Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 190 Aku Punya Cara (1)

Bukan suka yang tulus.Perkataan Pan Yang ini tidak begitu langsung, tapi maksud yang ingin disampaikan sudah sangat jelas.

Maksudnya adalah, Lanxi mendekati Lu Yanting dengan membawa tujuan lain.

Hal ini tidak mengejutkan, posisi keluarga Lu di kota Jiang tidak ada yang tidak tahu, apalagi Lu Yanting sendiri juga merupakan pria yang ganteng dan berkedudukan, sangatlah normal bahwa banyak wanita yang berinisiatif menggodanya.

Tapi bagaimanapun Lanxi benar-benar tidak terlihat seperti orang yang mendekati pria demi kekuasaan dan kekayaan--

Lu Qingran sendiri merasa dirinya cukup pandai menilai orang, apakah kali ini terjadi kesalahan teknis padanya?

Seharusnya tidak.

Lagian, pendapat Lu Bienian dan Xi An juga berpikir selaras dengannya.

Lu Qingran tidak berbicara, Pan Yang menyusun kata-kata, melanjutkan: "Awalnya Direktur Lu sepertinya tidak begitu menyukai dia, kemudian perlahan-lahan mulai semakin peduli padanya. Tapi Lanxi... ... selalu bersikap tenang."

Pan Yang merasa perkataannya sendiri tidak mengandung perasaan yang cenderung membuatnya emosi, Lanxi memang cukup tenang di saat menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan Lu Yanting, setidaknya dia berpandangan demikian.

Setelah mendengarkan kata-kata Pan Yang, Lu Qingran memijat kening, berdesah ringan, tidak tahu harus berkata apa.

Dia merasa, Lu Yanting pastinya memiliki penilaian sendiri terhadap hal-hal semacam ini.

Jika Pan Yang dapat melihat bahwa Lanxi memiliki niat lain, maka Lu Yanting seharusnya juga dapat melihatnya.

Jika dia memanjakan Lanxi dalam kondisi mengetahui niatnya, maka hanya bisa menunjukkan satu hal--dia benar-benar mencintai Lanxi.

Namun, apakah Lanxi layak mendapatkan cinta sejati ini, itu sudah merupakan hal lain.

"Yah, aku sudah tahu, kita tidak usah membicarakan ini lagi." Lu Qingran merapikan rambutnya, "Kembalilah ke ruanganmu."

**

Di sisi lain, ruangan rumah sakit kedua.

Dalam waktu sekejap, Lanxi telah berada di ruangan Shen Wenzhi selama lebih dari satu jam.

Shen Wenzhen dan Fang Ling memintanya untuk berbicara dengan Shen Wenzhi, tetapi sebenarnya Lanxi tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Di depan Shen Wenzhi, dia bukan orang yang banyak bicara.

Ketika mereka berdua pacaran, Shen Wenzhi yang berbicara di sebagian besar waktu, kepribadian Lanxi agak dingin, dia hanya mendengar Shen Wenzhi bicara, sesekali menjawab beberapa kata.

Dan dalam hubungan itu, Shen Wenzhi selalu merupakan pihak yang lebih aktif.

Awalnya dia yang menaksir Lanxi, awal ini pun telah menentukan perannya dalam hubungan ini.

Dan Lanxi sendiri juga bukan orang yang pandai menemukan topik untuk mengobrol dengan orang lain.

Dan juga... ... Menghadapi orang yang koma dan tidak sadar, dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

Karena itu, Lanxi hanya mengeluarkan beberapa kata pada awalnya, lalu terdiam.

Dia duduk di depan tempat tidur sambil menatap Shen Wenzhi, termenung.

Merenung proses dia dan Shen Wenzhi dari perkenalan, pacaran, dan kemudian putus, dapat digambarkan sebagai jalan yang berkelak-kelok serta dramatis.

Lanxi merasa dirinya mungkin tidak akan pernah mengalami percintaan semacam ini lagi dalam sisa hidupnya.

Dia sambil merenung masa lalu, sambil menatap Shen Wenzhi. Di dalam ruangan amat hening, bahkan bisa terdengar suara jarum jam yang berdetak.

Lanxi memandang Shen Wenzhi, tenang tak bersuara, tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Sebenarnya dirinya sendiri sangat jelas, dirinya tidak bisa memberikan bantuan apapun.

Dilihat dari situasi Shen Wenzhi sekarang, bangun atau tidak, sepenuhnya tergantung kehendak Tuhan.

Namun, Lanxi benar-benar merasa bahwa kelakuan Tang Manshu kali ini benar-benar cukup bodoh, setelah kejadian kali ini, Fang Ling mungkin tidak akan dekat lagi dengan dia seperti sebelumnya.

Sikap Fang Ling terhadap Tang Manshu barusan cukup untuk membenarkan pemikiran Lanxi.

Tentu saja, masalah ini tidak ada hubungannya dengannya.

Melihat Shen Wenzhi seperti ini, Lanxi merasa agak sedih.

Sebelumnya Lanxi sendiri pernah mengatakan bahwa bahkan seorang teman biasa yang sangat tidak akrab mendadak menghadapi situasi ini, dirinya tetap tidak bisa berpangku tangan tanpa berbuat apa-apa.

Apalagi, dia adalah Shen Wenzhi.

Shen Wenzhi yang pernah dia cintai sepanjang usia muda.

Lanxi sudah seperti lupa waktu, dirinya sendiri bahkan tidak tahu berapa lama dia berada di dalam ruangan.

Sepertinya sangat lama, tapi sepertinya juga tidak terlalu lama.

Sementara dia menatap Shen Wenzhi dengan kondisi linglung, pintu kamar tiba-tiba terbuka.

Gerakan yang mendadak membuat Lanxi terganggu, dia merespons dengan menoleh ke belakang, tepat bertatapan dengan mata Zhou Jinyan.

Lanxi tidak terkejut sama sekali dengan kemunculan Zhou Jinyan di sini.

Karena hubungan Zhou Jinyan dan Shen Wenzhi juga lumayan baik.

Tapi… ...Raut muka Zhou Jinyan sepertinya tidak begitu baik. Begitu Lanxi hendak berbicara, Zhou Jinyan langsung menghentikannya.

Zhou Jinyan berjalan cepat ke Lanxi, menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya keluar.

Tindakan Zhou Jinyan amat tidak sopan, hubungannga dengan Lanxi memang sudah tidak baik sejak awal, ditambah dengan menyeret orang tanpa memberi alasan apa pun, Lanxi tentunya sangat tidak senang.

Dia mengibaskan tangan Zhou Jinyan, raut wajahnya tidak terlalu bagus: "Apa yang kamu lakukan?"

Zhou Jinyan: “Kenapa kamu tidak mengangkat telepon dari aku?”

Lanxi: “… …”

Dia tidak mengerti, apa hak Zhou Jinyan untuk menginterogasinya seperti ini?

Sebelum dia datang ke rumah sakit, dia memang sengaja membisukan ponsel, karena dia tidak mau menjawab telepon di depan keluarga Shen, rasanya tidak nyaman.

Tetapi, apa hubungannya dengan Zhou Jinyan?

Lebih tepatnya, bukankah Lu Yanting yang seharusnya datang untuk menginterogasinya?

Sekarang Lu Yanting belum beraksi, dia malahan sudah mengambil langkah lebih awal?

Seberepa bencinya dia terhadap dirinya?

“Ponselku dibisukan, kenapa?” Lanxi berkata dengan dingin, menjawabnya.

Melihat sikapnya yang acuh tak acuh, dan memikirkan Lu Yanting yang terbaring di kamar, Zhou Jinyan menggertakkan gigi dengan geram: "Untuk apa kamu datang ke sini? Bukankah kak Lu sudah bilang dia tidak mau kamu datang ke sini?”

“Ini adalah masalah aku dan Lu Yanting.” Lanxi berhenti sejenak, menatap Zhou Jinyan: “Tidak ada hubungannya dengan kamu.”

Zhou Jinyan mencibir, "Tidak ada hubungannya denganku? Kamu tidak mau tahu untuk apa aku ke sini?”

Lanxi: “… …”

Alasannya, dia memang benar tidak peduli.

Untuk apa ke sini?

Bukankah untuk menjenguk Shen Wenzhi.

Lagipula mereka adalah teman, terjadi sesuatu pada Shen Wenzhi, tidakkah normal baginya untuk datang menjenguk.

Setiap kali Zhou Jinyan melihat sikap Lanxi acuh tak acuh, dia sangat amat ingin memukulnya, tetapi Lanxi adalah wanita, dia tidak boleh memukulnya.

Kadang-kadang dia benar-benar tidak mengerti mengapa Lu Yanting begitu bodoh, menyukai orang yang tidak berperasaan seperti ini.

Zhou Jinyan malas untuk berdebat dengannya lagi, langsung berkata, "kak Lu mengalami kecelakaan mobil dan sekarang berada di Rumah Sakit Huaxi."

Lanxi bahkan bermimpi pun tidak menyangka akan mendengar kabar ini dari mulut Zhou Jinyan.

Lu Yanting mengalami kecelakaan mobil?

Dia teringat kelopak mata kanannya yang tidak henti berdenyut, apakah denyutan saat itu adalah pertanda akan terjadinya hal ini--

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu