Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 44 Kenapa Memukul Orang (2)

Setelah melelui bermacam pengobatan, keadaannya sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan dulu.

Namun autis merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, dan ini merupakan masalah besar di dunia kedokteran masa kini yang belum terpecahkan.

Xiaoxiao bisa pulih hingga tahap seperti sekarang sungguh tidak mudah.

Setelah berbicara dengan Gu Jingwen, tatapan Xiaoxiao beralih kearah Lu Yanting, matanya terlihat bersinar.

Xiaoxiao sangat mengagumi Lu Yanting, rasa kagum ini sudah ada sejak bertahun lalu.

Meskipun satu dua tahun ini Lu Yanting sama sekali tidak menengoknya, namun ia terus mengingatnya.

Melihat Xiaoxiao melihatnya dengan tatapan seperti itu, Lu Yanting tertawa kecil, mengangkat tangan mengelus kepalanya.

“Xiaoxiao, permainan pianomu sangat baik.”

Mendengar pujian Lu Yanting senyuman kembali tersungging diwajahnya.

Kepala panti Xiao berdiri disamping, melihat interaksi diantara mereka bertiga, ia berkata sambil tersenyum, “Melihat kalian bertiga seperti ini, jika dikatakan kalian adalah sekeluargapun semua orang pasti akan percaya.”

Mendengar perkataan seperti ini, tentu saja Gu Jingwen sangat senang, senyuman lebar menghiasi wajahnya.

“Benarkah?”

Kepala panti Xiao berkata, “Tentu saja benar, “Rasa sayangmu dan Lu Yanting terhadap Xiaoxiao sudah melampaui keluarga sendiri!”

Lu Yanting mendengar ucapan mereka tidak ikut menimpali.

Asalkan Gu Jingwen tidak kelewatan, ia tidak akan mempersulitnya.

Lu Yanting mengangkat tangan meliha ke jam tangannya, berkata kepada Gu Jingwen, “Ayo ajak Xiaoxiao pergi bermain sehari.”

Lalu ia melihat kearah kepala panti Xiao, meminta ijin padanya, “Bolehkah?”

Kepala panti Xiao mengangguk, “Tentu saja boleh, Xiaoxiao pasti sangat senang bisa bermain dengan kalian satu harian.”

**

Dengan adanya aroma terapi yang dibawakan oleh Lu Yanting, kualitas tidur Lanxi semakin membaik.

Setelah kejadian kemarin malam, awalnya ia mengira mungkin akan insomnia lagi semalaman, namun setelah mandi ia berbaring di ranjang dan tidak lama setelahnya iapun tertidur.

Orang-orang mengatakan kalau tidur sangat bermanfaat untuk tubuh kita, perkataan ini sama sekali tidak salah.

Setelah tidur nyenyak, sekujur tubuhnya terasa ringan.

Lanxi sudah bangun sejak pagi, namun ia tidak beranjak dari ranjangnya.

Hingga Jiang Sisi mengirimkannya pesan, mengajaknya keluar jalan-jalan, baru ia bangun dari ranjangnya.

LanxI tahu Jiang Sisi baru saja masuk perusahaan, tekanan pekerjaan pasti sangat berat.

Sebagai teman baik, tentu saja dia harus membantunya untuk refreshing.

Pergi jalan-jalan, menonton dan nongkrong di cafe sudah menjadi hal yang biasa mereka lakukan bersama.

Setelah Lanxi selesai siap-siap, mobil Jiang Sisi tiba didepan rumahnya.

Lanxi mengganti sepatu, mengambil tas lalu pergi.

Setelah Lanxi naik ke mobil, Jiang Sisi bertanya padanya, “Siang mau makan steak?”

Lanxi, “Ok, aku tidak masalah.”

Jiang Sisi melihat Lanxi terlihat sangat bai, bertanya, “Semalam kamu tidak insomnia?”

Lanxi mengangguk, “Akhir-akhir ini tidak mengalami insomnia.”

Jiang Sisi, “Pakai alternative apa?”

Lanxi, “Lu Yanting membawa pulang aroma terapi, begitu menghirup aromanya aku langsung mengantuk.”

“Hubungan kalian sangat baik.” Jiang Sisi menginjak gas, “Kelihatannya dia cukup memperhatikanmu.”

Lanxi, “….”

Untuk perhatian ia tidak merasakannya.

Dia malah merasa Lu Yanting melakukan ini agar tingkat kepuasannya saat bercinta meningkat.

Jiang Sisi sangat hafal dimana tempat makan dan main yang paling enak di kota Jiang ini, restoran kali ini adalah hasil sortirnya berkali-kali.

Dulu mereka sering kemari, hingga isi menu disini mereka sudah sangat hafal.

Dekorasi restoran ini sangat romantic, ada pemain biola dan piano yang mengiringi, begitu masuk pengunjung dikelilingi oleh nuansa pink yang nyaman.

Lanxi dan Jiang Sisi mencari posisi yang paling dekat dengan panggung, ini adalah kebiasaan mereka setiap makan kemari.

Setelah memesan makanan, Jiang Sisi seperti teringat sesuatu, bertanya kepada Lanxi, “Apakah si pelacur Tang menghubungimu?”

Lanxi menggelengkan kepala, “Tidak.”

Jiang Sisi menggertakkan gigi dan berkata, “Jika dia menghubungimu, beritahu aku, akan aku bunuh dia!”

Lanxi menundukkan kepala, memainkan kukunya dengan ogah-ogahan sambil tersenyum, “Jika dia lanjut menghubungiku, aku akan lanjut memukulinya.”

Dia belum menjadi herbivora dan tidak akan menjadi herbivora.

Menghadapi orang seperti Tang Manshu, dia tidak mungkin sungkan.

“Brengsek, wanita tua itu juga sama, jika bukan karena usianya yang sudah tua, mungkin aku sudah….”

Mengingat Fang Ling, emosi Jiang Sisi langsung meluap.

Namun baru bicara setengah, dia tiba-tiba tercekat.

Karena begitu ia mengangkat kepala, ia melihat Lu Yanting di seberang.

Lanxi melihat ekpresi Jiang Sisi ikut melihat kearah pandangannya tertuju.

Kali ini ia bukan hanya melihat Lu Yanting, ia juga melihat Gu Jingwen yang berdiri disampingnya.

Dan juga…. Gadis kecil yang mereka gandeng.

Gadis itu terlihat sangat lucu, kira-kira berusia enam hingga tujuh tahun.

Namun Lanxi tidak memiliki suasana hati untuk memperhatikan anak itu.

Dia hanya melihat sesaat lalu menarik kembali pandangannya dari mereka.

Jiang Sisi menepang dagunya memperhatikan ekspresi Lanxi, “Hei, kamu tidak apa-apa?”

“Aku bisa kenapa?” Lanxi mengangkat alis, terlihat tidak perduli.

Bukan berpura-pura, namun ia memang tidak perduli dengan masalah ini.

Ketika menikah dengan Lu Yanting, ia memang tidak berfikir kalau pernikahan ini akan berlangsung lama.

Ia hanya menunggu hingga tujuannya tercapai, sayapnya sudah kuat, ia pasti tidak akan menempel padanya lagi.

Penilaian orang lain untuk Lu Yanting memang cukup akurat, ia memang seorang pria yang berbahaya.

Tinggal disisinya terlalu lama sungguh melelahkan.

Dia benar-benar tidak bersedia menebak isi hati orang lain setiap harinya.

“Gadis itu jangan-jangan anaknya diluar sana.” Jiang Sisi mengelus dagunya sambil mengatakan tebakannya.

Dia berada dilingkungan orang-orang kaya sudah sangat lama, orang kaya terpandang seperti mereka memiliki anak diluar bukan hal yang aneh.

Namun sebelumnya tidak pernah mendengar kabar tentang ini, apakah Lu Yanting yang menyembunyikannya dengan sangat baik?

Mendengar ucapan Jiang Sisi, Lanxi melirik kearah mereka sekali lagi, “Uhm, mungkin juga.”

Jiang Sisi dibuat shock oleh ketenangan Lanxi, “Kamu benar-benar tidak ingin mengatakan sesuatu?”

Lanxi hanya mengangkat bahu, “Anaknya diluar apa hubungannya denganku.”

Jiang Sisi tidak tahan jika tidak mengingatkannya, “Sayangku, kalian ini suami istri loh!”

Lanxi dibuat tertawa oleh ucapan Jiang Sisi, “Tidak perlu, toh cepat atau lambat pasti akan bercerai, meskipun dia melahirkan satu tim sepak bola pun tidak ada hubungannya denganku.”

Jiang Sisi tahu Lanxi tidak berpura-pura.

Dai tidak akan berpura-pura tegar didepannya, jika ia berkata seperti itu, tandanya ia memang berfikir seperti itu.

“Huft, entah kenapa tiba-tiba merasa kasihan pada Lu Yanting.” Jiang Sisi berkata sambil mengangkat alis, Lanxi hanya tertawa namun tidak berkata.

……

“Xiaoxiao, apakah kamu mau memainkan sebuah lagu yang sudah mahir kamu mainkan?” Gu Jingwen menunjuk panggung di restoran.

Di sudut panggung ada sebuah piano, biasa dipakai pihak restoran untuk menghibur pelanggan.

Saat ini, tidak ada yang memainkan piano ini.

Bagi Xiaoxiao, untuk bisa pertas diatas panggung, yang harus ia hadapi adalah rasa takut ketika tampil di keramaian.

Karena autis, ia lebih takut untuk tampil di depan orang banyak.

Dan biasanya memang tidak ada kesempatan untuknya tampil di depan umum.

Kebetulan hari ini ada kesempatan seperti ini, Gu Jingwen ingin menyemangatinya.

“Bisakah?” Xiaoxiao menatap piano yang terletak disudut panggung sambil bertanya dengan hati-hati.

“Bisa, kamu harus percaya pada dirimu sendiri.” Gu Jingwen menyemangatinya.

Lu Yanting juga menyemangatinya, “Aku percaya padamu Xiaoxiao.”

Setelah mendapat semangat dari mereka berdua, Xiaoxiao akhirnya berhasil mengumpulkan keberanian untuk mengangguk.

Lalu Lu Yanting dan Gu Jingwen menggandeng Xiaoxiao naik keatas panggung.

Setelah berjalan mendekati panggung, Lu Yanting baru melihat Lanxi yang duduk bersama dengan Jiang Sisi.

Ketika ia melihatnya, kebetulan Lanxi juga mengarahkan tatapannya kearahnya.

Empat mata bertemu, seketika membuat Lu Yanting merasa panik.

Saat itu ia berfikir harus bagaimana menjelaskan padanya.

“Hai, Bos Lu ~ kebetulan sekali.”

Namun ia malahmenyapanya dengan santai seolah tidak memperdulikan hal ini.

Senyumannya yang lebar benar-benar membuatnya kesal.

“Yanting, perlukah menjelaskan….” Gu Jingwen merasa agak resah.

Meskipun ia tidak suka Lanxi, namun bagaimanapun mereka sudah menikah, bertemu dalam situasi seperti ini, rasanya cukup canggung.

“Tidak perlu.”Lu Yanting melemparkan dua kata dengan dingin, lalu lanjut menggandeng Xiaoxiao naik keatas panggung.

Situasi ini…

Gu Jingwen merasa heran, apakah mereka bertengkar?

Namun ini bagus untuknya.

Bertengkar jauh lebih baik daripada akur dan terus menempel bukan.

……

Setelah bertatap mata dengan Lu Yanting, Lanxi sama sekali tidak menunjukkan perubahan apapun.

Dia mengambil pisau dan garpunya, lanjut memakan steaknya. Jiang Sisi duduk diseberangnya, hampir dibuat shock oleh sikapnya hari ini.

Jujur saja, jika dia berada diposisinya, meskipun dia tidak ada perasaan apapun kepada Lu Yanting, jika bertemu situasi seperti ini tetap akan merasa tidak senang.

Bagaimanapun itu adalah suaminya yang sah secara hukum dan buku pernikahan mereka masih berlaku.

Dia berduaan dengan wanita laindengan begitu mesranya, lalu mengajak anak yang entah dari mana, hal ini cukup membuat kesal.

Setelah meminta ijin kepada petugas, Xiaoxiao mulai bermain piano.

Saat ia baru mulai bermain piano, tidak sedikit pengunjung yang memperhatikannya.

Banyak yang mengatakan kalau anak ini sangat hebat, diusianya masih begitu kecil sudah bisa memainkan piano sebaik itu.

Kelihatannya Lu Yanting sudah menghabiskan cukup banyak uang untuk anak ini.

Bagi Xiaoxiao, situasi ini tetap menegangkan untuknya.

Setelah memberi hormat, Xiaoxiao buru-buru berlari turun dari atas panggung.

Saat melewati Lanxi, Xiaoxiao tidak sengaja menyenggol gelas anggur merah yang berada disampingnya.

Anggur merah tumpah ke gaunnya begitu saja.

“Sedang apa kamu!?” Lanxi melihat Xiaoxiao dengan wajah kesal.

Xiaoxiao seketika panik, ia berdiri disana, ingin minta maaf namun tidak tahu harus berkata apa.

Meskipun kondisinya tidak seburuk dulu, namun untuk berkomunikasi dengan orang asing masih bermasalah.

“Maaf, maaf, aku menggantikan anak ini minta maaf padamu.” Gu Jingwen melihat situasi ini, segera maju melindungi Xiaoxiao.

Dengan gaya seorang ibu yang melindungi anaknya.

Entah kenapa, Lanxi tiba-tiba teringat Lan Zhixin dan Wang Ying ibunya.

Nada bicaranya pun menjadi keras dan kasar, “Dia sudah sebesar ini tidak bisa meminta maaf? Apakah putrimu ini bisu?”

Mendengar Lanxi berkata seperti ini, Lu Yanting membentak dengan wajah tegas, “Diam kau!”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu