Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(4)

Jam 10 malam, Lu Yanting berdiri seorang diri dibalkon lantai dua.

Tidak lama, Lu Qingran juga datang.

Setelah mendengar suara langkah, Lu Yanting berbalik melihat, ia melihat Lu Qingran membawa segelas wine.

Lu Qingran tidak bisa minum alkohol jenis lain selain wine.

“Ada apa mencariku?” Lu Yanting tahu, Lu Qingran tidak mungkin mencarinya tanpa sebab.

Lu Qingran tidak menjawab, ia berjalan sampai kesampingnya sambil membawa winenya berdiri berdampingan dengannya.

Setelah meminum satu teguk, Lu Qingran baru berkata : “Kenalkan aku seorang pacar, aku mau tipe yang serius ingin menikah.”

“…..”

Bahkan dalam mimpi pun Lu Yanting tidak berani membayangkan Lu Qingran bisa mengatakan ini.

Dia sungguh merasa telinganya bermasalah.

Lu Yanting mengelus telinganya, mengkerutkan alis : “Apa yang kamu katakan? Aku tidak mendengarnya dengan jelas.”

Lu Qingran mengulang ucapannya, tenang dan tegas : “Kenalkan seorang pacar untukku.”

Lu Yanting : “Kenapa begitu tiba-tiba? Pikiranmu sudah terbuka?”

Lu Qingran : “Kalau tidak? Kamu pikir aku akan menghabiskan seumur hidupku untuk menunggu seorang bajingan?”

Sebenarnya ending ini cukup baik, sudah lama Lu Yanting ingin membuatnya keluar dari zona ini.

Namun begitu bertemu langsung seperti ini, dia malah agak menyayangkannya.

Lu Yanting terdiam cukup lama, lalu berkata : “Kalau………”

Baru mengatakan satu kata, dia langsung terhenti, lalu melanjutkan : “Maksudku kalau seandainya.”

Lu Qingran : “Kalau apa?”

Lu Yanting : “Kalau semua yang ia lakukan karena ada sesuatu yang sulit untuk dijelaskan, apakah kamu juga masih mau melakukan ini?”

“DIa bisa punya kesulitan macam apa yang sampai sulit dijelaskan.” Lu Qingran berkata sambil menunduk melihat wine di gelasnya, “Dia itu hanya suka bermain dengan berbagai macam wanita yang berbeda saja.”

Lu yanting membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, namun akhirnya tidak jadi ia katakan.

Karena ini semua hanya tebakannya saja, dia juga tidak bisa memastikan kebenarannya.

Dimalam yang sudah mulai larut ini, Lu Yanting mengalihkan topik pembicaraan, ia bertanya pada Lu Qingran : “Kamu suka tipe yang seperti apa?”

Lu Qingran : “Menurutmu tipe apa yang cocok denganku? Paling tidak bukan spesies kuda ya kan.”

Lu Yanting menopang dahinya : “Aku juga tidak punya teman spesies itu.”

“Oh?” Lu Qingran tertawa, “Kamu pikir aku tidak menonton berita ya, dua orang yang begitu akrab denganmu, Zhou Jinyan dan Cheng Yi, yang mana bukan spesies kuda?”

Lu Yanting : “……..”

Hm, kedua orang ini memang agak kacau lifestylenya.

Zhou Jinyan mungkin membaik setelah bertemu dengan Liao Xuan.

Tapi Cheng Yi masih belum bertemu dengan orang yang bisa menenangkannya, jadi masih hidup sesukanya.

“Aku akan membantumu mencari, kalau ada yang cocok, aku akan meneleponmu.” Lu Yanting langsung menjadikan masalah ini sebagai tanggungjawabnya.

Lu Qingran hanya menjawab ‘en’, “Masa depanku aku titipkan padamu.”

Lu Yanting dibuat tertawa oleh ucapannya, setelah tertawa, dia tidak lupa mengingatkannya : “Kamu tetap harus memikirkan tipe apa yang kamu inginkan.”

“Yang aku inginkan?” Lu Qingran berpikir sejenak, “Uhm, karena ini untuk mencari seorang ayah untuk Cheng Zi, paling tidak dia harus menyayangi Cheng Zi.”

………. Ucapannya terdengar naif sekali.

“Baiklah, aku sudah mengerti.” Lu Yanting hanya memijat alisnya, “Aku bantu kamu cari dulu.”

Lu Qingran hanya menjawab ‘en’, “Kebahagiaanku aku titipkan padamu.”

Lu Yanting : “………….”

**

Setelah mengobrol 10 menitan dengan Lu Qingran, Lu Yanting kembali ke kamar.

Ketika kembali ke kamar, Lanxi sudah selesai mandi dan duduk diatas ranjang.

Dia tidak punya baju ganti di keluarga Lu, jadi setelah selesai mandi ia asal mengambil sebuah kemeja putih Lu Yanting untuk dipakai.

Dan didalam lemari sangat kosong, hanya ada satu kemeja ini.

Karena lu Yanting tidak ada, Lanxi mengeluarkan ponsel dan mulai bermain game, kedua kakinya terlipat diatas ranjang, kedua kakinya yang putih dan indah terlihat begitu menggoda, bagian yang terjepit diantara kedua kakinya terlihat samar.

Begitu Lu Yanting masuk langsung melihat pemandangan yang membuat darahnya memuncrat seperti ini.

Seketika merasa menggebu-gebu.

Lu Yanting merenggangkan kerah bajunya, lalu naik ke ranjang berhenti didepan Lanxi.

Lanxi sedang serius bermain game sehingga tidak mengangkat kepala untuk melihatnya.

Dan hanya dia yang berani mengacuhkan Lu Yanting seperti ini.

Lu yanting merasa tidak senang, ia langsung merebut ponsel ditangannya lalu melemparkannya kesamping, menggenggam dagunya sambil menciuminya.

Gerakannya terlalu tiba-tiba, Lanxi tercengang sesaat, lalu mulai memberontak.

Dia mengangkat tangan, mencakar leher Lu Yanting.

Cakarannya cukup keras.

Dia tidak senang.

Sikap Lu yanting yang begitu masuk langsung main tangan seperti ini membuatnya sangat tidak senang.

Dia adalah orang, bukan alat untuk pelampiasannya.

Kali ini Lanxi mencakar sangat keras, sampai membuat leher Lu Yanting berdarah karena cakarannya.

Lu Yanting berdesis, lalu melepaskan Lanxi.

Matanya penuh dengan amarah, “Kamu sedang menolakku?”

Lanxi tidak menjawab, ia mengambil ponsel dan lanjut memainkan gamenya.

Gerakannya ini membuat Lu Yanting semakin marah, dia meremas pergelangan tangannya cukup keras.

“Kenapa, pelajaran sebelumnya kurang?”

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu