Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (3)

“Kalau sudah menjadi Nyonya Lu, maka harus memakai standarku." Lu Yanting menunduk dan memandang Lanxi, "Aku tidak ingin makan makanan luar setiap hari."

"Kalau begitu cari seorang pembantu saja. " Lanxi agak tidak senang. "Aku menikah denganmu bukan untuk menjadi juru masak kamu."

Lu Yanting tidak marah, hanya tersenyum: “Tampaknya kamu mau bercerai?”

Lanxi: “Apa yang mau kamu makan? Aku coba buatkan.”

Lu Yanting melepaskannya, “Terserah, asalkan yang agak ringan.”

……

Sepuluh menit kemudian, Lanxi datang ke dapur.

Membuka kulkas, ternyata ada sayur-mayur di dalamnya.

Membuka lagi freezer, daging juga ada.

Sialan… …siapa yang membeli semua ini? Jelas sengaja bertentangan dengannya.

Lanxi menarik napas dalam-dalam, membiarkan emosi dirinya lebih tenang.

Dia sangat tidak suka masak. Tidak benar, tepatnya, dia sangat tidak menyukai semua pekerjaan rumah.

Dari kecil hingga besar, Bai Wanyan tidak pernah menanamkan dalam dirinya mengenai gagasan bahwa "wanita memang harus memasak dan mencuci".

Lanxi berdiri di depan kulkas, mengeluarkan semua sayur yang ada di dalamnya dan memandang semua itu.

Kentang harus dikupas, eliminasi; terong harus dikupas, eliminasi; kacang harus dibersihkan satu per satu, eliminasi… … yang tersisa hanya jamur dan sayuran.

Kedua ini sepertinya boleh ditumis bareng.

Lanxi mengeluarkan ponsel dan mencari tutorial, lalu mulai mencuci sayuran.

Sambil mencuci, sambil memaki Lu Yanting di dalam hatinya.

Lanxi menuangkan minyak ke dalam wajan sesuai dengan tutorial. Sesudah minyak panas, sayuran dimasukkan ke dalam.

Jamur dan sayuran hijau penuh air, begitu dimasukkan ke wajan, seluruh wajan bagai meledak.

Minyak memercik, lengan dan tangan Lanxi melepuh.

“ARH---- Sialan!”

Gerakannya di dapur amat keras, setelah mendengar jeritannya, raut muka Lu Yanting berubah, segera bangkit dan berjalan cepat ke dapur.

Begitu masuk, langsung terlihat Lanxi bersandar di dinding dengan ekspresi kesakitan.

Lu Yanting menghampirinya, suara terdengar cemas: "Apa yang terjadi?"

“Gara-gara kamu!” Lanxi sangat sakit, setelah melihat Lu Yanting, seolah-olah bertemu dengan musuh.

Dia mengangkat kaki dan menendang betis Lu Yanting dengan kuat.

Lu Yanting: “… …”

Dia ingin marah, tapi melihat ekspresi Lanxi yang menderita, dia menahan emosinya.

Lu Yanting pergi memadamkan api, berbalik badan dan bertanya padanya: “Apa yang terjadi?”

“… … Bagaimana aku bisa tahu?” Kata Lanxi dengan tidak sabar, “aku sudah memasukkan sayuran ke dalam wajan, wajannya tiba-tiba seperti mau meledak, sakit sekali.”

“Mana yang sakit?” Lu Yanting mendekatinya lagi.

Lanxi mengangkat tangan kanannya, “kamu lihat.”

Lu Yanting memandangnya dan terlihat lepuhan di punggung tangannya.

Dia ingin memarahi Lanxi tidak berwawasan umum, setelah pertimbangan, dia akhirnya menahannya lagi.

Tampaknya dia benar-benar tidak pernah memasak. Lu Yanting mengeluarkan obat dari kotak obat, mengoleskan obat untuknya.

Lanxi tidak bergerak, dengan turut duduk di kursi makan dan membiarkannya mengoles obat.

Sesudah mengoleskan obat, Lu Yanting pergi mencuci tangan, kemudian masak.

Melihat dia masak, Lanxi semakin marah.

Hehe, jelas-jelas dirinya sendiri bisa masak, tapi tadinya malah sengaja mempersulitkannya… …

“Aku mau makan udang.” Lanxi dengan sombong mengajukan permintaannya pada Lu Yanting.

“Oke.” Lu Yanting menyetujuinya.

**

Satu jam kemudian, Lu Yanting selesai memasak 3 hidangan.

Sebenarnya dia juga tidak terlalu pandai memasak, lagipula dia juga sudah beberapa tahun tidak masak.

Dia belajar cara masak beberapa hidangan ini dari ibu Gu jingwen.

Lu Yanting memberi Lanxi semangkok nasi dan sekaligus menyiapkan alat makan untuknya.

Lanxi tidak bergerak sama sekali, tentu saja, dia sangat menikmati pelayanan seperti ini.

Saat makan, Lu Yanting melirik lengannya, "Apakah masih sakit?"

Lanxi: “Tentu saja sakit.”

Lu Yanting: "Lain kali lebih berhati-hati, ada air di sayur, ketika kamu memasukkannya ke wajan, jangan berdiri terlalu dekat."

Mendengar perkataannya, Lanxi langsung tanggap maksudnya.

Jelas bahwa kedepannya dia akan terus menyuruhnya masak!

Dia tidak tertipu.

“Tidak ada lain kali.” Sikap Lanxi tegas, “Lain kali langsung pesan dari luar.”

Ekspresi Lu Yanting berubah: “Aku sudah bilang, aku tidak mau makan makanan luar setiap harinya di saat aku sudah menikah.”

Lanxi menawarkan opsi lain: "Kalau begitu, kamu bisa menggaji seorang bibi untuk masak. Yang penting aku tidak akan memasak lagi."

Lu Yanting menyipitkan mata dan menatapnya: “Apakah sebelumnya kamu juga begitu keras kepala saat bersama dengan Shen Wenzhi?”

Lanxi awalnya sedang mengambil lauk, setelah mendengar nama Shen Wenzhi, sumpit tidak stabil, sayur langsung jatuh ke atas meja.

“Heh.” Melihat reaksinya itu, Lu Yanting tersenyum sinis.

Dia hanya sekadar tanya, tidak sangka akan menimbulkan reaksi yang begitu besar.

Seberapa sukanya dia terhadap Shen Wenzhi?

Lanxi tahu dirinya kehilangan kontrol.

Dia menarik napas dalam, menarik beberapa lembar tisu dan membersihkan sayur yang terjatuh ke atas meja.

“Kenapa tidak bicara?” Lu Yanting tidak bermaksud mengakhiri topik ini.

Lanxi berdengus dengan dingin: “Benar, aku selalu begitu.”

Lu Yanting lagi-lagi tersenyum: “Makanlah.”

……

Makan malam selesai, Lanxi naik ke lantai atas dan mandi untuk kedua kalinya.

Ketika keluar, Lu Yanting sudah berbaring di atas ranjang.

Mengingat masalah masak tadi, tentunya sikap Lanxi padanya tidak akan baik.

Ketika berbicara, suaranya juga terdengar amat menyindir: “Apakah Bos Lu belum puas melakukannya?”

Lu Yanting mengerutkan kening: “Kenapa kamu harus berpura-pura di hadapanku?”

Lanxi: “… …”

Lu Yanting mengambil obat di samping dan menyodorkannya ke dia, “makan obat!”

Jika tidak diingatkan olehnya, Lanxi benar-benar melupakan hal ini.

Lanxi menerima obat dari tangan Lu Yanting, menelannya bersamaan dengan air.

Baru saja selesai makan obat, Lu Yanting langsung meraih pinggangnya dan menekannya di ranjang.

Lanxi sulit diatur, dia terus meronta.

Lu Yanting mengangkat tangan dan menepuk bokongnya.

“Jangan bergerak.”

Lanxi: “… …”

“Tenang saja, energiku tidak begitu kuat, aku tidak akan melakukannya malam ini." Lu Yanting membawanya ke dalam pelukan dan menutupinya dengan selimut. "Tidur dengan nyenyak malam ini, besok aku akan menemanimu ke tempat Liao Xuan."

… …Kenapa tiba-tiba menjadi begitu lembut? Mata Lanxi berputar.

Apakah ini semacam bayaran setelah diberi siksaan?

Lanxi langsung memberitahunya: “Besok aku ada urusan, tidak pergi.”

Raut muka Lu Yanting menggelap: “Urusan apa?”

Lanxi: “Intinya aku tidak pergi, luangkan waktumu untuk nona Gu saja, aku tidak memerlukannya.”

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu