Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 59 Tidak Boleh Menolak (3)

“Siapa aku, em?”

“….Bos Lu.”

“Siapa?”

“Brengsek!”

Lanxi sudah muak disiksa dengan cara seperti ini, “Jika kamu hebat cabut dulu barangmu baru kita bicara!”

“Haha.”

Lu Yanting menekan pinggangnya lalu mengangkatnya.

Membuat seluruh tubuhnya membelakangi dia, kedua kakinya duduk diatas kakinya.

“Brengsek! Sialan!”

Lanxi memakinya berturut-turut, matanya sudah basah.

Lu Yanting sudah membulatkan tekat untuk memberinya pelajaran, tidak peduli apapun yang terjadi ia tidak akan melepaskannya.

**

Keesokan harinya adalah hari kerja.

Ketika Lanxi bangun dipagi hari, seluruh pinggang dan tubuhnya pegal juga nyeri.

Ketika ia turun dari ranjang dan bercermin, paha bagian dalam penuh dengan luka lebam.

Kulitnya sangat sensitif, sedikit tekanan saja sudah bisa meninggalkan luka biru.

Semalam Lu Yanting terus menekan bagian dalam pahanya, ketika itu ia sudah bisa membayangkan akibat ini.

Brengsek, dasar pria sialan.

Mandi, ganti baju, berdandan.

Setelah semuanya selesai, sudah waktunya untuk berangkat kerja.

Setelah Lanxi turun kebawah baru menyadari kalau Lu Yanting sudah pergi. Dan ia juga tidak tahu kapan ia pergi.

Sikap ini sama saja seperti setelah memakai celana langsung berpura-pura tidak kenal.

Namun ada baiknya juga, hubungan mereka bisa sampai seperti ini juga boleh.

Lebih dalam lagi, maka tidak akan ada manfaatnya bagi mereka berdua.

Lanxi mengganti sepatu heels dan berangkat kerja, suasana hatinya tidak terlalu baik.

**

Hari ini adalah hari pertama Gu Chengchi masuk kerja di PT. Zonghaim sehingga Lu Yanting sudah datang pagi sekali.

Sebelumnya ia sudah mengaturnya dengan Pan Yang dan bagian HRD, namun dia masih tetap datang langsung.

Gu Chengchi adalah orang yang sangat tepat waktu, Gu Chengchi mengatakan padanya kalau ia akan datang jam 9, dan dia 1 detikpun tidak lewat.

Posisi Gu Chengchi di posisikan di R&D, setelah menyelesaikan prosedur masuk kerja, Pan Yang membawa Gu Chengchi menemui manager R&D.

Manager sudah mengetahui kalau ini adalah orang yang dipilih oleh Presdir Lu sehingga otomatis ia juga sangat sopan menghadapinya.

Sikapnya ketika berbicara dengan Gu Chengchi sama sekali tidak seperti seorang pimpinan.

Gu Chengchi tidak tahan dengan sikapnya sehingga berkata padanya : “Anda anggap saja saya seperti karyawan yang lainnya, karena pada dasarnya aku memang sama dengan karyawan lain, tidak perlu seramah itu padaku.”

Pan Yang yang berdiri disamping, mendengar ucapan Gu Chengchi, merasa cukup puas.

Kelihatannya pilihan presdir sama sekali tidak salah. Gu Chengchi sungguh seseorang yang cukup hebat.

Setelah menemui pemimpin divisinya, Pan Yang mengajak Gu Chengchi menemui Lu Yanting.

Setelah melihat Gu Chengchi, Lu Yanting bertanya, “Bagaimana, apakah masih bisa beradaptasi?”

Gu Chengchi : “Em, namun Kak Lu, sebaiknya kamu jangan meminta orang untuk menjagaku seperti ini.”

Lu Yanting : “Em?”

Gu Chengchi : “Aku sama seperti karyawan yang lainnya, apa yang dilakukan karyawan yang lain aku juga bisa melakukannya, manager itu terlalu sungkan padaku………”

Lu Yanting tersenyum melihat Gu Chengchi berkata seperti itu.

“Em, aku mengerti.”

Gu Chengchi : “Terima kasih.”

Lu Yanting berjalan kedepannya dan menepuk bahunya sambil berkata, “Bekerjalah dengan baik.”

Setelah terdiam sesaat, Lu Yanting bertanya pada Gu Chengchi : “Paman sekarang berada di rumah sakit mana?”

“Untuk masalah ini sebaiknya kamu tanya kakakku saja.” Gu Chengchi mana mungkin berani mengatakannya.

Sejak mengetahui Gu jingwen tidak memberitahu Lu Yanting tentang kondisi kesehatan ayahnya, dia tidak berani mengatakan apapun lagi.

Itu adalah kakak kandungnya, tentu saja ia mengerti bagaimana sifatnya.

Dia begitu tegar, tentu saja tidak ingin Lu Yanting mnegetahui hal ini.

“Baiklah, kamu kembalilah bekerja.” Lu Yanting juga tidak ingin mempersulitnya.

**

Jam kerja pagi berakhir begitu saja.

Lanxi tidak memiliki teman yang dekat di kantor, sehingga ia selalu makan siang seorang diri.

Dikantor ada kantin, makanannya sangat enak, dia setiap hari makan di kantin.

Orang yang makan di kantin sangat banyak, Lanxi duduk disebuah sudutan dan makan dengan tenang.

Hari ini adalah hari pertama Gu Chengchi masuk kerja, ia belum akrab dengan satu divisinya, sehingga ia makan siang seorang diri.

Ia memegang nampan makanan mencari tempat duduk cukup lama baru mendapatkan sebuah tempat kosong.

Setelah ia duduk, ia baru melihat didepannya adalah seorang gadis yang sangat cantik.

Tahun ini Gu Chengchi berusia 23 tahun, masih seorang pemuda yang jiwa mudanya masih bergejolak, ketika melihat wanita yang cantik wajahnya tetap akan memerah.

Dia berdehem lalu menunduk dan makan.

Lanxi melihat wajah asing di hadapannya, merasa penasaran.

Dia menunduk melihat kartu karyawannya, ternyata dari divisi R&D.

Dibayangannya, rata-rata karyawan pria di divisi R&D adalah orang tua.

Tidak menyangka ada juga yang masih semuda ini?

Merasa orang didepannya menatapnya, Gu Chengchi tiba-tiba merasa tidak begitu nyaman.

Akhirnya ia tidak tahan, menatap balik dan bertanya padanya : “Apakah kamu sedang menatapku?”

Lanxi : “…….”

Lanxi dibuat terdiam beberapa detik lalu bertanya : “Kamu orang baru?”

Gu Chengchi : “Bagaimana kamu bisa tahu?”

Lanxi : “Tebakan.”

Gu Chengchi berpikir dengan serius lalu bertanya padanya : “Karena aku makan sendiri?”

Lanxi tidak menjawab, Gu Chengchi bertanya lagi : “Apakah kamu juga baru kerja disini?”

Jika karyawan lama, seharusnya bisa makan bersama beberapa teman baru benar.

“Tidak, aku sudah bekerja beberapa bulan.” Lanxi menjawab dengan ogah-ogahan.

Gu Chengchi agak terkejut mendengar jawabannya : “Kenapa kamu makan sendiri?”

“Ya karena tidak ada teman.” Lanxi tersenyum dengan wajah tidak peduli, “Tidak disukai orang jadi setiap hari makan sendiri.”

Begitu Gu Chengchi mendengar jawaban Lanxi, ia langsung merasa kasihan.

“Kalau begitu besok-besok kita makan bersama saja, dengan begitu jadi sama-sama ada teman makan.”

Lanxi sudah lama tidak berjumpa dengan orang sepolos ini.

Dan dia benar-benar polos, tatapannya begitu tulus, sangat mirip seperti Shen Wenzhi yang dulu.

Ketika mereka berpacaran, Shen Wenzhi juga sepolos dan selugu ini.

Sayangnya, semua sudah tidak bisa kembali.

“Ok, tidak masalah.” Lanxi menyetujui dengan cepat, “Sebagai balasannya, setelah makan aku traktir kamu minum kopi.”

Gu Chengchi merasa sedikit tidak enak hati : “Tidak perlu lah, aku juga tidak membantu apa-apa….”

“Tidak boleh menolak!” dihadapan Gu Chengchi Lanxi terlihat seperti seorang kakak yang tegas.

Gu Chengchi dibuat terkejut olehnya, “Kalau begitu…… bagaimana kalau aku yang mentraktirmu saja.”

Pria dan wanita pergi bersama, mana ada aturan wanita yang membayar.

“Kamu mau jadi temanku tidak?” Lanxi meletakkan sumpitnya menatapnya.

Gu Chengchi mengangguk.

“Jika ingin menjadi teman, jangan banyak omong kosong, pokoknya aku traktir kamu minum kopi.”

Gu Chengchi mengkerutkan alis menatap Lanxi, ia bertanya dengan bingung : “Kamu itu seorang wanita, kenapa tidak mengikuti aturan?”

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu