Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 29 Kekasih Simpanan
Bab 29 Kekasih Simpanan
Lanxi menunduk melihat cat kukunya yang berwarna merah, dia tidak bisa menahan tawanya saat mendengar perkataan Tang Manshu.
Lanxi tertawa dengan penuh cemooh, walau sedang tidak memakai make up tapi cara tertawa seakan penuh serangan.
Tang Manshu menggigit bibirnya melihat tingkah laku Lanxi.
“Lanxi, aku tahu kamu benci padaku, tapi aku tidak bisa mengendalikan kejadian pada saat itu. Bibi dan paman juga tidak setuju kalian bersama, aku tidak bisa berbuat apa-apa.”
“Jadi kamu membantu memisahkan aku dan Shen Wenzhi?”Lanxi menjawabnya dengan penuh sindiran.
Dia mencibir dan melihat wanita di depannya yang berpura-pura menjadi wanita yang lugu. “Sudah menjadi pelacur tapi masih mau menjaga nama baik. Setelah beberapa tahun tidak berjumpa, kamu masih saja bermuka tebal seperti dulu. ”
Raut wajah Tang Manshu muram mendengar cemooh dari Lanxi, tapi berdiam diri menjaga sikapnya.
Bicara Lanxi sangat kasar, tapi Tang Manshu tidak boleh bertingkah kasar sepertinya.
“Apa masih ada urusan lain?”Lanxi memainkan kukunya dan emosi: “Jika tidak ada lagi, aku akan pergi sekarang.”
“Aku akan mengantrikan teh susu untukmu!”Tang Manshu bertanya padanya sambil tersenyum: “Apa kamu mau pesan teh susu rasa original dengan gula 30% ditambah dengan kacang merah?”
Mereka dulu adalah teman baik, tentu saja Tang Manshu tahu seleranya.
Lanxi melihat Tang Manshu yang penuh perhatian dan menjadi penasaran dia dapat berpura-pura berapa lama lagi.
“Baiklah, terima kasih.”Lanxi menerima tawaran Tang Manshu dengan senang hati.
Dia langsung menerima bantuannya.
“Baiklah, aku akan pergi mengantri.”Tang Manshu menganggukkan kepala dan pergi mengantri teh susu.
15 menit kemudian, dia kembali dengan membawa 2 gelas teh susu.
Tang Manshu memberikan minuman Lanxi padanya, Lanxi menusukkan sedotan kemudian meminumnya sedikit dan mengerutkan kening.
“Minumannya tidak enak!”Nada bicaranya penuh dengan kekesalan.
Melihat keadaan ini, Tang Manshu bertanya dengan penuh perhatian: “Tidak enak, ya? Aku akan membelikannya lagi untukmu.”
Lanxi sangat mengerti Tang Manshu, dia sebenarnya tidak berencana untuk membelikan minuman yang baru untuk Lanxi, dia berbuat demikian hanya untuk menunjukkan rasa perhatiannya saja.
Biasanya orang lain akan menjawab:“Tidak perlu”saat mendapat tawaran seperti ini.
Tapi Lanxi bukan orang biasa. Dia meletakkan minumannya dan berkata: “Baiklah, maaf telah merepotkanmu.”
Tang Manshu melihat senyuman di wajah Lanxi dan menggigit gigi gerahamnya. “Kamu mau minum apa lagi?”
“Hmm, aku mau minum…”Lanxi berpikir sambil memegang dagunya. “Aku mau teh susu green tea saja, banyakin es dan gulanya, ya. ”
“Baiklah, aku kan membelikannya.”Tang Manshu mencoba bersabar, berdiri dan pergi mengantri.
Mood Lanxi membaik melihat bayangan Tang Manshu.
20 menit kemudian, Tang Manshu kembali dengan membawa segelas minuman dan memberikannya pada Lanxi.
Lanxi membuka tutupan gelas dan minum seteguk. Kali ini dia berkata lagi: “Masih tidak enak….”
“Apa masih mau ditukar lagi?”Tang Manshu menghela nafas panjang dan bertanya padanya.
“Tentu saja, saya masih harus merepotkanmu.” Lanxi mengeluarkan senyuman malaikat.
Tang Manshu berusaha mengikuti permainannya sampai akhir.
Untuk ke tiga kalinya Tang Manshu pergi mengantri lagi.
Lanxi masih saja tidak puas dengan minuman yang ketiga.
Kali ini, kesabaran Tang Manshu sudah habis.
Dia melihat Lanxi: “Lanxi, apa yang kamu tidak senang dariku?”
“Kamu baru sadar, ya?”Lanxi tidak bisa menahan tawanya. “Kupikir kamu belum sadar juga.
“Aku paling benci dengan orang palsu sepertimu, masih berpura-pura bersikap lugu setelah mengambil keuntungan dari orang lain.”
Lanxi berdiri di hadapan Tang Manshu dan mencubit dagunya.
“Ambil saja Shen Wenzhi jika kamu suka, di kota Jiang ini masih banyak orang yang kaya yang lainnya. Kamu pikir saya takut?”
“Jangan muncul lagi di hadapanku, pergi sejauh mungkin!”
Selesai bicara, Lanxi melepaskan tangannya dari dagu Tang Manshu dan pergi dari toko minuman itu dengan membawa teh susu rasa original dengan kacang merah.
Gaya berjalannya sangat keren dan cara bicaranya yang tegas sama sekali tidak sesuai dengan penampilannya hari ini.
Tang Manshu duduk di dalam toko minuman, melihat bayangan Lanxi dan menggertak giginya.
**
Keluar dari toko minuman, Lanxi tertawa mengingat ekspresi wajah Tang Manshu.
Setelah tertawa, hatinya malah semakin sedih. Ternyata ini seperti yang dikatakan orang-orang, kebanyakan tertawa akan menangis.
Dia memberhentikan sebuah taksi dan memberitahukan alamat yang dituju. Lanxi langsung kembali ke apartemen Jiang Sisi.
Saat masuk ke dalam apartemen, Jiang Sisi sedang menonton drama seri Amerika.
Melihat Lanxi kembali, Jiang Sisi segera menutup laptopnya dan menyimpannya.
“Bagaimana, apa kemarin malam kamu berhasil?”
Lanxi mengganti alas kaki dan duduk di sebelah Jiang Sisi, kemudian mengeluarkan dua buah buku nikah dan memberikan kepadanya.
“Waw!”Jiang Sisi membuka buku nikah tersebut, dan sangat kaget saat melihat foto dan tanggal buku nikah itu dikeluarkan.
Dia tidak menyangka, Lanxi dapat secepat itu menaklukkan Lu Yanting.
Yang dia tahu Lu Yanting adalah orang yang sadis, orang biasa tidak akan bisa menaklukkannya.
“Kamu hebat sekali, aku bangga padamu.”Jiang Sisi mengembalikan buku nikah itu kepada Lanxi. “Tunggu, aku akan pesan bir dan lobster untuk merayakannya! ”
Jiang Sisi bergerak cepat, baru saja selesai bicara dia sudah memesan lobster melalui telepon.
Sekarang sudah jam 4 sore, paling tidak lobsternya baru bisa datang jam 5- jam 6 sore.
Setelah selesai memesan makanan, dia baru menyadari penampilan Lanxi.
“Kenapa penampilanmu hari ini begitu sederhana?”
“Baju ini dibelikan oleh asisten Lu Yanting.”Lanxi mengangkat bahunya. “Gaya yang disukai pria baik-baik.”
Jiang Sisi tertawa penuh makna. “Nampaknya kemarin malam sangat panas!”
“Aku mandi dulu.”Lanxi tidak menjawabnya, dia berbalik dan kembali ke kamarnya dan mengambil baju. Dia meninggalkan Jiang Sisi yang duduk di atas sofa.
……
Setelah mandi selama 20 menit, Lanxi akhirnya keluar dari toilet.
Selesai mandi, dia berdiri di depan cermin dan melihat bekas di tubuhnya. Dia teringat dengan permainan kemarin malam.
Dia harus mengakui kekuatan Lu Yanting sebagai seorang pria.
Lanxi memakai daster bertali ke ruang tengah, di sana Jiang Sisi sudah mulai minum bir.
Saat Lanxi mendekat, Jiang Sisi melihat lebam dan bekas ciuman pada leher dan bagian dadanya.
Jiang Sisi menusuk leher Lanxi. “Sudah puas ya?”
“Aku hampir mati dibuatnya.”Lanxi mengangkat bahunya.
Dia mengakui kekuatan tubuh Lu Yanting.
“Seterusnya akan ada orang yang menjagamu, mari kita bersulang dengan gembira!”Jiang Sisi mengambil 2 botol bir dan memberikan 1 botol kepada Lanxi.
Lanxi menerimanya dan bersulang dengannya. Lanxi berkata: “Aku berencana untuk membawa Lu Yanting pulang ke rumah.”
“Ide bagus.”Jiang Sisi menepuk jarinya. “Pasti ekspresi adik tirimu dan ibunya sangat luar biasa.”
Lanxi membayangkan apa yang dikatakan oleh Jiang Sisi. Tidak puas rasanya jika hanya membayangkannya saja.
Selama bertahun-tahun, Lanxi sama sekali tidak pernah menganggap keberadaan Yu Ying dan Lan Zhixin.
Saat itu, dia tidak mau bersaing dengan mereka bukan karena takut kalah, tapi karena merasa tidak perlu.
Tapi mereka semakin keterlaluan, Lanxi tidak bisa ditindas begitu saja.
“Kamu sudah seharusnya berbuat demikian sejak awal.”Jiang Sisi kembali duduk. “Mereka pikir mudah menindasmu!
Benar, mereka bahkan berani menjual warisan kakekku, sangat keterlaluan.
**
Keesokan harinya adalah hari Senin. Begitu sampai kantor, rekan kerjanya memberitahunya untuk bertemu dengan Bos Lu.
Gosip kemeja Lanxi yang berantakan setelah keluar dari ruangannya sudah tersebar luas.
Semua orang merasa Lanxi ada hubungannya dengan Lu Yanting, suasananya menjadi kikuk saat bicara dengan rekan kerjanya.
“Baiklah.”Lanxi menjawab singkat, kemudian mengeluarkan bedak dan memoles wajahnya kembali, kemudian baru keluar dari ruangannya.
Baru saja keluar, rekan kerjanya sudah mulai bergosip lagi.
“Apakah Lanxi sudah menggoda Bos Lu?”
“Jika itu benar, aku sungguh sangat kecewa dengan Bos Lu. Dia ternyata menyukai wanita berdada besar yang tidak mempunya otak…”
“Belum tentu, mungkin saja Bos Lu hanya mempermainkannya. Lagian wanita yang mengejarnya sangat banyak, tidak bisa disia-siakan begitu saja.”
“Apa kalian semua sedang menganggur?”
Baru saja sampai ke kantor, Linda atasan Lanxi sudah mendengar mereka bergosip. Ekspresi wajah mereka langsung berubah.
Setelah mendengar suaranya, mereka langsung terdiam. Kembali ke tempat duduknya dengan kesal dan meneruskan pekerjaannya.
Wajah atasan Lanxi terus muram. Dia sudah pernah sudah mendengar gosip tentang Lanxi dan Lu Yanting .
Hari pertama Lanxi masuk kerja, Linda sudah memperingatkan Lanxi untuk tidak menggoda Lu Yanting. Saat itu Lanxi menyetujuinya, tapi dia tidak melakukannya.
……
Beberapa menit kemudian, Lanxi sampai di depan ruangan Lu Yanting.
Kali ini, pintunya terbuka dari dalam tanpa diketuk.
Lanxi tidak sungkan dan langsung masuk ke dalam.
Lu Yanting mengamatinya dari atas ke bawah, hari ini dia kembali memakai baju ketat yang membentuk lekuk tubuhnya.
Hari ini dia tidak memamerkan dadanya, mungkin karena bekas kemarin malam yang masih melekat.
“Ada apa Bos Lu mencariku?”Lanxi mendongak melihatnya.
“Apa masih sakit?”Lu Yanting melihat ke arah pangkal paha Lanxi.
Lanxi jelas mengerti bagian mana yang dimaksud oleh Lu Yanting.
“Tidak sakit lagi, tidak masalah jika Bos Lu mau melakukannya di kantor. ”Lanxi kemudian menyapu rambutnya sehingga lehernya terlihat.
Lu Yanting menarik pandangannya saat melihat bekas ciuman di lehernya. Dia kemudian berbalik dan kembali ke meja kerjanya.
Lanxi mencibir saat melihat pundaknya.
Lu Yanting menghindarinya, Lanxi sangat tidak terbiasa.
“Kemari.”Saat berpikir seperti itu, Lu Yanting mulai bicara.
Lanxi segera mendekat saat dipanggil Lu Yanting, mereka berdiri berhadapan di depan meja kerja.
“Pegang ini.”Lu Yanting memberikan dua buah kartu kepada Lanxi.
Lanxi menerimanya tanpa sungkan dan mengamatinya dengan serius.
Yang satu adalah kartu masuk apartemen, yang satunya lagi adalah kartu kredit.
“Apa ini adalah mahar?”Lanxi bertanya dengan tertawa. Pria itu berkata: “Segera pindah dan tinggal di sana.”
Pindah ke sana? Lanxi kaget.
Lu Yanting mengerutkan keningnya melihatnya: “Kenapa, apa kamu tidak bersedia?”
“Tentu saja tidak, aku kaget diperlakukan seperti ini.”Lanxi mengguncang kartu apartemennya. “Bos Lu mau tinggal bersamaku.”
“Kartu kreditnya adalah kartu kedua, kamu bebas memakainya, aku yang akan membayarnya. ”Lu Yanting tidak menjawab perkataan Lanxi.
Kata-katanya ini……
Lanxi tersenyum mendengar perkataannya: “Bos Lu tidak seperti menikah dengan saya, tapi lebih seperti mempunyai kekasih simpanan.”
“Apa bedanya?”Lu Yanting seakan tidak peduli dengan hal ini.
Lanxi juga tidak berniat berdebat dengannya tentang hal ini.
Karena dia merasa tidak ada perbedaan, maka Lanxi hanya bisa menurut.
“Tentu saja tidak ada, semua yang dikatakan Bos Lu benar, saya akan menuruti perkataan bos.”Nada bicara Lanxi penuh dengan rayuan.
Setelah mendengarnya, Lu Yanting tertawa dingin: “Aneh.”
“Bos Lu, ada yang harus aku bicarakan padamu.”
Karena sudah berada di kantornya, maka Lanxi sekalian mengatakan hal ini padanya.
Lanxi memegang kedua kartu itu ditangannya. Tubuhnya mendekat pada Lu Yanting, satu tangannya membentuk bulatan di dadanya.
“Kamu sedang menggodaku?”Lu Yanting menatapnya dan menekan bokongnya dengan satu tangan.
“Karena sudah menikah denganku, maka Bos Lu harus datang ke rumahku dan bertemu dengan keluargaku.”
Lanxi berkata dengan manja: “Jika tidak mereka akan berpikir kamu tidak serius padaku.”
“Apa kamu berpikir aku harus serius padamu?”Lu Yanting bertanya balik.
“Bagaimanapun kita sudah menikah, kamu harus ikut pulang kerumahku.” Lanxi tidak peduli dengannya dan terus manja padanya.
Lu Yanting sangat pintar dan mengetahui tujuan Lanxi.
Dia ingat saat Lanxi bicara pada ayahnya dan adik tirinya bahwa dia akan menikah dengan Lu Yanting. Akhirnya impian ini tercapai, tentu saja dia harus pulang untuk memberitahu mereka.
Lu Yanting mengetahui isi pikiran Lanxi.
Sebenarnya dia sendiri juga tidak mengerti mengapa bisa terjebak ke dalam perangkap Lanxi.
Apa benar dia telah tersihir oleh Lanxi?
Wanita ini membuatnya ketagihan.
“Saya sudah tahu.”Lu Yanting merasa geli karena gerakan tangan Lanxi.
“Singkirkan tanganmu.”
“Apa kamu sudah bereaksi?”Lanxi melihat ke bawah. “Tubuh Bos Lu sangat kuat.”
Lu Yanting“……”
“Apa masih ada perintah lain, Bos Lu?”
“Pergi.”Lu Yanting menunjuk pintu。
Lanxi mengangguk dan keluar.
……
Setelah keluar dari ruangan Lu Yanting, Lanxi langsung turun ke bawah.
Saat akan masuk ke dalam lift, dia melihat atasannya Linda.
Dia sepertinya sudah menunggu lama di sini.
Setelah melihat Lanxi, dia menghampirinya dan berkata: “Ikut saya ke ruangan rapat.”
Raut wajahnya buruk. Tapi karena ini perintah atasan, dia jadi agak grogi.
Saat duduk di ruangan rapat, dia menatap Lanxi dan bertanya: “Sebenarnya apa hubunganmu dengan Bos Lu?”
“……”Mendengar pertanyaan ini, Lanxi menggenggam erat dua kartu yang ada di tangannya.
Dia pasti mendengar gosip yang beredar.
“Apa kamu masih ingat apa yang kukatakan padamu saat hari pertama kamu masuk kerja?”Lanxi tidak menjawab, dia semakin marah dan nada bicaranya semakin tinggi.
“Masih ingat.”Lanxi mengangguk.
“Coba ulangi apa yang kukatakan padamu!”Dia memerintah.
“Jangan ada maksud lain pada Bos Lu, jika tidak, pekerjaanmu cepat atau lambat akan berhenti.”Lanxi mengulang kembali apa yang dikatakan Linda seingatnya.
“Ternyata kamu masih ingat, tapi mengapa kamu tidak melakukannya?”Dia semakin marah.
“Hubunganku dengan Bos Lu tidak seperti yang kamu bayangkan, untuk jelasnya sebaiknya kamu tanyakan saja padanya.”Lanxi menyerahkan tanggung jawab kepada Lu Yanting.
Karena menurut Lanxi, bagaimanapun dia tidak akan percaya dengan perkataannya.
Dari pada seperti itu, sebaiknya tanyakan langsung pada Lu Yanting.
Lu Yanting tidak akan memintanya untuk memecat Lanxi bukan?
“Lanxi, kamu adalah orang yang cerdas, kamu tahu apa yang seharusnya kamu lakukan dan tidak. Aku menerimamu di sini bukan untuk menggoda Bos Lu.”Dia menjelaskannya sekali lagi.
Lanxi mengangguk dan berkata padanya: “Sebaiknya bicara dengan Bos Lu.”
“Baiklah, aku akan bicara dengannya. Pokoknya kamu harus hati-hati, kamu juga sudah mendengar gosip yang beredar di kantor ‘kan?” “Aku tidak berharap bawahanku bergosip setiap hari, jadi kamu harus mengendalikan diri.”
“Baik, aku sudah tahu.”Lanxi mengangguk.
“Kembalilah bekerja.”Dia memerintahkan Lanxi.
Lanxi segera keluar dari ruang rapat saat mendengarnya.
Saat kembali ke ruangan, seisi ruangan menatap Lanxi.
Tatapan mereka seakan menyelidiki dan menghina. Lanxi sama sekali tidak peduli dan duduk di tempatnya. Kemudian memasukkan dua kartu itu ke dalam tasnya.
**
“Vila Guanting, nanti Pan Yang akan membawamu ke sana agar kamu tahu.”
Lu Yanting tidak peduli dengan masalahnya.
Setelah Lanxi keluar, Linda masih duduk sebentar di ruang rapat dan setelah berpikir sebentar, dia memutuskan untuk berbicang dengan Lu Yanting.
Keadaan Lanxi sangat tidak biasa.
Dulu juga ada asisten yang menggoda Lu Yanting seperti ini.
Sudah pernah terjadi dan Lu Yanting memintanya untuk di pecat.
Hal ini sudah terjadi sekitar 5 kali, tapi ini berbeda dengan Lanxi.
Linda kemudian sampai di ruangan Lu Yanting.
Dia jarang sekali mencari Lu Yanting. Setelah melihatnya, Lu Yanting bertanya padanya: “Ada masalah apa?”
“Bos Lu, belakangan ini beredar gosip tentang hubunganmu dengan Lanxi, apakah kamu tahu?”
“Ya, lalu kenapa?”Lu Yanting seakan tidak peduli dengan hal ini.
Linda kaget dengan sikapnya: “Bos Lu, masalah ini menyangkut kedisiplinan karyawan, jika Lanxi bertindak tidak sepantasnya, aku akan memberikan sanksi padanya tanpa terkecuali.”
“Tidak perlu.”Lu Yanting menjawab singkat dan menambahkan: “Dia adalah orang saya.”
:“……”
Dia tidak menyangka Lu Yanting mengakuinya.
Dan nada bicaranya seakan tersirat seperti memanjakannya?
Apakah dia salah dengar?
“Bos Lu, peraturan perusahaan tidak mengizinkan atasan dan bawahan pacaran, apakah tindakanmu ini sedikit berlebihan? ”Dia mengingatkan Lu Yanting: “Sekarang semua orang sedang membicarakan hal ini.”
“Coba kamu atasi.”Lu Yanting tidak peduli. “Apa yang harus dilakukan jika karyawan mengerjakan hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan pada jam kerja? Seharusnya kamu tahu lebih jelas dari padaku. ”
Sekali lagi:“……”
“Apa masih ada urusan lain?”Lu Yanting mengangkat penanya.
“Sudah tidak ada, lanjutkan pekerjaanmu.”Linda pun keluar.
Dia tidak menyangka Lu Yanting menyukai wanita seperti ini.
Dia memang cantik, tetapi sepertinya bukan seleranya.
**
Pukul 3 sore, sebuah media terkenal di Kota Jiang memberitakan berita teranyar di forum: Bos muda dan tampan PT.Zonghaim di Kota Jiang sudah menikah, dan pasangannya belum diketahui!
Foto dalam berita ini adalah foto mereka berdua saat pergi ke Kantor Catatan Sipil. Tubuh Lanxi tertutup oleh Lu Yanting dan hanya wajahnya yang terlihat. Tapi wajahnya seperti mosaik, tidak ada yang bisa mengenalinya.
Berita ini langsung menyebar di kantor.
Lanxi tidak pernah tertarik dengan gosip, jika bukan rekan kerjanya yang mengatakannya, dia tidak akan tahu berita ini.
Mendengar perbincangan mereka, Lanxi kemudian masuk ke dalam forum tersebut dan melihatnya sebentar.
Ternyata media memasukkan foto mereka bedua saat berada di Kantor Catatan Sipil.
Saat itu memang banyak orang yang melihat mereka, tapi Lanxi tidak menyangka akan diberitakan media dengan cara seperti ini.
Setelah membaca berita ini, dia berdiri dan keluar dari ruangan.
Dia pergi ke toilet untuk menenangkan diri sebentar.
Baru saja dia keluar, rekan kerjanya sudah mulai bergosip lagi.
“Apa kamu lihat, dia pasti marah!”
“Kenapa dia harus marah?”Walaupun dia berhasil menggoda Bos Lu, dia hanya bisa menemaninya tidur saja. Bos Lu yang berkuasa tidak akan menikah dengannya.
……
Lu Yanting adalah orang terkenal di Kota Jiang, berita ini mengundang perhatian semua orang.
Sebagai teman baik, Cheng Yi dan Zhou Jinyang kaget bukan kepalang saat membaca berita ini.
Malam hari, mereka berdua mengundang Lu Yanting untuk minum sekaligus menanyakan masalah ini padanya.
“Lu, apa yang terjadi dengan berita pernikahanmu itu? Apakah media salah memberitakannya?”Cheng Yi memberikan segelas bir pada Lu Yanting.
“Memang benar.”Lu Yanting menerima bir itu dan mengguncangnya perlahan.
“Kamu menikah dengan siapa?”Mereka berdua bertanya bersamaan.
“Kenalkan pada kami.”Mengingat Lanxi, Lu Yanting mencibir.
Mereka berdua saling bertatapan, kemudian Zhou Jinyan bertanya: “Apakah kamu sudah berakhir dengan Jingwen?”
Mereka berdua tidak bisa menerima hal ini.
Gu Jingwen adalah teman baik mereka, awalnya mereka merasa Lu Yanting akan menikah dengan Gu Jingwen.
Tapi sangat disayangkan, mereka putus.
Lu Yanting diam mendengar nama Gu Jingwen.
“Lu, apa kamu masih kesal dengan Gu Jingwen?”Cheng Yi menerka.
“Apa aku kekanak-kanakan sepertimu?”Lu Yanting tertawa dan bertanya kembali.
“Jangan tertawakan aku, saat Gu Jingwen pergi, kamu juga seperti bocah, apa kamu lupa?”
Mendengar perkataan Cheng Yi, Zhou Jinyan batuk-batuk memotong pembicaraannya dan menatapnya.
Cheng Yi segera tutup mulut saat sadar.
Setelah Cheng Yi diam, Zhou Jinyan bertanya lagi: “Lu, kamu menikah karena kesal pada Gu Jingwen, itu sangat tidak berarti. Kesalapahaman yang terjadi harus diluruskan, Gu Jingwen sebenarnya…”
“Aku tahu dengan jelas masalahku.”Lu Yanting memotong pembicaraannya karena tidak mau mendengarnya lagi.
Zhou Jinyan hanya bisa diam.
。
Sikap Lu Yanting membuat mereka berdua semakin penasaran, sebenarnya dia menikah dengan siapa.
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyMy Charming Lady Boss
AndikaMy Superhero
JessiMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMr. Ceo's Woman
Rebecca WangHei Gadis jangan Lari
SandrakoCinta Presdir Pada Wanita Gila×
- Bab 1 Dia Memang Sangat Cantik
- Bab 2 Dia Tidak akan Menyukaimu
- Bab 3 Siaran Langsung
- Bab 4 Apakah Kamu Bersikap Seperti ini Pada Semua Pria
- Bab 5 Coba Selidiki Keluarga Lan
- Bab 6 Mungkin Aku Sudah Terlalu Bersabar
- Bab 7 Wajahnya Sungguh Memikat
- Bab 8 Kamu Tidak Pantas Dihormati
- Bab 9 Hati yang Bergejolak
- Bab 10 Saya Pasti Menang
- Bab 11 Aku Kekurangan Pria Kaya yang Dapat Melindungiku
- Bab 12 Ternyata Benar Seperti Itu
- Bab 13 Saya Pasti Akan Menikah Dengan Lu Yanting
- Bab 14 Pertemuan
- Bab 15 Mencari Asisten Seperti Mencari Selir Kerajaan
- Bab 16 Apakah Lu Yanting Bersama dengan Lan Zhixin
- Bab 17 Apa Tujuanmu Datang ke PT.Zonghaim
- Bab 18 Gejolak
- Bab 19 Mengalah Untuk Menang
- Bab 20 Wanita Ini Tidak Baik
- Bab 21 Terciduk Berselingkuh
- Bab 22 Ambisimu Besar
- Bab 23 Saya Mau Menjadi Nyonya Lu
- Bab 24 Lift
- Bab 25 Obat Perangsang
- Bab 26 Mengalah Untuk Menang Part 2
- Bab 27 Kamu Tadi Makan Apa?
- Bab 28 Mengubah Kebiasaan
- Bab 29 Kekasih Simpanan
- Bab 30 Gangguan Jiwa
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (1)
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (2)
- Bab 32 Wanita Ini... (1)
- Bab 32 Wanita ini... (2)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (1)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (2)
- Bab 34 Melanggar Janji (1)
- Bab 34 Melanggar Janji (2)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(1)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(2)
- Bab 36 Argumen (1)
- Bab 36 Argumen (2)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (1)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (2)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (1)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (2)
- Bab 39 Kita Suami Istri (1)
- Bab 39 Kita Suami Istri (2)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (1)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (2)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (1)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (2)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia (1)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia? (2)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Segila Kamu? (1)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Yang Segila Kamu? (2)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (1)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (2)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu ? (1)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu? (2)
- Bab 46 Jalan sendiri Atau Aku Yang Menggendongmu (1)
- Bab 46 Berjalan Sendiri atau Aku Menggendongmu (2)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (1)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (2) “masa depan ..." Lanxi tertawa. “Aku tidak ingin melihat mereka bertiga sekeluarga lagi saling mencintai, akhirnya pindah keluar. " "Kakekku meninggalkan sebuah rumah dan kemudian aku tinggal di sana." "Mungkin ... Lebih d
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (1)
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (2)
- Bab 49 Aku Adalah Calon Istrinya (1)
- Bab 49 Aku adalah Calon Istrinya (2)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (1)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (1)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (3)
- Bab 52 Lepaskan Dia ? (1)
- Bab 52 Kamu Lepas Tidak (2)
- Bab 52 Kamu Lepaskan Tidak (3)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (1)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (2)
- Bab 53 Menantang Batas Kesabarannya (3)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (1)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (2)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (3)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (1)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (2)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (3)
- Bab 56 Suamiku (1)
- Bab 56 Suamiku (2)
- Bab 56 Suamiku (3)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (1)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (2)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (3)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (1)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (2)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (3)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (1)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (2)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (3)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (1)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (2)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (3)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (1)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (2)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (3)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (1)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (2)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (3)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (1)
- Bab 63 Tidak melakukan Apapun? (2)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (3)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (1)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (2)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (3)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (1)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (2)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (3)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (1)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (2)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (3)
- Bab 67 Suamiku (1)
- Bab 67 Suamiku (2)
- Bab 67 Suamiku (3)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (1)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (2)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (3)
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 1
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 2
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 3
- Bab 70 Dipermainkan (1)
- Bab 70 Dipermainkan (2)
- Bab 70 Dipermainkan (3)
- Bab 71 Terus Menjerat (1)
- Bab 71 Terus Menjerat (2)
- Bab 71 Terus Menjerat (3)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (1)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (2)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (3)
- Bab 73 Pergi Kamu (1)
- Bab 73 Pergi Kamu (2)
- Bab 73 Pergi Kamu (3)
- Bab 74 Siluman (1)
- Bab 74 Siluman (2)
- Bab 74 Siluman (3)
- Bab 75 Tenang (1)
- Bab 75 Tenang (2)
- Bab 75 Tenang (3)
- Bab 76 Sepertinya Hidupmu Sangat Bahagia (1)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (2)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (3)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (1)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (2)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (3)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (1)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (2)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (3)
- Bab 79 Brengsek (1)
- Bab 79 Brengsek (2)
- Bab 79 Brengsek (3)
- Bab 80 Iya, Cemburu
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (1)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (2)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (3)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (1)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (4)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (1)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (2)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (3)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu (4)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (1)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (2)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (3)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (4)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (1)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (2)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (3)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (4)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (1)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (2)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (3)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (4)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (1)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (2)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (3)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (4)
- Bab 88 Benar-benar Sangat Lucu (1)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (2)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (3)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (4)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (1)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (2)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (3)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (4)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (1)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (2)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (3)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (4)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (1)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (2)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (3)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (4)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (1)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (2)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (3)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (4)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (1)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (2)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (3)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar(4)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (1)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (2)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (3)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (4)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (1)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (2)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (3)
- Bab 95 Menyeramkan (4)
- Bab 96 Terima Kasih (1)
- Bab 96 Terima Kasih (2)
- Bab 96 Terima Kasih (3)
- Bab 96 Terima Kasih (4)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (1)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (2)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (3)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (4)
- Bab 98 Tidak Layak (1)
- Bab 98 Tidak Layak (2)
- Bab 98 Tidak Layak (3)
- Bab 98 Tidak Layak (4)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(1)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(2)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(3)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(4)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (1)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (2)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (3)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (4)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (1)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (2)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (3)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (4)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (1)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (2)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (3)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (4)
- Bab 103 Luka (1)
- Bab 103 Luka (2)
- Bab 103 Luka (3)
- Bab 103 Luka (4)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (3)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (4)
- Bab 105 Terasuki 1
- Bab 105 Terasuki 2
- Bab 105 Terasuki 3
- Bab 105 Terasuki 4
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (1)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (2)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (3)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (4)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (1)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (2)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (3)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (4)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (1)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (2)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (3)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (4)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (1)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (2)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(3)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(4)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar (1)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(2)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(3)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(4)
- Bab 111 Manja (1)
- Bab 111 Manja (2)
- Bab 111 Manja (3)
- Bab 111 Manja (4)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (1)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (2)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (3)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (4)
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 1
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 2
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 3
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? (4)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (1)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terkahir Kali (2)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (3)
- Bab 114 Menemuimu Untuk Terakhir Kalinya 4
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (1)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (2)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (3)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (4)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (1)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (2)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (3)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (4)
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 1
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 2
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 3
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 4
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (1)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela 4
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (1)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (2)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (3)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (4)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (1)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (2)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (3)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (4)
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 1
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 2
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 3
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 4
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (1)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (2)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (3)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (4)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (1)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (2)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (3)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (4)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (1)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (2)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (3)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (4)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (1)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (2)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (3)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (4)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (1)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (2)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (3)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (4)
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 1
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 2
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 3
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 4
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (1)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (2)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (3)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (4)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (1)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (2)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (3)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (4)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (1)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (2)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (3)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (4)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (1)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (2)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (3)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (4)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (1)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (2)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (3)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (4)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (1)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (2)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (3)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (4)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (1)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (2)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (3)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (4)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (1)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (2)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (3)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (4)
- BAB 136 Menjemputmu 1
- BAB 136 Menjemputmu (2)
- Bab 136 Menjemputmu 3
- Bab 136 Menjemputmu (4)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (1)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (2)
- Bab 138 Sangat Indah (1)
- Bab 138 Sangat Indah (2)
- BAB 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (1)
- Bab 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (2)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (1)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (2)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu ?(1)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu (2)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (1)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (2)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (1)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (2)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulang Kesalahan Yang Sama (1)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulangi Kesalahan Yang Sama (2)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (1)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (2)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (1)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (2)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (1)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (2)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (1)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (2)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (1)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (2)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (1)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (2)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (1)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (2)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (1)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (2)
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu.
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu (2)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (1)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (2)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (1)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (2)
- BAB 156 Jika Suka Katakan (1)
- Bab 156 Jika Suka Katakan (2)
- Bab 157 Bagaimana Dengan Begini,Masih Dingin Tidak (1)
- Bab 157 Kalau Begitu, Masih Dingin? (2)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (1)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (2)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (1)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (2)
- Bab 160 Kamu Gugup (1)
- Bab 160 Kamu Gugup (2)
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta (2)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (1)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (2)
- Bab 163 Ada Apa? (1)
- Bab 163 Ada Apa? (2)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (1)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (2)
- Bab 165 Kak TIng, ayolah (1)
- Bab 165 Kak Ting, Cepat Kemari (2)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (1)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (2)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang Kemari (1)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang (2)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (1)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (2)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (1)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (2)
- Bab 170 Minat Suami Istri, Pelajari (1)
- Bab 170 Minat Suami Dan Istri, Pahami (2)
- Bab 171 Kekanak-Kanakan (1)
- Bab 171 Kekanak-kanakan (2)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (1)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (2)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (1)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (2)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (1)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (2)
- Bab 175 Istriku (1)
- Bab 175 Istriku (2)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (1)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (2)
- Bab 177 Bersama Suaminya (1)
- Bab 177 Bersama Suaminya (2)
- Bab 178 selamat (1)
- Bab 178 Selamat (2)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (1)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (2)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (1)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (2)
- Bab 181 Menginginkan Anak (1)
- Bab 181 Menginginkan Anak (2)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (1)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (2)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (1)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (2)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (1)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (2)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (1)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (1)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (2)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (4)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (1)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (2)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (3)
- Bab 190 Aku Punya Cara (1)
- Bab 190 Aku Punya Cara (2)
- Bab 190 Aku Punya Cara (3)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal dari yang Seharusnya (1)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (2)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (3)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (1)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (2)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (3)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (1)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (2)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (3)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (1)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (2)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (3)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-Apa Lagi (1)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-apa Lagi (2)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (1)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (2)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (1)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (2)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (1)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (2)
- Bab 199 Pergi (1)
- Bab 199 Pergi (2)
- Bab 199 Pergi (3)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (1)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (2)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (3)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itu Yang Sebenarnya (1)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itulah Yang Sebenarnya (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (1)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (3)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (1)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (2)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (1)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (1)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (3)
- Bab 206 Pulau Bali (1)
- Bab 206 Pulau Bali (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (1)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (3)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (1)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (2)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (3)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (3)
- Bab 210 Dimana Dia (1)
- Bab 210 Dimana Dia (2)
- Bab 210 Dimana Dia (3)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin (1)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (2)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (3)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (1)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (2)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (3)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (1)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (2)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (3)
- Bab 214 Pertukaran (1)
- Bab 214 Pertukaran (2)
- Bab 214 Pertukaran (3)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (1)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (1)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (3)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (1)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (2)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (3)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (1)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (2)
- Bab 219 Tereskpos (1)
- Bab 219 Terekspos (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (1)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (3)
- Bab 221 Memukul Wajah Sendiri (1)
- Bab 221 Memukul Wajahnya Sendiri (2)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (1)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (2)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (1)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (2)
- Bab 224 Pelajaran (1)
- Bab 224 Pelajaran (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (1)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (3)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (1)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (1)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (3)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (1)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (2)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (3)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (2)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (1)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (3)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (1)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (2)
- Bab 230 Konfrontasi Lu-Zhou dan Gu Jingwen (3)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (1)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (2)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (1)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (2)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (4)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (5)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (6)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (1)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (2)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (3)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (4)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (5)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (6)
- Bab 234 Lu Zhou Berkelahi & Penahanan & Pengakuan (1)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (2)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (3)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (4)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (5)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (6)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (1)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (2)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (3)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (4)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (5)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (6)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (1)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (2)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (3)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (4)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (5)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (6)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (1)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (2)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (3)
- Bab 238 Orangtua Pulang dan Kembali ke Kota Jiang (1)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (2)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (3)
- Bab 239 Refleksi & Pertemuan di Kuburan (1)
- Bab 239: Refleksi & Pertemuan di Kuburan (2)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (1)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (2)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (1)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (2)
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 1
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 2
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 1
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 2
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 1
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 2
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 1
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 2
- Bab 246 Takdir Mimpi 1
- Bab 246 Takdir Mimpi 2
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 1
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 2
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 2
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 1
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 2
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 1
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 2
- Bab 251 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 1
- Bab 252 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 2
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 1
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 2
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 1
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 2
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 1
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 2
- Bab 256 Peluang Untuk Merawat Anak
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 1
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 2
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 1
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 2
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 1
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 2
- Bab 260 Pijatan 1
- Bab 260 Pijatan 2
- Bab 261 Mencuci Kaki 1
- Bab 261 Mencuci Kaki 2
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 1
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 2
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 1
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 2
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 1
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 2
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 1
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 2
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 1
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 2
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 1
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 2
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 1
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 2
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 1
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 2
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 1
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 2
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 1
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 2
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 1
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 2
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 1
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 2
- Bab 274 Anak 1
- Bab 274 Anak 2
- Bab 275 Akhir Dari Part 1
- Bab 275 Akhir Dari Part 2
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua (1)
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua 2
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat, Dapat Hadiah 1
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat Dapat Hadiah 2
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelajar Itu? 1
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelayar Itu? 2
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 1
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 2
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (1)
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (2)