Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 181 Menginginkan Anak (2)

Mendengar ini, sikap Lanxi menjadi jauh membaik, emosionalnya juga menjadi jauh lebih tenang.

Lu Yanting bisa merasakan perubahan Lanxi.

Dia mengangkat tangan, merangkul Lanxi dan menepuk punggungnya perlahan.

“Kelak aku akan mendengarkan semua yang kamu inginkan, ok?” Lanxi hanya memejamkan mata tanpa mengatakan apapun.

Sekarang setelah dia sedikit tenang, rasanya emosi dia sudah tidak seperti tadi lagi.

Dia menarik diri dari pelukan Lu Yanting, lalu berkata padanya : “Kamu masaklah.”

Ia lalu kembali ke tempat duduknya.

Lu Yanting memotong begitu banyak barang, begitu mendengar Lanxi berkata demikian, ia segera kembali untuk melanjutkan masakannya.

Kedua tangan Lanxi menopang keningnya diatas meja makan, karena dia tadi terlalu emosional, sekarang kepalanya mulai sakit.

dia tidak mengerti, kondisi seperti tadi……

Kenapa dia tidak bisa mengontrol dirinya?

namun, bisa pindah keluar dari sini, memang jauh lebih baik.

**

Malamnya sebelum tidur, perut bawah Lanxi terasa agak sakit, sepertinya sudah mendekati masa menstruasi.

Sekujur tubuhnya begitu lemas tidak bertenaga, betis kaki juga terasa begitu nyeri.

Dia merasa tidak enak badan, Lu Yanting yang berbaring disisinya tentu bisa merasakannya juga.

Melihat Lanxi mengangkat tangan untuk memegang perutnya, tatapan Lu Yanting sedikit berubah.

Ia menatap bagian perutnya sesaat, lalu bertanya padanya : “Datang?”

Lanxi menggeleng : “Tidak.”

Menstruasinya sudah tidak datang beberapa waktu, namun jadwal menstruasinya memang tidak tepat, membuatnya tidak pernah punya kebiasaan mencatat kapan terakhir mendapat tamu bulanannya, sehingga agak kacau.

Orang lain menanyakan tanggal menstruasinya, ia sama sekali tidak bisa menjawab.

Melihat Lanxi menggeleng, tiba-tiba ada emosional yang cukup rumit muncul sekilas didalam mata Lu Yanting, namun hanya sesaat saja sudah kembali normal.

Dia merenggangkan tangan merangkul Lanxi, satu tangannya mengelus lembut perut Lanxi.

Awalnya Lanxi tidak ingin membiarkannya melakukan ini, namun setelah tangannya mengelus perutnya beberapa kali, Lanxi malah merasa tidak begitu nyeri, bahkan terasa sangat nyaman.

Manusia memang sulit untuk menolak rasa nyaman, sehingga dia memejamkan mata perlahan.

Lu yanting mengelus perut Lanxi sambil menghitung tanggal menstruasi Lanxi dalam hati.

Sebenarnya tanggal menstruasi Lanxi sangat tidak tepat, bahkan tidak setiap bulan datang.

Lu Yanting berpikir sejenak, sejak dia ke XiNing, sepertinya Lanxi belum datang bulan juga.

Kalau kondisi ini terjadi pada wanita lain, sudah bisa dicurigai apakah sedang hamil, namun dia……….. kalau pun dia dua bulan tidak datang itu masih termasuk normal.

Jadi, dia sama sekali tidak bisa memutuskan. Tidak salah, ketika di Qing Haihu, ketika mereka melakukannya sama sekali tidak melakukan antisipasi apapun.

Pertama, karena di kamar penginapan kecil itu sama sekali tidak ada pengaman, ini merupakan alasan yang paling halus.

Alasan kedua …… karena dia juga tidak ingin menggunakannya.

Ketika itu Lu Yanting melakukannya dengan perasaan yang cukup kecewa. Meskipun dia sudah beberapa kali tidak melakukan ak=ntisipasi, namun Lanxi akan meminum pil KB setelahnya, dan malam itu Lu Yanting mencobanya sekali lagi, berharap dia lupa meminum obat KB.

Sebenarnya ketika itu dia tidak berharap terlalu besar, namun tidak menyangka Lanxi benar-benar lupa.

Dan baginy ini benar-benar sebuah awal yang sangat bagus.

Namun ada beberapa factor yang belum bisa dipastikan, dia memiliki jadwal menstruasi yang tidak tepat, sehingga masa suburnya juga menjadi tidak menentu, dia tidak tahu apakah malam itu akan berhasil atau tidak.

Sehingga selama ini Lu Yanting terus mengamati perubahan Lanxi.

Sampai sekarang belum ada perubahan yang aneh.

Mungkin karena Lu Yanting mengelusnya dengan sangat nyaman, begitu Lanxi memejamkan mata langsung tertidur.

Begitu mendengar suara nafas Lanxi yang mulai teratur, LuYanting membungkukkan tubuhnya dan mengecup pelan wajahnya, lalu melepaskannya dan tidur disampingnya.

………

Pagi harinya ketika Lanxi terbangun, Lu Yanting sudah tidak ada.

Lanxi sudah terbiasa dengan ini, dia sudah terbiasa bangun pagi, mungkin sekarang dia sudah berada di lantai bawah.

Setelah mandi Lanxi turun kebawah, ia langsung mencium aroma harus yang berasal dari dapur.

Seharusnya Lu Yanting sedang memasak.

Lanxi berjalan mengikuti aroma harum, siapa yang menyangka dia sedang memasak steak.

Pagi-pagi begini, dia sungguh romantic.

Lu Yanting mendengar suara langkah Lanxi, menghentikan gerakan tangannya, lalu menoleh kearahnya : “Sudah bangun? Bersiaplah untuk sarapan.”

Aln Xi : “… oh.”

Lu Yanting meletakkan piring diatas meja makan, “Setelah sarapan kita siapkan barang untuk dipindahkan ke Bie Yuan.”

Begitu mendengar dia berkata demikian, Lanxi langsung bersemangat.

Dia berjalan kedepan meja makan sambil mengenakan gaun tidur, mengambil garpu dan mulai makan.

Untuk hal lain tidak perlu dibicarakan, namun kalau membicarakan keahlian memasak Lu Yanting memang pantas diacungi jempol.

Tentu saja, sebelum memuji kehebatannya, harus melupakan kalau kehebatannya ini diajarkan oleh ibu Gu Jingwen terlebih dahulu.

Setelah sarapan, hanya membereskan sedikit barang saja sudah siang.

Lanxi dan Lu Yanting memindahkan barang dengan mobil mereka sendiri, membutuhkan waktu 3-4 kali bolak balik.

Sebenarnya barang Lu Yanting tidak banyak, kebanyakan barang milik Lanxi.

Baju dan sepatu Lanxi banyak, tas juga banyak, juga berbagai macam aksesoris juga perawatan wajah dan kulit miliknya, bisa dibilang 80% barang yang dipindahkan adalah milik Lanxi.

………

Keduanya sibuk pindahan beberapa jam, sampai jam 4 akhirnya pekerjaan memindahkan barang selesai.

Setelah membereskan semuanya, mereka bersiap bertolak kerumah inti untuk makan bersama.

Lanxi cukup mementingkan kepulangan mereka kali ini, karena Lu Bienian, Xi An juga Lu Qingran cukup baik padanya.

Lanxi naik keatas untuk mengganti pakaian, merapikan make upnya, lalu pergi bersama Lu Yanting.

Dijalan mereka berdua tidak banyak bicara, penyebab utamanya karena sudah pindahan seharian, merasa agak lelah.

**

Ketika tiba dirumah orang tua Lu Yanting sudah jam 5 sore, beru turun dari mobil, Lanxi langsung melihat Lu Bienian yang sedang asik merapikan bunga juga tanamannya.

Setelah Lu Bienian melihat Lanxi langsung tersenyum begitu lebar, melambaikan tangannya pada Lanxi : “Lanxi sudah datang! Cepat kemari lihat anggrek ini, mereka mekar dengan sangat indah, nanti ketika pulang bawalah ini.”

Lanxi berjalan sampai didepan Lu Bienian sambil tersenyum, ia melihat kearah anggrek yang ditunjukkan Lu Bienian, memang mekar dengan sangat indah.

Lanxi memang cukup suka dengan ini semua, karena Lu Bienian memberikan ini, maka dia juga tidak akan sungkan lagi.

“Baiklah, terima kasih pa.” dia tersenyum sambil menerimanya.

Karena Lu Bienian sangat baik pada Lanxi, membuat Lanxi bersikap begitu akrab ketika berbicara dengannya.

Setelah Lu Yanting selesai memarkir mobil, mendengar Lanxi berbicara dengan begitu akrabnya.

Seketika tercengang, lalu mulai merasa iri dengan sangat.

Bahkan dia merasa dirinya sangat lucu, ternyata ada juga saat dimana ia cemburu dengan ayahnya sendiri karena Nyonya muda Lu.

Karena Lanxi jarang sekali bicaranya dengan nada bicara seperti ini, pernah namun tidak tulus.

Tidak seperti tadi. Nada bicara Lanxi terhadap Lu Bienian terasa jelas seperti sedang bicara dengan anggota keluarga sendiri.

Dan hal semacam ini sama sekali tidak pernah ia rasakan.

Setelah Lanxi dan Lu Yanting datang, Lu Bienian langsung menyimpan semua pekerjaan ditangannya, lalu masuk kedalam rumah bersama mereka.

Begitu Lanxi menginjakkan kaki didalam rumah, ia bisa langsung mencium aroma sup yang sedang dimasak.

Siang ini sibuk pindah rumah, dia dan Lu Yanting hanya makan nasi kotak seadanya, ditambah tenaga yang terkuras disiang hari, sekarang dia merasa sangat lapar.

Dan selama liburan, lambungnya dimanjakan sampai menjadi semakin besar, sama sekali tidak kuat menahan godaan makanan enak.

Mencium aroma ini, Lanxi tersenyum melihat kearah Xi An : “Sup iga, merupakan masakan Bibi koki yang paling hebat, sudah mulai digodok sejak siang, nanti kamu cicipi ya.”

“Mau mau, kebetulan aku juga sudah lapar.” Lanxi mengangguk sambil tersenyum.

Lu Yanting yang melihat komunikasi Lanxi dan Lu Bienian juga Xi An dari samping, merasa hatinya begitu campur aduk.

Sebenarnya dia sendiri tidak begitu jelas, apa yang sebenarnya Lanxi pikirkan.

Namun….. melihat sikap kedua orang tua, rasanya hubungan mereka berdua masih ada harapan yak an?

uhm, meskipun ia hanya berpura-pura, paling tidak dia masih bersedia untuk berpura-pura deminya.

Bermimpi pun Lu Yanting tidak pernah menyangka dirinya bisa menghibur dirinya sendiri dengan cara pikir seperti ini.

Namun, menghibur diri sendiri dengan cara ini sangat berguna.

Paling tidak, dia tidak akan terlalu menderita.

Tadinya Lu Qingran sedang menemani Cheng Zi mengerjakan PR di lantai atas, karena sudah jam makan malam, ibu dan anak ini juga turun kebawah.

Begitu Lu Qingran melihat Lanxi, ia langsung menyapanya sambnil mengangkat alisnya, lalu berjalan ke ruang makan bersama.

Xi An masih ingat tentang sup iga, ketika kedapur ia tidak lupa mengambilkan satu mangkuk sup iga untuk Lanxi.

Lanxi menerimanya dengan sangat senang, “Terima kasih Ma..”

Xi An sangat tulus baik padanya, Lanxi bisa merasakannya. Sebenarnya hal seperti ini tidak perlu ia lakukan sendiri.

“Aduduh, anak kandung saja masih duduk disini loh.” Begitu melihat ini, Lu Qingran berdehem sambil berpura-pura mengambek : “Ma, pilih kasihnya tidak perlu sampai separah itu bukan.”

“Kamu lihat dirimu, sudah sebesar ini, masih saja cemburuan.” Xi An dibuat tidak berdaya oleh Lu Qingran.

Demi menunjukkan kalau dirinya ‘adil’, Xi An mau tidak mau bangkit dari tempat duduknya lalu mengambilkan satu mangkuk sup iga untuk Lu Qingran.

Begitu Lu Qingran menerima sup iga dari Xi An langsung tersenyum dengan puas, seperti seorang bocah besar.

Lu Bienian melihat Lu Qingran yang seperti sungguh tidak berdaya.

Bahkan Cheng Zi yang berada disamping ikut buka suara : “Mama kamu kekanakan sekali.”

Lu Qingran : “ “Kamu baru hari pertama jadi putriku ya?”

Cheng Zi : “……”

Uhm, sepertinya bukan.

Lanxi melihat sikap mereka dari pinggir, dalam hatinya yang terdalam merasa begitu iri pada Lu Qingran.

Meskipun dalam hal lain dia tidak begitu lancar, namun paling tidak dia memiliki keluarga yang bisa memberikannya kehangatan yang cukup.

Hubungan anggota Keluarga Lu sangat harmonis, sama sekali tidak bisa menemukan celah.

“Lanlan, bagaimana rasa sup iganya?” ketika Lanxi sedang melamun, Xi An tiba-tiba bertanya padanya.

Lanxi kembali dari lamunannya, lalu mengangguk kearah Xi An sambil tersenyum : “Uhm, enak.”

“Kalau begitu kamu bawa lah sebagian pulang, agar tubuhnya sedikit lebih ternutrisi.” Xi An berkata, “Lain kali kalau mau minum sup telepon saja, disini bisa membuatnya setiap saat.”

Lanxi mengangguk sambil memegang sendok.

Bicara sampai disini, Xi An bertatapan dengan Lu Yanting yang duduk disamping Lanxi, lalu mulai menanyakan pertanyaan berikutnya.

Dia bertanya pada Lanxi dengan sikap yang santai, “Lanlan, apakah kamu dan Yanting ada rencana untuk memiliki anak?”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu