Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 204 Pemeriksaan Janin (2)

Zhou Hesi pernah mendengar Lanxi membahas Jiang Sisi, Lanxi berkata bahwa satu-satunya sahabat baik yang ia miliki hanyalah Jiang Sisi.

Oleh karena itu, Zhou Hesi langsung bisa menebak siapa pemilik suara yang kasar ini.

Memikirkan ini, Zhou Hesi tersenyum.

Senyumannya itu terlihat oleh Lanxi, Lanxi mengagak perkataan Jiang Sisi telah terdengar oleh Zhou Hesi.

Tapi itu tidak masalah, apa yang dikatakan Jiang Sisi termasuk fakta.

Lanxi sekedar merespons "ya", kemudian, "Surat cerai sudah selesai diurus, kedepannya aku dan dia tidak memiliki hubungan apa pun lagi."

Jiang Sisi: "Bagus sekali, pria seperti dia sudah seharusnya kamu tendang sejak awal;"

Selesai keluh-kesah, Jiang Sisi teringat Zhou Hesi lagi, "Oh Ya, tidakkah kamu mempertimbangkan Zhou--?"

"Tidak!" Dalam waktu sekejap, Lanxi tiba-tiba menebak apa yang ingin dikatakan Jiang Sisi, dia pun segera memotongnya.

Jika pertanyaan ini terdengar oleh Zhou Hesi, pastinya sangat canggung.

Yang paling penting, dia tidak ingin membuat Zhou Hesi salam paham.

Jika Zhou Hesi salah paham terhadap maksudnya, dan terus menyia-nyiakan waktu pada dirinya, maka dia sendiri pun tidak akan memaafkan diri sendiri.

Karena Lanxi menjawab dengan begitu singkat, padat, dan jelas, Jiang Sisi pun tidak enak untuk melanjutkan topik pembicaraan ini lagi. Dia batuk, "Oke deh, ayo keluar untuk makan malam bersama nanti?"

Lanxi: "Ya, boleh."

Kebetulan Zhou Hesi juga mengajaknya untuk makan malam. Lanxi sebenarnya lumayan takut paparazi mendapatkan fotonya ketika bersama Zhou Hesi, jadi, bagus juga jika ada Jiang Sisi, tambah satu orang, "kesucian" -nya pun terbukti.

Jiang Sisi sudah memutuskan apa yang mau dimakan.

Dia mengatakan bahwa ada sebyag hidangan HangZhou Hesig baru saja dibuka di kota Jiang, rasanya sangat enak

Kebetulan Lanxi sedang hamil, tidak bisa makan makanan dengan rasa yang terlalu kental ataupun berat, hidangan Hangzhou relatif ringan dibanding yang lain.

Lanxi selalu memercayai selera Jiang Sisi, dia langsung setuju segera setelah Jiang Sisi memberi usulan.

Jiang Sisi awalnya ingin menjemput Lanxi, tapi Lanxi berpikir ada Zhou Hesi bersamanya, dia bisa menyetir, jadi Lanxi pun tidak membiarkan Jiang Sisi datang.

Lanxi memberi tahu Jiang Sisi bahwa ia akan membawa seorang teman, tetapi tidak mengatakan itu adalah Zhou Hesi.

Setelah menutup telepon, Lanxi menoleh ke Zhou Hesi, menyampaikan situasi kepada Zhou Hesi.

"Malam nanti kita makan Hidangan Hangzhou bareng Sisi, kamu bisa makan kan?"

Setelah pergaulan sebelumnya, Lanxi merasa Zhou Hesi bukan orang yang pilih-pilih makanan.

Bahkan makan pop mie pun dia sangat menikmatinya... ...

Zhou Hesi mengangguk, "Bisa, apakah kita berangkat sekarang?"

Lanxi "Ya, kamu bawa mobil tidak?"

Zhou Hesi: "Ada."

Lanxi: "Oke, kalau begitu aku nebeng mobil kamu."

Zhou Hesi: "Kehormatan bagiku."

Mereka berdua sambil bersenda gurau sambil berjalan keluar dari kantor.

Saat keluar, mereka bertemu Shu Ran, melihat Lanxi dan Zhou Hesi mengobrol dengan senang, dalam hati Shuran pun langsung mulai menentukan pihak yang akan didukung.

Dia mencoba untuk membandingkan Zhou Hesi dan Lu Yanting, dia merasa Zhou Hesi lebih baik.

Dan juga, tampaknya Lanxi lebih senang dan santai ketika bergaul dengan Zhou Hesi.

Walaupun Shu Ran tidak pernah pacaran, tapi dia selalu merasa bahwa perasaan di saat berinteraksi adalah hal yang paling penting.

Jika kita tidak dapat sepenuhnya menjadi diri sendiri ketika bergaul dengan seseorang, maka hubungan tersebut pun tidak begitu perlu untuk diteruskan.

Shu Ran berpikir, jika Lanxi bisa bersama dengan Zhou Hesi, tampaknya lumayan bagus.

Hanya saja, tidak tahu apakah Zhou Hesi bisa menerima anak yang ada di perut Lanxi... ...

Memikirkan ini, Shu Ran menepuk-nepuk kening.

Dia merasa kekhawatiran dirinya agak berlebihan, Lanxi adalah orang yang begitu berpendirian, masa depan pasti sudah direncanakan olehnya.

**

Restoran yang dikatakan Jiang Sisi berada di pusat kota, tidak begitu jauh dari Dongjin.

Namun, sekarang adalah jam-jam pulang kerja, perjalanan yang seharusnya hanya membutuhkan sepuluh menit, karena macet, butuh lebih dari setengah jam untuk tiba.

Saat Lanxi dan Zhou Hesi tiba di tempat, Jiang Sisi sudah duduk di ruang VIP selama beberapa menit.

Setelah Zhou Hesi dibawa masuk oleh Lanxi, Jiang Sisi segera bangkit dari tempat duduk.

Ini adalah pertama kalinya dia bertemu Zhou Hesi, meskipun sebelumnya mereka tidak pernah bertemu, tapi dalam hatinya sudah sangat mendukung Lanxi untuk bersama dengan Zhou Hesi.

Dia merasa bahwa Zhou Hesi memiliki karakter yang baik, juga memperlakukan Lanxi dengan baik, jadi dalam hatinya sudah berpihak pada Zhou Hesi.

Karena ini, Jiang Sisi sangat antusias dan ramah terhadap Zhou Hesi.

Dia berdiri dan berinisiatif menyapa Zhou Hesi: "Halo, aku Jiang Sisi, teman baik Lanxi, panggil aku Sisi saja."

Respons Zhou Hesi juga sangat antusias, dia mengangguk kepada Jiang Sisi dan berkata sambil tersenyum: "Dulu aku sering mendengar Lanxi membicarakan kamu, halo, aku Zhou Hesi."

"Haha, kebetulan sekali, aku juga sering mendengar Lanxi menyebut kamu." Mengatakan ini, Jiang Sisi tersenyum mesra.

"Oh?" Zhou Hesi melirik Lanxi, kemudian bertanya pada Jiang Sisi: "Apa yang dikatakan dia tentang aku" Jiang Sisi tertawa, "Tentu saja mengatakan kamu penuh perhatian dan baik kepada orang lain, juga sekalian memuji kamu tampan."

Sebenarnya, kata-kata ini sama sekali tidak pernah dikatakan oleh Lanxi, semua ini adalah pendapat subjektif dari Jiang Sisi.

Tetapi Lanxi tidak maju untuk mengklarifikasi pernyataan Jiang Sisi. Karena dia jelas merasakan bahwa Zhou Hesi sangat senang.

Pada saat seperti ini, jika dia maju dan mengklarifikasi, dia akan terlihat mengecewakan dan menyebalkan.

Suasana terasa sangat baik, Zhou Hesi juga orang yang mudah diajak mengobrol, ditambah Jiang Sisi bukan orang yang sensitif terhadap orang asing, jadi ketiganya pun berbicara dengan senang.

Selama makan, Jiang Sisi dan Lanxi berbicara tentang pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Selama ini, Jiang Sisi selalu khawatir tentang masalah ini, anak Lanxi berarti juga anaknya, tentu saja ia harus merawatnya dengan baik.

Dihitung-hitung, waktu check-up rutin tiga bulan sekali akan segera tiba. Jiang Sisi bertanya pada Lanxi: "Sudahkah kamu membuat janji pemeriksaan kandungan dengan dokter?"

Pertanyaannya Jiang Sisi mengingatkan Lanxi.

Lanxi menagngguk, "Sudah, janjinya lusa."

Lanxi tidak menghindari topik ini karena Zhou Hesi ada di sini.

Lagipula, Zhou Hesi tahu bahwa dia hamil, tidak ada yang perlu disembunyikan darinya.

Zhou Hesi awalnya memasang senyuman di wajah, tetapi setelah mendengar Lanxi akan melakukan pemeriksaan janin, senyum Zhou Hesi sedikit menyusut.

Kemudian, dia bertanya pada Lanxi: "Apakah kamu mau melakukan pemeriksaan di rumah sakit sini?"

Begitu Zhou Hesi bertanya demikian, Lanxi terbengong.

Iya juga, apa pun yang dia lakukan sekarang akan dipotret oleh paparazi, jika dia difoto saat check-up, perihal kehamilannya pun tidak akan dapat disembunyikan lagi.

Lanxi tidak takut semua orang tahu bahwa dia hamil, tetapi dia merasa, sebelumnya media sosial penuh dengan berita "perselingkuhan" nya, jika ada berita kehamilan saat ini, entah apa lagi yang akan keluar dari mulut para netizens.

Dia sudah terbiasa disalahpahami oleh dunia, tetapi dia tidak ingin anaknya yang bahkan belum dilahirkan ke dunia ini juga ikut dicemooh.

Harus diakui, Zhou Hesi benar-benar orang yang teliti. Jika dia tidak mengingatkan hal ini, Lanxi sendiri tidak akan mempertimbangkannya.

Tidak hanya Lanxi, bahkan Jiang Sisi juga ditaklukkan oleh pemikiran Zhou Hesi yang detail.

Setelah memikirkannya sebentar, Jiang Sisi berkata, "Oh ya, kenapa tidak terpikir hal ini! Aku rasa apa yang dikatakan Zhou Hesi cukup masuk akal, kita lebih baik jangan lakukan pemeriksaan di rumah sakit kota Jiang."

Lanxi mengangguk, "Oke."

Tadi dia sudah memikirkan konsekuensinya, apa yang dikatakan Zhou Hesi memang masuk akal, setidaknya pada masa seperti ini, dia tidak boleh melakukan pemeriksaan janin di kota Jiang.

Melihat Lanxi menyatakan sikapnya pada masalah ini, Zhou Hesi pun berkata kepadanya, "Aku tahu dokter kandungan dan ginekolog yang baik di Beicheng, jika kamu tidak merasa repot, kamu boleh pergi ke Beicheng untuk melakukan pemeriksaan kandungan, ada aku, kamu juga tidak perlu khawatir akan dipotret paparazi."

"Menurutku boleh!"

Sehabis Zhou Hesi menyampaikan usulan ini, sebelum Lanxi punya waktu untuk merespons, Jiang Sisi sudah membantu Lanxi menyetujuinya.

Namun, Zhou Hesi bukan orang yang tidak menghargai pendapat Lanxi.

Keputusan akhir tentang masalah ini ada di tangan Lanxi.

Dia juga hanya akan menuruti pendapat Lanxi.

Karena itu, Zhou Hesi kembali mengalihkan pandangannya ke Lanxi.

Lanxi merapatkan bibir dan berpikir sejenak, akhirnya menyetujui usulan Zhou Hesi.

Dalam situasi seperti sekarang ini, dia memang tidak punya pilihan yang lebih baik.

Baik juga pergi ke Beicheng untuk melakukan pemeriksaan, setidaknya Zhou Hesi sudah menjamin bahwa dia tidak akan difoto.

Dengan begitu, gosipan tentang dirinya tidak akan bertambah banyak.

Oleh karena itu, masalah pemeriksaan kandungan pun diputuskan demikian.

**

Akhir-akhir ini, berita tentang Lu Yanting tidak pernah putus. Yang pertama adalah kecelakaan mobil, kemudian disambung perceraiannya dengan Lanxi... ...

Semua berita ini telah dilihat oleh Hui Ling, dia bergegas ke kota Jiang dan datang ke Rumah Sakit Huaxi.

Hui Ling datang bersama Gu Chengdong, Qu Wei, dan Qiao An.

Mereka berempat datang berbarengan ke kamar pasien, ketika melihat Lu Yanting yang rambutnya dicukur hingga tersisa 1 cm, mereka semua tertegun.

Pada akhirnya, Hui Ling yang merespons terlebih dulu, dia berjalan ke depan tempat tidur dan berjongkok, menatap Lu Yanting dengan ekspresi khawatir: "Bagaimana dengan kamu Kak Ting? Apakah masih sakit?"

Lu Yanting menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa."

“Kalau begitu, apa yang terjadi antara kamu dan Asisten Lan?" Setelah memastikan bahwa tubuh Lu Yanting baik-baik saja, yang paling dikhawatirkan Hui Ling adalah tentang ini, "Bukankah kalian berdua sudah damai, kenapa bisa berantem lagi... ... Bahkan sampai separah ini, benar-benar... ... "

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu