Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 190 Aku Punya Cara (2)

"Kenapa dia bisa... ..."

Lanxi menjilat bibirnya yang kering, pertanyaannya belum selesai diajukan, Zhou Jinyan langsung menginterupsinya: "Menurutmu kenapa?"

Lanxi tidak bicara.

Zhou Jinyan sekilas melirik Shen Wenzhi yang terbaring di tempat tidur, berusaha menahan amarahnya, "Karena mau makan bareng kamu, dia sengaja mengakhiri pertemuan lebih awal. Tapi apa hasilnya, kamu malah ingkar janji, bahkan datang ke sini."

“… …”

Mendengar perkataan Zhou Jinyan, Lanxi agaknya sudah bisa menebak kejadian selanjutnya.

Jadi... ... Lu Yanting marah, lalu mengemudi mobil ke sini untuk menemuinya, dan kemudian mengalami kecelakaan mobil di tengah perjalanan.

Memikirkan hal ini, hati Lanxi menegang, tinjunya mengepal tanpa sadar.

Dia benar-benar tidak tahu, keputusan asal dari dirinya bisa menyebabkan konsekuensi yang begitu serius.

Lanxi tidak berbicara dalam waktu yang lama, Zhou Jinyan semakin emosi: "Kamu bermaksud untuk tetap tinggal di sini? Lanxi, apakah kamu tidak bisa membedakan dengan jelas siapa priamu yang sebenarnya?

“... ...Antar aku ke Huaxi.” Tatapan Lanxi tampak lamban, suaranya bergetar ketika mengatakan ini.

Sebenarnya Zhou Jinyan merupakan orang yang bermulut kasar namun berhati lembut, meskipun dia terus berkata kelakuan Lanxi keterlaluan, tetapi ketika melihat Lanxi seperti ini, dia agak tergoyah.

Setidaknya dia bisa melihat bahwa Lanxi benar-benar peduli pada Lu Yanting.

Tapi cara dia bertindak-- benar-benar sulit untuk diterima oleh orang.

Namun, sekarang Zhou Jinyan tidak ada niat untuk membahas hal ini dengan Lanxi, setelah Lanxi berkata demikian, Zhou Jinyan segera membawa Lanxi keluar dari ruangan.

Saat keluar dari ruangan, mereka kebetulan bertemu Shen Wenzhen dan Fang Ling.

Shen Wenzhen dan Fang Ling tentunya berharap agar Lanxi bisa tinggal lebih lama di sini, jadi ketika melihat Lanxi terburu-buru untuk pergi, mereka secara naluriah menghalanginya.

Tapi, aksi mereka tidaklah berhasil.

Karena, Zhou Jinyan menhalang di depan lebih awal dari pada mereka.

Ekspresi Zhou Jinyan sangat serius: "Lanxi masih ada urusan, aku bawa dia pergi dulu."

Setelah melontarkan satu kalimat itu, Zhou Jinyan tidak menunggu respons dari Shen Wenzhen dan Fang Ling, langsung meninggalkan tempat.

Shen Wenzhen dan Fang Ling saling bertatapan, tampak bingung.

Jarak Rumah Sakit Er dan Rumah Sakit Huaxi kira-kira perlu berkendara sekitar dua puluh menit, sepanjang jalan, otak Lanxi terus dalam keadaan berdengung.

Setelah naik mobil, sekitar 5 menit kemudian, barulah Lanxi bertanya pada Zhou Jinyan: "Apakah kondisinya serius?"

Lanxi sendiri tidak menyadari bahwa suaranya bergetar begitu parah.

Bukan suara saja, seluruh tubuhnya juga gemetaran.

Zhou Jinyan: "Kepalanya dijahit dua puluhan jarum, tangan dan kaki memiliki derajat fraktur yang berbeda. Sekarang masih belum sadar.”

Mendengar perkataan Zhou Jinyan, tubuh Lanxi melemas.

Dia tidak tahu dosa apa yang telah diperbuat dirinya, hanya dalam waktu dua puluh empat jam, dirinya sudah mengalami dua hal yang sama persis.

Setelah mendengarkan penjelasan Zhou Jinyan, Lanxi tidak tahu harus berkata apa, berlalu sangat lama, barulah dia berbicara, suaranya sangat kecil.

“Dia selalu berhati-hati saat mengemudi… …”

Volumenya sangat rendah, seperti berbicara dengan dirinya sendiri, bukan dengan Zhou Jinyan.

Tapi, Zhou Jinyan duduk tepat di sampingnya sambil mengemudikan setir, jadi kalimat yang baru saja dikatakan Lanxi masih bisa terdengar olehnya.

Zhou Jinyan tersenyum dingin: “Benar, biasanya dia memang sangat berhati-hati saat mengemudi, kamu seharusnya pikir dengan baik, kenapa hari ini dia bisa kecelakaan.”

Lanxi: “… …”

Tidak perlu dipikirkan lagi, dialah pelaku utama yang menyebabkan kecelakaan.

Lanxi merapatkan bibirnya dengan erat, dia seketika sangat menyesal karena tidak mengomunikasikan masalah ini dengan baik kepada Lu Yanting.

Jika dia menelepon Lu Yanting dan memberi tahunya terlebih dahulu sebelum pergi ke Rumah Sakit Er bersama Shen Wenzhen dan Fang Ling, mungkin tidak akan terjadi hal ini… …

Lanxi selalu merupakan orang yang teguh akan perkataannya sendiri, jarang menyesali keputusan yang dibuat.

Kali ini, dia benar-benar agak, menyesal.

Sayangnya, sudah terlambat.

Lanxi menarik napas dalam-dalam, meskipun demikian, detak jantungnya masih saja tidak kembali stabil, tubuh mendingin, dia menggigil tanpa sadar, telinga berdengung.

Belasan menit berlalu, mobil Zhou Jinyan diparkir di tempat parkir bawah tanah Rumah Sakit Huaxi.

Lanxi awalnya termenung, tetapi detik ketika mobil dihentikan, dia langsung kembali sadar—

Dia menarik napas dalam-dalam lagi, membuka sabuk pengaman dan keluar dari mobil.

Ketika dia turun, Zhou Jinyan juga turun, Lanxi tidak bisa menunggu lagi: "Cepat bawa aku ke atas!"

Kali ini, suaranya bergetar lebih hebat dari sebelumnya.

Zhou Jinyan sekilas melirik Lanxi, dia menemukan bahwa wajahnya agak pucat.

Dia berpikir, mungkin tadinya dia terlalu agresif, jadi dia mengubah sikap: "Kamu jangan terlalu khawatir."

Saat-saat seperti ini, bagaimana mungkin Lanxi masih bisa mendengarkan kata-kata seperti ini? Dia hanya ingin segera menemui Lu Yanting.

“Cepat bawa aku ke atas—“ Lanxi mendesak Zhou Jinyan lagi.

Zhou Jinyan mengangguk, membawa Lanxi menuju lift.

………

Lima menit kemudian, Lanxi dan Zhou Jinyan bersamaan datang ke kamar tempat Lu Yanting berada.

Ketika mereka berdua datang, Lu Yanting belum bangun.

Begitu Lanxi melangkah masuk ke dalam , dia langsung berhadapan dengan Xi An dan Lu Bienian.

Saat bertatapan dengan mereka berdua, Lanxi dengan tidak jelas merasa gelisah.

Meskipun Xi An dan Lu Bienian sangat menyukai Lanxi, tapi mereka tetap agak tidak senang dengan kelakuan Lanxi hari ini.

Sudah hampir tiga jam sejak kecelakaan Lu Yanting, dia sebagai istri malah baru muncul sekarang.

Mereka tidak meminta Lanxi harus melakukan sesuatu, mereka hanya merasa kelakuannya seperti ini sangatlah tidak pantas.

Karena kesenjangan di hati, ditambah dengan kecelakaan serius yang dialami Lu Yanting, sikap Lu Bienian dan Xi An terhadap Lanxi jauh kurang ramah dari biasanya.

Lanxi sendiri dapat menyadari hal ini. Tetapi sekarang dia tidak memiliki waktu untuk memberi penjelasan kepada Lu Bienian dan Xi An,

Lanxi hanya sekedar menyapa mereka berdua, kemudian perhatiannya fokus pada Lu Yanting.

Momen ketika melihat Lu Yanting, pandangan Lanxi menjadi gelap, hampir terjatuh.

Jelas-jelas tadi pagi masih berpakaian rapi, sekarang tiba-tiba terbungkus penuh dengan kain kasar dan berbaring di tempat tidur--

Ada rasa yang tak tersampaikan di hati Lanxi.

**

Berita Lu Yanting kecelakaan mobil menyebar heboh di internet, tentu saja Gu Jingwen melihatnya.

Saat melihat berita, dia baru saja selesai melakukan pemeriksaan di rumah sakit.

Tengah menunggu hasil pemeriksaan, dia menemukan berita ini.

Raut wajahnya langsung berubah, sangat khawatir.

Setelah mendapatkan laporan hasil pemeriksaan, dia bergegas keluar dari rumah sakit.

Gu Jingwen berjalan dengan sangat terburu-buru, tidak sengaja menabrak seseorang.

Ketika dia mengangkat kepala hendak meminta maaf, dia melamun.

Gu Jingwen memiliki kesan terhadap Tang Manshu, tetapi mereka berdua belum pernah melakukan kontak langsung.

Menoleh ke sisi lain lagi, orang yang berdiri di samping Tang Manshu… …adalah adik perempuan Lanxi?

Gu Jingwen agak kaget, tidak menyangka ternyata mereka berdua saling mengenal.

Lan Zhixin datang karena mendengar kabar kecelakaan Shen Wenzhi, hubungan dia dan Tang Manshu lumayan baik, tadinya Tang Manshu baru saja mengeluh kepadanya.

Lan Zhixin menghiburnya dan berkata akan membantunya menemukan solusi bersama.

Tanpa diduga, solusi datang kepada mereka secara sendirinya dengan begitu cepat--

Setelah melihat Gu Jingwen, benak Lan Zhixin segera muncul sebuah solusi--

Dia berpikir, sebagai mantan pacar Lu Yanting, Gu Jingwen seharusnya juga sangat membenci Lanxi. Oleh karena itu, mereka bertiga boleh bekerja sama.

Seperti kata pepatah, gabungan tiga bocah bodoh bisa menjadi satu orang jenius.

Jika mereka bertiga bekerja sama, mungkin akan menghasilkan kegunaan yang sangat besar.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu