Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (3)

“Tidak bekerja sama melakukan pengobatan, seharusnya kamu mencari dokter, bukan aku.”

Terdiam beberapa menit, Lanxi baru membuka mulut, ia menatap Lu Qingran, berbicara kepadanya : “Aku sudah bercerai dengannya, sekarang datang mencariku sangatlah tidak masuk akal, lagipula aku sudah bersama dengan Zhou Hesi, walaupun dia tidak memasalahkan itu, tetapi aku juga tidak ingin banyak berhubungan dengan mantan suami.”

Lanxi membuat Lu Qingran terdiam : “……..”

Berpikir sejenak, lagi-lagi Lu Qingran mengusulkan untuk berbincang empat mata dengan Lanxi : “Lanxi, aku merasa kita perlu berbincang empat mata, anggap saja aku sedang memohon, boleh?”

Mendengar intonasi bicara Lu Qingran, hati Lanxi melunak dan tidak bisa menolak.

Ia tau Lu Qingran orang yang begitu besar, bisa membuatnya berbicara seperti itu, pasti karena kondisi Lu Yanting sangat tidak baik.

Berpikir sampai sini, Lanxi sedikit tergoyahkan. Ia berjuang dan berjuang, Zhou Hesi mengerti.

Zhou Hesi dapat merasakan, Lanxi tergoyahkan, ia memang butuh waktu untuk berbincang berdua dengan Lu Qingran, tetapi juga butuh ruang.

Jika ia butuh, jadi Zhou Hesi memberikannya.

Berpikir sampai sini, Zhou Hesi melepaskan Lanxi, tersenyum dengannya : “Kalau begitu aku menghindar dulu, kalian berbincang berdua.”

“Tidak…..”

“Tenang, aku tidak akan asal berpikir.” Zhou Hesi mengangkat tanganya dan mengelus rambut Lanxi, tindakannya sangat lembut.

Lanxi dan Zhou Hesi bertukar tatapan, Kemudian ia menatap kepergian Zhou Hesi menuju dalam rumah.

Kemudian, hanya tersisa Lanxi dan Lu Qingran di depan rumah.

“Bahas di toko manisan depan saja.” Lanxi mengangkat jarinya dan menunjuk ke arah gerbang perumahan.

Lu Qingran mengangguk-ngangguk, mengikuti Lanxi.

………..

10 menit kemudian, keduanya duduk di depan toko manisan.

Setelah duduk, Lu Qingran memastikan sekali lagi dengan Lanxi : “Kamu sungguh sudah bersama dengan Zhou Hesi?”

Ketika ia menanyakan pertanyaan ini, tatapannya tidak bergerak menatap mata Lanxi, ia ingin meggunakan cara ini untuk menilai kebenaran jawabannya.

Untung saja Lanxi sudah belajar dan bisa cara menyembunyikan emosinya, pikirannya sudah sangat stabil.

Ia mengangguk-ngangguk menatap Lu Qingran, tidak dengan menjawabnya, hanya berkata pada Lu Qingran : “Zhou Hesi sangat baik denganku, juga telah banyak membantuku.”

Jawaban ini, sudah pasti mengakui….

Lu Qingran menghembuskan nafasnya, tidak tau mau menjawab apa.

Sekarang ia hanya ingin memarahi Lu Yanting di samping telinganya.

Siapa suruh kamu ceroboh, siapa suruh kamu ceroboh!

Sekarang, ingin membuatnya kembali, bahkan lebih sulit daripada pergi ke langit.

“Lanxi, masalah kecelakaan kemarin, aku dengan papa mama bertingkah sedikit berlebihan, tetapi setelah kami berpikir setelah itu, menurut kami itu juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkanmu, hanyalah kebetulan.”

Lu Qingran mengerti pasti ada kekesalan dalam hati Lanxi, jadi ia berinisiatif untuk membicarakan ini duluan.

Lagipula, setelah itu, keduanya sudah tidak pernah berhubungan.

Lanxi juga tidak bisa mengetahui perubahaan sikap mereka.

Mendengar Lu Qingran berbicara seperti itu, sejujurnya hati Lanxi sedikit terkejut, ia selalu merasa, orang keluarga Lu akan sangat kecewa dengannya.

Sejujurnya, walaupun ia bercerai dengan Lu Yanting, hubungannya dengan keluarga Lu masih sangat baik.

Baik itu Lu Bienian ataupun Xi An, ataupun Lu Qingran…….mereka sangat baik denganku.

Satu tahun lebih bersama Lu Yanting, banyak orang yang berprasangka buruk dengannya, tetapi mereka sama sekali tidak percaya dengan gosipan-gosipan luar, tanpa ada kata-kata menentang diantara mereka.

Dilihat dari sisi ini, ia sangatlah terharu.

Walaupun terharu, hubungannya Lu Yanting sudah berlalu, apalagi jika terpikir persoalan Lu Yanting telah bersama Gu Jingwen, dia benar-benar kesal.

Lanxi terdiam sebentar, berpikir sejenak, baru berbicara pada Lu Qingran : “Aku sangat senang kalian bisa berpikir seperti itu. Tetapi masalah ini, aku juga ada tanggung jawab, aku tidak menghindar.”

Berbicara sampai sini, Lanxi menjeda : “Tetapi aku sudah tidak ada harapan dengannya. Dia mungkin hanya tidak puas denganku. Lelaki, harusnya kamu mengerti.”

Lu Qingran tidak mampu menjawab : “……..”

Lanxi terus bicara :“Sekarang aku sudah bersama dengan Zhou Hesi, dia bisa menerima anak didalam perutku, aku sudah sangat berterima kasih. Dulu ketika masih bersamanya, aku juga ada mengakui, bahwa aku tidak akan berhubungan lagi dengan Lu Yanting. Zhou Hesi sangat baik denganku, aku tidak ingin dia kecewa.”

Satu kata demi satu kata, selesai mendengar, Lu Qingran sedikit tertegun.

Melihat sikap Lanxi, kemudian mengingat sikap Lu Yanting….. Lu Qingran tidak tertahan, melegakan nafasnya.

**

Di Rumah Sakit.

Setelah Lu Qingran pergi, hanya tersisa Fu Xing dan Lu Yanting di dalam ruangan.

Pagi hari ini, darah Lu Yanting diambil sedikit untuk dilakukan pengecekan, hasil pengecekannya adalah terkena gratitis.

Dokter menginfus dia, jadi, Lu Yanting hanya bisa duduk di atas ranjang untuk diinfus.

Ia mengenakan baju pasien, jenggotnya masih belum bersih, seluruh tubuhnya tampak lemah.

Fu Xing sudah beberapa tahun mengenal Lu Yanting, pertama kali melihatnya begini, hanya karena seorang perempuan.

Melihat kondisi Lu Yanting saat ini, ia hanya bisa menghela nafas dan menganggap Lanxi tidak mudah.

Tetapi, Lu Yanting seperti ini, ia juga tidak kaget.

Seberapa jahat mulutnya dulu, segitu kuatlah wajahnya terpukul sekarang.

Fu Xing juga melihat berita mengenai Lanxi beberapa waktu ini.

Zhou Hesi mempublikasikan hubungan percintaannya dengan Lanxi di sosial media, ia juga sangat jelas mengenai persoalan ini.

Kali ini Lu Yanting sungguh bertemu dengan lawan yang berat.

Latar belakangnya juga tidak kalah dengannya, yang paling penting adalah, ia juga pernah menjadi pahlawan bagi Lanxi.

Wanita pasti memiliki perasaan kepada pahlawan, jika Lanxi mencintainya karena ini……..

Berpikir sampai sini, Fu Xing membersihkan tenggorokannya, bersiap-siap untuk mengeluarkan ide untuk Lu Yanting.

“Sudah terpikir mau bagaimana?” Fu Xing menanyakan dulu pemikiran Lu Yanting.

Sebenarnya sudah tertebak oleh Lu Yanting bahwa Fu Xing akan bertanya apa, tetapi ia masih bertanya walaupun tau : “Apa?”

Fu Xing tau bahwa Lu Yanting berpura-pura pikun walaupun tau, jadi ia mengatakan saja padanya : “Jika kamu masih berdiam seperti ini, jangan harap kamu bisa mengejar balik orang itu.”

Mendengar Fu Xing berkata seperti itu, tubuh Lu Yanting tertegang, membalasnya : “Kamu ada cara apa?”

Fu Xing tersenyum, berkata padanya : “Cara pertama adalah, jangan berdiam seperti ini.”

Lu Yanting menjawabnya dengan spontan : “Aku tidak berdiam.”

Sungguh, ia tidak merasa dirinya berdiam.

Ia sama sekali tidak pernah berbuat banyak demi seseorang. Dulu Lanxi menamparnya banyak kali, ia juga tidak mempermasalahkannya.

Orang yang pernah menyakiti Lanxi, ia juga membereskannya satu per satu.

Sekarang semua netizen juga sudah tau, bahwa ia berantem dengan Zhou Hesi dikarenakan Lanxi, sampai masuk kantor polisi.

Sudah hingga tahap seperti ini, apa masih termasuk berdiam?

Dan beberapa gosipan sebelumnya, apa bukan memukul diri sendiri?

Bahkan penonton yang baik pun akan berpikir seperti itu.

“Ini masih buka berdiam?” Fu Xing mengingatkannya, “Bukan karena kamu berbuat sesuatu untuknya, ia harus menerima.”

“Cobalah kamu berpikir sebelum kamu berbuat sesuatu, apa yang ia butuhkan.”Fu Xing menjelaskan secara sederhana permasalahannya.

Selesai Lu Yanting mendengarnya, tangan yang sedang memegang tabung infus itu secara tidak sadar mengeras, kemudian tabung itu menarik kembali darahnya.

Setelah melihatnya, Fu Xing mengingatkannya dengan dingin : “Kamu menderita disini, ia tidak akan melihatnya, walaupun jika ia melihatnya, ia juga tidak akan kasihan denganmu, sebaliknya hanya bisa merasa kamu memberontak.”

“Sudah cukup?” Lu Yanting menggigit erat gusinya.

Pengingatan seperti ini, sangat tidak berpengaruh bagi Fu Xing, kata-kata dia masih berlanjut : “Apakah kamu selalu merasa kamu berbuat sangat banyak untuknya, tetapi ia sama sekali tidak menghargainya?”

Walaupun tidak mengerti hubungan interaksi antara Lu Yanting dan Lanxi, tetapi secara dasarnya Fu Xing dapat memastikan poin ini.

Dulu saat ia membeli saham Dong Jin darinya, ia sudah sadar dengan poin ini.

Kata-kata Fu Xing ini sangat menusuk Lu Yanting, rahangnya mengerat, tidak menjawab.

Menurut Fu Xing, respon seperti ini sama saja dengan mengakui.

Oleh karena itu, ia terus berbicara : “Selama ini, kamu selalu mengikuti pemikiranmu sendiri, hanya pergi melakukan hal yang menurutmu ia butuhkan, yang kamu berikan bukanlah yang ia inginkan, mana mungkin tidak ada masalah yang terjadi antara kalian berdua?”

Fu Xing sungguh orang hebat dalam hubungan percintaan, ia sangat mengerti hati-hari para wanita.

Jadi, sudah beberapa tahun pun, ia tetap masih dapat memakan Lu Qingran.

Tidak peduli bagaimana Lu Qingran membuat masalah dengannya, tetapi perasaan dalam hatinya tidak pernah berubah.

Jadi, beberapa tahun ini, jika Lu Qingran berbuat seperti itu, ia akan mengalah, tidak peduli bagaimana ia memukulinya, memarahinya, Fu Xing tidak pernah marah.

Terkadang-kadang merasa marah, tetapi ia tidak akan benar-benar marah dengannya.

Lelaki dan perempuan, sedikit masalah kecil, seharusnya dapat diatur emosinya.

Tetapi jelas sekali, Lu Yanting tidak mengerti maksud ini.

Tetapi ini juga tidak boleh sepenuhnya menyalahkannya, hanya bisa bilang bahwa ia sangat sempurna, wanita yang ia temui sebelumnya sangatlah baik, ia berikan apa mereka akan menerima apa.

Sekarang ada yang bersifat seperti ini, pasti tidak akan menerima.

Setelah mendengar perkataan Fu Xing, ada sedikit merasa dicerahkan, seperti dalam waktu sekejap ia terbebas dari lingkaran yang aneh.

Tidak salah, baik dulu ataupun sekarang, ia hanya merasa “apa yang menurutnya” baik untuk Lanxi.

Ketika hubungan mereka belum berakhir, ia “merasa” jika memberikan segala sesuatu yang ia inginan, membantu dia mengalahkan Lan Zhongzheng, mengambil kembali perusahaan;

Ketika hubungan mereka sudah berakhir, ia “merasa” ia sudah meletakkan harga diri dan kebanggaan, sudah meletakkan wajah deminya.

Ia merasa dirinya sudah berbuat banyak, jadi mulai bertanya-tanya mengapa tidak mendapatkan balasan.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu