Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 71 Terus Menjerat (1)

Lan Zhixin mengikuti mereka memotret sepanjang jalan.

Dia sangat jelas bahwa semua foto-foto ini adalah pegangannya di masa depan.

Setelah minum jus semangka, Gu Chengchi perlahan-lahan berbalik, tetapi mukanya masih merah karena kepedasan.

Lanxi melihatnya seperti ini, dia merasa agak bersalah.

"Kalau kamu tidak bisa makan pedas, kamu bisa mengatakannya lebih awal, kita bisa pergi makan yang lain."

Gu Chengchi tersenyum dan berkata: "Tidak masalah, juga ada hidangan yang tidak pedas, jika kamu ingin makan, aku akan menemanimu."

Lanxi tiba-tiba tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Hanya dengan menatap Gu Chengchi, dan benaknya dipenuhi dengan masa lalu.

Karena teringat masalah sebelumnya, raut wajah Lanxi tidak terlalu baik.

Ketika Gu Chengchi melihatnya seperti ini, dia agak khawatir, dia mulai merenungkan apakah dia telah mengucapkan kata-kata yang membuatnya tidak senang.

Gu Chengchi bertanya pada Lanxi: "Kamu marah?"

Mendengar suaranya, Lanxi menarik kembali ingatannya dan kembali fokus.

Lanxi menggelengkan kepalanya: "Tidak."

Gu Chengchi: "Aku tidak terlalu bisa bergaul dengan wanita, kamu jangan pedulikan."

Ketika dia mengatakan ini, wajahnya masih merah.

Entah karena makan kepala ikan disajikan dengan cabai cincang dan paprika diatasnya dan masih kepedasan atau malu.

Melihat dia begitu polos, Lanxi pun tersenyum.

"Kamu sudah begini dewasa, masih belum pernah pacaran?"

Gu Chengchi mengira Lanxi telah salah paham dan segera menggelengkan kepalanya: "Tidak!"

Lanxi penasaran: "Terus, apa yang kamu lakukan setiap hari?"

Gu Chengchi berkata: "Melakukan eksperimen, bekerja, membaca, ada banyak hal yang bisa dilakukan."

Ternyata, kamu adalah anak baik yang sangat termotivasi untuk menjadi lebih baik.

Selain itu, Lanxi juga dapat melihat bahwa meskipun dia belum pernah pacaran, tapi pastinya bukan kutu buku yang kuno.

……

Lanxi dan Gu Chengchi melalui makan malam ini dengan senang, terutama karena dia dalam suasana hati yang baik hari ini.

Setelah makan, Lanxi meminta pelayan datang untuk membayar.

Gu Chengchi melihatnya ingin membayar, segera berkata: "Jangan, tadi sudah berjanji kalau aku yang akan mentraktirmu hari ini!"

Lanxi: "Kalau begitu kamu traktir aku lain kali saja, karena aku dalam suasana hati baik hari ini, maka aku bayar dulu."

Lain kali?

Ketika mendengar Lanxi berkata demikian, Gu Chengchi tercengang sejenak dan kemudian mengkonfirmasi dengannya lagi: "Maksudmu…… aku masih bisa makan bersamamu lagi di masa depan?"

Lanxi : "Tentu saja."

Ketika Lanxi berkata demikian, Gu Chengchi menghela nafas lega.

Dia awalnya berpikir bahwa setelah Lanxi pergi, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk makan bersama lagi.

“Kalau begitu aku akan mentraktirmu lain kali, kamu tidak boleh merebut notanya denganku lagi.” Dengan begitu, Gu Chengchi juga tidak menyangkal.

Lanxi tertawa: "Iya, lain kali kita pergi makan makanan Jepang, bagaimana?"

Gu Chengchi: "Apakah kamu suka? Kalau begitu aku akan kembali untuk mengerjakan PR-ku malam ini."

Setelah membayar, Lanxi dan Gu Chengchi keluar dari restoran Hunan.

Langit sudah gelap, dan di depanjang jalan yang menjual makanan ini sangat ramai.

Gu Chengchi memandang Lanxi dan berkata, "Aku akan mengantarmu pulang."

Lanxi melambaikan tangannya, "Tidak usah, tempat tinggalku sangat dekat dengan daerah ini, jalan kaki saja sudah bisa."

“Kalau begitu, aku berjalan mengantarmu pulang saja, sekaligus mencerna makanan tadi.” Gu Chengchi masih bersikeras untuk mengantarnya pulang.

Melihat dia begitu nekat, Lanxi pun tidak menolaknya lagi.

Lagi pula dia juga berencana untuk pulang dengan jalan kaki, ada baiknya juga jika seseorang menemaninya berjalan.

Di dalam perjalanan, Lanxi dan Gu Chengchi mengobrol dengan santai.

Lanxi: "Apakah kamu berencana untuk tetap tinggal di Zhonghaim setelah wisuda nanti?"

Gu Chengchi: "Masih belum tahu."

Lanxi: “Huh?”

Gu Chengchi: “Kakakku ingin aku melanjutkan S3, dengan begitu aku bisa bekerja di bidang institut. ”

Setelah mendengarnya, Lanxi mengangguk: “Pemikiran kakakmu sangat bagus juga.”

Dan juga, karena Gu Chengchi sangat antusiasme dengan belajar, dia memang seharusnya pergi ke institusi penelitian.

Meskipun Zhonghaim juga cukup bagus, tetapi jika dia terus tinggal di sini, masih sedikit sayang dan menyia-nyiakan bakatnya.

Ketika berbicara tentang masalah ini, suara Gu Chengchi agak rendah: "Hei, tapi aku tidak ingin melanjutkan ke S3 lagi."

Lanxi: “Mengapa?”

Gu Chengchi: "Ayahku menderita kanker hati, semua uang dalam keluarga kami gunakan untuk mengobati penyakit ayahku, Kakakku bekerja sangat keras, harus merawat ayahku dan juga harus menafkahi aku untuk belajar, aku tidak ingin membebaninya lagi."

Masalah ini, Gu Chengchi tidak pernah menceritakannya kepada teman-temannya.

Tetapi tidak tahu kenapa, dia mempunyai keinginan untuk menceritakan kepada Lanxi.

Ketika Lanxi mendengar Gu Chengchi berkata demikian, ekspresi wajahnya pun menjadi sangat serius.

Gu Chengchi menatapnya dengan nada minta maaf: "Apakah aku membawakan suasana negatif? Maaf."

"Tidak." Lanxi balas menatapnya.

Pada saat ini, embusan angin bertiup, rambut panjangnya ditiup angin dan menjadi agak berantakan.

Lanxi dengan biasanya mengangkat tangannya untuk menyisir rambutnya.

Gu Chengchi menatapnya seperti ini, dan agak terobsesi.

"Kamu sangat dewasa, orang tuamu dan kakakmu seharusnya sangat senang."

Gu Chengchi tersenyum tak berdaya: "Mereka tidak senang, ketika aku berkata bahwa aku tidak ingin melanjutkan ke S3 lagi, mereka akan sangat marah."

Lanxi: "Itu normal bagi mereka untuk marah."

Gu Chengchi: "Tetapi aku tidak ingin membebani mereka lagi."

Lanxi: "Oh, kalau begitu terserah kamu."

Lanxi bukan penyelamat, juga bukan bunda Maria.

Hal semacam ini, Lanxi tidak akan membujuknya.

Sikap Lanxi tiba-tiba menjadi dingin, dan Gu Chengchi sedikit panik: "Apakah kamu marah?"

Lanxi: “……”

Gu Chengchi: "Apakah kamu juga berpikiran bahwa aku seharusnya terus melanjutkan S3?"

Lanxi: “… …”

Melihat Lanxi masih tidak berbicara, Gu Chengchi segera meyakinkannya: "Kamu jangan marah, aku akan pergi menyiapkan bahan-bahan untuk melanjutkan S3 malam ini, aku akan terus belajar dengan giat, jangan abaikan aku."

Benar-benar kekanak-kanakan.

Lanxi dibuat tertawa oleh ucapan Gu Chengchi ini.

Pada saat ini, mereka berdua sudah sampai di depan pintu Yintai. (apartemen Jiang Sisi)

"Tidak perlu, pilihan pribadimu tidak ada hubungannya denganku."

"Tidak, aku ..." Gu Chengchi tiba-tiba tidak tahu bagaimana menjelaskannya. "Bagaimanapun, aku sudah memikirkannya dengn serius. Mimpi aku sebelumnya adalah untuk masuk ke institut, sekarang aku bermaksud untuk terus maju dan mencapai mimpiku."

mimpi.

Ketika mendengar kata itu, Lanxi sedikit menghela napas.

Dia sepertinya tidak punya mimpi apa pun sejak kecil hingga sekarang.

Dibandingkan dengannya, Lanxi tiba-tiba merasa hidupnya cukup gagal.

Lanxi mengangkat tangannya dan menepuk lengannya.

“Ya, semangat.”

Bi bi ------

Gerakannya belum selesai, dan tiba-tiba terdengar suara peluit dari belakang.

Lanxi menoleh kebelakang, dan langsung melihat mobil Cayenne Jiang Sisi.

Tidak lama kemudian, Jiang Sisi langsung menyetir mobilnya dan berhenti di sebelah mereka.

Lalu dia menurunkan jendela.

Jiang Sisi menatap Gu Chengchi dulu dan kemudian menatap Lanxi.

Mereka berdua telah berteman selama bertahun-tahun, dan mereka bisa tahu apa yang ingin dikatakan oleh pihak lain hanya dengan bertukar pandangan.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu