Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 167 Kenapa Kamu Datang Kemari (1)

Danau Qinghai benar-benar sangat indah, meskipun sebelum datang kemari Lanxi sudah melihat banyak foto danau ini, tetapi memandang secara langsung dengan mata kepala sendiri benar-benar mengagumkan.

Permukaan danau itu sejernih permukaan kaca, merefleksikan keindahan pemandangan disekitarnya, langit dan tanah seakan-akan menyambung menjadi satu begitu saja.

Setelah turun dari mobil, Lanxi berdiri dikejauhan dan melihat pemandangan sekitar ditempat yang lebih tinggi, menarik nafas dalam-dalam, seakan-akan tubuhnya akan melayang diudara.

Lanxi akhirnya mengerti, mengapa banyak orang memilih untuk datang berlibur ketempat yang tidak termasuk dalam pengertian kota maju pada umumnya, seperti tempat ini.

Terkurung dalam penjara tanah dalam waktu yang cukup lama, orang selalu membutuhkan kesempatan untuk bernafas dengan bebas, tidak peduli di Tibet maupun di Qinghai, semua dapat memberikan ketenangan untuk orang yang datang, melepaskan segala penat dunia.

Lanxi berdiri ditempatnya sambil menutup mata dan menarik nafas dalam-dalam, Zhou Hesi melihat Lanxi yang seperti ini mengerti ia sedang menikmati waktunya saat ini.

Dapat melihat wajah Lanxi yang menunjukkan ekspresi seperti itu, membuatnya merasa tujuannya membawa Lanxi dalam trip ini telah berhasil.

Zhou Hesi berdiri disamping Lanxi dalam diam, sesaat-saat melihat kearahnya.

Hui Ling turun dari mobil bersama dengan mereka, saat baru turun dari mobil, Hui Ling pun terkesima dengan keindahan pemandangan yang terpampang didepannya.

Hui Ling biasanya sering keluar untuk berlibur, tetapi yang menjadi tujuan liburannya biasanya adalah lokasi-lokasi diluar negeri, jarang sekali dia berjalan-jalan didalam negeri.

Pemandangan indah diluar negeri memang ada, tetapi dibandingkan dengan Qinghai benar- benar terasa berbeda.

Setelah turun dari mobil, Hui Ling juga memandang keindahan sekitar dari kejauhan, sesaat kemudian ia teringat akan tugasnya.

Kemudian, ia pun mengalihkan pandangannya ke Zhou Hesi yang berada disampingnya.

Sangat tidak kebetulan juga, Zhou Hesi sedang memandangi Lanxi.

Melihat keadaan yang seperti itu, Hui Ling segera berjalan menuju sebelah Zhou Hesi, mulai mengganggunya.

“Eh, omong-omong, kita masuk dari mana ya? Kamu pasti pernah datang kemari kan? Bisa bantu aku memperkenalkan sedikit?”

Saat berbicara kalimat ini, Hui Ling sambil mengedipkan matanya dengan pandangan mata yang tidak dapat diungkapkan betapa beningnya.

Pandangan mata seperti ini ditambah dengan cara berbicaranya yang seperti ini, sepertinya tidak ada orang yang dapat menolaknya.

Zhou Hesi pada mulanya memang tidak membenci Hui Ling, meskipun ia mengetahui alasan Hui Ling melakukan hal ini, tetapi ia juga tidak membongkarnya.

Ia mengalihkan pandangan matanya kearah Hui Ling, mengangkat tangannya dan menunjuk kearah jalan didepan, “Nanti kita naik bersama-sama dari sana, setelah masuk itu adalah Pantai Emas dan Perak.”

Zhou Hesi dengan sabar menjelaskan kepadanya, “Nanti kita berhenti sebentar di Pantai Emas dan Perak kemudian kita pergi ke danau Chaka Salt.”

“Baiklah baiklah.” Sebenarnya Hui Ling tidak benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan oleh Zhou Hesi, bagaimanapun juga tidak peduli apa yang dikatakan oleh Zhou Hesi, ia hanya perlu mengangguk-angguk kan kepalanya.

Tepat disaat ini, Gu Chengdong dan Qu Wei juga Qiao An bertiga juga turun dari mobil.

Dileher Qiao An tergantung sebuah kamera lensa single, terlihat jelas ia berencana menggunakannya untuk memfoto.

Disiang hari mereka makan siang bersama, hubungan Zhou Hesi dan mereka termasuk sudah menjadi akrab.

Saat melihat kamera yang tergantung di leher Qiao An, Zhou Hesi tertawa sambil berkata: “Kamu juga bermain dengan kamera?”

Qiao An menganggukan kepalanya, teringat akan kata “juga” dalam kalimatnya, salah satu alisnya terangkat dengan perasaan penasaran: “Jangan bilang kalo kamu juga bermain?”

Zhou Hesi tertawa: “Mengerti sedikit, saat kuliah dulu pernah berada dalam klub fotografi beberapa saat.”

“Wah…… Kamu mengerti sangat banyak hal!” Hui Ling yang berdiri disamping mendengarkan perbincangan mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak memujinya.

Kalimat Hui Ling ini tidak mengandung ejekan ataupun rasa iri apapun, ini murni adalah ujaran pujian terhadapnya, yang keluar dari mulutnya tidak lain adalah kejujuran.

Tiba-tiba mendapat pujian sepertu ini, Zhou Hesi ternyata merasa sedikit tidak enak hati.

Zhou Hesi mengangkat tangan dan menggaruk-garuk ujung hidungnya, tertawa sambil berkata: “Tidak tidak, kamu terlalu berlebihan.”

Mereka berbincang-bincang diwaktu kosong ini, kemudian Lanxi berjalan kemari.

Saat berjalan kemari, Lanxi terbiasa untuk berhenti disebelah Zhou Hesi, “Kita berangkat sekarang?”

Zhou Hesi menoleh kearah mereka dan meminta persetujuan dari mereka: “Kalian sudah siap?”

“Sudah sudah, mari kita berangkat.” Hui Ling mengangguk-anggukkan kepala, tidak sadar untuk segera berangkat.

……

Musim ini terhitung bukanlah musim liburan, musim liburan di danau Qinghai adalah sekitar bulan 7 dan 8, dibulan 5, orang-orang yang berlibur terhitung tidak banyak.

Kebetulan mereka semua tidak suka pergi ketempat yang banyak orangnya, datang disaat ini, dimusim ini benar-benar adalah pilihan yang tepat.

Satu-satunya yang menjadi penyesalan adalah tidak dapat melihat ladang bunga Youcai.

Orang-orang di Pantai Emas dan Perak juga tidak banyak, sangat cocok untuk berfoto-foto.

Dengan pengalaman yang sebelumnya, saat Lanxi ingin berfoto, ia pasti langsung pergi mencari Zhou Hesi untuk membantunya.

Hui Ling selalu mengikuti Lanxi. Saat melihat Zhou Hesi yang membantu Lanxi untuk berfoto, Hui Ling juga tidak dapat duduk diam lagi.

“Aku juga mau foto, kamu juga tolong bantu aku mengambil foto!” sambil berkata, Hui Ling mengeluarkan ponselnya sendiri dan memberikannya kepada Zhou Hesi.

Sikapnya yang begitu hangat dan berbaik hati, mana bisa Zhou Hesi menolak permintaannya.

Lagipula, mengambil foto adalah sesuatu yang tidak susah sama sekali baginya, tidak perlu ia menolaknya.

Karenanya, Zhou Hesi menerima Hp yang diberikan oleh Hui Ling.

Setelah menerima Hp nya, Zhou Hesi menyadari benda ditangannya berbulu halus.

Menundukkan kepala untuk melihat, ia baru menyadari Hp Hui Ling dibungkus dengan sebuah case anjing putih berbulu-bulu.

Zhou Hesi menatap case Hp itu beberapa detik, tanpa tertahankan ia tertawa.

Benar-benar seorang gadis yang masih juga belum dewasa.

“Saat aku bilang 123 kamu baru pencet yaa!”

Didepannya, Hui Ling sudah mulai berpose.

Zhou Hesi dengan cepat mencari posisi untuk mengambil foto, tidak hentinya menekan tombol foto beruntun, dalam waktu pendek sudah mengambil lebih dari 50 foto untuk Hui Ling.

Setelah selesai mengambil foto, Zhou Hesi mengembalikan Hp ke Hui Ling.

Hui Ling menerima Hp nya dan mengecek foto-fotonya di album, setelah melihat hasil foto yang diambil oleh Zhou Hesi, Hui Ling benar-benar dibuat terkejut dan terkagum.

Ia biasanya berpergian dengan Gu Chengdong ataupun Qu Wei, tetapi mereka berdua sama saja, kemampuan mengambil foto mereka benar-benar buruk.

Jika tidak ada Qiao An, maka ia tidak akan memiliki beberapa foto yang dapat dilihat.

Karenanya, sebelum saat ini, Hui Ling selalu merasa kemampuan foto para pria tidak dapat dipercaya.

Tidak disangka, Zhou Hesi ternyata dapat mengambil foto dengan begitu bagusnya,. Hui Ling seketika merasa dirinya memiliki secercah harapan.

“Wah, hasil foto yang kamu ambil benar-benar bagus, nanti apakah aku masih boleh meminta bantuanmu?” Hui Ling bertanya dengan serius kepada Zhou Hesi.

Zhou Hesi menganggukkan kepala, “Tentu saja boleh.”

“Bagus sekali kalau begitu!” Hui Ling dengan semangat memegang pergelangan tangannya.

……

Lanxi baru saja kembali dari membeli air, saat kembali ia langsung melihat pemandangan seperti ini.

Dibawah sinar matahari, Hui Ling menarik pergelangan tangan Zhou Hesi dengan raut muka yang penuh dengan pengharapan.

Tubuh mereka berdua seakan-akan dilapisi dengan sinar keemasan, menyala-nyala.

Lanxi berdiri terdiam disamping sambil melihat——

Benar, mereka berdua benar-benar cocok.

Sebelumnya, ia selalu merasa dirinya sendiri mulai berhalusinasi, sekarang dilihat-lihat, sepertinya bukanlah imajinasi.

Zhou Hesi orang yang sebaik ini, hanya Hui Ling, gadis yang polos dan bersih sepertinya baru cocok untuk bersama Zhou Hesi.

Saat melihat pemandangan seperti ini, Lanxi seketika menghilangkan pemikirannya untuk “mencoba” bersama dengan Zhou Hesi.

Hati berdebar disaat itu, tidak dapat membuktikan apapun.

Orang pasti memiliki saat-saat dimana dirinya menjadi lemah, jika disaat itu orang yang mendampinginya adalah orang lain, kemungkinan besar dia juga pasti akan memiliki rasa berdebar-debar.

Dirinya dengan Zhou Hesi…… bagaimanapun juga tidak cocok.

Tentu saja, masalahnya bukan berada di Zhou Hesi, dirinya, masalah dalam dirinya lah yang terlalu banyak.

Zhou Hesi tidak menyangka Hui Ling akan memegang pergelangan tangannya, setelah merasakan perlakuan Hui Ling yang seperti ini, Zhou Hesi terdiam beberapa detik, setelah tersadarkan ia dengan segera menarik kembali tangannya.

Jiwanya agak sedikit cangguh, bersiap-siap untuk membalik kepalanya untuk melihat pemandangan, alhasil saat memutar kepala, pandangan matanya bertemu dengan mata Lanxi.

Kali ini, ekspresi wajah Zhou Hesi semakin rumit.

Zhou Hesi menggerakkan bibirnya, baru saja ia akan menjelaskan kepada Lanxi, Lanxi sudah tersenyum sambil berjalan kemari.

Lanxi seakan-akan tidak keberatan sedikitpun dengan hal ini, pandangan matanya menatap Hui Ling yang berada didepannya: “Bagaimana, Zhou Hesi cukup ahli dalam mengambil gambar bukan?”

Hui Ling benar-benar tidak menyadari tingkahnya barusan saja yang tidak sesuai, disaat ia bersemangat, ia sangat mudah untuk bertindak tanpa disadarinya kepada orang lain, biasanya disaat dia bersama Gu Chengdong maupun Qu Wei iapun seperti ini, mereka sejak kecil hingga dewasa tumbuh bersama-sama, jadi tidak akan membicarakan hal-hal seperti ini.

Hui Ling merasa bersama orang-orang yang sudah dekat dengannya, tingkah-laku seperti ini bukanlah menjadi suatu masalah, saat ini dia dengan Zhou Hesi sudah saling mengenal sehari lebih, sudah termasuk orang dekat juga kan?

“Benar sekali, benar-benar ahli.” Hui Ling setuju sambil menganggukkan kepalanya, kemudian berkata kepada Lanxi: “Dikemudian hari, ada kesempatan aku ingin memintanya untuk banyak-banyak membantuku mengambil foto.”

“Pasti ada kesempatan.” Lanxi menganggukan kepalanya, kalimatnya mengandung arti yang sangat dalam, “Kalian berdua sama-sama tinggal di kota Bei, bisa sering-sering membuat janji untuk keluar bermain.”

Arti dibalik kalimat Lanxi ini, Hui Ling tidak mengerti, tetapi Zhou Hesi mengerti.

SIkap Lanxi ini menjelaskan ia ingin menjodohkan dirinya dengan Hui Ling.

Memikirkan hal ini, Zhou Hesi tertawa menertawakan dirinya sendiri.

Ia baru saja takut karena dirinya dan Hui Ling sangat dekat membuat Lanxi marah ataupun salah paham, saat ini dilihat-lihat, dirinya benar-benar terlalu banyak berpikir.

Lanxi terhadap hal-hal ini…… benar-benar tidak peduli.

Bahkan, Lanxi masih berpikir untuk menjodohkan mereka berdua.

Lanxi tidak mencintainya, hal ini Zhou Hesi dari awal sampai akhirpun juga mengetahuinya, tetapi disaat kenyataan ini dihadapkan didepannya, tetap saja tidak mudah untuk diterima.

Memikirkan hal ini, membuat Zhou Hesi kembali mendesah.

Ia mengangkat tangan menggaruk alisnya, tiba-tiba dirinya agak sedikit kebingungan. Tidak tahu seharusnya dirinya tetap bertahan ataupun menyerah.

Ini adalah pertama kalinya ia merasa kebingungan dengan perasaannya sendiri.

Sebelumnya ia selalu merasa, selama ia berusaha pasti akan ada balasan diakhirnya.

Saat berada di Tibet, sikap Lanxi terhadapnya juga jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, ia merasa Lanxi seharusnya ada sedikit demi sedikit mulai menerima dirinya.

Kata-kata becanda maupun kata-kata jujur pun semuanya sudah diucapkannya.

Sekarang dipikir-pikir kembali, mungkin memang ia yang terlalu banyak berpikir.

Mau membuat Lanxi melepaskan Lu Yanting, mungkin adalah hal yang benar-benar susah?

Saat Zhou Hesi berkutat dengan pemikirannya sendiri, Lanxi sudah pergi bermain dengan Gu Chengdong dan juga Qian An, sedangkan Hui Ling masih berdiri ditempatnya.

Tatapan mata Zhou Hesi turun keatas Hui Ling, Hui Ling sedang menundukkan kepala bermain Hp, mungkin masih tenggelam diantara foto-foto yang tadi, tidak dapat melepaskan diri dari foto-foto itu.

Ujung mulutnya terukir sebuah senyuman, apa yang ada didalam hatinya semua tertulis diwajahnya.

Mungkin merasakan pandangan mata Zhou Hesi, Hui Ling menolehkan kepalanya, kebetulan kedua pasang mata bertemu dan saling bertatapan.

Gadis seperti Hui Ling ini, benar-benar tidak dapat merasakan apa itu ambigu, bertemu pandang dengan Zhou Hesi diapun tidak menghindar.

“Haha, aku sedang mengatur warna.” Hui Ling tertawa sambil berkata, “Kemampuanmu mengambil gambar benar-benar terlalu indah, nanti-nanti aku mau banyak-banyak berkumpul denganmu.”

Hui Ling disaat tertawa, mata dan alisnya semua melengkung indah, seperti bulan sabit, memiliki daya tarik yang sangat kuat.

Perasaan hati Zhou Hesi yang mulanya agak sedikit suram, setelah melihat senyumannya pun secara tidak disadarinya, ikut tertawa.

“Jika ada waktu, tentu saja boleh.”

“Oke, kalau begitu deal!” Hui Ling menjulurkan lidahnya, “Terima kasih untuk yang tadi, aku pergi bermain dulu ya!”

Zhou Hesi masih belum menjawabnya, Hui Ling sudah berlari-lari kecil kearah Qiao An mereka.

Zhou Hesi melihat kearah situ, Lanxi juga sudah berada disana, mereka semua bermain dengan bahagia.

Awalnya, sore hari ini seharusnya hanya ada dirinya dan Lanxi berdua saja.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu