Cinta Presdir Pada Wanita Gila - bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (1)

Sebenarnya kalimat Zhou Hesi ini sedang memberitahu Lanxi, kalau dia berbeda dengan orang lain.

Kemampuan pengertian Lanxi juga lumayan bagus, jadi begitu pesan Zhou Hesi ini baru dikirim dia langsung mengerti.

Tapi saat seperti ini dia agak lemah, membaca kalimat seperti ini membuatnya lumayan tersentuh.

Karena sejak Bai Wanyan dan Bai Cheng meninggal, sepertinya tidak ada orang yang akan menganggapnya dan memperlakukannya seperti orang spesial lagi.

Tidak peduli perkataan Zhou Hesi ini tulus atau tidak, dia sangat berterimakasih padanya.

Tapi, tersentuh dengan hubungan tidak bisa disamakan.

Jadi Lanxi langsung mengubah topik.

Lanxi: Kalau begitu kita berangkat besok lusa? Kamu datang ke kota Jiang atau aku pergi ke kota Bei dulu?

Mereka tidak di kota yang sama, pasti hari berkumpul dulu.

Sebenarnya kalau mau pergi ke kota Bei sedikit tidak memungkinkan untuknya, tapi dia juga segan langsung menyuruh Zhou Hesi datang, permintaan ini memang sedikit keterlaluan.

Tapi Zhou Hesi memang sangat pengertian, Lanxi baru saja mengirim pesannya, dia langsung membalas: Aku besok malam kesana, besok lusa pagi kita bertemu di depan pintu bandara.

Lanxi: Baik, kamu sangat pengertian.

Kalimat ini tulus.

Dengan kata lain, dia tidak pernah berbohong di hadapan Zhou Hesi, juga tidak ada keharusan untuk berbohong.

Lanxi hari ini cenderung makan berlebihan.

Baru saja chatting wechat dengan Zhou Hesi sebentar, dia malah lapar lagi.

Sebenarnya dia sudah makan tidak sedikit, tapi tidak tau kenapa, tidak ada rasa puas.

Memikirkan kesini, Lanxi dari kantong plastik disebelahnya mengeluarkan sebungkus potato chips lagi, lalu membukanya dan lanjut makan.

Makanan semacam potato chips, begitu makan tidak akan bisa berhenti.

Jadi, selanjutnya Lanxi sambil makan potato chips sambil chatting dengan Zhou Hesi.

Topik pembicaraan mereka kebanyakan adalah rencana perjalanan mereka, dan juga masalah penginapan.

Mungkin Zhou Hesi takut dia salah paham, jadi setelah mengungkit penginapan, langsung mengatakan padanya kalau akan memesan 2 kamar.

Karena hal ini, Kesan Zhou Hesi di mata Lanxi semakin bagus.

Dia adalah orang yang baik, kualitasnya sungguh tidak bermasalah.

..................

Saat Lanxi sedang makan potato chips dan chatting dengan Zhou Hesi, pintu kamar tiba-tiba terbuka.

Dia mengangkat kepalanya, melihat mata Lu Yanting.

Lu Yanting melihat Lanxi sedang makan snack, sedikit menyerngit.

Lambungnya tidak sehat, tadi makan pop mie sudah batas maksimumnya, sekarang makan potato chips lagi, dia sepertinya tidak ingin lambung lagi ya?

Lu Yanting menghirup nafas dalam, menetralkan nafasnya, berkata: "Kurangi makan snack."

"Oh." Awalnya mengira kalau Lanxi tidak akan menurutinya, tidak disangka kalau dia dengan cepat meletakakkan snack ditangannya kesebelah.

Lu Yanting berjalan kemari, kebetulan melihat foto di handphonenya.

Saat ini foto yang Lanxi lihat dikirim oleh Zhou Hesi, pemandangan di Tibet sana.

Hanya melihat saja sudah merasa kalau sangat cantik, jadi dia melihat layar handphone sangat lama.

Sebelumnya Lu Yanting juga pernah pergi ke Tibet, jadi melihat sekilas saja sudah bisa mengenal tempat yang ada di foto.

Dia dengan asal bertanya Lanxi: "Kamu mau pergi ke Tibet?"

Lanxi tidak menjawab.

Tapi Lu Yanting melihat reaksinya seperti ini sama saja dengan mengaku.

Lu Yanting terhadap ini malah tidak mengatakan apapun, hanya memesankan padanya: "Bawa inhealer, badanmu tidak terlalu sehat, bisa jadi alergi dengan tempat tinggi."

Apa ini termasuk sedang perhatian padanya?

Sebenarnya barang-barang ini sebelumnya Zhou Hesi sudah bilang, dia juga bilang kalau dia akan mempersiapkannya.

Jadi, terkait saran Lu yanting, Lanxi hanya menjawa 'oh', lalu tidak berkata apapun.

Lu Yanting merasakan lagi apa yang disebut melakukan atau berbicara sesuatu yang tidak cocok malah akan memalukan diri sendiri.

"Apa malam ini kamu tidur sini?" Lanxi mengangkat tatapannya bertanya Lu Yanting.

Sekarang dia butuh tau tentang ini, untuk memutuskan apakah malam ini dia mau mulai mempersiapkan barangnya atau tidak.

Lu Yanting sebenarnya ingin tidur bersamanya, sudah berapa hari tidak bertemu, dia sangat merindukan Lanxi, juga sangat merindukan rasanya tidur sambil memeluknya.

Tapi, begitu Lanxi bertanya, Lu Yanting malah tidak senang.

Maksud Lanxi, mungkin tidak ingin tidur dengannya.

Memikirkan ini, hatinya sedikit sakit.

Dia menggerakkan bibirnya, "Tidak, kamu yang cepat istirahat."

Kalau tidur tidak nyenyak di sebelahnya, lebih baik sendirian tidur dengan tenang.

Lanxi tidak terpiir kalau Lu Yanting akan sebaik ini, tapi memikirkan kalau malam ini tidak perlu menghadapinya, dia juga sangat lega.

Lu Yanting dan Lanxi berbicara sebentar lalu keluar keluar dari kamarnya.

Setelah Lu Yanting keluar, Lanxi mengeluarkan kopernya mulai mempersiapkan barangnya.

**

Keesokannya Lu Yanting mau pergi bekerja, jadi pagi-pagi sudah keluar.

Di rumah hanya ada Lanxi seorang, Lanxi seharian sedang mempersiapkan keperluan liburannya.

Awalnya mengira kalau malam ini Lu Yanting harusnya tidak akan mengganggunya, tidak disangka malam ini dia meminta untuk tidur bersama.

Lanxi berpikir, kalau memang mau tidur bersama, maka ada beberapa hal pasti tidak akan dihindari.

Saat Lu Yanting meminta permintaan ini dia sudah mempersiapkan dirinya dengan baik.

Tapi, Lu Yanting malah tidak melakukan apa-apa, hanya memeluknya tidur sepanjang malam.

.......................

Penerbangan Lanxi di hari kedua adalah jam 10 pagi.

Belum jam 8, Lu Yanting sudah mengantarkan Lanxi ke bandara.

Sesampainya di bandara, Lu Yanting mau membawakan koper mengantar Lanxi masuk.

Lanxi berpikir, kalau dia masuk begini pasti akan bertemu dengan Zhou Hesi.

Hubungannya debngan Zhou Hesi tidak begitu baik, kalau tau dia pergi dengan Zhou Hesi, bisa jadi Lu Yanting akan tiba-tiba berubah pikiran.

Hal seperti ini terjadi bukan hanya sekali atau dua kali.

Jadi, setelah mempertimbangkannya, Lanxi menolak permintaannya untuk mengantarnya masuk ke dalam bandara.

"Aku masuk sendiri saja." Lanxi menarik kembali koper yang ada di tangannya, "Kamu pergi kerja saja."

Sikap Lanxi ini sangat jelas tidak ingin diantar olehnya, mana mungkin Lu Yanting tidak mengerti.

Karena tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa menyetujuinya.

"Baik, kalau begitu kamu hati-hati." Setelah diam sebentar, dia berkata lagi: "Aku akan rutin meneleponmu."

Lu Yanting tau, mau mengharapkan Lanxi meneleponnya adalah hal yang tidak mungkin.

Lanxi hanya menjawab 'oh', tidak begitu memikirkan perkataannya.

Setelah acuh tak acuh, dia menarik kopernya masuk.

Lu Yanting berdiri di tempatnya melihat punggung Lanxi, sedikitpun tidak bergerak.

Lanxi membawa kopernya naik ke keberangkatan luar negri di lantai 2, begitu naik langsung melihat Zhou Hesi.

Hari ini Zhou Hesi memakai baju olahraga, tampak sangat cerah.

Tangannya menyeret sebuah koper hitam, setelah melihat Lanxi, melambaikan tangan kearahnya.

Lanxi juga melambai kearah Zhou Hesi, lalu mempercepat langkahnya berkumpul dengannya.

"Sudah sarapan?" Setelah melihat Lanxi, Zhou Hesi menanyakan kondisinya.

Lanxi menggeleng, "Belum."

Hari ini dia bangun sedikit telat, setelah bangun mempersiapkan barang lalu langsung keluar, belum sempat makan.

"Kalau begitu kita check ini dulu baru pergi makan." Zho Hesi tersenyum bertanya pendapatnya, "Kamu mau makan apa?"

Begitu Zhou Hesu bertanya, Lanxi merasa sedikit lapar, dia menjilat bibirnya, "Uhm......Ingin makan bakpao."

"Boleh, kalau begitu makan bakpao." Zhou Hesi dengan cepat menyetujui.

Setelah berbicara, Zhou Hesi mengambil alih koper yang ada di tangan Lanxi, sendirian menarik 2 koper pergi check in.

Setelah sampai di jalur VIP, bertemu dengan orang dikenal.

Lanxi bukan pertama kalinya bertemu Zheng Yuan.

Karena Gu Jingwen, membuat kesan Zheng Yuan tidak begitu baik.

Sebenarnya kalau diingat-ingat lagi, Zheng Yuan tidak melakukan hal yang kelewatan.

Tapi membenci yang berhubungan dengannya, kalau memang orang yang berhubungan dengan Gu Jingwen, dia pastinya tidak bisa suka.

Jadi, setelah melihat Zheng Yuan, Lanxi juga tidak menyapanya.

Malah Zheng Yuan tertarik melihat Lanxi dan juga Zhou Hesi yang ada disebelahnya.

Walaupun ruang lingkup kekuasaan Zhou Hesi ada di kota Bei, tapi Zheng Yuan juga pernah mendengar tentangnya, bagaimana juga ruang lingkup orang kaya kecil, biasanya di beberapa kegiatan pasti akan bertemu.

Tapi Zheng Yuan dengan Zhou Hesi tidak bisa dibilang kenal, paling banyak juga mengetahui nama satu sama lain.

Sebelumnya Zheng Yuan sudah pernah sekali melihat Lanxi bertemu dengan Zhou Hesi, dia sendiri tidak terpikir kalau akan ada kedua kalinya.

Tampaknya akhir-akhir ini orang lain bilang kalau Lu Yanting dengan Lanxi ada masalah hal ini benar adanya.

Memikirkan ini, Zheng Yuan menarik kedua sudut bibirnya tersenyum: "Nyonya Lu? Kebetulan sekali."

Zheng Yuan sengajar memanggil Lanxi seperti itu.

Di saat dia muncul bersama denga pria lain memanggilnya 'Nyonya Lu', tampaknya sedang mengingatkannya sesuatu.

Lanxi juga tidak bodoh, dia sangat mengerti maksud Zheng Yuan apa.

Lanxi tersenyum dingin, berpikir memang tidak salah dia bersekongkol dengan Gu Jingwen, cara orang jahat semuanya begitu mirip.

"Iyakah, aku merasa sangat tidak kebetulan." Menghadapi orang yang tidak ingin dia pedulikan, Lanxi biasanya tidak akan segan.

Apalagi, dia tidak merasa lain kali dia dengan Zheng Yuan akan ada hubungan apapun.

Zhou Hesi merasa wajah Zheng Yuan sedikit familiar, tapi tidak bisa mengingat namanya.

Tapi dilihat dari penampilan Zheng Yuan sepertinya temannya Lu Yanting, kalau tidak juga tidak akan berkata seperti itu.

Tentu saja, Zhou Hesi sama sekali tidak takut.

Setelah mengambil boarding pass, memasukkan koper ke bagasi, Zhou Hesi mengangkat tangannya menepuk pundak Lanxi, "Ayo kita pergi."

"Baik." Lanxi mengangguk, lalu tidak melirik Zheng Yuan lagi, langsung ikut dengan Zhou Hesi pergi.

Zheng Yuan berdiri di posisinya memegang dagu, melihat punggung Lanxi dan Zhou Hesi, matanya sedikit menyipit.

Ehn, menarik.

Tampaknya sudah waktunya dia menelepon Lu Yanting.

**

Setelah melihat Lanxi masuk ke lobby bandara, Lu Yanting juga tidak berdiam di bandara lagi, langsung menghidupkan mobilnya bersiap kembali ke kota.

Baru saja membawa mobilnya belum 10 menit, handphonenya berdering.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu