Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta
Nada suara Lanxi membuat suasana yang awalnya masrah menjadi lebih lega, Zhou Hesi juga tahu pada saat bercanda Lanxi juga sedang mencari tangga turun untuk dia.
Sementara Zhou Hesi juga tidak ingin terlalu memaksa Lanxi, kalau Lanxi mau memberikan dia tangga ini, tentu saja dia mau turun.
Zhou Hesi menggerakan alisnya : "Sekarang tidak perlu, setelah bercerai apakah harus mengantri?"
Mendengar kata-kata Zhou Hesi, Lanxi tertawa dengan suara kecil : "Tergantung usaha kamu"
Zhou Hesi mengangguk, "Baik, beberapa hari ini aku pasti akan berusaha dengan baik"
Suasana masrah tadi pun dihancuri begitu saja.
Lanxi menghela sebuah nafas panjang secara diam-diam.
Dia tetap merasa bersyukur bahwa Zhou Hesi adalah orang yag tahu mengontrol diri.
Karena hal itu, mereka tidak akan sampai ke tingkat membuat sesama terlalu memalukan.
Lanxi merasa dirinya benar-benar lumayan pintar melihat orang, dulu dia sudah merasa Zhou Hesi tidak akan melakukan hal yang kelewatan.
Fakta juga membuktikan Zhou Hesi memiliki etika bagus, beberapa hari ini, Zhou Hesi berusaha menjaga Lanxi setiap hari, bahkan dia tidak akan melakukan gerakan yang berlebihan.
Berpikir sampai sini, Lanxi berpikir, orang yang berpacaran dengan Zhou Hesi pasti akan menjalani hari-hari dengan santai kan?
..............
Setelah makan malam, Lanxi pun kembali ke hotel bersama Zhou Hesi.
Cuaca malam hari ini agak dingin, angin pun agak kuat.
Sebelum kembali ke kamar, Zhou Hesi bahkan tidak lupa menasehati Lanxi : "Nanti malam pakai dua selimut saja, perhatikan suhu ruangan"
Lanxi sudah lama tidak mendapat perhatian seperti ini, dia mengangguk kepada Zhou Hesi, "Tenang saja, aku tahu"
Zhou Hesi terus menatap ke Lanxi sambil bercanda dengan senyuman : "Kamu tidak mau sekalian memberi sedikit perhatian kepada aku?"
Merasa tidak berdaya, akhirnya Lanxi hanya bisa berkata : "Kamu juga ya"
Lanxi berkata dengan nada suara imut.
Setelah mendengar, Zhou Hesi pun tertawa : "Sepertinya kamu benar-benar tidak sesuai bersikap imut"
"Sekarang baru tahu?" Lanxi menggerakan alisnya.
"Sudah, pulang istirahat sana" Zhou Hesi menepuk bahu Lanxi.
Setelah berpamitan dengan Zhou Hesi, Lanxi pun kembali ke dalam kamarnya.
Hari ini mereka bermain seharian di luar, paling tidak pun ada berjalan 6 atau 7 km, hal ini membuat kaki Lanxi merasa agak capek.
Setelah masuk ke dalam kamar, Lanxi melepaskan sepatunya dan berbaring di atas tempat tidur.
Secara kebiasaan, Lanxi mengeluarkan ponselnya, setelah membuka sosial media, Lanxi melihat permitaan obrolan video yang dikirimkan oleh Jiang SIsi.
Jam pengiriman adalah beberapa menit lalu.
Akhirnya, Lanxi pun langsung menelpon Jiang Sisi.
Jiang Sisi mengangkat dengan cepat.
Setelah obrolan video terkoneksi, Lanxi melihat latar belakang Jiang Sisi adalah kamar tidur baru dia dan Mu Baicheng.
Lanxi pernah tinggal beberapa hari di sana, jadi dia tidak merasa asing.
Lanxi merasa agak penasaran : "Kalian tidak pergi liburan bulan madu?"
Membahas tentang masalah ini, ekspresi Jiang Sisi langsung berubah.
Setelah hening beberapa detik, Jiang Sisi baru berkata : "Awalnya mau pergi, tetapi dia tiba-tiba ada masalah, akhirnya cutinya dikembalikan"
Lanxi : "........"
Menikah dengan tentara memang harus menerima kejadian seperti ini.
Tetapi.... setelah memperhatikan kata-kata Jiang Sisi, Lanxi merasa sepertinya dia merasa kecewa?
Setelah menyadari hal itu, Lanxi menertawakan Jiang Sisi : "Sepertinya kamu merasa kecewa?"
Mata Jiang Sisi membesar : "Mana mungkin? Kalau dia bisa terus berada di timnya, aku akan merasa sangat bahagia, aku berharap dia jangn pulang!"
"Oh, iyakah" Lanxi mengingatkan Jiang Sisi, "Tatapan kamu tidak berkata seperti ini"
"Kamu awas sana! Sekarang kamu sudah tidak berdiri di pihak aku lagi, benar-benar terlalu jahat"
Melihat ekspresi Jiang Sisi, Lanxi pun tertawa.
Jiang Sisi benar-benar sangat kepala, siapa saja bisa tahu Jiang Sisi menyukai Mu Baicheng.
Sementara berdasarkan personalitas Jiang Sisi, kalau dia benar-benar sama sekali tidak berminat dengan Mu Baicheng, dia tidak akan menahan begitu lama.
Lanxi merasa bahagia untu Jiang Sisi, bagaimana pun Mu Baicheng adalah pria yang memiliki perasaan tanggung jawab, selain itu dia juga lumayan dewasa, merupakan pria yang baik.
Tentu saja, Mu Baicheng juga memiliki kekurangan, di dunia ini tidak ada orang yang sempurna, asal kelebihan bisa menutupi kekurangan saja.
Alasan Jiang Sisi mengirim permintaan obrolan kepada Lanxi bukan mau membahas masalah dirinya dengan Mu Baicheng, dia hanya mau mengetahui 'perkembangan' Lanxi dan Zhou Hesi.
Jadi, setelah berbicara beberapa saat, Jiang Sisi pun mengubah topik ke hal yang dia peduli dengan cepat.
Jiang Sisi mendekatkan wajahnya ke kamera dan bertanya dengan wajah gossip : "Oh iya, apakah ada sesuatu yang terjadi di antara kamu dan Zhou Hesi hari ini?"
Ini bukan pertama kali Jiang Sisi bertanya seperti ini, Lanxi memasang ekspresi tidak berdaya: "Kamu begitu berharap ada sesuatu yang terjadi?"
"Tentu saja" Jiang Sisi mengaku, "Sekarang aku adalah penggemar setia Zhou Hesi, aku mendukung kamu bersama dengannya"
"Kamu bahkan tidak pernah bertemu dengannya.." Lanxi mengingatkan Jiang Sisi.
Sementara Jiang Sisi menjawab : "Kenapa kalau tidak pernah bertemu? Aku tetap tahu dia pasti sangat baik dengan kamu, paling tidak dia menghormati dan menyayangi kamu, berbanding di bidang ini saja Lu Yanting sudah kalah, lagian Zhou Hesi lumayan baik di berbagai bidang"
Bei Cheng dan Jiang Cheng adalah kota sebelahan, jadi Jiang Sisi seharusnya lebih jelas dengan keadaan Zhou Hesi di Bei Cheng.
Setelah mencari tahu tentang latar belakang Zhou Hesi, Jiang Sisi semakin merasa Lanxi harus bersama dengannya.
Latar keluarga Zhou Hesi tidak beda jauh dengan Lu Yanting, sementara sifat dia juga lebih lembut dari Lu Yanting, dia bahkan tidak memiliki mantan pacar yang terus datang menganggunya, selain itu dia juga merupakan teman Lanxi sejak kecil.
Bukannya ini merupakan cerita yang hanya berada di dalam drama romantis?
Jiang Sisi merasa tugas dia sekarang adalah harus meminta Lanxi cepat bercerai dengan Lu Yanting kemudian bersama dengan Zhou Hesi.
Selain itu, setelah bersama dengan Zhou Hesi, Lanxi juga tidak perlu merisau dengan masalah perusahaan lagi.
Berdasarkan kemampuan Zhou Hesi, tentu saja dia bisa melawan dengan Lu Yanting.
Lu Yanting tentu saja harus berpikir panjang kalau dia mau melawan dengan Zhou Hesi, di dunia ini, tidak ada orang yang ingin memimpin perang yang melukai 1000 lawan tetapi mematikan 800 teman perang.
Lanxi terus mendengar Jiang Sisi menjelaskan berbagai macam kelebihan Zhou Hesi.
Sejujurnya, Lanxi sendiri juga merasa Zhou Hesi benar-benar memiliki kemampuan baik di berbagai bidang.
Tetapi, masalah perasaan benar-benar sangat aneh.
Setelah Jiang Sisi selesai cerita, Lanxi baru berkata : "Tetapi aku tidak menyukai dia"
"Kamu bodoh ya, masalah suka bisa dikembangkan secara perlahan, tidur beberapa kali sudah suka" Jiang Sisi menyatakan pengertiannya terhadap cinta dengan kasar dan sederhana, "Lagian sekarang aku merasa masalah suka tidak suka sudah tidak begitu penting, yang paling penting adalah dia menyayangi kamu"
"Aku menyadari sudut pandang kamu terhadap cinta sudah menjadi kuno setelah menikah" Lanxi mengejeknya.
Jiang Sisi menjawab : "Suadaraku, aku sedang mempertimbangkan untuk kamu, serius, kamu harus berpikir dengan baik, aku merasa kamu sangat cocok dengan Zhou Hesi"
Cocok?
Lanxi berpikir kembali, beberapa hari ini ketika Lanxi keluar bermain bersama Zhou Hesi, orang lain terus mengira mereka adalah pasangan.
Mungkin mereka berdua benar-benar terlihat cocok.
"Kamu berpikir dengan detail ya" Lanxi terus berkata, "Apakah kamu merasa lega dan bahagia ketika bersamanya?"
Setelah mendengar pertanyaan Jiang Sisi, Lanxi berpikir dengan serius sebelum mengangguk : "Iya"
Kalau hal ini tidak perlu diragukan.
Lanxi memiliki banyak persamaan topik dengan Zhou Hesi, selain itu dia merasa sangat lega ketika bersama dengan Zhou Hesi.
Makanya kondisi seperti itu muncul pada makan malam tadi.........
Wajah Lanxi pun terasa agak panas ketika dia teringat dengan masalah Zhou Hesi melihat dirinya menelan air liur dengan diam-diam tadi.
semua orang memiliki hal yang bisa membuat dirinya merasa malu, Lanxi sendiri saja tidak menyangka mengapa dirinya begitu aneh.
Ekspresi Lanxi berpikir tentang hal itu kebetulan dilihat oleh Jiang Sisi, melihat ekspresi Lanxi Jiang Sisi langsung tertawa dan bertanya : "Ekspresi bahagia setelah jatuh cinta itu bermaksud apa?"
Lanxi : "......."
Ekspresi dia tadi terlihat bahagia setelah jatuh cinta? Mengapa Lanxi sendiri tidak sadar.
"Aku bisa pasti kamu menyukai Zhou Hesi" Jiang Sisi mengatakan pemikirannya, "Ekspresi kamu tadi..... pui, terlihat seperti remaja pubertas"
Mendengar kata-kata Jiang Sisi, Lanxi teringat dengan perasaan tersentuh sejenak waktu makan bersama kemarin.
Sebenarnya Lanxi juga tidak bisa menjelaskan perasaan itu datang dari mana.
Tetapi Lanxi tidak bermaksud mau membohongi Jiang Sisi, dia langsung memberi tahu : "Ada sedikit"
Jiang Sisi : "Sedikit?"
Lanxi : "Iya, waktu makan malam tadi"
Jiang Sisi menggerakan alisnya dengan penasaran: "Dia buat apa?"
Lanxi berpikir kembali dan menceritakan masalah tadi kepada Jiang Sisi.
Setelah berakta, Lanxi menekan : "Hanya waktu sejenak saja, setelah itu tidak ada perasaan itu lagi"
Setelah mendengar kata-kata Lanxi, Jiang Sisi mendesah : "Aiyo, aku tidak tahu kamu begitu mudah malu?"
Lanxi : "......."
Lanxi tahu Jiang Sisi tidak akan bisa berkata kata-kata baik/
Tetapi Jiang Sisi hanya bercanda saja, setelah itu dia pun menjadi serius lagi.
Jiang Sisi berpikir beberapa saat sebelum berkata : "Kamu lepaskan beban-beban itu dan mencoba unutk bersama dengan Zhou Hesi dulu, kalau nanti kamu masih sering memiliki perasaan seperti itu, kalian pacaran saja"
Jiang Sisi sendiri sudah pernah berpacaran banyak kali, dia juga mengerti perasaan hati tersentuh dan perasaan suka itu berbeda.
Perasaan hati tersentuh itu bisa jadi hanya masalah sejenak, seperti hati Jiang Sisi akan tersentuh setiap kali dia melihat pria tampan, tetapi setelah melewati masa itu dia tidak merasakan apa pun lagi.
Perasaan suka dan cinta itu perasaan hati yang terus menurus, tetapi tetap harus melewati percobaan oleh waktu.
Jiang Sisi sangat berharap Lanxi bisa melepaskan Lu Yanting dan memulai sebuah hubungan baru lagi.
Berdasarkan kondisi sekarang, Zhou Hesi adalah calon yang palign sesuai.
"Lalu kalau aku menyukai dia, aku selingkuhan saja?" Lanxi memijat dahinya.
Lanxi tidak termasuk orang yang sangat beretika, tetapi dia tetap sangat membantah menjadi orang yang bisa selingkuhan.
Mungkin karena efek Lan Zhongzhi selingkuhan kemarin waktu masih menjadi suami istri dengan ibu Lanxi.
"Kamu boleh bercerai dengan Lu Yanting" Jiang Sisi berkata, "Kamu percaya saja kepada aku, Zhou Hesi berbeda dengan pria sampah seperti Lu Yanting, Zhou Tiong pasti tidak akan menggunakan masalah Dongjin untuk mengancam kamu"
Lanxi : "......."
Jiang Sisi benar-benar mengatakan di poin yang penting.
Nada suara Lanxi membuat suasana yang awalnya masrah menjadi lebih lega, Zhou Hesi juga tahu pada saat bercanda Lanxi juga sedang mencari tangga turun untuk dia.
Sementara Zhou Hesi juga tidak ingin terlalu memaksa Lanxi, kalau Lanxi mau memberikan dia tangga ini, tentu saja dia mau turun.
Zhou Hesi menggerakan alisnya : "Sekarang tidak perlu, setelah bercerai apakah harus mengantri?"
Mendengar kata-kata Zhou Hesi, Lanxi tertawa dengan suara kecil : "Tergantung usaha kamu"
Zhou Hesi mengangguk, "Baik, beberapa hari ini aku pasti akan berusaha dengan baik"
Suasana masrah tadi pun dihancuri begitu saja.
Lanxi menghela sebuah nafas panjang secara diam-diam.
Dia tetap merasa bersyukur bahwa Zhou Hesi adalah orang yag tahu mengontrol diri.
Karena hal itu, mereka tidak akan sampai ke tingkat membuat sesama terlalu memalukan.
Lanxi merasa dirinya benar-benar lumayan pintar melihat orang, dulu dia sudah merasa Zhou Hesi tidak akan melakukan hal yang kelewatan.
Fakta juga membuktikan Zhou Hesi memiliki etika bagus, beberapa hari ini, Zhou Hesi berusaha menjaga Lanxi setiap hari, bahkan dia tidak akan melakukan gerakan yang berlebihan.
Berpikir sampai sini, Lanxi berpikir, orang yang berpacaran dengan Zhou Hesi pasti akan menjalani hari-hari dengan santai kan?
..............
Setelah makan malam, Lanxi pun kembali ke hotel bersama Zhou Hesi.
Cuaca malam hari ini agak dingin, angin pun agak kuat.
Sebelum kembali ke kamar, Zhou Hesi bahkan tidak lupa menasehati Lanxi : "Nanti malam pakai dua selimut saja, perhatikan suhu ruangan"
Lanxi sudah lama tidak mendapat perhatian seperti ini, dia mengangguk kepada Zhou Hesi, "Tenang saja, aku tahu"
Zhou Hesi terus menatap ke Lanxi sambil bercanda dengan senyuman : "Kamu tidak mau sekalian memberi sedikit perhatian kepada aku?"
Merasa tidak berdaya, akhirnya Lanxi hanya bisa berkata : "Kamu juga ya"
Lanxi berkata dengan nada suara imut.
Setelah mendengar, Zhou Hesi pun tertawa : "Sepertinya kamu benar-benar tidak sesuai bersikap imut"
"Sekarang baru tahu?" Lanxi menggerakan alisnya.
"Sudah, pulang istirahat sana" Zhou Hesi menepuk bahu Lanxi.
Setelah berpamitan dengan Zhou Hesi, Lanxi pun kembali ke dalam kamarnya.
Hari ini mereka bermain seharian di luar, paling tidak pun ada berjalan 6 atau 7 km, hal ini membuat kaki Lanxi merasa agak capek.
Setelah masuk ke dalam kamar, Lanxi melepaskan sepatunya dan berbaring di atas tempat tidur.
Secara kebiasaan, Lanxi mengeluarkan ponselnya, setelah membuka sosial media, Lanxi melihat permitaan obrolan video yang dikirimkan oleh Jiang SIsi.
Jam pengiriman adalah beberapa menit lalu.
Akhirnya, Lanxi pun langsung menelpon Jiang Sisi.
Jiang Sisi mengangkat dengan cepat.
Setelah obrolan video terkoneksi, Lanxi melihat latar belakang Jiang Sisi adalah kamar tidur baru dia dan Mu Baicheng.
Lanxi pernah tinggal beberapa hari di sana, jadi dia tidak merasa asing.
Lanxi merasa agak penasaran : "Kalian tidak pergi liburan bulan madu?"
Membahas tentang masalah ini, ekspresi Jiang Sisi langsung berubah.
Setelah hening beberapa detik, Jiang Sisi baru berkata : "Awalnya mau pergi, tetapi dia tiba-tiba ada masalah, akhirnya cutinya dikembalikan"
Lanxi : "........"
Menikah dengan tentara memang harus menerima kejadian seperti ini.
Tetapi.... setelah memperhatikan kata-kata Jiang Sisi, Lanxi merasa sepertinya dia merasa kecewa?
Setelah menyadari hal itu, Lanxi menertawakan Jiang Sisi : "Sepertinya kamu merasa kecewa?"
Mata Jiang Sisi membesar : "Mana mungkin? Kalau dia bisa terus berada di timnya, aku akan merasa sangat bahagia, aku berharap dia jangn pulang!"
"Oh, iyakah" Lanxi mengingatkan Jiang Sisi, "Tatapan kamu tidak berkata seperti ini"
"Kamu awas sana! Sekarang kamu sudah tidak berdiri di pihak aku lagi, benar-benar terlalu jahat"
Melihat ekspresi Jiang Sisi, Lanxi pun tertawa.
Jiang Sisi benar-benar sangat kepala, siapa saja bisa tahu Jiang Sisi menyukai Mu Baicheng.
Sementara berdasarkan personalitas Jiang Sisi, kalau dia benar-benar sama sekali tidak berminat dengan Mu Baicheng, dia tidak akan menahan begitu lama.
Lanxi merasa bahagia untu Jiang Sisi, bagaimana pun Mu Baicheng adalah pria yang memiliki perasaan tanggung jawab, selain itu dia juga lumayan dewasa, merupakan pria yang baik.
Tentu saja, Mu Baicheng juga memiliki kekurangan, di dunia ini tidak ada orang yang sempurna, asal kelebihan bisa menutupi kekurangan saja.
Alasan Jiang Sisi mengirim permintaan obrolan kepada Lanxi bukan mau membahas masalah dirinya dengan Mu Baicheng, dia hanya mau mengetahui 'perkembangan' Lanxi dan Zhou Hesi.
Jadi, setelah berbicara beberapa saat, Jiang Sisi pun mengubah topik ke hal yang dia peduli dengan cepat.
Jiang Sisi mendekatkan wajahnya ke kamera dan bertanya dengan wajah gossip : "Oh iya, apakah ada sesuatu yang terjadi di antara kamu dan Zhou Hesi hari ini?"
Ini bukan pertama kali Jiang Sisi bertanya seperti ini, Lanxi memasang ekspresi tidak berdaya: "Kamu begitu berharap ada sesuatu yang terjadi?"
"Tentu saja" Jiang Sisi mengaku, "Sekarang aku adalah penggemar setia Zhou Hesi, aku mendukung kamu bersama dengannya"
"Kamu bahkan tidak pernah bertemu dengannya.." Lanxi mengingatkan Jiang Sisi.
Sementara Jiang Sisi menjawab : "Kenapa kalau tidak pernah bertemu? Aku tetap tahu dia pasti sangat baik dengan kamu, paling tidak dia menghormati dan menyayangi kamu, berbanding di bidang ini saja Lu Yanting sudah kalah, lagian Zhou Hesi lumayan baik di berbagai bidang"
Bei Cheng dan Jiang Cheng adalah kota sebelahan, jadi Jiang Sisi seharusnya lebih jelas dengan keadaan Zhou Hesi di Bei Cheng.
Setelah mencari tahu tentang latar belakang Zhou Hesi, Jiang Sisi semakin merasa Lanxi harus bersama dengannya.
Latar keluarga Zhou Hesi tidak beda jauh dengan Lu Yanting, sementara sifat dia juga lebih lembut dari Lu Yanting, dia bahkan tidak memiliki mantan pacar yang terus datang menganggunya, selain itu dia juga merupakan teman Lanxi sejak kecil.
Bukannya ini merupakan cerita yang hanya berada di dalam drama romantis?
Jiang Sisi merasa tugas dia sekarang adalah harus meminta Lanxi cepat bercerai dengan Lu Yanting kemudian bersama dengan Zhou Hesi.
Selain itu, setelah bersama dengan Zhou Hesi, Lanxi juga tidak perlu merisau dengan masalah perusahaan lagi.
Berdasarkan kemampuan Zhou Hesi, tentu saja dia bisa melawan dengan Lu Yanting.
Lu Yanting tentu saja harus berpikir panjang kalau dia mau melawan dengan Zhou Hesi, di dunia ini, tidak ada orang yang ingin memimpin perang yang melukai 1000 lawan tetapi mematikan 800 teman perang.
Lanxi terus mendengar Jiang Sisi menjelaskan berbagai macam kelebihan Zhou Hesi.
Sejujurnya, Lanxi sendiri juga merasa Zhou Hesi benar-benar memiliki kemampuan baik di berbagai bidang.
Tetapi, masalah perasaan benar-benar sangat aneh.
Setelah Jiang Sisi selesai cerita, Lanxi baru berkata : "Tetapi aku tidak menyukai dia"
"Kamu bodoh ya, masalah suka bisa dikembangkan secara perlahan, tidur beberapa kali sudah suka" Jiang Sisi menyatakan pengertiannya terhadap cinta dengan kasar dan sederhana, "Lagian sekarang aku merasa masalah suka tidak suka sudah tidak begitu penting, yang paling penting adalah dia menyayangi kamu"
"Aku menyadari sudut pandang kamu terhadap cinta sudah menjadi kuno setelah menikah" Lanxi mengejeknya.
Jiang Sisi menjawab : "Suadaraku, aku sedang mempertimbangkan untuk kamu, serius, kamu harus berpikir dengan baik, aku merasa kamu sangat cocok dengan Zhou Hesi"
Cocok?
Lanxi berpikir kembali, beberapa hari ini ketika Lanxi keluar bermain bersama Zhou Hesi, orang lain terus mengira mereka adalah pasangan.
Mungkin mereka berdua benar-benar terlihat cocok.
"Kamu berpikir dengan detail ya" Lanxi terus berkata, "Apakah kamu merasa lega dan bahagia ketika bersamanya?"
Setelah mendengar pertanyaan Jiang Sisi, Lanxi berpikir dengan serius sebelum mengangguk : "Iya"
Kalau hal ini tidak perlu diragukan.
Lanxi memiliki banyak persamaan topik dengan Zhou Hesi, selain itu dia merasa sangat lega ketika bersama dengan Zhou Hesi.
Makanya kondisi seperti itu muncul pada makan malam tadi.........
Wajah Lanxi pun terasa agak panas ketika dia teringat dengan masalah Zhou Hesi melihat dirinya menelan air liur dengan diam-diam tadi.
semua orang memiliki hal yang bisa membuat dirinya merasa malu, Lanxi sendiri saja tidak menyangka mengapa dirinya begitu aneh.
Ekspresi Lanxi berpikir tentang hal itu kebetulan dilihat oleh Jiang Sisi, melihat ekspresi Lanxi Jiang Sisi langsung tertawa dan bertanya : "Ekspresi bahagia setelah jatuh cinta itu bermaksud apa?"
Lanxi : "......."
Ekspresi dia tadi terlihat bahagia setelah jatuh cinta? Mengapa Lanxi sendiri tidak sadar.
"Aku bisa pasti kamu menyukai Zhou Hesi" Jiang Sisi mengatakan pemikirannya, "Ekspresi kamu tadi..... pui, terlihat seperti remaja pubertas"
Mendengar kata-kata Jiang Sisi, Lanxi teringat dengan perasaan tersentuh sejenak waktu makan bersama kemarin.
Sebenarnya Lanxi juga tidak bisa menjelaskan perasaan itu datang dari mana.
Tetapi Lanxi tidak bermaksud mau membohongi Jiang Sisi, dia langsung memberi tahu : "Ada sedikit"
Jiang Sisi : "Sedikit?"
Lanxi : "Iya, waktu makan malam tadi"
Jiang Sisi menggerakan alisnya dengan penasaran: "Dia buat apa?"
Lanxi berpikir kembali dan menceritakan masalah tadi kepada Jiang Sisi.
Setelah berakta, Lanxi menekan : "Hanya waktu sejenak saja, setelah itu tidak ada perasaan itu lagi"
Setelah mendengar kata-kata Lanxi, Jiang Sisi mendesah : "Aiyo, aku tidak tahu kamu begitu mudah malu?"
Lanxi : "......."
Lanxi tahu Jiang Sisi tidak akan bisa berkata kata-kata baik/
Tetapi Jiang Sisi hanya bercanda saja, setelah itu dia pun menjadi serius lagi.
Jiang Sisi berpikir beberapa saat sebelum berkata : "Kamu lepaskan beban-beban itu dan mencoba unutk bersama dengan Zhou Hesi dulu, kalau nanti kamu masih sering memiliki perasaan seperti itu, kalian pacaran saja"
Jiang Sisi sendiri sudah pernah berpacaran banyak kali, dia juga mengerti perasaan hati tersentuh dan perasaan suka itu berbeda.
Perasaan hati tersentuh itu bisa jadi hanya masalah sejenak, seperti hati Jiang Sisi akan tersentuh setiap kali dia melihat pria tampan, tetapi setelah melewati masa itu dia tidak merasakan apa pun lagi.
Perasaan suka dan cinta itu perasaan hati yang terus menurus, tetapi tetap harus melewati percobaan oleh waktu.
Jiang Sisi sangat berharap Lanxi bisa melepaskan Lu Yanting dan memulai sebuah hubungan baru lagi.
Berdasarkan kondisi sekarang, Zhou Hesi adalah calon yang paling sesuai.
"Lalu kalau aku menyukai dia, aku selingkuhan saja?" Lanxi memijat dahinya.
Lanxi tidak termasuk orang yang sangat beretika, tetapi dia tetap sangat membantah menjadi orang yang bisa selingkuhan.
Mungkin karena efek Lan Zhongzhi selingkuhan kemarin waktu masih menjadi suami istri dengan ibu Lanxi.
"Kamu boleh bercerai dengan Lu Yanting" Jiang Sisi berkata, "Kamu percaya saja kepada aku, Zhou Hesi berbeda dengan pria sampah seperti Lu Yanting, Zhou Hesi pasti tidak akan menggunakan masalah Dongjin untuk mengancam kamu"
Lanxi : "......."
Jiang Sisi benar-benar mengatakan di poin yang penting.
Novel Terkait
Adore You
ElinaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiPernikahan Kontrak
JennySiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiYou're My Savior
Shella NaviCinta Presdir Pada Wanita Gila×
- Bab 1 Dia Memang Sangat Cantik
- Bab 2 Dia Tidak akan Menyukaimu
- Bab 3 Siaran Langsung
- Bab 4 Apakah Kamu Bersikap Seperti ini Pada Semua Pria
- Bab 5 Coba Selidiki Keluarga Lan
- Bab 6 Mungkin Aku Sudah Terlalu Bersabar
- Bab 7 Wajahnya Sungguh Memikat
- Bab 8 Kamu Tidak Pantas Dihormati
- Bab 9 Hati yang Bergejolak
- Bab 10 Saya Pasti Menang
- Bab 11 Aku Kekurangan Pria Kaya yang Dapat Melindungiku
- Bab 12 Ternyata Benar Seperti Itu
- Bab 13 Saya Pasti Akan Menikah Dengan Lu Yanting
- Bab 14 Pertemuan
- Bab 15 Mencari Asisten Seperti Mencari Selir Kerajaan
- Bab 16 Apakah Lu Yanting Bersama dengan Lan Zhixin
- Bab 17 Apa Tujuanmu Datang ke PT.Zonghaim
- Bab 18 Gejolak
- Bab 19 Mengalah Untuk Menang
- Bab 20 Wanita Ini Tidak Baik
- Bab 21 Terciduk Berselingkuh
- Bab 22 Ambisimu Besar
- Bab 23 Saya Mau Menjadi Nyonya Lu
- Bab 24 Lift
- Bab 25 Obat Perangsang
- Bab 26 Mengalah Untuk Menang Part 2
- Bab 27 Kamu Tadi Makan Apa?
- Bab 28 Mengubah Kebiasaan
- Bab 29 Kekasih Simpanan
- Bab 30 Gangguan Jiwa
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (1)
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (2)
- Bab 32 Wanita Ini... (1)
- Bab 32 Wanita ini... (2)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (1)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (2)
- Bab 34 Melanggar Janji (1)
- Bab 34 Melanggar Janji (2)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(1)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(2)
- Bab 36 Argumen (1)
- Bab 36 Argumen (2)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (1)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (2)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (1)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (2)
- Bab 39 Kita Suami Istri (1)
- Bab 39 Kita Suami Istri (2)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (1)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (2)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (1)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (2)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia (1)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia? (2)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Segila Kamu? (1)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Yang Segila Kamu? (2)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (1)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (2)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu ? (1)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu? (2)
- Bab 46 Jalan sendiri Atau Aku Yang Menggendongmu (1)
- Bab 46 Berjalan Sendiri atau Aku Menggendongmu (2)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (1)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (2) “masa depan ..." Lanxi tertawa. “Aku tidak ingin melihat mereka bertiga sekeluarga lagi saling mencintai, akhirnya pindah keluar. " "Kakekku meninggalkan sebuah rumah dan kemudian aku tinggal di sana." "Mungkin ... Lebih d
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (1)
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (2)
- Bab 49 Aku Adalah Calon Istrinya (1)
- Bab 49 Aku adalah Calon Istrinya (2)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (1)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (1)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (3)
- Bab 52 Lepaskan Dia ? (1)
- Bab 52 Kamu Lepas Tidak (2)
- Bab 52 Kamu Lepaskan Tidak (3)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (1)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (2)
- Bab 53 Menantang Batas Kesabarannya (3)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (1)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (2)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (3)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (1)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (2)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (3)
- Bab 56 Suamiku (1)
- Bab 56 Suamiku (2)
- Bab 56 Suamiku (3)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (1)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (2)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (3)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (1)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (2)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (3)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (1)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (2)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (3)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (1)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (2)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (3)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (1)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (2)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (3)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (1)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (2)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (3)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (1)
- Bab 63 Tidak melakukan Apapun? (2)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (3)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (1)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (2)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (3)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (1)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (2)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (3)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (1)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (2)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (3)
- Bab 67 Suamiku (1)
- Bab 67 Suamiku (2)
- Bab 67 Suamiku (3)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (1)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (2)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (3)
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 1
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 2
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 3
- Bab 70 Dipermainkan (1)
- Bab 70 Dipermainkan (2)
- Bab 70 Dipermainkan (3)
- Bab 71 Terus Menjerat (1)
- Bab 71 Terus Menjerat (2)
- Bab 71 Terus Menjerat (3)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (1)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (2)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (3)
- Bab 73 Pergi Kamu (1)
- Bab 73 Pergi Kamu (2)
- Bab 73 Pergi Kamu (3)
- Bab 74 Siluman (1)
- Bab 74 Siluman (2)
- Bab 74 Siluman (3)
- Bab 75 Tenang (1)
- Bab 75 Tenang (2)
- Bab 75 Tenang (3)
- Bab 76 Sepertinya Hidupmu Sangat Bahagia (1)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (2)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (3)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (1)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (2)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (3)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (1)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (2)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (3)
- Bab 79 Brengsek (1)
- Bab 79 Brengsek (2)
- Bab 79 Brengsek (3)
- Bab 80 Iya, Cemburu
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (1)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (2)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (3)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (1)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (4)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (1)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (2)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (3)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu (4)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (1)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (2)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (3)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (4)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (1)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (2)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (3)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (4)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (1)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (2)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (3)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (4)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (1)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (2)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (3)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (4)
- Bab 88 Benar-benar Sangat Lucu (1)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (2)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (3)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (4)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (1)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (2)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (3)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (4)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (1)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (2)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (3)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (4)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (1)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (2)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (3)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (4)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (1)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (2)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (3)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (4)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (1)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (2)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (3)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar(4)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (1)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (2)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (3)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (4)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (1)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (2)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (3)
- Bab 95 Menyeramkan (4)
- Bab 96 Terima Kasih (1)
- Bab 96 Terima Kasih (2)
- Bab 96 Terima Kasih (3)
- Bab 96 Terima Kasih (4)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (1)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (2)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (3)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (4)
- Bab 98 Tidak Layak (1)
- Bab 98 Tidak Layak (2)
- Bab 98 Tidak Layak (3)
- Bab 98 Tidak Layak (4)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(1)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(2)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(3)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(4)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (1)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (2)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (3)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (4)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (1)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (2)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (3)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (4)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (1)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (2)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (3)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (4)
- Bab 103 Luka (1)
- Bab 103 Luka (2)
- Bab 103 Luka (3)
- Bab 103 Luka (4)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (3)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (4)
- Bab 105 Terasuki 1
- Bab 105 Terasuki 2
- Bab 105 Terasuki 3
- Bab 105 Terasuki 4
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (1)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (2)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (3)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (4)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (1)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (2)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (3)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (4)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (1)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (2)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (3)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (4)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (1)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (2)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(3)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(4)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar (1)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(2)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(3)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(4)
- Bab 111 Manja (1)
- Bab 111 Manja (2)
- Bab 111 Manja (3)
- Bab 111 Manja (4)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (1)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (2)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (3)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (4)
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 1
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 2
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 3
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? (4)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (1)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terkahir Kali (2)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (3)
- Bab 114 Menemuimu Untuk Terakhir Kalinya 4
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (1)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (2)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (3)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (4)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (1)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (2)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (3)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (4)
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 1
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 2
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 3
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 4
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (1)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela 4
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (1)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (2)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (3)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (4)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (1)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (2)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (3)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (4)
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 1
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 2
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 3
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 4
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (1)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (2)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (3)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (4)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (1)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (2)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (3)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (4)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (1)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (2)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (3)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (4)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (1)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (2)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (3)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (4)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (1)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (2)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (3)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (4)
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 1
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 2
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 3
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 4
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (1)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (2)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (3)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (4)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (1)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (2)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (3)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (4)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (1)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (2)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (3)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (4)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (1)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (2)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (3)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (4)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (1)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (2)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (3)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (4)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (1)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (2)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (3)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (4)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (1)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (2)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (3)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (4)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (1)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (2)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (3)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (4)
- BAB 136 Menjemputmu 1
- BAB 136 Menjemputmu (2)
- Bab 136 Menjemputmu 3
- Bab 136 Menjemputmu (4)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (1)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (2)
- Bab 138 Sangat Indah (1)
- Bab 138 Sangat Indah (2)
- BAB 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (1)
- Bab 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (2)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (1)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (2)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu ?(1)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu (2)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (1)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (2)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (1)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (2)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulang Kesalahan Yang Sama (1)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulangi Kesalahan Yang Sama (2)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (1)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (2)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (1)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (2)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (1)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (2)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (1)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (2)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (1)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (2)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (1)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (2)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (1)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (2)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (1)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (2)
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu.
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu (2)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (1)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (2)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (1)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (2)
- BAB 156 Jika Suka Katakan (1)
- Bab 156 Jika Suka Katakan (2)
- Bab 157 Bagaimana Dengan Begini,Masih Dingin Tidak (1)
- Bab 157 Kalau Begitu, Masih Dingin? (2)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (1)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (2)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (1)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (2)
- Bab 160 Kamu Gugup (1)
- Bab 160 Kamu Gugup (2)
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta (2)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (1)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (2)
- Bab 163 Ada Apa? (1)
- Bab 163 Ada Apa? (2)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (1)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (2)
- Bab 165 Kak TIng, ayolah (1)
- Bab 165 Kak Ting, Cepat Kemari (2)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (1)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (2)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang Kemari (1)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang (2)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (1)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (2)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (1)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (2)
- Bab 170 Minat Suami Istri, Pelajari (1)
- Bab 170 Minat Suami Dan Istri, Pahami (2)
- Bab 171 Kekanak-Kanakan (1)
- Bab 171 Kekanak-kanakan (2)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (1)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (2)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (1)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (2)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (1)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (2)
- Bab 175 Istriku (1)
- Bab 175 Istriku (2)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (1)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (2)
- Bab 177 Bersama Suaminya (1)
- Bab 177 Bersama Suaminya (2)
- Bab 178 selamat (1)
- Bab 178 Selamat (2)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (1)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (2)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (1)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (2)
- Bab 181 Menginginkan Anak (1)
- Bab 181 Menginginkan Anak (2)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (1)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (2)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (1)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (2)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (1)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (2)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (1)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (1)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (2)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (4)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (1)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (2)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (3)
- Bab 190 Aku Punya Cara (1)
- Bab 190 Aku Punya Cara (2)
- Bab 190 Aku Punya Cara (3)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal dari yang Seharusnya (1)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (2)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (3)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (1)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (2)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (3)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (1)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (2)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (3)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (1)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (2)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (3)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-Apa Lagi (1)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-apa Lagi (2)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (1)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (2)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (1)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (2)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (1)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (2)
- Bab 199 Pergi (1)
- Bab 199 Pergi (2)
- Bab 199 Pergi (3)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (1)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (2)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (3)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itu Yang Sebenarnya (1)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itulah Yang Sebenarnya (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (1)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (3)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (1)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (2)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (1)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (1)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (3)
- Bab 206 Pulau Bali (1)
- Bab 206 Pulau Bali (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (1)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (3)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (1)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (2)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (3)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (3)
- Bab 210 Dimana Dia (1)
- Bab 210 Dimana Dia (2)
- Bab 210 Dimana Dia (3)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin (1)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (2)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (3)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (1)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (2)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (3)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (1)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (2)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (3)
- Bab 214 Pertukaran (1)
- Bab 214 Pertukaran (2)
- Bab 214 Pertukaran (3)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (1)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (1)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (3)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (1)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (2)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (3)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (1)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (2)
- Bab 219 Tereskpos (1)
- Bab 219 Terekspos (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (1)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (3)
- Bab 221 Memukul Wajah Sendiri (1)
- Bab 221 Memukul Wajahnya Sendiri (2)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (1)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (2)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (1)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (2)
- Bab 224 Pelajaran (1)
- Bab 224 Pelajaran (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (1)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (3)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (1)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (1)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (3)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (1)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (2)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (3)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (2)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (1)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (3)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (1)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (2)
- Bab 230 Konfrontasi Lu-Zhou dan Gu Jingwen (3)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (1)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (2)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (1)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (2)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (4)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (5)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (6)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (1)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (2)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (3)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (4)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (5)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (6)
- Bab 234 Lu Zhou Berkelahi & Penahanan & Pengakuan (1)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (2)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (3)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (4)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (5)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (6)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (1)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (2)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (3)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (4)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (5)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (6)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (1)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (2)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (3)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (4)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (5)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (6)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (1)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (2)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (3)
- Bab 238 Orangtua Pulang dan Kembali ke Kota Jiang (1)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (2)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (3)
- Bab 239 Refleksi & Pertemuan di Kuburan (1)
- Bab 239: Refleksi & Pertemuan di Kuburan (2)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (1)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (2)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (1)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (2)
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 1
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 2
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 1
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 2
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 1
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 2
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 1
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 2
- Bab 246 Takdir Mimpi 1
- Bab 246 Takdir Mimpi 2
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 1
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 2
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 2
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 1
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 2
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 1
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 2
- Bab 251 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 1
- Bab 252 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 2
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 1
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 2
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 1
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 2
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 1
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 2
- Bab 256 Peluang Untuk Merawat Anak
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 1
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 2
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 1
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 2
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 1
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 2
- Bab 260 Pijatan 1
- Bab 260 Pijatan 2
- Bab 261 Mencuci Kaki 1
- Bab 261 Mencuci Kaki 2
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 1
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 2
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 1
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 2
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 1
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 2
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 1
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 2
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 1
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 2
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 1
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 2
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 1
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 2
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 1
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 2
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 1
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 2
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 1
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 2
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 1
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 2
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 1
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 2
- Bab 274 Anak 1
- Bab 274 Anak 2
- Bab 275 Akhir Dari Part 1
- Bab 275 Akhir Dari Part 2
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua (1)
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua 2
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat, Dapat Hadiah 1
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat Dapat Hadiah 2
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelajar Itu? 1
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelayar Itu? 2
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 1
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 2
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (1)
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (2)