lanxi memanggil Shu Ran masuk ke kantor, memberikan tugas pertama untuknya.
“Maksud anda, suruh saya memilih daftar anggota penanggung jawab proyek ini?" Sesudah memahami maksud Lanxi, Shu Ran secara tidak sadar mengerutkan kening.
Lanxi mengangkat alis: “Ada masalah?”
Shu Ran menjawab dengan jujur: "Tidak masalah, tetapi agak sulit."
Lanxi: “Hm? Apanya yang sulit.”
Shu Ran: “Saya baru saja bekerja di perusahaan ini, tidak jelas dengan golongan-golongan di perusahaan, juga tidak tahu siapa yang bisa dipercaya. Menyuruh saya membentuk sebuah tim, saya hanya terpikir satu cara--"
Berkata sampai sini, dia tiba-tiba berhenti.
Sepertinya merasa bahwa pemikirannya itu agak konyol.
Namun, Lanxi malah amat tertarik: “apa caranya?”
Shu Ran: “segera merekrut orang baru. Tapi... ... Orang baru biasanya tidak berpengalaman, bertanggung jawab atas proyek yang begitu besar, juga ada resikonya."
Lanxi sekadar ‘oh’, lalu, “Apa yang kamu katakan cukup masuk akal.”
Shu Ran: “?”
Lanxi melambai-lambaikan tangan: “Kalau begitu, tugas merekrut orang baru diserahkan ke kamu.”
Shu Ran dengan tidak yakin menatap ke Lanxi: "apakah anda yakin? Resikonya sangat besar."
Sebelumnya dia pernah mendengar, proyek kali ini diinvestasi oleh Zhonghaim.
Jika mengacaukan proyek ini, berarti menimbulkan perselisihan dengan investor besar.
Tindakan Lanxi terlalu seenak hati.
Shu Ran tidak bisa menahan niat untuk mengingatkan Lanxi: "kalau kita tidak mengerjakan proyek ini dengan bagus, kedepannya besar kemungkinan kita tidak bisa lagi memperoleh investasi dari Zhonghaim, maukah anda berpikir kembali atas keputusan anda?"
"Investasi Zhonghaim... ..." Lanxi melengkungkan bibir, "masalah ini gampang."
Dia hanya perlu menemani Lu Yanting tidur.
Shu Ran: “… …?”
Dia sebelumnya pernah mendengar beberapa rumor, katanya Lanxi sepertinya berhubungan spesial dengan atasan Zhonghaim.
Sebelumnya dia masih tidak begitu percaya.
Namun, dilihat dari respons Lanxi sekarang... ... Tampaknya rumor itu benar?
Sebagai asisten, tentunya harus tanpa syarat mematuhi tugas-tugas yang diberi atasan.
Setelah menerima arahan dari Lanxi, Shu Ran pun mempersiapkan perekrutan orang baru.
Lanxi berjalan ke tempat mesin kopi dan mengisi secangkir kopi. Mengingat ekspresi Lan Zhongzhi dan Wang Xu, dia tidak bisa menahan tawa.
Benar-benar sangat memuaskan.
Tentu saja, dia juga percaya bahwa kedepannya akan ada yang lebih memuaskan.
**
Rabu siang, Lanxi menerima panggilan telepon dari Shen Houzhong.
Setelah melihat panggilan itu, Lanxi sengaja berdiri baru mengangkat telepon itu.
Shen Houzhong bertanya para Lanxi: "bagaimana rasanya setelah bekerja di perusahaan selama beberapa hari ini?"
Lanxi berkata dengan diiringi senyum tawa: "lumayan baik, tapi ada banyak hal yang tidak begitu mengerti."
Shen Houzhong: "kalau ada yang tidak dimengerti, boleh tanya ke aku."
Lanxi: "baik."
Shen Houzhong: "nak, apakah hari ini kamu sibuk? Mungkin ada hal yang butuh bantuan kamu."
Lanxi: "tidak sibuk, kamu katakan saja apa masalahnya, aku pasti akan bantu."
Kebaikan Shen Houzhong padanya, dia selalu ingat.
Jarang Shen Houzhong membutuhkan bantuannya, bagaimana boleh dia menolak untuk bantu?
Shen Houzhong: "Ada pusat penanaman bunga di jalan dekat rumah kamu. Boleh tidak kamu bantu aku pilih beberapa pot tanaman dan bawa ke sini."
Lanxi menyetujuinya dengan sangat langsung: "boleh, tidak masalah."
Tanaman pot, bunga, rumput, dan sejenisnya, Bai Cheng juga sangat suka saat masih hidup.
Mengikutinya, Lanxi belajar banyak, termasuk ahli setengah jadi.
Shen Houzhong benar-benar memang sahabat baik Bai Cheng, keduanya memiliki hobi yang sama.
……
Sesudah bertelepon dengan Shen Houzhong, Lanxi meninggalkan perusahaan.
Karena menunggu lama untuk menemukan taksi, dia tiba-tiba merasa saran Lu Yanting pagi kemarin cukup terandalkan.
Dia memang harus belajar mengemudi, setidaknya akan lebih memudahkan dirinya saat berpergian.
**
Naik taksi datang ke pusat penanaman bunga. Begitu masuk, Lanxi langsung menampak bunga dan tanaman.
Seluruh pandangannya dipenuhi warna hijau. Entah siapa yang pernah mengatakan bahwa suasana hati orang akan menjadi lebih baik setelah melihat tanaman hijau.
Tampaknya perkataan itu masuk akal. Lanxi berjalan mendekati pot gantung, memerhatikannya dengan serius.
Tidak lama kemudian, seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian olahraga masuk ke halaman.
Pemilik toko menyambutnya dengan ramah dan antusias. Setelah mendengarkan suara pria itu, Lanxi dengan terbiasa sekilas mempandangnya.
Erh... ... Memang terlihat seperti orang kaya.
Lanxi tidak melihat lama, hal itu tidak berhubungan dengan dirinya.
Menarik kembali pandangan, dia lanjut memilih tanaman pot.
Siapa sangka, pria itu menghampiri Lanxi, mengikuti Lanxi berjongkok.
"Kamu juga datang beli bunga?"
Lanxi baru menyadari bahwa pria itu sedang berbicara dengan dirinya.
Dia mengangguk: "iya, pot anggrek ini mekar dengan bagus."
Pria itu seketika menjadi tertarik, bertanya lagi: "kamu mendalami hal-hal seputar tanaman?"
Lanxi menggelengkan kepala: "tidak begitu mendalami juga, tapi kakekku suka, jadi aku belajar sedikit darinya."
Mendengar perkataan Lanxi, tatapan pria itu bertambah sedikit kekaguman pada Lanxi: "sekarang jarang ada anak muda yang menyukai hal-hal semacam ini, melihat aku menanam tanaman, putra dan putriku pada tidak suka."
Lanxi merasa paman paruh baya ini enak diajak ngomong, serta dia juga tidak bertingkah sombong layaknya orang kaya.
Kebetulan di sini hanya ada mereka berdua, sekata dua kata, mereka pun mulai mengobrol.
Lanxi memilih satu pot anggrek, kemudian pergi memilih pot lain lagi.
Paman paruh baya dengan sangat antusias memberinya panduan, setelah mengetahui bahwa Lanxi memilih pot untuk tetua, dia terus memberi saran pada Lanxi.
"Pot tanaman anggur ini juga bagus, mekar dengan cantik, diletakkan di dalam ruangan juga bisa membersihkan udara.
Berkata sampai sini, dia berhenti sejenak: "Ei, dia mau meletakkan pot di rumah atau mau menanamnya di halaman?"
Lanxi termenung.
Dia sekilas mengingat interior rumah Shen Houzhong, tampaknya tidak ada tanaman di halaman rumah.
"Mungkin diletakkan di dalam rumah." Kata Lanxi.
"Kalau begitu tanaman anggrek lumayan bagus, rumahku juga ada tanaman anggrek, ditanam dengan baik oleh aku!"
Dia sepertinya sangat bangga.
Lanxi merasa dia benar-benar sangat lucu, berbeda dengan pria paruh baya lainnya, dia juga tampak jujur dan terang-terangan.
Lanxi jarang timbul perasaan akrab terhadap orang asing.
Tapi paman ini benar-benar terlalu baik.
Selanjutnya, keduanya sambil memilih tanaman, sambil mengobrol.
Lanxi memang tahu sedikit mengenai tanaman, topik yang dibicarakan paman itu, Lanxi pada tahu.
Melalui obrolan ini, pujian pria itu pada Lanxi semakin bertambah.
"Hari ini aku menemukan teman yang melampaui batas generasi!" Pria itu menatap Lanxi, tertawa dengan riang dan ceria, "tampaknya harus diperlihatkan ke putra bodohku itu, cari istri seharusnya cari yang seperti ini!"
Lanxi: "... ..."
Pujian ini, tidakkah terlalu tinggi?
Selesai memilih tanaman, sesudah bayar, Lanxi hendak meninggalkan toko.
Sebelum pergi, dia berkata: "paman, hari ini terima kasih. Semoga bisa berjumpa lagi."
"Baik, aku sering ke sini, lain kali mungkin kita bisa bertemu lagi ketika kamu datang!"
Novel Terkait
Adore You
ElinaPrecious Moment
Louise LeeBeautiful Lady
ElsaHanya Kamu Hidupku
RenataDewa Perang Greget
Budi MaLove at First Sight
Laura VanessaCinta Presdir Pada Wanita Gila×
- Bab 1 Dia Memang Sangat Cantik
- Bab 2 Dia Tidak akan Menyukaimu
- Bab 3 Siaran Langsung
- Bab 4 Apakah Kamu Bersikap Seperti ini Pada Semua Pria
- Bab 5 Coba Selidiki Keluarga Lan
- Bab 6 Mungkin Aku Sudah Terlalu Bersabar
- Bab 7 Wajahnya Sungguh Memikat
- Bab 8 Kamu Tidak Pantas Dihormati
- Bab 9 Hati yang Bergejolak
- Bab 10 Saya Pasti Menang
- Bab 11 Aku Kekurangan Pria Kaya yang Dapat Melindungiku
- Bab 12 Ternyata Benar Seperti Itu
- Bab 13 Saya Pasti Akan Menikah Dengan Lu Yanting
- Bab 14 Pertemuan
- Bab 15 Mencari Asisten Seperti Mencari Selir Kerajaan
- Bab 16 Apakah Lu Yanting Bersama dengan Lan Zhixin
- Bab 17 Apa Tujuanmu Datang ke PT.Zonghaim
- Bab 18 Gejolak
- Bab 19 Mengalah Untuk Menang
- Bab 20 Wanita Ini Tidak Baik
- Bab 21 Terciduk Berselingkuh
- Bab 22 Ambisimu Besar
- Bab 23 Saya Mau Menjadi Nyonya Lu
- Bab 24 Lift
- Bab 25 Obat Perangsang
- Bab 26 Mengalah Untuk Menang Part 2
- Bab 27 Kamu Tadi Makan Apa?
- Bab 28 Mengubah Kebiasaan
- Bab 29 Kekasih Simpanan
- Bab 30 Gangguan Jiwa
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (1)
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (2)
- Bab 32 Wanita Ini... (1)
- Bab 32 Wanita ini... (2)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (1)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (2)
- Bab 34 Melanggar Janji (1)
- Bab 34 Melanggar Janji (2)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(1)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(2)
- Bab 36 Argumen (1)
- Bab 36 Argumen (2)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (1)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (2)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (1)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (2)
- Bab 39 Kita Suami Istri (1)
- Bab 39 Kita Suami Istri (2)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (1)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (2)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (1)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (2)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia (1)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia? (2)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Segila Kamu? (1)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Yang Segila Kamu? (2)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (1)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (2)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu ? (1)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu? (2)
- Bab 46 Jalan sendiri Atau Aku Yang Menggendongmu (1)
- Bab 46 Berjalan Sendiri atau Aku Menggendongmu (2)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (1)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (2) “masa depan ..." Lanxi tertawa. “Aku tidak ingin melihat mereka bertiga sekeluarga lagi saling mencintai, akhirnya pindah keluar. " "Kakekku meninggalkan sebuah rumah dan kemudian aku tinggal di sana." "Mungkin ... Lebih d
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (1)
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (2)
- Bab 49 Aku Adalah Calon Istrinya (1)
- Bab 49 Aku adalah Calon Istrinya (2)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (1)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (1)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (3)
- Bab 52 Lepaskan Dia ? (1)
- Bab 52 Kamu Lepas Tidak (2)
- Bab 52 Kamu Lepaskan Tidak (3)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (1)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (2)
- Bab 53 Menantang Batas Kesabarannya (3)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (1)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (2)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (3)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (1)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (2)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (3)
- Bab 56 Suamiku (1)
- Bab 56 Suamiku (2)
- Bab 56 Suamiku (3)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (1)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (2)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (3)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (1)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (2)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (3)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (1)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (2)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (3)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (1)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (2)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (3)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (1)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (2)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (3)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (1)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (2)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (3)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (1)
- Bab 63 Tidak melakukan Apapun? (2)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (3)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (1)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (2)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (3)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (1)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (2)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (3)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (1)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (2)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (3)
- Bab 67 Suamiku (1)
- Bab 67 Suamiku (2)
- Bab 67 Suamiku (3)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (1)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (2)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (3)
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 1
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 2
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 3
- Bab 70 Dipermainkan (1)
- Bab 70 Dipermainkan (2)
- Bab 70 Dipermainkan (3)
- Bab 71 Terus Menjerat (1)
- Bab 71 Terus Menjerat (2)
- Bab 71 Terus Menjerat (3)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (1)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (2)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (3)
- Bab 73 Pergi Kamu (1)
- Bab 73 Pergi Kamu (2)
- Bab 73 Pergi Kamu (3)
- Bab 74 Siluman (1)
- Bab 74 Siluman (2)
- Bab 74 Siluman (3)
- Bab 75 Tenang (1)
- Bab 75 Tenang (2)
- Bab 75 Tenang (3)
- Bab 76 Sepertinya Hidupmu Sangat Bahagia (1)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (2)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (3)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (1)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (2)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (3)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (1)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (2)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (3)
- Bab 79 Brengsek (1)
- Bab 79 Brengsek (2)
- Bab 79 Brengsek (3)
- Bab 80 Iya, Cemburu
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (1)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (2)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (3)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (1)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (4)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (1)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (2)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (3)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu (4)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (1)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (2)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (3)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (4)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (1)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (2)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (3)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (4)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (1)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (2)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (3)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (4)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (1)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (2)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (3)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (4)
- Bab 88 Benar-benar Sangat Lucu (1)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (2)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (3)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (4)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (1)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (2)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (3)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (4)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (1)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (2)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (3)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (4)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (1)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (2)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (3)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (4)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (1)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (2)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (3)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (4)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (1)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (2)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (3)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar(4)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (1)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (2)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (3)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (4)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (1)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (2)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (3)
- Bab 95 Menyeramkan (4)
- Bab 96 Terima Kasih (1)
- Bab 96 Terima Kasih (2)
- Bab 96 Terima Kasih (3)
- Bab 96 Terima Kasih (4)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (1)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (2)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (3)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (4)
- Bab 98 Tidak Layak (1)
- Bab 98 Tidak Layak (2)
- Bab 98 Tidak Layak (3)
- Bab 98 Tidak Layak (4)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(1)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(2)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(3)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(4)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (1)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (2)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (3)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (4)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (1)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (2)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (3)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (4)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (1)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (2)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (3)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (4)
- Bab 103 Luka (1)
- Bab 103 Luka (2)
- Bab 103 Luka (3)
- Bab 103 Luka (4)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (3)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (4)
- Bab 105 Terasuki 1
- Bab 105 Terasuki 2
- Bab 105 Terasuki 3
- Bab 105 Terasuki 4
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (1)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (2)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (3)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (4)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (1)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (2)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (3)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (4)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (1)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (2)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (3)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (4)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (1)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (2)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(3)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(4)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar (1)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(2)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(3)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(4)
- Bab 111 Manja (1)
- Bab 111 Manja (2)
- Bab 111 Manja (3)
- Bab 111 Manja (4)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (1)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (2)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (3)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (4)
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 1
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 2
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 3
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? (4)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (1)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terkahir Kali (2)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (3)
- Bab 114 Menemuimu Untuk Terakhir Kalinya 4
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (1)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (2)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (3)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (4)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (1)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (2)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (3)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (4)
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 1
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 2
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 3
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 4
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (1)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela 4
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (1)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (2)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (3)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (4)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (1)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (2)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (3)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (4)
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 1
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 2
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 3
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 4
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (1)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (2)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (3)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (4)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (1)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (2)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (3)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (4)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (1)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (2)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (3)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (4)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (1)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (2)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (3)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (4)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (1)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (2)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (3)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (4)
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 1
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 2
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 3
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 4
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (1)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (2)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (3)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (4)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (1)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (2)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (3)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (4)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (1)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (2)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (3)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (4)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (1)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (2)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (3)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (4)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (1)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (2)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (3)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (4)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (1)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (2)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (3)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (4)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (1)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (2)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (3)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (4)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (1)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (2)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (3)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (4)
- BAB 136 Menjemputmu 1
- BAB 136 Menjemputmu (2)
- Bab 136 Menjemputmu 3
- Bab 136 Menjemputmu (4)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (1)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (2)
- Bab 138 Sangat Indah (1)
- Bab 138 Sangat Indah (2)
- BAB 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (1)
- Bab 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (2)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (1)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (2)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu ?(1)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu (2)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (1)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (2)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (1)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (2)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulang Kesalahan Yang Sama (1)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulangi Kesalahan Yang Sama (2)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (1)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (2)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (1)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (2)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (1)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (2)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (1)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (2)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (1)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (2)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (1)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (2)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (1)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (2)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (1)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (2)
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu.
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu (2)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (1)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (2)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (1)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (2)
- BAB 156 Jika Suka Katakan (1)
- Bab 156 Jika Suka Katakan (2)
- Bab 157 Bagaimana Dengan Begini,Masih Dingin Tidak (1)
- Bab 157 Kalau Begitu, Masih Dingin? (2)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (1)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (2)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (1)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (2)
- Bab 160 Kamu Gugup (1)
- Bab 160 Kamu Gugup (2)
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta (2)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (1)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (2)
- Bab 163 Ada Apa? (1)
- Bab 163 Ada Apa? (2)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (1)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (2)
- Bab 165 Kak TIng, ayolah (1)
- Bab 165 Kak Ting, Cepat Kemari (2)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (1)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (2)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang Kemari (1)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang (2)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (1)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (2)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (1)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (2)
- Bab 170 Minat Suami Istri, Pelajari (1)
- Bab 170 Minat Suami Dan Istri, Pahami (2)
- Bab 171 Kekanak-Kanakan (1)
- Bab 171 Kekanak-kanakan (2)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (1)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (2)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (1)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (2)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (1)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (2)
- Bab 175 Istriku (1)
- Bab 175 Istriku (2)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (1)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (2)
- Bab 177 Bersama Suaminya (1)
- Bab 177 Bersama Suaminya (2)
- Bab 178 selamat (1)
- Bab 178 Selamat (2)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (1)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (2)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (1)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (2)
- Bab 181 Menginginkan Anak (1)
- Bab 181 Menginginkan Anak (2)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (1)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (2)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (1)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (2)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (1)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (2)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (1)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (1)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (2)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (4)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (1)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (2)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (3)
- Bab 190 Aku Punya Cara (1)
- Bab 190 Aku Punya Cara (2)
- Bab 190 Aku Punya Cara (3)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal dari yang Seharusnya (1)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (2)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (3)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (1)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (2)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (3)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (1)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (2)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (3)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (1)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (2)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (3)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-Apa Lagi (1)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-apa Lagi (2)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (1)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (2)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (1)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (2)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (1)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (2)
- Bab 199 Pergi (1)
- Bab 199 Pergi (2)
- Bab 199 Pergi (3)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (1)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (2)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (3)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itu Yang Sebenarnya (1)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itulah Yang Sebenarnya (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (1)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (3)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (1)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (2)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (1)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (1)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (3)
- Bab 206 Pulau Bali (1)
- Bab 206 Pulau Bali (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (1)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (3)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (1)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (2)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (3)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (3)
- Bab 210 Dimana Dia (1)
- Bab 210 Dimana Dia (2)
- Bab 210 Dimana Dia (3)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin (1)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (2)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (3)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (1)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (2)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (3)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (1)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (2)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (3)
- Bab 214 Pertukaran (1)
- Bab 214 Pertukaran (2)
- Bab 214 Pertukaran (3)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (1)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (1)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (3)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (1)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (2)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (3)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (1)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (2)
- Bab 219 Tereskpos (1)
- Bab 219 Terekspos (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (1)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (3)
- Bab 221 Memukul Wajah Sendiri (1)
- Bab 221 Memukul Wajahnya Sendiri (2)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (1)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (2)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (1)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (2)
- Bab 224 Pelajaran (1)
- Bab 224 Pelajaran (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (1)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (3)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (1)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (1)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (3)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (1)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (2)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (3)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (2)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (1)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (3)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (1)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (2)
- Bab 230 Konfrontasi Lu-Zhou dan Gu Jingwen (3)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (1)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (2)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (1)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (2)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (4)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (5)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (6)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (1)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (2)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (3)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (4)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (5)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (6)
- Bab 234 Lu Zhou Berkelahi & Penahanan & Pengakuan (1)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (2)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (3)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (4)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (5)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (6)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (1)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (2)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (3)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (4)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (5)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (6)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (1)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (2)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (3)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (4)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (5)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (6)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (1)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (2)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (3)
- Bab 238 Orangtua Pulang dan Kembali ke Kota Jiang (1)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (2)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (3)
- Bab 239 Refleksi & Pertemuan di Kuburan (1)
- Bab 239: Refleksi & Pertemuan di Kuburan (2)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (1)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (2)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (1)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (2)
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 1
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 2
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 1
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 2
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 1
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 2
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 1
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 2
- Bab 246 Takdir Mimpi 1
- Bab 246 Takdir Mimpi 2
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 1
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 2
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 2
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 1
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 2
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 1
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 2
- Bab 251 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 1
- Bab 252 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 2
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 1
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 2
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 1
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 2
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 1
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 2
- Bab 256 Peluang Untuk Merawat Anak
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 1
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 2
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 1
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 2
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 1
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 2
- Bab 260 Pijatan 1
- Bab 260 Pijatan 2
- Bab 261 Mencuci Kaki 1
- Bab 261 Mencuci Kaki 2
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 1
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 2
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 1
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 2
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 1
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 2
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 1
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 2
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 1
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 2
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 1
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 2
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 1
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 2
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 1
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 2
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 1
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 2
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 1
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 2
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 1
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 2
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 1
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 2
- Bab 274 Anak 1
- Bab 274 Anak 2
- Bab 275 Akhir Dari Part 1
- Bab 275 Akhir Dari Part 2
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua (1)
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua 2
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat, Dapat Hadiah 1
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat Dapat Hadiah 2
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelajar Itu? 1
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelayar Itu? 2
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 1
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 2
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (1)
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (2)