Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (3)

“Kamu mengungkit masalah perlakuan yang adil denganku?”

“Kamu harusnya tahu tidak ada keadilan dalam pernikahan ini, semenjak kamu memohon setengah mati memintaku untuk menikahimu.”

Lu Yanting mengatakannya dengan sangat kejam, “Kalau kamu merasa tidak tahan, bisa cerai kapan saja.”

Lanxi: “......”

Tidak bisa mengatakan apa-apa.

Tangan yang dikepalkan erat-erat tiba-tiba mengendur, seluruh tubuhnya seolah tidak bertenaga.

Saat ini, dia tidak mungkin cerai.

Masih banyak hal yang belum dia lakukan, beberapa orang itu masih belum mendapatkan balasan, bagaimana dia bisa cerai.

Lanxi berulang kali menarik nafas dalam-dalam, lalu melemparkan sebuah senyuman.

Dia mengira dirinya tersenyum dengan indah, tapi bagi Lu Yanting, senyuman ini lebih menyedihkan dari tangisan.

“Benar apa yang dikatakan Bos Lu, aku akan mengingatnya.” Lanxi menganggukkan kepala dengan menurut, “Kedepannya aku tidak akan bertemu dengannya, tidak peduli Bos Lu diluar main dengan siapa, aku akan pura-pura tidak melihatnya.”

Dia sekali demi sekali, membuat Lu Yanting mencurigai apakah dia mempunyai kepribadian ganda.

Sebelumnya sudah terbiasa dengan dirinya yang membuat onar, tiba-tiba dia menjadi penurut, dia sangat tidak terbiasa.

Dia tidak menjawabnya, Lanxi terus berbicara: “Nona Gu sekarang masih ada dirumah sakit kan? Sudah begitu malam, kamu cepat pergi temani dia——”

Begini, sudah cukup kan?

Seharusnya sudah bisa memenuhi permintaannya.

Saat ini dia sangat ingin sendirian menenangkan diri, bahkan kekuatan untuk berbicara juga tidak ada.

“Iya, sudah waktunya aku menemaninya.”Lu Yanting tersenyum dingin, bangkit dari tempat tidur, tanpa menoleh kebelakang langsung keluar dari kamar.

Mendengar suara tutup pintu, saraf Lanxi akhirnya rileks.

Dia berbaring di tempat tidur, menutup matanya perlahan.

Benar-benar lelah, lebih lelah dibandingkan dilatih oleh fitness iblis sepanjang sore.

**

Keesokan hari saat sadar, mata Lanxi tidak begitu bengkak.

Lalu, dia memutuskan untuk pergi bekerja.

Luka dileher dan lengannya tidak begitu parah, dia melepaskan perbannya, dan menempelkan hansaplast.

Dia terlalu memperhatikan image, perban seperti ini baginya sangat merusak pemandangan.

Sesampai diperusahaan, Lanxi bertemu dengan Zhou Jinyan.

Dia tidak tahu Zhou Jinyan datang untuk keperluan apa, tapi karena sopan, dia menundukkan kepala pada Zhou Jinyan.

Dengan cara ini, juga termasuk menyapa. Zhou Jinyan dan Lanxi sama-sama masuk kedalam lift.

Setelah masuk, Zhou Jinyan menatapnya dari atas kebawah, lalu berkata: “Kejadian kemarin jangan simpan dihati, gaya bicara Cheng Yi memang seperti itu, itu hanya demi kebaikan pada Yanting.”

Lanxi tersenyum: “Orang yang memarahiku sangat banyak, kalau setiap perkataan mereka kusimpan dihati, lebih baik aku tidak usah hidup sama sekali.”

Zhou Jinyan:“……”

Tidak menyangka dia begitu open minded.

Setelah diam selama beberapa detik, Zhou Jinyan bertanya lagi,: “Sekarang kamu masih mencintai Wenzhi?”

Lanzi: “Tidak, aku dan dia empat tahun yang lalu sudah putus.”

Zhou Jinyan:“Kalau begitu kemarin malam kamu......”

Lanxi: “Minum terlalu banyak, sakit kepala.”

Zhou Jinyan:“……Kamu yakin?”

Kenapa kamu tidak percaya.

Lanxi: “Aku ada penyakit, begitu minum terlalu banyak mudah tidak sadarkan diri, saat itu kalau disampingku perempuan, mungkin juga akan menciumnya.”

Zhou Jinyan:“……”

Mulut Lanxi ini, memang, benar-benar membuat orang kehabisan kata-kata.

Lift berhenti dilantai dimana Lanxi harus pergi.

Sebelum Lanxi melangkahkan kaki keluar, Zhou Jinyan tiba-tiba berkata: “Aku tidak tahu kalian menikah karena alasan apa, tapi karena kamu sudah menikahinya, setidaknya harus menjaga kesetiaan.”

Lanxi berhenti sejenak, setelah mendengar perkataan Zhou Jinyan dia tersenyum sarkastik, dan tidak menjawab.

Setia?

Dia hanya pergi minum bersama dengan Shen Wenzhi, Lu Yanting sudah berapa kali menghabiskan malam dengan Gu Jingwen.

Membandingkan sana-sini, sungguh membosankan.

……

Kemarin tidak datang, pekerjaan menumpuk, setelah Lanxi tiba diperusahaan, dia menuangkan segelas kopi lalu masuk dalam situasi kerja.

**

Siang hari berlalu begitu cepat.

Saat makan siang di kantin perusahaan, Lanxi bertemu dengan Gu Chengchi.

Setelah melihat Lanxi, Gu Chengchi datang menghampiri dan bertanya: “Kemarin kenapa kamu tidak datang, sakit ya?”

Melihat kedua matanya yang jernih, suasana hati Lanxi sudah baikan.

Bisa bertemu dengan pria polos diperusahaan, memang sungguh luar biasa.

Lanxi: “Kemarin aku tidak enak badan, jadi minta izin.”

Ujung mata Gu Chengchi melihat bahunya ada hansaplast, “Kamu terluka?”

“Iya tidak hati-hati tergores, tidak apa-apa.”Lanxi menunjuk barisan depan, “Antri yang bagus, jangan banyak omong.”

Gu Chengchi: “Oh oh, baiklah.”

Selesai berbaris, kedua orang ini memegang nampan makan mencari tempat duduk.

Hari ini Lanxi memakai dress selempang, saat duduk makan, Gu Chengchi melihat tato yang ada dibahunya.

Dia melihatnya hingga sedikit linglung

Lanxi tersenyum: “Apa yang kamu lihat?”

Gu Chengchi menunjuk tatonya, “Itu benaran atau palsu?”

Lanxi: “Tentu saja benar, kamu mau mencoba memegangnya?”

Dia yang selesai mengatakan ini tidak bermaksud menggoda Gu Chengchi, tapi Gu Chengchi yang mendengarnya wajahnya berubah menjadi merah.

Dia sibuk mengayunkan tangan, “Tidak perlu tidak perlu, aku percaya.”

Melihat wajah Gu Chengchi yang merah, Lanxi semakin yakin dia sangat polos.

Berteman dengan orang seperti ini, setidaknya bisa menemukan kembali kepolosan waktu itu?

**

Rumah sakit.

Gu Jingwen tidak sabaran makan menggunakan sumpit, sambil diam-diam melihat orang yang duduk didepannya.

Semenjak kembali kemarin malam, suasana hatinya tidak baik.

Kemarin dia mendapat telepon dari Zhou Jinyan dan langsung bergegas pergi, waktu itu dia mengira malamnya Lu Yanting tidak akan kembali lagi.

Ternyata, hampir jam dua belas malam, dia kembali, lalu terus dalam keadaan begitu.

Gu Jingwen sepanjang hari ada beberapa kali memiliki niat untuk bertanya padanya kenapa, tapi kata-kata ini tidak bisa diucapkan tertahan dimulutnya.

Sekarang, dia sudah tidak tahan.

“Yanting, suasana hatimu tidak baik?” tanya Gu Jingwen dengan ragu-ragu.

Lu Yanting: “Tidak ada.”

Gu Jingwen: “Sejak kemarin malam, ada yang salah denganmu, apa terjadi sesuatu?”

Lu Yanting masih menjawab: “Tidak ada.”

Gu Jingwen: “Tapi jelas-jelas kamu tidak senang.....”

“Chengchi tahu masalah kamu terluka?” tanya Lu Yanting mengalihkan pembicaraan.

Gu Jingwen menggelengkan kepala: “Dia tidak tahu, jangan memberitahunya, kalau tidak akan mengganggu belajarnya.”

“Paman Gu ada dirumah sakit mana?” Lu Yanting mengingatkannya, “Masalah pengobatan yang sebelumnya kutawarkan, kamu sudah mempertimbangkannya.”

Mendengar dia yang berkata demikian, Gu Jingwen menggigit bibir bawahnya.

Dia benar tidak bisa menerima cara Lu Yanting “Membantu”nya.

Tidak, tidak, ini bukan membantu, melainkan......sedekah.

“Lu Yanting, sudah kukatakan, aku tidak bisa menerimanya.” Gu Jingwen menundukkan kepala,

“Aku bisa mencari uang sendiri mengobatinya.”

“Menurutmu dia bisa menunggumu sampai berapa lama?” tanya Lu Yanting memaksanya.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu