Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 30 Gangguan Jiwa
Bab 30 Gangguan Jiwa
Setelah satu minggu berlalu.
Lanxi belum sempat pindah ke apartemen yang disediakan Lu Yanting karena masih sibuk kerja.
Jumat malam sebelum pulang kerja, Lanxi kembali menghadap Lu Yanting lagi.
Saat Lanxi naik ke atas, rekan kerjanya kembali bergosip.
Apalagi hari Jumat mereka mengadakan rapat di luar, mereka bisa lebih bebas bergosip.
Tapi Lanxi tidak peduli dengan mereka, untuk apa mencari perhitungan dengan orang seperti mereka?
Lanxi berdiri di depan ruangan Lu Yanting dan mengetuk pintu.
Dia langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari dalam.
Saat masuk, Lu Yanting sedang membaca sebuah buku.
Lanxi kaget melihat Lu Yanting sedang membaca buku.
Lu Yanting menutup bukunya melihat Lanxi masuk.
Lanxi menunduk dan melihat sebuah buku terkenal, yaitu《In Praise of Darkness》
Puisi karya Borges?
Dia ternyata suka seni juga.
Lanxi mengambil dua jurusan saat kuliah, jurusan ke duanya adalah Bahasa Spanyol.
“Kamu masih belum pindah juga? Kamu menungguku, ya? ”Lanxi masih menatap sampul halaman buku tersebut saat Lu Yanting mulai bicara.
Mendengar suaranya, Lanxi tersadar dan tertawa: “Tentu saja aku menunggu, aku kan tahu diri.”
Lu Yanting menempatkan buku itu di dalam laci dan mendekat kepadanya.
“Malam itu saat kamu duduk di atas pahaku, apa kamu tahu diri?”
Lanxi:“……”
Lu Yanting bertanya lagi: “Kapan kita pergi ke rumahmu?”
“Apa besok malam Bos Lu ada waktu?”Wajah Lanxi penuh dengan pengertian.
“Baiklah, besok malam kita langsung pindah ke Guanting.”Lu Yanting memberikan ultimatum terakhir padanya.
Lanxi tahu dia tidak bisa menolaknya karena dia sudah menerima kunci apartemen.
Seperti yang dikatakan Lu Yanting, tidak ada gunanya lagi tahu diri sekarang.
“Lalu… apa masih ada perintah lain?”Lanxi mengedipkan mata kepada Lu Yanting. “Jika tidak ada perintah lain lagi, aku akan turun ke bawah untuk menulis laporan mingguan.”
Belum selesai Lanxi bicara, pria itu sudah memegang dagunya dan menciumnya.
Pria itu menciumnya dengan penuh gairah.
Tanpa tanda apa pun.
Lanxi sudah sering dicium paksa olehnya. Dia mencium Lanxi dengan sangat kasar dan liar, sama sekali berbeda dengan tampilan luarnya yang gentlemen.
Lanxi juga tidak demikian, dia memeluk pria itu dan menaikkan satu kakinya ke tubuh pria itu.
Baru sebentar saja, pria itu langsung mendorongnya.
“Keluar”Dia berkata dengan dingin.
Lanxi:“……”
Kenapa cepat sekali emosinya berubah?
Belum sempat melepaskan celana dia sudah berpaling?
Lanxi hanya bisa bicara dalam hati, pria itu akan marah jika dia mengatakannya.
Setelah itu, Lanxi turun ke bawah untuk melanjutkan menulis laporan mingguan.
**
Keesokan sore harinya, Lanxi berdandan maksimal untuk pamer pada keluarganya.
Tentu saja bukan make up yang terlalu formal, hanya lebih teliti lagi dari biasanya.
Kemarin dia janji bertemu dengan Lu Yanting jam 5 sore di bawah. Setelah berdandan, Lanxi memakai sepatu hak tinggi dan membawa tas kemudian pergi.
Lanxi pikir dia akan kepagian, tapi setelah turun dia sudah melihat mobil Lu Yanting parkir di sana. Ternyata dia datang lebih awal dari pada Lanxi?
Lanxi masih sama seperti kemarin, dia membuka pintu dan duduk di belakang.
“Duduk di depan.”Setelah membuka pintu, Lanxi baru tahu kalau Lu Yanting yang menyetir mobil.
“Baiklah.”Dia duduk di depan dan memakai sabuk pengaman.
Dia melakukannya sekaligus.
“Bos Lu sudah tahu jalan, aku tidak perlu mengarahkannya lagi.”Di dalam mobil, Lanxi tersenyum melihat pria disampingnya.
“Mana kopermu?”Lu Yanting mengamatinya.
Lanxi baru ingat dia telah setuju untuk pindah ke Guanting malam ini.
“Kopernya besok saja, malam ini aku dulu yang ke sana, bagaimana?”Lanxi bicara dengan nakal.
Lu Yanting diam mendengar usulnya.
Lanxi tidak tahu dia puas atau tidak. Pikiran pria ini sulit di tebak.
Lu Yanting segera menjalankan mobilnya. Lanxi bosan selama perjalanan dan tidak tahu harus bicara apa. Dia hanya bisa menikmati pemandangan di sepanjang jalan.
Di tengah perjalanan, dia menerima pesan suara dari Jiang Sisi.
Dia mendekatkan telepon genggamnya ke kuping dan mendengarnya.
Lu Yanting tiba-tiba rem mendadak.
Lanxi meloncat kaget, teleponnya juga ikut jatuh. Dan suara Jiang Sisi pun terdengar jelas.
“Sayang, ceritakan padaku setelah kalian selesai melakukannya malam ini, aku ingin berbagi kebahagiaan denganmu!”
Jika di dengar sepenggal, seakan mereka berhubungan gelap.
Lanxi melihat Lu Yanting diam-diam, dan mereka bertatapan.
“Apa yang akan kita lakukan malam ini?”Lu Yanting meminta pendapatnya: “Dari belakang?”
“Boleh, itu akan lebih dalam.”Lanxi menjawab.
Lanxi malu karena ketahuan sedang membicarakan hal seperti ini.
“Apa kamu sudah pernah mencobanya?”Perasaan Lu Yanting tidak bisa ditebak.
Lanxi hanya tersenyum. Lebih baik diam merespon pertanyaan seperti ini.
……
Lanxi pulang ke rumahnya tanpa memberitahu terlebih dahulu.
Mereka berdua turun dari mobil bersamaan. Lanxi merangkul lengannya dan berjalan ke arah pintu besi.
Lanxi kemudian memasukkan password dan bersiap membuka pintu.
Yang memalukan adalah, dia dua kali memasukkan password yang salah.
Dia kesal dan marah dalam hati.
Dia kemudian melihat Lu Yanting, matanya penuh dengan tatapan jahat.
——Sungguh sangat memalukan.
Saat akan mengetuk pintu, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam.
Yu Ying yang membuka pintu. Raut wajahnya buruk saat melihat Lanxi menggandeng Lu Yanting.
Tapi dia segera mengendalikan emosinya.
Lanxi dapat melihat perubahan raut wajah Yu Ying. Lanxi mencibir, akting ibu dan anak ini sangat hebat.
“Lanxi, kamu sudah pulang!”Cepat masuk, hari ini makan malam di rumah saja. Yu Ying bersikap ramah pada Lanxi.
Lanxi tidak meresponnya, dia menggandeng Lu Yanting masuk.
Yu Ying sudah pernah bertemu dengan Lu Yanting. Dia hadir saat Lan Zhixin ulang tahun.
Saat itu, Lu Yanting berbincang cukup lama dengan Lan Zhixin. Yu Ying dan Lan Zhongzhi berpikir mereka berdua dapat bersama.
Tentu saja sebagai seorang ibu, dia mau putrinya menikah dengan pria yang mempunyai kedudukan.
Jika Lan Zhixin dapat menikah dengan Lu Yanting, maka dia dapat hidup tenang.
“Yanting, kamu sudah datang?”Dia turun dan menyapa Lu Yanting dengan ramah.
Lan Zhixin berdiri di kejauhan, raut wajahnya muram melihat Lu Yanting datang bersama dengan Lanxi.
Lanxi melihat ke sekeliling dan melihat anggota keluarganya sudah lengkap.
Dia semakin erat menggandeng Lu Yanting.
“Perkenalkan, ini suami saya, Lu Yanting.”
“Apa?!”Mendengar perkataan Lanxi, Lan Zhongzhi langsung mendidiknya: “Jangan bicara sembarangan, cepat minta maaf pada Yanting!”
“Ayah.”Kali ini, Lu Yanting yang berbicara.
Mendengar Lu Yanting memanggilnya “ayah”, Lan Zhongzhi kaget dan tenang kembali dengan cepat.
Lu Yanting berkata pada Lan Zhongzhi: “ Minggu lalu, aku dan Lanxi sudah menikah dan belum sempat datang kemari.”
Semua orang kaget mendengar hal ini, kecuali Lanxi.
Dari kejauhan, Lan Zhixin matanya merah, tampangnya kasihan sekali.
Lanxi melihat ke arahnya dan tersenyum puas melihat ekspresi wajah Lan Zhixin.
“Yanting, apa yang terjadi?”Lan Zhongzhi melihat Lan Zhixin yang sedang menyeka air matanya diam-diam.
“Dulu kamu berkata tidak punya perasaan pada Lanxi.”
“Dulu kamu juga berkata setelah Ibuku meninggal, kamu tidak akan menikah lagi.” Lanxi tertawa kecil. “Perkatan pria tidak bisa dipercaya.”
Perkataan Lanxi berhasil membungkam mulut ayahnya.
Suasanya menjadi kikuk.
Yu Ying berdiri dan bertingkah baik.
“Tidak masalah! Kami sangat senang Lanxi sudah menikah, ayo makan dulu!”Ekspresi Yu Ying sangat ramah.
“Benar.”Lanxi menepuk lengan Lu Yanting, tersenyum dan berkata: “Lihat, adikku bahagia sampai menangis.”
……
Mereka duduk di meja makan.
Lanxi duduk di sebelah Lu Yanting.
Lan Zhongzhi, Yu Ying dan Lan Zhixin duduk di seberang. Mata Lan Zhixin merah, semua yang melihatnya merasa kasihan.
Lanxi sangat senang melihat dia seperti ini.
Semua pikiran Lanxi terbaca jelas oleh Lu Yanting.
Lu Yanting tahu apa maksud Lanxi kembali ke rumah.
Dia berpikir, asalkan Lanxi tidak keterlaluan, dia akan berusaha membantunya. Siapa suruh dia menikah dengan Lanxi.
**
Saat makan, Lanxi sengaja bermesraan dengan Lu Yanting di hadapan keluarganya.
“Yanting, aku ingin makan ikan, tolong bantu cabut tulangnya, ya?”Lanxi menaruh sumpitnya dan bicara dengan manja.
Lu Yanting tidak menjawab Lanxi. Detak jantung Lanxi bertambah cepat melihat Lu Yanting tidak merespon.
Dia akan malu sekali jika Lu Yanting menolaknya.
Mengingat hal ini, Lanxi melihat ke dalam mata Lu Yanting.
Lu Yanting sangat pintar, dia pasti mengerti maksudnya.
Sesaat kemudian, Lu Yanting mencapit ikan dan mengeluarkan tulangnya.
Lan Zhixin yang melihat Lu Yanting memenuhi permintaan Lanxi, emosi dan mengepalkan tangannya di bawah.
“Aku kurang enak badan, aku harus istirahat dulu.”Lan Zhixin tidak sanggup melihatnya lagi. Dia mencari alasan dan meninggalkan ruang makan.
Yu Ying yang ingin memanggil Lan Zhixin dilarang oleh Lan Zhongzhi.
“Tidak perlu, dia tidak enak badan dan butuh istirahat, Yanting kamu tidak masalah ‘kan?”Lan Zhongzhi melihat ke arah Lu Yanting sekali lagi.
“Tidak masalah.”Lu Yanting menggelengkan kepalanya, dia melanjutkan mengeluarkan tulang ikan.
Lan Zhongzhi adalah senior, dia dapat melihat Lu Yanting tertarik pada Lanxi karena memenuhi permintaannya.
Ternyata sikap angkuh Lanxi di hadapan mereka itu beralasan.
Hanya Lanxi yang menikmati makan malam ini.
Dia meletakkan sumpitnya dan berkata sambil tersenyum: “Aku akan melihat adikku yang sakit.”
Dia sengaja menekankan pada kata “adik.”
Setelah itu, Lanxi pergi dari ruang tamu dan naik ke kamar Lan Zhixin.
……
Setelah Lanxi pergi, Lan Zhongzhi berkata pada Lu Yanting: “Lanxi kurang pengertian, kamu harus banyak mengalah padanya. Dia… punya sedikit masalah kejiwaan.”
Lan Zhongzhi mengatakan kalimat itu dengan sangat serius.
Lu Yanting:“Masalah kejiwaan?”
Lan Zhongzhi berkata: “Saat dia kuliah tingkat 3, Ibu dan kakeknya meninggal dunia, kedua orang ini sangat memanjakannya. Setelah mereka meninggal, dia sangat bersedih dan mengalami sedikit masalah kejiwaan. ”
Lan Zhongzhi menarik nafas panjang saat membicarakan ini:“Sebenarnya kami sudah mencarikan psikolog untuknya, tapi setelah pergi ke sana beberapa kali, dia hampir saja membunuh psikolog tersebut.”
Mendengar perkataan Lan Zhongzhi, Lu Yanting mengerutkan keningnya.
Lanxi punya masalah kejiwaan?
Dia tidak dapat melihatnya.
Dia tidak terlihat lemah dan mudah ditindas.
Tapi mungkin dia kurang mengerti Lanxi.
“Apa sudah ada diagnosisnya?”Lu Yanting bertanya pada Lan Zhongzhi.
“Sudah ada, dia terkena penyakit histeria.”Lan Zhongzhi berkata dengan terpaksa: “Yanting, walau pun Lanxi adalah putriku, tapi aku tidak berharap kamu menikah dengannya.”
Tatapan Lu Yanting dalam, dia tidak menjawab perkataan Lan Zhongzhi.
**
Lanxi masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu dan juga tidak menutup pintu.
Dia melihat Lan Zhixin duduk di atas ranjang sambil memeluk boneka, di wajahnya masih ada tetesan air mata.
Melihat Lanxi masuk, dia segera meletakkan bonekanya dan menyeka air matanya.
“Kasihan sekali sampai menangis seperti ini.”Lanxi mencemoohnya: “Apa kamu merasa aku telah merebut orang yang kamu suka?”
“…”Lan Zhixin menggigit bibirnya, menahan air matanya dan melihatnya.
Orang lain akan merasa kasihan melihatnya.
Tapi Lanxi tidak demikian.
Lanxi mendekat ke sebelah ranjangnya, dan menarik Lan Zhixin berdiri .
Lan Zhixin terlihat lemah, dia hampir jatuh perlakuan Lanxi.
“Ayah baikmu tidak ada di sini, jangan berpura-pura lemah di depanku.”
Lanxi paling benci dengan Lan Zhixin yang berpura-pura bersikap lugu.
Lan Zhongzhi beberapa kali memukulnya gara-gara wajah kasihan Lan Zhixin.
Lan Zhixin menggerakkan bibirnya. Saat akan bicara, dia melihat Lu Yanting berdiri di depan pintu.
Melihat Lu Yanting, Lan Zhixin menarik pandangannya dan menggigit bibirnya.
“Kak, jelas-jelas sudah ada pria yang kamu suka, kenapa kamu malah menikah dengan kakak Yanting?”
“Memangnya kamu masih tidak tahu kenapa aku menikah dengannya?”Lanxi memegang dagunya dan menatapnya dengan sadis. “Asalkan itu milikmu, aku pasti akan merebutnya!”
“Tapi kamu tidak mencintainya, kalian tidak akan hidup bahagia!”Nada bicara Lan Zhixin meninggi.
Lu Yanting berdiri di depan pintu kamar dan mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.
“Terus kenapa? Apa urusannya denganmu?”Suara Lanxi sangat ekstrem.
Dia menarik baju Lan Zhixin dan berkata: “Nikmati hidup mewahmu selagi bisa, karena ini semua akan berakhir sebentar lagi.”
“Apa kamu masih ingat dengan Kak Shen? Dia begitu mencintaimu, dia pasti akan sakit hati jika tahu kamu sudah menikah dengan orang lain!”
——Shen Wenzhi.
Nama ini adalah duri dalam tubuh Lanxi. Apalagi Lan Zhixin yang mengungkitnya… Ini membuat Lanxi teringat dengan masa lalunya.
Tangan Lanxi menghempaskan Lan Zhixin dengan kencang sehingga membuatnya jatuh ke lantai.
“Jangan ungkit dia lagi di hadapanku!”
Lu Yanting yang berdiri di depan pintu tidak bisa tinggal diam saat ini.
Tadi Lan Zhongzhi berkata bahwa Lanxi mempunyai penyakit jiwa, saat itu dia tidak percaya.
Tapi sekarang dia mulai percaya setelah melihat apa yang dilakukan Lanxi kepada Lan Zhixin.
Lu Yanting segera masuk ke dalam kamar, dan memegang lengan Lanxi.
“Ayo kita pulang”
“Baiklah.”Lanxi kembali tenang setelah melihat Lu Yanting.
Perubahan emosi Lanxi yang begitu cepat membuat bingung Lu Yanting.
Lanxi mengaitkan lengannya pada Lu Yanting dan meninggalkan rumah Keluarga Lan dengan mesra.
Keluarga Lan kalang kabut dibuatnya, tapi Lanxi malah sangat senang.
Yang dia mau adalah hasil seperti ini.
**
Di perjalanan pulang, Lanxi duduk di kursi depan. Dia tersenyum mengingat ekspresi wajah keluarganya.
Hatinya sangat bahagia setelah melakukan pembalasan.
Lu Yanting melihat senyuman Lanxi. Tatapannya dalam dan tidak bisa ditebak.
“Kamu biasanya bersikap demikian pada keluargamu?”Lu Yanting bertanya padanya dengan dingin.
“Mereka bukan keluargaku.”
Ini untuk pertama kalinya dia bicara sedingin ini pada Lu Yanting.
“Keluargaku semuanya sudah meninggal, mereka adalah musuhku.”
“Jadi kamu memukul dan mendorong dia?”Lu Yanting mengerutkan kening seakan tidak puas dengan jawabannya.
Mendengar dia bicara seperti ini, Lanxi tahu Lu Yanting sedang membela Lan Zhixin.
“Memang kenapa kalau aku berbuat demikian? Siapa suruh mulutnya gatal.”Lanxi tidak merasa bersalah.
Lu Yanting melihatnya dan berkata: “Usiamu masih muda, jangan seperti emak-emak galak.”
Lanxi tertawa: “Begitu saja sudah seperti emak-emak galak.”
Sepertinya Lu Yanting juga berpikir kalau Lanxi telah menindas Lan Zhixin yang lemah dan polos.
Dia sudah malas menjelaskan hal ini, dia memilih menutup matanya dan pura-pura tidur.
……
40 menit kemudian, mobil berhenti di kawasan vila Guanlan.
Setelah mobil berhenti, Lanxi membuka matanya. Tanpa melihat Lu Yanting, dia langsung turun dari mobil.
Vila Guanlan adalah kawasan vila baru yang dibangun dua tahun lalu di Kota Jiang. Pengembangya adalah salah satu perusahaan properti milik PT.Zonghaim.
Lingkungan di sini sangat baik, harga tanahnya sangat mahal. Orang biasa tidak akan mampu membelinya.
Lanxi mengikuti Lu Yanting masuk ke dalam vila. Design utama vila ini berwarna abu-abu, seperti yang biasa disebut orang sebagai warna monokrom
Dia tiba-tiba teringat dengan Lu Yanting saat di ranjang, dan tertawa mencemooh.
Design ini sangat tidak cocok dengannya.
Lanxi melepaskan sepatu hak tingginya dan naik ke atas ranjang dengan stocking.
Lu Yanting melihat kakinya, dan bersiap untuk mendekat dan menarik kakinya.
Lanxi menghindar.
“Kamu marah?”Lu Yanting bertanya padanya.
“Mana berani.” “Di mana toilet, aku harus mandi dulu sebelum melakukannya.”
Lanxi berbalik dan pergi. Lu Yanting langsung menarik pergelangan tangannya dan membuat dia berbalik.
“Aku tidak suka dengan emak-emak galak, tidak suka dengan sikap gilamu hari ini.”
“Sikap gila.”Kalimat ini langsung menusuk relung hati Lanxi.
Dia menghempaskan Lu Yanting. “Jiak aku tetap bersikap gila, kamu bisa apa?”
Sejak pertama bertemu, Lanxi selalu bersikap nakal dan manja di depannya. Pria itu selalu akan ketawa saat bicara dengannya.
Tapi setelah keluar dari rumah keluarga Lan, dia seakan berubah 180 derajat.
“Aku adalah pria, kalau bukan aku, siapa yang akan peduli padamu?”
“……”
Saat ini Lanxi masih bisa berpikir logis, dia menarik nafas panjang dan berusaha mengendalikan emosinya.
“Bos Lu, maaf.”Dia meminta maaf pada Lu Yanting. “Aku tadi terlalu emosi, kamu jangan marah.”
Dia kemudian berjinjit dan memeluk leher pria itu, kemudian mencium dagunya.
Dia sedang mengambil hati pria itu.
Lu Yanting terus menatapnya, tanpa menunggu Lanxi melepaskannya, pria itu langsung mengangkat bokong wanita itu dan membawanya ke ruangan pakaian di lantai 1.
Ada sebuah kaca yang sangat besar di sana. Begitu masuk, Lanxi sudah dapat melihatnya.
Lu Yanting berhenti di depan kaca, dan membalikkan tubuh Lanxi,
Lanxi melihat dari dalam kaca gairah pria itu. Dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi selanjutya.
Mereka sudah pernah melakukannya dan hanya berganti gaya, tidak perlu manja.
Saat Lanxi berpikir, Lu Yanting sudah merobek stockingnya.
Tangannya memegang pahanya kemudian naik ke atas.
Lanxi sudah hampir telanjang, tangannya ditempatkan di atas kepalanya, dia bersandar pada kaca. Dia menutup matanya dan menikmatinya.
Pria dibelakangnya tidak berhenti menempel padanya dan menggigit telinganya. “Apa kamu masih akan ribut?”
Lanxi tidak bisa menjawab, dia sangat menikmatinya sampai akan menangis.
Dia membuka matanya dan melihat pemandangan di dalam kaca, suhu tubuhnya semakin tinggi.
…………
Lutut Lanxi lemas setelah selesai melakukannya, dia langsung berlutut di depan cermin.
Lu Yanting mengambil tissue dan membasuh tubuhnya, kemudian membantu Lanxi berdiri.
Lanxi tidak bisa berdiri tegak, saat berdiri kakinya bergetar dan hampir jatuh.
Lu Yanting merangkul pinggangnya dan seakan tertawa: “Begitu saja sudah tidak sanggup? Kupikir kamu masih kuat.”
“Tentu saja tidak sekuat Bos Lu.”Lanxi tersenyum. “Kekuatan tubuhmu sangat hebat, ini pasti karena sudah berpengalaman dengan banyak wanita.”
“Kenapa, kamu cemburu?”Lu Yanting menyentuh dagunya.
**
Lanxi digendong oleh Lu Yanting keluar dari ruangan pakaian.
Dia tidak langsung membawanya naik, tapi pergi ke sofa untuk mengambil tas Lanxi, kemudian baru naik ke atas.
Saat naik ke atas, telepon genggam Lanxi berbunyi.
Lanxi mengeluarkan telepon genggamnya dan melihat layar teleponnya dengan dingin.
Dia langsung mematikannya dan memasukkan nomor tersebut ke dalam daftar hitam.
Lu Yanting melihat semuanya.
Saat ini, mereka sudah sampai di dalam kamar.
Dia meletakkan Lanxi di atas ranjang. Lu Yanting menyipitkan mata dan bertanya padanya: “Siapa yang menelepon?”
Tubuh Lanxi menjadi kaku dan dengan cepat menjawab: “Telepon gangguan.”
“Heh.”Dia mengeluarkan suara tertawa.
Setelah itu dia menekan tubuhnya pada Lanxi perlahan.
“Kenapa telepon itu membuatmu grogi?”
“……”Lanxi diam
“Karena sudah bersusah payah untuk dapat menikah denganku, maka kamu harus mempunyai insting seorang istri.”Lu Yanting memperingatinya: “Aku tidak mau kamu terus berhubungan dengan pria lain, mengerti?”
Novel Terkait
Mata Superman
BrickSomeday Unexpected Love
AlexanderThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMy Lifetime
DevinaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeAfter Met You
AmardaPria Misteriusku
LylyHarmless Lie
BaigeCinta Presdir Pada Wanita Gila×
- Bab 1 Dia Memang Sangat Cantik
- Bab 2 Dia Tidak akan Menyukaimu
- Bab 3 Siaran Langsung
- Bab 4 Apakah Kamu Bersikap Seperti ini Pada Semua Pria
- Bab 5 Coba Selidiki Keluarga Lan
- Bab 6 Mungkin Aku Sudah Terlalu Bersabar
- Bab 7 Wajahnya Sungguh Memikat
- Bab 8 Kamu Tidak Pantas Dihormati
- Bab 9 Hati yang Bergejolak
- Bab 10 Saya Pasti Menang
- Bab 11 Aku Kekurangan Pria Kaya yang Dapat Melindungiku
- Bab 12 Ternyata Benar Seperti Itu
- Bab 13 Saya Pasti Akan Menikah Dengan Lu Yanting
- Bab 14 Pertemuan
- Bab 15 Mencari Asisten Seperti Mencari Selir Kerajaan
- Bab 16 Apakah Lu Yanting Bersama dengan Lan Zhixin
- Bab 17 Apa Tujuanmu Datang ke PT.Zonghaim
- Bab 18 Gejolak
- Bab 19 Mengalah Untuk Menang
- Bab 20 Wanita Ini Tidak Baik
- Bab 21 Terciduk Berselingkuh
- Bab 22 Ambisimu Besar
- Bab 23 Saya Mau Menjadi Nyonya Lu
- Bab 24 Lift
- Bab 25 Obat Perangsang
- Bab 26 Mengalah Untuk Menang Part 2
- Bab 27 Kamu Tadi Makan Apa?
- Bab 28 Mengubah Kebiasaan
- Bab 29 Kekasih Simpanan
- Bab 30 Gangguan Jiwa
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (1)
- Bab 31 Kamu Masih Tahu malu? (2)
- Bab 32 Wanita Ini... (1)
- Bab 32 Wanita ini... (2)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (1)
- Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (2)
- Bab 34 Melanggar Janji (1)
- Bab 34 Melanggar Janji (2)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(1)
- Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(2)
- Bab 36 Argumen (1)
- Bab 36 Argumen (2)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (1)
- Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (2)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (1)
- Bab 38 Aku Suka Dengan Wanita Penurut (2)
- Bab 39 Kita Suami Istri (1)
- Bab 39 Kita Suami Istri (2)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (1)
- Bab 40 Anda Sungguh Murah Hati (2)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (1)
- Bab 41 Satu Hari Tanpa Bikin Masalah Terasa Bosan (2)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia (1)
- Bab 42 Apakah Bos Lu Sudah Bahagia? (2)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Segila Kamu? (1)
- Bab 43 Orang Gila? Apakah Ada Yang Segila Kamu? (2)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (1)
- Bab 44 Kenapa Memukul Orang (2)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu ? (1)
- Bab 45 Nyonya Lu Cemburu? (2)
- Bab 46 Jalan sendiri Atau Aku Yang Menggendongmu (1)
- Bab 46 Berjalan Sendiri atau Aku Menggendongmu (2)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (1)
- Bab 47 Kelak Harus Menurut (2) “masa depan ..." Lanxi tertawa. “Aku tidak ingin melihat mereka bertiga sekeluarga lagi saling mencintai, akhirnya pindah keluar. " "Kakekku meninggalkan sebuah rumah dan kemudian aku tinggal di sana." "Mungkin ... Lebih d
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (1)
- Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (2)
- Bab 49 Aku Adalah Calon Istrinya (1)
- Bab 49 Aku adalah Calon Istrinya (2)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (1)
- Bab 50 Sebuah Kemarahan Atau Keluhan? (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (1)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (2)
- Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (3)
- Bab 52 Lepaskan Dia ? (1)
- Bab 52 Kamu Lepas Tidak (2)
- Bab 52 Kamu Lepaskan Tidak (3)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (1)
- Bab 53 Menguji Batas Kesabarannya (2)
- Bab 53 Menantang Batas Kesabarannya (3)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (1)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (2)
- Bab 54 Mandi Air Dingin (3)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (1)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (2)
- Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (3)
- Bab 56 Suamiku (1)
- Bab 56 Suamiku (2)
- Bab 56 Suamiku (3)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (1)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (2)
- Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (3)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (1)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (2)
- Bab 58 Masih Belum Giliranmu untuk Memutuskannya (3)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (1)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (2)
- Bab 59 Tidak Boleh Menolak (3)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (1)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (2)
- Bab 60 Apa Yang Kamu Tangisi Tadi (3)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (1)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (2)
- Bab 61 Tanda-Tanda Kehamilan ? (3)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (1)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (2)
- Bab 62 Pasangan Selingkuh (3)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (1)
- Bab 63 Tidak melakukan Apapun? (2)
- Bab 63 Tidak Melakukan Apapun? (3)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (1)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (2)
- Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (3)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (1)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (2)
- Bab 65 Aku Sudah Menikah (3)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (1)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (2)
- Bab 66 Bodoh Sesekali (3)
- Bab 67 Suamiku (1)
- Bab 67 Suamiku (2)
- Bab 67 Suamiku (3)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (1)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (2)
- Bab 68 Pertama Kali Dan Juga Terakhir Kali (3)
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 1
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 2
- Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 3
- Bab 70 Dipermainkan (1)
- Bab 70 Dipermainkan (2)
- Bab 70 Dipermainkan (3)
- Bab 71 Terus Menjerat (1)
- Bab 71 Terus Menjerat (2)
- Bab 71 Terus Menjerat (3)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (1)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (2)
- Bab 72 Tuan Fu Jarang Datang ke Kota Jiang (3)
- Bab 73 Pergi Kamu (1)
- Bab 73 Pergi Kamu (2)
- Bab 73 Pergi Kamu (3)
- Bab 74 Siluman (1)
- Bab 74 Siluman (2)
- Bab 74 Siluman (3)
- Bab 75 Tenang (1)
- Bab 75 Tenang (2)
- Bab 75 Tenang (3)
- Bab 76 Sepertinya Hidupmu Sangat Bahagia (1)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (2)
- Bab 76 Kelihatannya Kehidupanmu Sangat Baik (3)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (1)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (2)
- Bab 77 Darimana Kalung Ini? (3)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (1)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (2)
- Bab 78 Heh, Dasar Pria (3)
- Bab 79 Brengsek (1)
- Bab 79 Brengsek (2)
- Bab 79 Brengsek (3)
- Bab 80 Iya, Cemburu
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (1)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (2)
- Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (3)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (1)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (2)
- Bab 82 Orang Tuaku Berpikiran Terbuka (4)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (1)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (2)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu? (3)
- Bab 83 Maksudmu Kamu Sudah Terbiasa Dengan Itu (4)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (1)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (2)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (3)
- Bab 84 Aku Suka Main, Bukannya Kamu Tidak Tahu (4)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (1)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (2)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (3)
- Bab 85 Lanxi dan Shen Wenzhi (4)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (1)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (2)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (3)
- Bab 86 Masa Lalu Dengan Shen Wenzhi (4)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (1)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (2)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (3)
- Bab 87 Aku Cinta Kamu (4)
- Bab 88 Benar-benar Sangat Lucu (1)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (2)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (3)
- Bab 88 Benar-Benar Sangat Lucu (4)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (1)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (2)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (3)
- Bab 89 Tidak Perlu Dijelaskan (4)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (1)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (2)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (3)
- Bab 90 Apakah Sangat Akrab Dengan Istriku (4)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (1)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (2)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (3)
- Bab 91 Bencana Dari Surga (4)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (1)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (2)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (3)
- Bab 92 Kami Sudah Terlalu Akrab Jadi Tidak Bisa (4)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (1)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (2)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (3)
- Bab 93 Kemunculan Adik Ipar(4)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (1)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (2)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (3)
- Bab 94 Orang Yang Kamu Sukai Adalah Dia? (4)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (1)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (2)
- Bab 95 Pikiran Yang Dalam (3)
- Bab 95 Menyeramkan (4)
- Bab 96 Terima Kasih (1)
- Bab 96 Terima Kasih (2)
- Bab 96 Terima Kasih (3)
- Bab 96 Terima Kasih (4)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (1)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (2)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (3)
- Bab 97 Pulang Makan Daging (4)
- Bab 98 Tidak Layak (1)
- Bab 98 Tidak Layak (2)
- Bab 98 Tidak Layak (3)
- Bab 98 Tidak Layak (4)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(1)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(2)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(3)
- Bab 99 Maksudmu Itu Tuan Fu?(4)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (1)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (2)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (3)
- Bab 100 Meminta Bantuan Orang Lain (4)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (1)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (2)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (3)
- Bab 101 Mengumumkan Hubungannya (4)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (1)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (2)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (3)
- Bab 102 Dia Sedang Cemburu (4)
- Bab 103 Luka (1)
- Bab 103 Luka (2)
- Bab 103 Luka (3)
- Bab 103 Luka (4)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (3)
- Bab 104 Apakah Kamu Hamil ? (4)
- Bab 105 Terasuki 1
- Bab 105 Terasuki 2
- Bab 105 Terasuki 3
- Bab 105 Terasuki 4
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (1)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (2)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (3)
- Bab 106 Jangan Bermimpi Lagi (4)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (1)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (2)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (3)
- Bab 107 Apakah Kamu Wanita Murahan (4)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (1)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (2)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (3)
- Bab 108 Tanpa Terduga Merasa Ditinggalkan (4)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (1)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (2)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(3)
- Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(4)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar (1)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(2)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(3)
- Bab 110 Sudah Putus Seharusnya Menghindar(4)
- Bab 111 Manja (1)
- Bab 111 Manja (2)
- Bab 111 Manja (3)
- Bab 111 Manja (4)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (1)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (2)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (3)
- Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (4)
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 1
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 2
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? 3
- Bab 113 Masih Bilang Tidak Cemburu? (4)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (1)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terkahir Kali (2)
- Bab 114 Sampai Jumpa Terakhir Kali (3)
- Bab 114 Menemuimu Untuk Terakhir Kalinya 4
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (1)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (2)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (3)
- Bab 115 Kamu Tidak Akan Bangga Terlalu Lama (4)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (1)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (2)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (3)
- Bab 116 Dia Selalu Menjadi Orang Yang Ditinggalkan (4)
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 1
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 2
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 3
- Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 4
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (1)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela (2)
- Bab 118 Tidak, Aku Tidak Rela 4
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (1)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (2)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (3)
- Bab 119 Melihat Apakah Kamu Sudah Mati (4)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (1)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (2)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (3)
- Bab 120 Kamu Akan Berikan Apa Yang Aku Inginkan? (4)
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 1
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 2
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 3
- Bab 121 Aku Akan Segera Bebas 4
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (1)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (2)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (3)
- Bab 122 Kamu Tidak Mau? (4)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (1)
- Bab 123 Ayo Kita Melahirkan Seorang Anak (2)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (3)
- Bab 123 Mari Kita Punya Anak (4)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (1)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (2)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (3)
- Bab 124 Dosamu Sendiri (4)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (1)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (2)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (3)
- Bab 125 Percaya Padaku Sekali Lagi (4)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (1)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (2)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (3)
- Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (4)
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 1
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 2
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 3
- Bab 127 Tolong, Belikan Aku Obat 4
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (1)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (2)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (3)
- Bab 128 Untuk Apa Kamu Datang? (4)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (1)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (2)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (3)
- Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (4)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (1)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (2)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (3)
- Bab 130 Kamu Memang Mau Memanjakannya (4)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (1)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (2)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (3)
- Bab 131 Lagu Nina Bobo (4)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (1)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (2)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (3)
- Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (4)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (1)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (2)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (3)
- Bab 133 Dia Punya Penyakit Mental (4)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (1)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (2)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (3)
- Bab 134 Musim Hujan Akan Datang (4)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (1)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (2)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (3)
- Bab 135 Muncul Masalah Di Tempat Lanxi (4)
- BAB 136 Menjemputmu 1
- BAB 136 Menjemputmu (2)
- Bab 136 Menjemputmu 3
- Bab 136 Menjemputmu (4)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (1)
- Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (2)
- Bab 138 Sangat Indah (1)
- Bab 138 Sangat Indah (2)
- BAB 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (1)
- Bab 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (2)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (1)
- Bab 140 Kamu Tergoyah (2)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu ?(1)
- Bab 141 Apa Yang Terjadi Pada Guru Gu (2)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (1)
- Bab 142 Kita Bercerai Saja (2)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (1)
- Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (2)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulang Kesalahan Yang Sama (1)
- Bab 144 Aku Paling Takut Mengulangi Kesalahan Yang Sama (2)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (1)
- Bab 145 Tamparan dan Gula-gula (2)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (1)
- Bab 146 Bukan Tempat Yang Kamu Harusnya Datang (2)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (1)
- Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (2)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (1)
- Bab 148 Terima Kasih Zhou Hesi (2)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (1)
- Bab 149 Kamu Pikir Kamu Bisa Kabur? (2)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (1)
- Bab 150 Penyakit Kepribadian Ganda (2)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (1)
- Bab 151 Jangan Menyalahkan Dia (2)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (1)
- Bab 152 Aku Takut Kamu Dirugikan (2)
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu.
- Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu (2)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (1)
- Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (2)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (1)
- bab 155 Kalian Tidak Cocok, Bercerai Saja (2)
- BAB 156 Jika Suka Katakan (1)
- Bab 156 Jika Suka Katakan (2)
- Bab 157 Bagaimana Dengan Begini,Masih Dingin Tidak (1)
- Bab 157 Kalau Begitu, Masih Dingin? (2)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (1)
- Bab 158 Tidak Pernah Bahagia (2)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (1)
- Bab 159 Tidak Cocok Dibandingkan Dengannya (2)
- Bab 160 Kamu Gugup (1)
- Bab 160 Kamu Gugup (2)
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta
- Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta (2)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (1)
- Bab 162 Telpon Dari Lu Yanting (2)
- Bab 163 Ada Apa? (1)
- Bab 163 Ada Apa? (2)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (1)
- Bab 164 Kamu Berusaha Lebih Keras (2)
- Bab 165 Kak TIng, ayolah (1)
- Bab 165 Kak Ting, Cepat Kemari (2)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (1)
- Bab 166 Mereka Sangat Cocok (2)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang Kemari (1)
- Bab 167 Kenapa Kamu Datang (2)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (1)
- Bab 168 Aku Sakit Maag (2)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (1)
- Bab 169 Sudah Ada Rasa? (2)
- Bab 170 Minat Suami Istri, Pelajari (1)
- Bab 170 Minat Suami Dan Istri, Pahami (2)
- Bab 171 Kekanak-Kanakan (1)
- Bab 171 Kekanak-kanakan (2)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (1)
- Bab 172 Dia Sendiri Minta Ditampar (2)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (1)
- Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (2)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (1)
- Bab 174 Pernikahanku Dengan Wenzhi (2)
- Bab 175 Istriku (1)
- Bab 175 Istriku (2)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (1)
- Bab 176 Lanlan Apakah Ingin Bercerai (2)
- Bab 177 Bersama Suaminya (1)
- Bab 177 Bersama Suaminya (2)
- Bab 178 selamat (1)
- Bab 178 Selamat (2)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (1)
- Bab 179 Lu Yanting, Cepat Hubungi Dokter (2)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (1)
- Bab 180 Fu Xing Sialan, Apakah Kamu Gila? (2)
- Bab 181 Menginginkan Anak (1)
- Bab 181 Menginginkan Anak (2)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (1)
- Bab 182 Kalau Memiliki Putri (2)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (1)
- Bab 183 Ulang Tahun Shen Wenzhi (2)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (1)
- Bab 184 Apakah Kamu Hamil? (2)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (1)
- Bab 185 Kamu Begitu Mengkhawatirkan Dia (2)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (1)
- Bab 186 Karena Kamu Masuk Akal (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (2)
- Bab 187 Wenzhi Kami Dibuat Terluka Olehmu (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (1)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (2)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (3)
- Bab 188 Apakah Kalian Salah (4)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (1)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (2)
- Bab 189 Lanxi Adalah Bencana (3)
- Bab 190 Aku Punya Cara (1)
- Bab 190 Aku Punya Cara (2)
- Bab 190 Aku Punya Cara (3)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal dari yang Seharusnya (1)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (2)
- Bab 191 Perjanjian Kita Diakhiri Lebih Awal (3)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (1)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (2)
- Bab 192 Apakah Kamu Tega (3)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (1)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (2)
- Bab 193 Tidak Ada Jika (3)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (1)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (2)
- Bab 194 Pernyataan Perceraian (3)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-Apa Lagi (1)
- Bab 195 Ditinggal Oleh Pria, Dia Bukan Apa-apa Lagi (2)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (1)
- Bab 196 Apakah Kamu Begitu Tidak Sabar (2)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (1)
- Bab 197 Tidak Memiliki Hati Nurani (2)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (1)
- Bab 198 Jadi Aku Harus Kembali Mencarimu Setelah Bercerai? (2)
- Bab 199 Pergi (1)
- Bab 199 Pergi (2)
- Bab 199 Pergi (3)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (1)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (2)
- Bab 200 Perjanjian Perceraian (3)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itu Yang Sebenarnya (1)
- Bab 201 Dia Tidak Mencintaiku, Itulah Yang Sebenarnya (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (1)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (2)
- Bab 202 Mobil, Rumah, Uang (3)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (1)
- Bab 203 Biro Urusan Sipil (2)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (1)
- Bab 204 Pemeriksaan Janin (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (1)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (2)
- Bab 205 Haruskah Kita Memberitahu Kak Ting? (3)
- Bab 206 Pulau Bali (1)
- Bab 206 Pulau Bali (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (1)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (2)
- Bab 207 Kamu Tidak Pernah Membelanya (3)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (1)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (2)
- Bab 208 Bukan Untuk Imbalan (3)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 209 Lanxi Tidak Akan Kembali (3)
- Bab 210 Dimana Dia (1)
- Bab 210 Dimana Dia (2)
- Bab 210 Dimana Dia (3)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin (1)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (2)
- Bab 211 Datang Untuk Merawat Janin? (3)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (1)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (2)
- Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (3)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (1)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (2)
- Bab 213 Ada Aku, Kamu Tidak Dapat Mengancamnya (3)
- Bab 214 Pertukaran (1)
- Bab 214 Pertukaran (2)
- Bab 214 Pertukaran (3)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (1)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 215 Kenapa Tidak Memberitahukannya Kepadaku (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (1)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (2)
- Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (3)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (1)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (2)
- Bab 217 Meminta Maaf Kepada Zhou Hesi (3)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (1)
- Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (2)
- Bab 219 Tereskpos (1)
- Bab 219 Terekspos (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (1)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (2)
- Bab 220 Anak Itu Milikku (3)
- Bab 221 Memukul Wajah Sendiri (1)
- Bab 221 Memukul Wajahnya Sendiri (2)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (1)
- Bab 222 Maaf, Aku Tidak Bisa Menahan Diri (2)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (1)
- Bab 223 Melakukan Hal Serius (2)
- Bab 224 Pelajaran (1)
- Bab 224 Pelajaran (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (1)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (2)
- Bab 225 Apa Hanya Karena Wajahnya (3)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (1)
- Bab 226 Ingin Mengejar Lanxi? Antri Di Belakang (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (1)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (2)
- Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (3)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (1)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (2)
- Bab 228 Aku Tidak Ingin Berbaikan Dengannya (3)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (2)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (1)
- Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (3)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (1)
- Bab 230 Konfrontasi Lu Zhou dan Gu Jingwen (2)
- Bab 230 Konfrontasi Lu-Zhou dan Gu Jingwen (3)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (1)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (2)
- Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (1)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (2)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (3)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (4)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (5)
- Bab 232 Lu Yanting Tidak Masuk Akal & Terjadi Badai Lagi (6)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (1)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (2)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (3)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (4)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (5)
- Bab 233 Hukuman & Cinta Terbuka (6)
- Bab 234 Lu Zhou Berkelahi & Penahanan & Pengakuan (1)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (2)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (3)
- Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (4)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (5)
- Bab 234 Pertarungan Lu Zhou & Penahanan & Pengakuan (6)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (1)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (2)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (3)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (4)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (5)
- Bab 235 Pencerahan & Pengakuan Cinta Twitter & Tangisan (6)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (1)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (2)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (3)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (4)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (5)
- Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (6)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (1)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (2)
- Bab 237 Mabuk, Twitter dan Jawaban Zhou Hesi (3)
- Bab 238 Orangtua Pulang dan Kembali ke Kota Jiang (1)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (2)
- Bab 238 Orang Tua Datang ke Rumah & Kembali Ke Kota Jiang (3)
- Bab 239 Refleksi & Pertemuan di Kuburan (1)
- Bab 239: Refleksi & Pertemuan di Kuburan (2)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (1)
- Bab 240 Apa Yang Harus Kulakukan Agar Kamu Mau Bersamaku (2)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (1)
- Bab 241 Dia Adalah Sinar Matahari Kecilnya (2)
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 1
- Bab 242 Memberinya Hak Untuk Memilih 2
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 1
- Bab 243 Jangan Lakukan Apa-Apa 2
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 1
- Bab 244 Tuan Lu Pahami Sedikit 2
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 1
- Bab 245 Tuan Lu Lama, Perut Sudah Lapar 2
- Bab 246 Takdir Mimpi 1
- Bab 246 Takdir Mimpi 2
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 1
- Bab 247 Lu Yanting Sialan Sikapmu 2
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 248 Bos Lu Juga Berpotensi Menjadi Budak Orang Lain 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 1
- Bab 249 Aku Bisa Gila Kalau Menahannya 2
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 1
- Bab 250 Dia Bukan Wanita Seperti Itu 2
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 1
- Bab 251 Kamu Seperti Ini Juga Cantik 2
- Bab 251 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 1
- Bab 252 Hanya Kamu Yang Bisa Memuaskanku 2
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 1
- Bab 253 Zhou Hesi Bandot Mata Keranjang 2
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 1
- Bab 254 Kamu miskin Tidak Mampu Beli Baju ? 2
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 1
- Bab 255 Tuan Lu Cemburu? 2
- Bab 256 Peluang Untuk Merawat Anak
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 1
- Bab 257 Tuan Lu Jangan Terlalu Cepat Bangga 2
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 1
- Bab 258 Aku Harap Kamu Pengasuh Yang Kompeten 2
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 1
- Bab 259 Menahan Begitu Lama 2
- Bab 260 Pijatan 1
- Bab 260 Pijatan 2
- Bab 261 Mencuci Kaki 1
- Bab 261 Mencuci Kaki 2
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 1
- Bab 262 Kamu Sebelumnya Juga Banyak Mempermalukanku 2
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 1
- Bab 263 Kamu Tidak Bisa Berdiri Lagi 2
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 1
- Bab 264 Biarkan Aku Masuk 2
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 1
- Bab 265 Sensasi Balas Dendam 2
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 1
- Bab 266 Untungnya, Kamu Tidak Tahu Malu 2
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 1
- Bab 267 Tuan Lu Sangat Percaya Diri 2
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 1
- Bab 268 Satu-Satunya Nilaimu Sekarang adalah Memasak 2
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 1
- Bab 269 Kayu Yang Dikelilingi Oleh Api 2
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 1
- Bab 270 Simpan Pemikiranmu Terhadap Lanxi 2
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 1
- Bab 271 Malam Ini Kembali Ke Tempatku 2
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 1
- Bab 272 Brengsek, Lebih Lembut Sedikit Donk 2
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 1
- Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 2
- Bab 274 Anak 1
- Bab 274 Anak 2
- Bab 275 Akhir Dari Part 1
- Bab 275 Akhir Dari Part 2
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua (1)
- Bab 276 Kehidupan Setelah Menikah & Anak Kedua 2
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat, Dapat Hadiah 1
- Bab 277 Menebak Dengan Tepat Dapat Hadiah 2
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelajar Itu? 1
- Bab 278 Kamu Suka Gadis Pelayar Itu? 2
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 1
- Bab 279 Apakah Ini Cinta Barumu? 2
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (1)
- Bab 280 Ini Pilihanku -TAMAT (2)