Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 214 Pertukaran (1)

Setelah mendengarkan pertanyaan Lu Yanting, Fu Xing terdiam beberapa detik, kemudian baru memberikan jawaban: "Kapan saja boleh."

Lu Yanting berpikir sejenak, kemudian berkata kepada Fu Xing, "Oke, kalau begitu besok."

Fu Xing tertawa: "Segitu tidak sabarkah kamu mau mengetahui kabar Lanxi."

Isi hati tertebak oleh Fu Xing, Lu Yanting tidak bisa berkata apa-apa: "... ..."

Jarang bagi Fu Xing melihat Lu Yanting terkalahkan, dia lanjut mengejeknya: "Bukannya katamu dia tidak berhubungan denganmu?"

Lu Yanting: "... ... Kamu sudah cukup belum?"

"Bercanda saja." Melihat Lu Yanting akan marah karena merasa malu, Fu Xing segera berhenti, "Kalau tidak rela, jangan keras mulut, menderita hanya untuk menjaga muka."

"Jadi, di mana dia?" Lu Yanting tidak niat membahas masalah muka atau lain sebagainya, sekarang dia hanya ingin segera tahu di mana Lanxi berada.

Namun, Fu Xing tentunya tidak akan dengan begitu mudah memberitahukan keberadaan Lanxi kepada Lu Yanting.

Ini adalah chip yang tidak mudah didapatkannya, bagaimana boleh dengan mudah melepaskannya?

Setidaknya, Lu Yanting harus mempertemukan dia dengan Lu Qingran satu kali.

Fu Xing diam sejenak, senyum: "Sesudah aku bertemu Lu Qingran, aku pun akan memberi tahu kamu."

Setelah mendengar apa yang dikatakan Fu Xing, tangan Lu Yanting yang menggenggam ponsel mengerat.

Jika Fu Xing ada di depannya sekarang, dia pasti akan mengangkat tinju dan memberinya pukulan — seperti Zhou Hesi memukul dia.

Lu Yanting tidak puas dengan cara tercela Fu Xing dalam melakukan sesuatu, tapi sekarang dia hanya bisa melakukan apa yang diminta Fu Xing, karena Fu Xing tahu keberadaan Lanxi.

Oleh karena itu, setelah ragu-ragu beberapa saat, Lu Yanting mengertakkan gigi dan berkata kepada Fu Xing: "Besok pagi dia akan pergi ke sekolah Cheng Zi, kamu pergi sendiri ke sana untuk menunggunya."

Fu Xing: "Cheng Zi sudah pindah sekolah, beri aku alamat sekolah barunya."

Kali ini kembali ke kota Jiang, Fu Xing telah pergi ke sekolah Cheng Zi yang dulu.

Ketika dia bertanya di kelas, barulah dia mengetahui bahwa Cheng Zi telah pindah.

Dia bertanya pada pihak sekolah ke mana Cheng Zi pindah, tetapi mereka tidak tahu.

Tampaknya Lu Qingran sengaja merahasiakannya, mungkin karena takut dia akan datang untuk mencari Cheng Zi lagi.

Lu Yanting merespons, "Oh," "Nanti aku kirim lewat SMS."

Fu Xing: "Oke. Besok begitu aku bertemu dengannya, aku juga akan mengirimmu keberadaan Lanxi."

“Oke.” Lu Yanting hanya menjawab satu kata, kemudian langsung mematikan telepon.

Setelah menutup telepon, Lu Yanting mengirimkan nama dan alamat sekolah Cheng Zi yang baru ke Fu Xing melalui SMS.

Selesai mengirim pesan teks, Lu Yanting tiba-tiba merasa dirinya sangat tercela.

Demi seorang wanita, dia bahkan mengkhianati kakaknya sendiri--

Memikirkan ini, dia memberikan senyuman ironi pada diri sendiri.

Lanxi... ... Benar-benar merupakan hasil karma yang harus ditanggungnya dalam kehidupan ini.

Ketika Lu Yanting senyum, sudut mulutnya ikut terangkat, sudut mulut terdapat luka yang ditinggalkan oleh pukulan Zhou Hesi.

Lu Yanting menyentuh lukanya dengan jari, rasa pedih mendatanginya, dia menarik napas dalam-dalam.

………

Zhou Hesi sudah pergi ketika Lu Qingran turun ke lantai bawah.

Teringat wajah Lu Yanting yang terluka, Lu Qingran agak marah.

Melihat ekspresi Lu Qingran, Pan Yang segera bertanya: "Kenapa?"

Lu Qingran: "Di mana Pan Yang? Sudah pergi?"

Pan Yang mengangguk, "Iya, katanya mau pulang sendiri, tidak perlu aku yang antarin."

“Agaknya juga segan untuk membiarkanmu yang mengantarnya pulang,” Lu Qingran menatap ke luar jendela, "Benar-benar gila... ..."

Pan Yang tidak mengerti apa maksud perkataan Lu Qingran: "Ha?"

Lu Qingran: "Dia memukul Yanting."

Pan Yang: "... ..."

Apaan ini? Pertemuan antar saingan cinta, terjadi perkelahian hebat?

Perkelahian antara kedua orang ini, pasti hanya ada satu sebab yaitu Lanxi... ...

Berpikiran ini, Pan Yang mulai pusing.

Kekuatan Lanxi sungguh gede, sudah bercerai pun masih memiliki pengaruh yang begitu besar, benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

"Parah tidak?" Pan Yang bertanya pada Lu Qingran: "Perlukah aku menelepon dokter untuk memintanya kemari?"

Lu Qingran sekilas mengingat penampilan Lu Yanting, bagaimana mendeskripsikannya, dikatakan serius juga tidak begitu serius, tetapi jika dikatakan tidak serius juga tidak benar, skala spesifik tergantung pada orang tersebut.

Lu Qingran awalnya berpikiran untuk meminta dokter datang, tetapi begitu memikirkan bahwa Lu Yanting merupakan orang yang sangat menjaga muka, pastinya tidak ingin membiarkan dokter tahu bahwa dia dipukuli.

Jadi, ya sudah deh.

Memikirkan ini, Lu Qingran menggelengkan kepalanya ke arah Pan Yang, "Tidak usah, aku yang mengoleskan obat saja."

Pan Yang berpikir sejenak, "Boleh juga."

Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan di perusahaan, jadi Pan Yang tidak tinggal lama, pergi setelah beberapa saat.

Lu Qingran menemukan kotak obat di lantai bawah, kemudian naik ke lantai atas dengan membawa kotak obat itu.

Ketika Lu Qingran memasuki ruang belajar lagi, Lu Yanting masih duduk di sofa.

Kali ini Lu Qingran tidak mengetuk pintu sebelum masuk, tapi Lu Yanting tidak marah.

Lu Qingran berjalan ke arah Lu Yanting dan duduk di sampingnya, membuka kotak obat dan mengoleskan obat pada wajahnya yang terluka.

Lu Yanting cukup patuh, tidak bergerak, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Reaksinya ini benar-benar tidak terduga oleh Lu Qingran, dia pikir Lu Yanting tidak akan menurutinya ketika dia mengoleskan obat, tetapi Lu Yanting malah begitu patuh, sama sekali tidak bergerak.

Saat bersamaan ketika Lu Qingran penasaran, Lu Yanting membuka mulut.

Dia dengan dingin melontarkan sebuah pertanyaan, pertanyaan yang sudah pernah ditanyainya: "Apakah kamu masih suka Fu Xing?"

Setelah Lu Qingran mendengar pertanyaan ini, gerakan di tangan terpaku sekejap, tetapi tidak menjawabnya.

Lu Yanting tidak berhenti bertanya hanya karena dia tidak menjawab.

Dia terus bertanya: "Jika dia menaksir kamu lagi sekarang, apakah kamu akan kembali bersamanya?"

Lu Qingran masih tidak menjawab, tetapi gerakan mengoles obat mulai menjadi agak kaku.

Lu Yanting tahu, kedua pertanyaan ini lebih kurang mempengaruhinya.

Dan dia kebetulan bisa menilai perasaannya terhadap Fu Xing melalui reaksinya ini.

Sesuai dugaan, masih seperti sebelumnya.

Setelah dipikir-pikir, sebenarnya mereka kakak beradik memang mirip.

Setia, keras kepala, dan tidak mengerti lepas.

Setelah memahami perasaan Lu Qingran terhadap Fu Xing, Lu Yanting pun tidak begitu merasa bersalah lagi.

Dia diam-dian bersumpah, ini adalah pertama dan terakhir kalinya ia melakukan hal seperti ini.

Jika bukan demi mengetahui keberadaan Lanxi, dia tidak akan pernah melakukan "pengkhianatan" terhadap Lu Qingran.

**

Lu Yanting tidak pernah memberi tahu Lu Qingran bahwa dia telah "melakukan pertukaran" dengan Fu Xing.

Karena itu, keesokan harinya ketika pergi ke sekolah untuk mengantar Cheng Zi dan bertemu Fu Xing di gerbang sekolah, Lu Qingran amat terkejut.

Terakhir kali ia bertemu dengan Fu Xing adalah di rumah sakit, setelah itu, Fu Xing seolah-olah menghilang dari kehidupannya.

Lu Qingran mengatakan pada dirinya sendiri untuk mencoba tidak memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan Fu Xing, seiring waktu ia pun tidak senekat dulu lagi.

Kemudian, Lu Yanting mengalami kecelakaan mobil, urusan yang harus ditanganinya pun semakin banyak, begitu sibuk, dia secara alami tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal ini.

Sekarang Fu Xing muncul kembali di depannya tanpa memberikan pertanda apa pun, dia terbengong. Ketika Lu Qingran sedang terbengong, Fu Xing sudah datang padanya dan menghalangi jalannya.

“Ayo pergi denganku.” Fu Xing memandang Lu Qingran dan mengucapkan tiga kata ini.

Mendengar suara yang tidak asing ini, Lu Qingran akhirnya kembali sadar.

Dia menatap Fu Xing, mencibir, "Apa-apaan kamu?"

Lu Qingran tidak pernah bisa menyembunyikan emosi sendiri, terutama di depan Fu Xing, ketika dia marah, dia bisa mengatakan apa saja.

Telah bersamanya selama bertahun-tahun, Fu Xing tentu saja mengenal sifatnya.

Karena itu, bahkan jika dia berkata demikian, Fu Xing tidak kesal.

Dia tersenyum ringan, mengangkat tangan dan menyeret Lu Qingran ke dalam pelukannya, sama sekali tidak peduli bahwa mereka berada di tempat umum, bahkan masih di depan sekolah.

“Sialan kau lepaskan aku!” Lu Qingran marah dengan sikap sembrono Fu Xing, “Sakit kamu?”

“Iya, sakit.” Fu Xing mengaku dengan senang hati, tidak marah, wajah memasang senyuman, “Maukah kamu menjadi obatku?”

Lu Qingran sudah lama tidak mendengar Fu Xing mengatakan kata-kata gombal.

Sebenarnya, saat mereka berpacaran, Fu Xing sering mengucapkan kata-kata manis ini untuk membuatnya senang.

Pada saat itu, Lu Qingran sama sekali berbeda dari sekarang.

Ketika dia mendengar kata-kata manis ini sebelumnya, dia merasa sangat manis, seolah-olah sedang berendam dalam toples madu.

Sekarang, mungkin karena telah mengalami banyak hal, sehingga membuatnya merasa jijik setelah mendengarkan ini.

Oleh karena itu, Lu Qingran dengan tidak mengenal kasihan mencaci-makinya, "Phei, sialan jangan membuatku jijik, pergi."

Perasaannya terhadap Fu Xing benar-benar kacau, cinta hingga menggila, pada saat bersamaan juga benci hingga menyumsum.

Mungkin benar, cinta yang ekstrim, pada akhirnya akan berubah menjadi benci.

Fu Xing berpikir bahwa dirinya sudah cukup sabar, tetapi Lu Qingran masih saja bersikap seperti ini, dia pun terpaksa mengambil langkah-langkah keras.

Dimarahi beberapa kali oleh Lu Qingran, raut muka Fu Xing tidak sebaik sebelumnya.

Dia menundukkan kepala, mendekati telinga Lu Qingran, satu tangan menekan bahunya.

“Kalau mau ditiduri aku di sini, lanjutkan makianmu.”

Lu Qingran dapat mendengar bahwa Fu Xing tidak sedang bercanda, dia serius.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu