Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 157 Kalau Begitu, Masih Dingin? (2)

Karena malam hari cuaca sangat dingin, mereka juga tidak bisa pergi kemana-mana.

Sebelum kembali ke kamar, Lanxi melepaskan jaket yang dia pakai dan kembalikan ke Zhou Hesi.

Kemudian dia berkata 'selamat malam' dengan Zhou Hesi.

Mengambil jaketnya, Zhou Hesi juga menjawab dengan senyuman, "Selamat malam"

Kedua orang itu pun tidak membahas lagi tentang pelukan tadi,

Karena sore tadi sudah tidur, Lanxi tidak merasa ngantuk.

Waktu keluar tadi Lanxi tidak membawa ponsel, setelah kembali ke hotel, secara kebiasaan dia mengambil ponselnya.

Di kotak pesan, ada pesan baru yang dikirimkan oleh Lu Yanting.

Pesan itu dikirimkan pada jam 5.30 sore, sepertinya tidak lama setelah dia menelpon.

Isi pesan teks sangat sederhana, setelah membaca Lanxi memutuskan unuk tidak membalas beserta langsung menghapus pesan tersebut.

Selanjutnya, Lanxi melempar ponselnya ke samping sebelum berbaring di atas tempat tidur.

**

Hari ini terjadi terlalu banyak hal, setelah kembali ke rumah Lu Yanting sama sekali tidak ingin tidur.

Mau percakapan dengan Shen Houzhong tadi siang, atau masalah Fu Xing membaca Cheng Zi pergi tadi, salah satu dari masalah ini sudah bisa membuat dia sakit kepala.

Selain itu, dia bahkan harus menyelesaikan masalah ini satu per satu.

Berpikir tentang Lanxi dan Zhou Hesi sedang liburan di luar, Lu Yanting merasa sangat cemas.

Lu Yanting sangat jelas tentang tujuan Zhou Hesi.

Sekarang Sheng Houzhong bahkan berkata mau mendukung mereka berdua pacaran.

Dua orang pergi liburan, kalau ada sesuatu yang terjadi----

Berpikir tentang kemungkinan ini, Lu Yanting memiliki keinginan untuk naik pesawat sekarang ke Tibet untuk mencari mereka.

Mengetahui pemikirannya tidak tenang, Lu Yanting hanya bisa menghibur dan menenangkan dirinya.

Meskipun tidak percaya dengan Zhou Hesi, Lu Yanting tetap harus percaya kepada Lanxi.

Seharusnya Lu Yanting percaya kepada Lanxi, dia bukan orang seperti itu.

Tetapi, benar-benar sangat susah untuk membujuk dirinya.

Kalau Zhou Hesi benar-benar mau melakukan apa-apa terhadap Lanxi-------

Berpikir sampai sini, Lu Yanting merasa semakin frustrasi.

Pada saat itu, ponsel Lu Yanting tiba-tiba bergetar.

Lu Yanting menundukkan kepalanya dan menyadari yang menelpon dia adalah nomor asing.

Meskipun begitu, Lu Yanting sudah bisa menebak siapakah penelpon itu.

Tanpa meragu banyak, Lu Yanting langsung mengangkat telpon.

Sesuai ekspektasi, suara Fu Xing langsung berdering.

Setelah telpon terkoneksi, Lu Yanting langsung bertanya : "Buat apa kamu membawa Cheng Zi pergi?"

Seolah-olah sudah menduga pertanyaan Lu Yanting, setelah hening beberapa detik Fu Xing pun menjawab : "Aku melakukan hal ini demi melindunginya"

Lu Yanting : ".....iya?"

Suara Fu Xing terdengar agak berat, sangat berbeda dengan sikap biasanya yang suka bermain.

Mendengar cara berbicara Fu Xing, Lu Yanting juga sudah mengetahui tingkat keseriusan masalah.

"Beri tahu aku alasan yang detail" Lu Yanting berkata.

Fu Xing hening belasan detik sebelum berkata : "Kamu janji dulu kepada aku, jangan beri tahu dia"

"Haha" Mendengar kata-kata Fu Xing, Lu Yanting langsung tertawa dengan dingin kemudian bertanya : "Sejak kapan kamu mulai peduli dengan perasaan dia?"

Fu Xing : "............."

Lu Yanting : "Aku ingat kemarin aku pernah bertanya kepada kamu, apakah kamu memiliki alasan tersembunyi yang membuat kamu berpisah dengannya, tetapi kamu menjawab tidak"

Fu Xing tetap tidak berbicara, tetapi jari tangannya yang memegang ponsel sudah berwarna putih pucat.

Pada saat ini, Fu Xing masih berada di sebuah vila yang terletak di pinggiran kota Jiang.

Cheng Zi yang menangis dari tadi sudaht tertidur dengan kecapekan di atas sofa.

Suasana di dalam vila sangat sunyi, sunyi sampai bisa mendengar suara angin yang berhembus di luar.

Fu Xing tidak tahu harus menjawab apa dengan Lu Yanting sehinga dia tidak berkata apa pun dalam jangka waktu panjang.

Fu Xing jarang mengalami masa seperti ini.

Lu Yanting tahu sepertinya dirinya sudah menusuk ke luka Fu Xing, sehingga dia pun berkata dengan nada suara agak lega,

"Beri tahu aku alasan detail dulu"

"Dalam waktu satu bulan ini, anakku harus terus berada di depan mataku, dia tidak boleh pergi ke sekolah"

Fu Xing tidak mengatakan alasan, malahan dia langsung mengatakan permintaannya kepada Lu Yanting: "Masalah ini aku tidak bisa berdiskusi dengannya, kamu cari cara untuk membujuk dia. Jangan peduli alasan aku tiu apa, tujuan aku hanya demi menjaga keamanan anakku"

Setelah mendengar kata-kata Fu Xing, Lu Yanting tertawa dengan dingin sebelum bertanya : "Kamu tidak mau mengatakan alasannya sampai sekarang? Fu Xing, kamu mengira beberapa kalimat ini bisa membuat dia setuju anaknya mengikuti kamu sebulan?"

Fu Xing : "........."

Tidak, tentu saja dia tidak akan setuju,

Fu Xing mengerti Lu Qingran.

Personalitas dia menyukai mengetahui dari batang sampai akar, setiap masalah dia harus tahu secara detail.

Apalagi masalah ini berhubungan dengan anaknya, alasan seperti ini tidak akan bsia membujuknya.

Tetapi.... ada beberapa masalah, Fu Xing benar-benar tidak bisa memberi tahu dia.

Sekarang masih bukan saatnya,.

Lu Yanting bisa menebak sebagian alasan Fu Xing melakukan hal ini, tetapi karena semua ini hanya tebakannya, Lu Yanting tidak memastikan dengan Fu Xing apakah tebakan dia itu benar atau salah.

Kalau bukan karena berhubungan dengan Cheng Zi, Lu Yanting tidak akan bertanya hal seperti ini juga.

"Fu Xing, kamu benar-benar tidak bermaksud memberi tahu aku alasan?" Lu Yanting bertanya untuk terakhir kalinya, "Kamu jangan lupa sini adalah kota Jiang."

Kalimat terakhir bisa dibilang peringatan.

Fu Xing tidak bodoh, dia tentu saja tahu seberapa besar kekuasaan keluarga Lu Yanting di kota kota Jiang, asal Lu Yanting memiliki niat mau mencari kota Jiang, semua ini hanya masalah waktu.

Jadi, sebenarnya Fu Xing sudah tidak memiliki pilihan lain.

Akhirnya Fu Xing berkata.

"Keluargaku sedang mencari Cheng Zi" Fu Xing hanya mengatakan satu kalimat ini.

Fu Xing percaya, berdasarkan kecerdasan Lu Yanting, seharusnya dia sudah mengerti maksudnya.

Fu Xing juga tahu semua tebakan Lu Yanting.

"........karena keluarga kamu?"

Lu Yanting selalu memiliki tebakan ini, hanya saja dia tidak memastikan dengan Fu Xing.

Kata-kata Fu Xing sekarang sama dengan telah membuktikan tebakan Lu Yanting itu benar.

Jadi, pertanyaan Lu Yanting ini sebenarnya merupakan dua pertanyaan.

Fu Xing yang mengerti dengan hal ini hanya menjawab, "Iya"

Lu Yanting : "Kamu benar-benar pandai menahan"

Lu Qingran tidak berbicara, setelah hening beberapa detik, dia berkata : "Jangan beri tahu dia"

Lu Yanting : "Kamu tenang saja, masalah seperti ini aku tidak akan beri tahu dia"

Lu Yanting tidak ingin Lu Qingran ikut campur dengan perang internal keluarga mereka.

Meskipun usia Lu Liangqiang sudah tidak muda, personalitasnya tetap sangat sederhana, kalau Lu Qingran masuk ke dalam keluarga harimau seperti rumah Fu Xing, dia akan ditelan sampai bahkan tulang saja tidak sisa.

Tiba-tiba Lu Yanting pun mengerti mengapa Fu Xing mau berpisah dengan Lu Qingran kemarin.

Sebagai seorang pria, Lu Yanting juga tidak ingin wanita yang dia cintai mengikuti dirinya kembali ke keluarga seperti itu.

Oh ya, lupa memberi tahu, Fu Xing adalah anak haram keluarganya.

Mendengar kata-kata Lu Yanting, Fu Xing baru menghela nafas lega.

Selanjutnya, Fu Xing berkata : "Kalau begitu aku minta tolong kamu"

Lu Yanting : "Untuk sekarang aku belum memiliki alasan logis untuk membujuk dia"

Berkata sampai sini, Lu Yanting berhenti sejenak sebelum menambah, "Kamu juga tahu dia memang memiliki personalitas sederhana, tetapi dia tidak bodoh, sementara sebagai seorang ibu, masalah anak itu sangat susah membohongnya"

Fu Xing : ".........."

Dia tentu saja mengetahui hal ini.

Karena mengetahui hal ini, makanya dia berpikir mau meminta tolong dengan Lu Yanting.

Lu Yanting : "Kamu yakin satu bulan cukup?"

Fu Xing : "........"

Sebenarnya dia juga tidak jelas.

Lu Yanting : "Sekarang aku perlu mengetahui alasan mereka mencari Cheng Zi"

Seharusnya keluarga Fu Xing tidak akan begitu peduli dengan keberadaan Cheng Zi.

"Pencocokan sumsum tulang" Fu Xing mengatakan alasan ini dengan kesusahan.

Kalimat ini juga berhasil membuat Lu Yanting merasa terkejut.

Selanjutnya, Lu Yanting bertanya : "Untuk siapa?"

"Bo Yi" Setelah mengatakan nama ini, Fu Xing menambah : "Si akar penyakit itu"

Benar-benar terlalu tidak masuk akal.

Jangan berkata yang lain, usia Cheng Zi masih begitu kecil, kalaupun hasil pencocokan benar-benar sukses, keluarga Lu Yanting juga tidak tega membiarkan Cheng Zi menjalankan operasi ini.

Tetapi ada satu hal, Lu Yanting merasa sangat penasaran.

Sehingga dia pun langsung bertanya : "Kamu tidak tega melihat Cheng Zi operasi, atau tidak ingin melihat lawanmu selamat?"

Fu Xing : "Dua-duanya"

Fu Xing mengaku dengan jujur.

Setelah mendengar Lu Yanting tertawa, tidak bisa mendengar dia merasa marah atau senang.

Setelah beberapa saat, Lu Yanting bertanya lagi : "Tunggu dia mati, pertempuran kalian juga akan berakir kan?"

Fu Xing menjawab iya dengan suara agak serak, "Seharusnya begitu"

"Setelah itu, kamu bermaksud mau kembali mencari Lu Qingran lagi?"

Kali ini Fu Xing tidak menjawab.

Pada saat itu, Cheng Zi yang sedang tidur di atas sofa berputar balik badannya dan bersuara sambil mimpi : "Ibu, aku mau ibu datang menjemput aku......."

Menatap ke anak yang berbaring di atas sofa, tenggorokan Fu Xing seperti disumbat oleh sesuatu, dia tidak bisa mengatakan apa pun.

"Fu Xing" Setelah menunggu lama, Fu Xing tidak bersuara, akhirnya Lu Yanting berkata : "Mau apa pun keputusan kamu, jangan melukai dia"

"Aku tahu" Fu Xing ditarik kembali ke realitas: "Kamu tenang saja"

"Baik, masalah ini aku akan membantu kamu membujuknya" Setelah berpikir Lu Yanting menambah, "Tentu saja, aku tidak bisa memastikan hanya seberapa lama"

"Tidak perlu terlalu lama" Berpikir tentang Bo Yi yang sudah mau mati, Fu Xing menambah, "Aku akan menambah kecepatan aku"

...........

Setelah belasan menit, telpon baru berakhir.

Setelah telpon dimatikan, Lu Yanting tetap merasa sakit kepala.

Dia membuka kotak pesan, merasa antisipasi dengan balasan Lanxi, siapa tahu Lanxi tidak membalas pesannya.

Selanjutnya, Lu Yanting melihat postingan foto Lanxi satu jam lalu di sosial media.

Foto itu adalah foto makan malam yang mewah, di dalam foto ada tangan pria.

Lu Yanting tahu tangan itu adalah tangan Zhou Hesi.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu