Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (2)

"Aku berharap kamu bisa menepati perjanjian kamu, kalau Cheng Zi kenapa kenapa--------"

"Tidak ada kalau"

Sebelum Lu Qingran selesai berkata, Fu Xing sudah memotongnya,

Nada suara dia sangat pasti.

"Baik, aku sudah tahu",Lu Qingran mengangguk dan tidak berkata banyak lagi.

Setelah beberapa saat, ada yang datang menjemputLu Qingran, mau seberapa sedih pun Cheng Zi tetap berpamitan dengan Lu Qingran.

Di jalan pulang ke rumah, orang itu tidak memberi obat ngantuk lagi kepadaLu Qingran.

Sekeliling sangat gelap, awalnya Lu Qingran ingin mengingat jalur perjalanan, tetapi dia sama sekali tidak berhasil.

Lu Qingran sendiri adalah orang yang tidak begitu mengenal jalan, sementara jalan sana sangat terpencil, harus putar sana sini, ditambah malam jalan terlalu gelap, Lu Qingran benar-benar tidak bisa dilihat dengan jelas.

Akhirnya dia tetap tidak berhasil mengingat jalur perjalanan ke rumah Fu Xing.

**

Lanxi dan Zhou Hesi meninggal di Lhasa selama 5 hari, mereka telah pergi ke semua tempat yang wajib dikunjungi, semua makan yang wajib dicoba juga sudah mereka makan.

Selanjutnya, mereka bakal melanjuti kota liburan kedua mereka.

Lanxi tidak begitu memperhatikan jalur liburan mereka, sampai hari terakhir berada di kota Lhasa, Lanxi baru teringat mau bertanya ke Zhou Hesi selanjutnya mau kemana.

Mereka membahas masalah ini pada saat sedang minum bir di dalam hotel.

Mendengar pertanyaan Lanxi, Zhou Hesi meletakkan gelas ke atas meja dan mengejek : "Aku mengira kamu tidak bermaksud mau bertanya tentang ini, rencana mau menjual kamu besok"

Lanxi tertawa, "Aku tidak bodoh"

Zhou Hesi menyentuh dagunya sambil menatap Lanxi, "Iya tidak bodoh"

"Jangan mengganti topik, aku sedang bertanya, selanjutnya kita kemana?" Lanxi bertanya dengan tidak sabar.

Zhou Hesi : "Cuowenbu, pernah dengar?"

Lanxi berpikir sejenak: "Laut hijau?"

Zhou Hesi : "Iya, suka?"

Setelah berpikir, Lanxi menjawab : "Aku lumayan ingin melihat bunga canola, foto di sana pasti sangat memuaskan"

Zhou Hesi : "Sayangnya kalau kita pergi kali ini, kebetulan bukan masa bunga berkembang"

"..........." Setelah berpikir beberapa saat, sepertinya kata-kata Zhou Hesi benar.

Berpikir tentang hal ini, Lanxi merasa agak sayang,

Zhou Hesi bisa merasa Lanxi lumayan ingin pergi ke tempat itu, akhirnya dia berkata sambil senyum : "Kalau tidak tahun depan tunggu masa bunganya berkembang aku bawa kamu pergi lagi?"

Tahun depan? Lanxi selalu tidak begitu percaya dengan masalah perjanjian.

Sampai sekarang, orang yang memberikan perjanjian bersama Lanxi semuanya rata-rata sudah tidak berada di sisinya lagi.

Jadi, Lanxi sangat jarang membuat janji dengan orang.

"Tidak perlu" Setelah hening beberapa saat, Lanxi menolak saran Zhou Hesi, "Hanya pergi lihat laut hijau juga lumayan bagus"

"Baik, dengar kata-kata kamu saja" Zhou Hesi menambah, "KIta tinggal di laut hijau sana beberapa hari, kemudian perig ke Gansudai beberapa hari. Selanjutnya aku baru membawa kamu pergi Xi'An dan Chengdu makan sampai puas"

Rencana Zhou Hesi lumayan sempurna, beberapa hari ini di Lhasa, suasana hati Lanxi jelas sudah tidak begitu frustrasi, setelah pergi ke laut hijau dan tempat lain, sepertinya suasana hati Lanxi akan menjadi semakin tenang.

Setelah agak tenang, Lanxi akan pergi menikmati makanan enak, semuanya akan menjadi semakin sempurna.

Lanxi menyukai makanan yang memiliki rasa berat, sehingga makanan Sichuan adalah makanan paling sesuai dengan seleranya.

Lanxi merasa dengan senang melihat Zhou Hesi ada mempertimbangkan hal ini.

Berpikir sampai sini, Lanxi tertawa beberapa saat sebelum berkata : "Dalam satu bulan ini sepertinya aku akan gemuk 5kg karena kamu"

Zhou Hesi berkata sambil tertawa, "Mana ada, tidak separah itu. Kamu akan tetap cantik walaupun gendut 5kg"

"Hei, mulutmu benar-benar manis" Senyuman Lanxi menjadi semakin dalam, "Dulu mengapa aku tidak menyadari kamu begitu pandai menghibur orang?"

Zhou Hesi menggerakkan bibirnya, "Kamu merasa aku sedang menghibur kamu?"

Lanxi : "Apakah bukan?"

Zhou Hesi : "Aku hanya berkata dengan jujur"

Zhou Hesi berkata dengan serius sambil menatap mata Lanxi.

Ada waktu sejenak suasana hati Lanxi menjadi kacau dan detak jantungnya menjadi kencang karena tatapan Zhou Hesi.

Demi menutupi sikapnya yang 'tidak natural', Lanxi sibuk mengambil gelas di atas meja dan mencicipi bir .

Setelah minum, Lanxi baru merasa agak baikan.

**

Karena besok harinya harus naik kereta api, Lanxi pun tidur sangat awal.

Awalnya mereka bermaksud mau pegi ke sana dengan naik pesawat, tetapi semua pesawat harus transit di tengah perjalanan.

Setelah berdiskusi dengan Lanxi, Zhou Hesi membeli tiket kereta api.

Lanxi tidak pernah naik kereta api jalur panjang sebelumnya, kali ini merupakan kali pertama.

Mereka berangkat pada siang besok, tempat Lanxi dan Zhou Hesi berada di atas dan bawah.

Berpikir tentang masalah keamanan, Zhou Hesi membiarkan Lanxi tidur di bagian atas dan dirinya tidur di bagian bawah.

Pertama kali naik kereta seperti ini, Lanxi sama sekali tidak mengerti sistem perjalanannya.

Setelah masuk ke dalam kereta api, semua hal terasa segar untuk Lanxi.

Zhou Hesi bisa melihat perasaan kaget dari mata Lanxi.

Akhirnya, Zhou Hesi bertanya pada Lanxi dengan penasaran : "Dulu kamu tidak pernah naik kereta api?"

Lanxi menggelengkan kepalanya : "Tidak pernah"

Dari kecil sampai besar, kalau pergi ke tempat yang agak dekat, Lanxi biasanya di antar supir, kalau pergi ke tempat jauh, Lanxi akan naik pesawat kelas bisnis.

Sampai Bai Wanyan dan Bai Cheng meninggal pun Lanxi menjalani hidup seperti ini.

Lebih tempatnya, Lanxi tidak pernah menjalani hidup kekurangan uang.

Lanxi tidak pernah naik alat transportasi seperti kereta api dan kereta listrik.

Mendengar kata-kata Lanxi, Zhou Hesi mengelus rambut Lanxi dengan senyum, "Tidak apa-apa, aku mengajari kamu"

Zhou Hesi pernah naik kereta api seperti ini?

Sejujurnya, Lanxi merasa lumayan kaget.

"Kamu pernah naik?" Lanxi bertanya kepada Zhou Hesi.

Zhou Hesi mengangguk, "Iya, lumayan banyak kali"

Lanxi : "......"

Zhou Hesi : "Setelah tamat SMA aku sering naik kerata api kelas ekonomi"

Lanxi :"Oh, kamu benar-benar hebat"

Lanxi merasa Zhou Hesi hebat dari dalam hati.

Hanya saja Lanxi bukan tipe orang yang bisa menunjukkan perasaannya dengan gaya melebih-lebihkan, meskipun memuji Lanxi tidak alan mengalami perubahan emosi yang tinggi.

Tetapi, Zhou Hesi jelas adalah orang yang mengerti Lanxi.

Setelah mendengar kata-kata Lanxi, sebuh senyuman terpasang di wajah Zhou Hesi.

"Dari kemarin aku sudah pernah memberi tahu kamu, aku sangat hebat di ber bagai bidang, kamu akan tahu nanti"

Ini bukan pertama kali Zhou Hesi berkata seperti ini.

......

Sebelum naik kereta api, mereka berdua belum sempat makan siang.

Setelah kereta apu mulai jalan, ada orang mulai membuat mie instan di dalam.

Wangi makanan yang tebal pun memenuhi seluruh ruangan.

Biasanya Lanxi sangat tidak menyukai makanan seperti mie instan, tetapi karena dia merasa lapar, ditambah sekeliling banyak orang yang makan, tentu saja Lanxi dipengaruhi.

Awalnya Lanxi merasa agak malu, tidak ingin memberi tahu Zhou Hesi.

Akhirnya perut Lanxi bersuara dengan kelaparan.

Kebetulan suara ini didengar oleh Zhou Hesi.

Setelah mendengar suara perut Lanxi, Zhou Hesi menoleh ke Lanxi dengan senyuman : "Kamu sudah lapar?"

Lanxi menoleh keluar jendela dengan gaya yang tidak natural, "Iya, sedikit"

Zhou Hesi : "Mau aku belikan mie instan?"

Seingat Zhou Hesi, Lanxi sepertinya sangat tidak menyukai makanan seperti ini.

Jadi, Zhou Hesi meminta pendapat Lanxi sebelum membeli.

Lanxi menganggu, "Kalau begitu makan mie instan saja"

Melihat Lanxi sudah setuju, Zhou Hesi pun pergi membeli mie instan.

Zhou Hesi membeli dua mie instan, dua butir telur kecap dan daging ham.

Untuk orang yang sering naik kereta api, makan mie instan merupakan hal wajib.

Zhou Hesi sangat mengerti semua sistem kereta api, setelah membeli mie instan dia pun mulai memasak air untuk masak mie.

Durasi dia membeli mie sampai kembali ke sini tidak sampai satu menit.

Lanxi bisa merasakan Zhou Hesi sudah sering melakukan hal seperti ini.

Menciu wangi mie instan yang enak, perut Lanxi terasa semakin lapar.

Untungnya mie instan siap dimasak dalam waktu pendek, Lanxi mengambil garpu dan mulai mencicipinya.

Lanxi tidak pernah merasa mie instan begitu enak.

Zhou Hesi dan Lanxi makan mie instan yang berbeda rasa, melihat Lanxi, Zhou Hesi menggerakan alisnya dan bertanya dengan wajah penasaran : "Bagaimana rasanya?"

Lanxi mengangguk, "Iya, lumayan enak"

Mungkin karena lapar, Lanxi merasa semua makanan itu enak.

Zhou Hesi menundukkan kepalanya dan menatap ke mie Lanxi kemudian berkata : "Aku coba sedikit?"

"Makan saja" Lanxi mendorong mie nya ke depan Zhou Hesi.

"Bukan begitu" Zhou Hesi menggerakan mulutnya ke arah garpu Lanxi, "Bolehkah kamu menyuapi aku?"

Setelah mendengar permintaan Zhou Hesi, Lanxi langsung memasang ekspresi pasrah : "Usia kamu sudah berapa, masih perlu orang suap?"

Berkata sampai sini, Lanxi mengangkat tangannya dan menunjuk ke anak kecil yang berusia 5 6 tahun di depan mereka, anak kecil itu sedang makan mie sendiri.

"Kamu lihat dia, masih gitu kecil saja bisa makan sendiri"

"Hanya suap satu kali saja, boleh?" Berkata sampai sini, nada suara Zhou Hesi sudah membawa sedikit bau manja.

Mendengar Zhou Hesi berkata dengan nada suara seperti ini, Lanxi benar-benar tidak bisa menolak lagi.

"Baik" Lanxi setuju dengan terpaksa, kemudian dia mengambil mie dengan garpu dan menyuapi Zhou Hesi.

Zhou Hesi membuka mulutnya dan makan mie, kemudian dia tertawa seperti seorang anak kecil.

Melihat penampilan Zhou Hesi, Lanxi mengejek : "Anak kecil"

Zhou Hesi tidak berbicara, dia merasa sangat bahagia.

Dia menerima dimarahi anak kecil kalau bisa makan makanan yang disuapi Lanxi.

Setelah itu, Zhou Hesi pun mulai menundukkan kepalanya dan lanjut makan mie sendiri.

Setelah beberapa saat, Zhou Hesi mensuapi mie nya kepada Lanxi.

Lanxi merasa terkejut dengan kelakuan Lanxi yang tiba-tiba, "Buat apa?"

"Tadi kamu suap aku, sekarang aku suap kamu" Zhou Hesi berkata dengan nada suara natural dan tidak bersalah.

Lanxi : "..........."

Lanxi tidak bisa membantah, akhirnya dia pun makan mie yang disuapi Zhou Hesi.

Zhou Hesi bertanya dengan senyuman: "Bagaimana punyaku?"

Lanxi : "..........lumayan"

Zhou Hesi tertawa beberapa saat, tidak menyangka Lanxi tidak menyadari maksud kedua kata-katanya.

Lupakan saja, kalau begitu Zhou Hesi juga tidak ingin menjelaskan banyak.

Lagian selanjutnya mereka masih memiliki banyak waktu.

Zhou Hesi membuka kotak berisi telur kecap dan memberikannya kepada Lanxi : "Ingat makan ini"

Lanxi mengambil dan mencicipinya.

Uhm, benar-benar enak.

Sepertinya Lanxi tiba-tiba mengerti keasyikan naik kereta api.

Kalau memiliki seseorang yang asyik di sisi, naik kereta api juga bisa menjadi sangat asyik.

.............

Setelah makan, Lanxi pun pergi ke kamar mandi.

Setelah Lanxi pergi tidak lama, ponselnya yang terletak di atas kursi pun berdering.

Zhou Hesi tidak memiliki maksud mau menganggu privasi Lanxi, hanya saja dia menundukkan kepalanya dan melihat ke ponsel secara refleks ketika mendengar suara ponsel berdering.

Nama penelpon adalah Lu Yanting.

Zhou Hesi sangat jelas dengan masalah yang terjadi antara Lanxi dan Lu Yanting sebelumnya.

Meskipun dia tidak pernah menghadapi Lu Yanting secara langsung, dia sudah memiliki persiapan.

Setelah meragu beberapa saat, Zhou Hesi mengambil ponsel Lanxi dan menekan tombol mendengar.

Waktu telpon tersambung, Lu Yanting merasa sangat kaget.

Sebenarnya beberapa hari ini Lu Yanting sering menelpon Lanxi, tetapi Lanxi tidak mengangkatnya.

Hari ini Lu Yanting mencoba untuk menelpon lagi tanpa berharap, tidak menyangka Lanxi mengangkatnya---

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu