Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 193 Tidak Ada Jika (1)

Sebelumnya Lanxi selalu mengira bahwa ia sendiri tidak begitu menyukai anak kecil, jadi sama sekali tidak pernah memikirkan perihal hamil.

Anak ini datang dengan sangat tiba-tiba, dan juga merupakan sebuah kecelakaan.

Tetapi jika ia sudah datang, dia tidak akan pergi membunuh satu kehidupan ini.

Dia sangat mengerti bagaimana kondisi tubuhnya, gangguan endoktrin, siklus menstruasi tidak teratur, sebelumnya saat ia periksa ke dokter, dokter sudah menekankan bahwa kondisi tubuh seperti ini sangat sulit untuk hamil.

Adanya pernyataan seperti ini, membuat Lanxi mustahil untuk menggugurkan anak ini.

Ia bisa membuat semua persiapan, untuk menyambut kehidupan baru ini.

Tetapi, sebelumnya ia tidak tahu apa-apa mengenai kehamilan, ia sangat bingung, tidak tau harus mengubah kebiasaan apa dalam hidupnya.

Setelah selesai mendengar saran dokter, Lanxi masih belum tersadar dari lamunannya.

Dokter melihat ia tidak berbicara, kemudian melihat ekspresi ragunya, bertanya : “Masih ada pertanyaan, boleh ditanyakan kepada saya ya.”

Lanxi menjilati bibirnya, bertanya : “Aku harus memerhatikan makanan apa?”

Dokter berkata : “Perbanyak makanan sehat, jangan makan makanan jalanan, dan juga jangan merokok dan meminum minuman keras, itu semua tidak baik untuk janin.”

“Ou….” Lanxi mengangguk tanda mengerti.

Ia berusaha mengingat, sepertinya beberapa waktu ini dia tidak begitu sering merokok.

Tetapi ia meminum minuman keras. Kemudian setelah mendengar perintah dokter, Lanxi sedikit khawatir, kemudian bertanya kepada dokter : “Jika sudah meminum minuman keras?”

“Kamu sudah minum?” Dokter menanyakan kembali.

Lanxi mengangguk, “Sebelumnya tidak tau bahwa aku hamil, jadi meminum sedikit, tidak banyak.”

Paling banyak adalah segelas, lagipula presentase alkoholnya juga tidak tinggi.

Setelah selesai mendengarkan ia berpikir sejenak, kemudian berbicara pada Lanxi : “Seharusnya tidak apa-apa, semuanya terlihat normal sekarang, nanti kita cek lagi ketika jantung janin sudah terbentuk, pada umumnya, jika alkoholnya tidak tinggi, tidak bermasalah.”

Mendengar dokter berkata seperti ini, Lanxi lega.

Dokter memberikan beberapa vitamin untuk Lanxi, Lanxi mengambil daftar resep dari dokter, setelah berterima kasih pada dokter, kemudian ia berjalan keluar dari ruang konsultasi.

Setelah keluar dari ruang konsultasi, Jiang Sisi segera mengamati ekspresi wajah Lanxi.

Menatapi Lanxi sejenak, ketika turun tangga, Jiang Sisi bertanya kepada Lanxi : “Apa yang akan kamu lakukan?”

Lanxi : “……em? Lakukan apanya?”

Jiang Sisi : “Anak ini, mau beritahu dia?”

Jiang Sisi tidak langsung menyebutkan nama, tetapi Lanxi mengerti, orang yang ia maksud adalah Lu Yanting.

Pertanyaan ini sangat menyentuh Lanxi, hubungan dia dengan Lu Yanting saat ini, apakah perlu memberitahu dia berita kehamilan ini?

Kalaupun jika ia tahu, apakah akan mengubah perceraian.

Lanxi sangat ingin memberikan rumah yang sempurna untuk anak, tetapi tidak semua hal akan terjadi hanya karena ia ingin.

Memikirkan ini, Lanxi mengangkat tangannya dan mengelus perutnya.

Jiang Sisi bisa melihat bahwa Lanxi sedang bingung dengan masalah ini, jadi ia tidak lanjut bertanya, ia juga tidak ingin menambah beban pikiran Lanxi.

Kemudian, keduanya turun ke lantai bawah.

Sangat banyak orang berantrian dibawah, Jiang Sisi melihat kondisi tubuh Lanxi masih lemah, jadi ia mengantrikannya untuk Lanxi.

Lanxi mencari tempat duduk dan duduk, menunggu Jiang Sisi.

**

Waktu bersamaan, di rumah sakit Hua Xi.

Dalam ruang rawat, Lu Yanting duduk diatas ranjang, memegang sendok disatu tangan, meminum bubur dengan sedikit ceroboh.

Xi An menatapi dari samping dalam sekejap, kemudian berkata : “Biar aku yang menyuapimu!”

Lu Yanting menggeleng kepala, “Tidak perlu, ma, aku bisa sendiri.”

Suaranya serak dan rendah, sekilas kedengarannya tidak ada beda dengan biasanya.

Tetapi jika di dengar dengan jelas, dapat didengar sedikit kelemahan.

Sejak kepergian Lanxi, kondisi Lu Yanting selalu begini.

Kelihatannya tidak ada perubahan yang besar, tetapi memberikan kesan yang berbeda.

Xi An tau suasana hati Lu Yanting pasti akan buruk jika mendengar berita, demi menjaga perasaannya, sengaja tidak memberitahu ini padanya.

Termasuk persoalan ia ingin menceraikan Lanxi, mereka tidak pernah menanyakan hal itu.

Meski tidak pernah membahas, tidak berarti mereka tidak memedulikan hal ini.

Tidak bertanya pada malam itu, karena ingin memberikan waktu luang pada Lu Yanting.

Satu malam sudah berlalu, mereka juga perlu mengungkit dan membahas masalah ini.

Xi An dan Lu Qingran saling memandang, kemudian bertanya kepada Lu Yanting : “Yanting, apa yang salah dengan hubunganmu dan Lanxi?”

Selesai menanyakan pertanyaan ini, Xi An berhenti sejenak, : “Dan juga, masalah dia dengan anak keluarga Shen, benar?”

Sangat jarang sekali Xi An menanyakan banyak pertanyaan sekaligus pada Lu Yanting, dia selalu merasa, anak sudah dewasa, beberapa hal bisa ditangani sendiri.

Lagipula sejak kecil Lu Yanting adalah tipe anak yang tidak begitu membuat orang khawatir.

Dia penuh dengar percaya diri pada saat kali pertama membawa Lanxi pulang untuk bertemu mereka, siapapun tidak bisa terpikir bahwa akan begini hasilnya.

Lu Yanting tau, pertanyaan seperti ini tidak bisa dihindari.

Sejak ia memberitahu keluarga Lu perihal perceraian ia dengan Lanxi, ia sudah tau, Xi An dan Lu Bienian pasti akan menanyakannya.

Lu Yanting menghentikan gerakan ia meminum bubur, ia tidak mengangkat kepalanya, menjawab pertanyaan Xi An : “Em, benar.”

Tidak ada yang dapat meragukan perasaan Lanxi dengan Shen Wenzhi.

Dia mencoba berkali-kali, apakah tidak cukup menjawab pertanyaannya? “Jika begitu, kenapa kamu masih menikahinya?”

Xi An tidak tega menanyakan pertanyaan seperti ini, tetapi Lu Qingran tega : “Ia tertarik dengan uangmu?”

Lu Yanting menggeleng kepalanya, “Tidak.”

Lu Qingran : “Kalau begitu beritahu aku, bagaimana kalian bisa bersama?”

Lu Yanting merenggangkan bibirnya dan tidak berkata. Bagaimana ia bisa bersama dengan Lanxi?

Pertanyaan ini, ia merasa sulit untuk menjawabnya.

Tetapi ia sangat jelas, bukan karena uang Lanxi bersamanya, karena dia tidak kekurangan uang sama sekali.

Selama ini dia selalu tinggal di halaman lain, juga tau bahwa Bai Cheng meninggalkan beberapa benda sebelumnya untuknya, dan juga sejumlah setoran deposit yang besar.

Sebelumnya Lanxi mencari dia, sejujurnya karena ia tetarik dengan latar belakang dan wewenangnya.

Perkataan seperti ini, ia tidak berani mengungkapkannya.

Semua lelaki mempunyai harga diri, mengakui bahwa Lanxi bersamanya karena melihat identitasnya, ia mana mau?

Lu Qingran melihat Lu Yanting tidak menjawab, tertawa dingin : “Kamu masih membantunya menyembunyikan?”

Lu Yanting : “Tidak ada, sekarang sudah memutuskan untuk bercerai, sudah tidak penting untuk membahasnya.”

Lu Qingran : “Kamu masih melindunginya.”

Lu Qingran sangat mengerti Lu Yanting, dia berkata seperti ini, berbuat seperti ini, karena ingin melindungi Lanxi.

Dia berani jamin, pasti telah terjadi sesuatu diantara hubungan mereka, kalau tidak, tidak akan seperti ini.

Mencoba berpikir, jika semalam ia tidak mengatakan cerai, Lanxi pasti akan diseret dan ditanyai.

Jujur saja, Lu Yanting berkata seperti ini, kelihatannya seperti tidak memberikan kasih sayang sama sekali pada Lanxi, tetapi sebenarnya ia masih melindunginya.

Keluarga adalah orang yang sangat saling mengerti satu sama lain, yang dapat terpikir oleh Lu Qingran, juga pasti dapat terpikiran oleh Xi An dan Lu Bienian.

Terjadi hal seperti ini, Lu Beinian sangat sedih.

Karena ia lumayan menyukai Lanxi, dia selalu merasa Lanxi sangat jelas, tidak akan melakukan hal yang merusak harga diri seperti ini.

Tetapi kebenaran ada didepan kita, dia sedikit kecewa.

Tetapi dia seorang lelaki, tidak begitu baik juga jika ia membicarakan hal ini.

Jadi, Lu Bienian duduk disamping, tidak mencampuri topik mereka.

Tujuannya telah dibongkar oleh Lu Qingran, Lu Yanting tetap diam dan tidak berbicara.

Lu Qingran tau, dia sudah memutuskan untuk melindungi Lanxi.

Menyadari hal ini, tidak tertahan kemudian Lu Qingran bertanya : “Kamu sangat menyukai Lanxi?”

Lu Yanting menggerak-gerakkan bibirnya, suaranya seperti sedikit tidak sabar : “Jangan ungkit pertanyaan seperti ini lagi.”

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu