Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 214 Pertukaran (3)

Setelah mengirim pesan teks, Fu Xing memasukkan telepon kembali ke sakunya, lalu mendekati Lu Qingran.

Lu Qingran ditahan di dinding lift oleh Fu Xing, dia secara tidak sadar mengernyit: "Apakah kamu sakit?"

“Temperamenmu buruk sekali.” kata Fu Xing dengan sedikit tak berdaya.

Setelah berkata, dia menepuk kepala Lu Qingran, "Apakah kamu juga berbicara dengan Fu Xingzhou dengan sikap yang sama?"

Mengenai Fu Xingzhou, Fu Xing selalu sangat keberatan.

Cheng Zi bahkan sudah mulai memanggilnya ayah, mungkinkah dia tidak keberatan?

"Tentu saja tidak, dia tidak seperti kamu, tidak tahu malu." Lu Qingran mengangkat kaki dan menendangnya dengan kuat, "Menjauh dariku!"

Fu Xing tidak memaksa, mendongak untuk melihat angka lantai, sudut mulut terangkat.

Mereka akan segera naik ke atas, jadi sekarang tidak perlu berburu-buru.

**

Hari ini Lu Yanting bangun pagi-pagi.

Sejak Lu Qingran pergi untuk mengantar Cheng Zi ke sekolah, dia terus menunggu pesan teks dari Fu Xing.

Setelah hampir dua jam, akhirnya notifikasi pesan teks berdering.

Ketika melihat kata "Bali", Lu Yanting dengan sendirinya terpikir perihal dia dan Lanxi bersama-sama pergi ke Bali merayakan Tahun Baru.

Kenangan seketika meledak keluar, dia menjadi agak emosional.

Padahal itu merupakan kejadian yang baru saja berlalu setengah tahun lebih, tapi dia merasa sudah sangat lama.

Sebenarnya, hubungan mereka tidak begitu manis dan dekat pada tahap itu, tetapi setidaknya lebih baik daripada setelahnya.

Jika diingat-ingat kembali, saat itu hubungan mereka terhitung cukup baik.

Lu Yanting memijat keningnya, dia merasa dirinya benar-benar tidak tahu bersyukur dan merasa terpenuhi.

Jika dia sedikit lebih bersyukur, masalah-masalah setelahnya pun tidak akan terjadi.

Bali--Lu Yanting menunduk dan sekilas melihat kakinya sendiri, kondisinya sekarang, bagaimana mungkin bisa pergi ke Bali?

Dia sebelumnya telah bertanya kepada dokter, dokter mengatakan bahwa dia harus merawat cedera kali ini dengan baik, setidaknya selama dua minggu.

Memikirkan hal ini, Lu Yanting secara tidak sadar mempererat genggamannya pada ponsel.

Akhir-akhir ini, suasana hatinya tidak terlalu baik, komunikasinya dengan dokter pada dasarnya nol.

Tetapi sekarang, dia ingin berkomunikasi dengan baik dengan dokter.

Begitu berpikiran seperti ini, Lu Yanting langsung mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan ke nomor dokter.

Panggilan tersambung dengan cepat, kejadian jarang bagi dokter menerima telepon dari Lu Yanting.

“Apakah ada masalah?” Setelah terhubung, dokter mengambil inisiatif untuk bertanya pada Lu Yanting.

Lu Yanting menjawab "ya", kemudian bertanya kepada dokter, "Kapan kakiku bisa pulih?"

Dokter berpikir sejenak, berkata, "Jika kamu mau mengikuti arahan kami dalam melakukan perawatan dan pemulihan, setidaknya kamu sudah dapat berjalan dalam waktu dua minggu, tetapi juga tidak boleh terlalu sering berjalan."

“Yah, aku akan mengikuti arahan kalian.” sulit menemukan situasi di mana Lu Yanting mau mendengarkan dokter

Semenjak Lu Yanting bangun dari kecelakaan mobil, ini adalah pertama kalinya dia mau mendengarkan kata-kata dokter, mendengarnya berkata demikian, bahkan dokter pun terkejut, bengong sejenak sebelum kembali sadar: "Baik, baik, paling bagus jika kamu mau mengikuti arahan kami."

………

Setelah mengetahui bahwa Lanxi ada di Bali, Lu Yanting aktif mengikuti arahan dokter dalam melakukan perawatan selama dua minggu ke depannya, suplemen kalsium yang diresepkan oleh dokter sebelumnya tidak disentuhnya sama sekali sebelum mengetahui hal itu, tetapi sekarang ia meminumnya tepat waktu setiap hari.

Perubahan-perubahan ini, semuanya dilihat oleh Lu Qingran.

Setelah kembali dari pertemuan dengan Fu Xing pada hari itu, Lu Qingran tidak begitu menyalahkan Lu Yanting, hanya sekedar menceramahinya, kemudian pun membiarkan masalah ini berlalu.

Lu Yanting juga bertanya pada Lu Qingran apa yang dibicarakan Fu Xing dengannya, tetapi Lu Qingran tidak bilang.

Tidak bilang, berarti tidak mau diketahui orang lain, walau kerabat dekat, masing-masing tetap harus memberikan ruang pribadi untuk satu sama lain, Lu Yanting mengerti poin ini. Oleh karena itu, karena Lu Qingran tidak ingin bilang, dia pun tidak bersikeras bertanya.

Sepenuhnya mengikuti arahan dokter dan beristirahat selama lebih dari dua minggu, kondisi cedera pada kaki Lu Yanting jelas mengalami perubahan ke arah yang baik--

Paling tidak, dia sudah bisa berdiri dan berjalan.

Meski tidak bisa bertahan terlalu lama, tapi ini sudah merupakan kabar baik bagi dirinya.

Setelah agak pulih, Lu Yanting mulai merencanakan perihal ke Bali.

Dulu, ketika dia berpergian, baik ke luar negeri maupun ke luar kota, tiket pesawat selalu dipesankan oleh Pan Yang.

Tapi kali ini, dia tidak menelepon Pan Yang, dia sendiri yang memesan tiket pesawat ke Bali, dan sendirian.

Saat dia berkata ingin pergi sendirian, Lu Qingran sama sekali tidak bisa tenang, pada awalnya Lu Qingran ingin menemaninya pergi, tetapi Lu Yanting bersikeras menolaknya.

Mereka berdua bercekcok berhari-hari karena masalah ini, pada akhirnya Lu Qingran yang mengalah--ya sudah, karena dia mau pergi sendiri, maka biarkan saja dia pergi sendiri

Oleh karena itu, Lu Qingran pun membiarkan Lu Yanting pergi sendirian.

………

Pada hari keberangkatan, Lu Qingran dan Pan Yang mengantar Lu Yanting ke bandara.

Pan Yang masih saja khawatir untuk membiarkannya sendirian, ketika memesan hotel, ia meminta hotel menyuruh seseorang merawat kesehari-harian Lu Yanting, tentu saja, di bandara juga akan ada orang yang menjemputnya.

Tidak ada perbedaan waktu antara Bali dan kota Jiang, ketika Lu Yanting tiba di Bali, di Bali juga masih sore, pukul 4.

Cuaca di Bali sangat panas, begitu keluar dari bandara, suhu panas langsung terasa.

**

Hari ini adalah hari pemeriksaan kandungan Lanxi.

Ming Yan dan Bibi Zhang menemaninya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Bayi sudah berusia empat bulan, setelah berdiet sesuai petunjuk Ming Yan selama periode waktu ini, semua gizi Lanxi seimbang.

Tentu saja, bayi juga sangat sehat. Perut Lanxi sedikit lebih besar dari sebelumnya, bahkan jika dia mengenakan gaun longgar, perutnya tetap bisa terlihat menonjol.

Setelah pemeriksaan, Lanxi menelepon Zhou Hesi.

Dia telah berjanji padanya untuk memberitahunya situasi setelah pemeriksaan.

Zhou Hesi menjawab telepon dengan cepat, hanya sekali bunyi bip, panggilan sudah tersambung.

"Bagaimana, apakah bayi sehat?"

Begitu terhubung, Zhou Hesi langsung dengan tidak sabar menanyakan pertanyaan ini.

Mendengar dia bertanya demikian, Lanxi ingin tertawa.

Zhou Hesi benar-benar perhatian pada anak ini, orang yang tidak tahu kenyataan mungkin akan mengira bahwa anak ini adalah miliknya.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu