Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 30 Gangguan Jiwa

Bab 30 Gangguan Jiwa


Setelah satu minggu berlalu.


Lanxi belum sempat pindah ke apartemen yang disediakan Lu Yanting karena masih sibuk kerja.


Jumat malam sebelum pulang kerja, Lanxi kembali menghadap Lu Yanting lagi.


Saat Lanxi naik ke atas, rekan kerjanya kembali bergosip.


Apalagi hari Jumat mereka mengadakan rapat di luar, mereka bisa lebih bebas bergosip.


Tapi Lanxi tidak peduli dengan mereka, untuk apa mencari perhitungan dengan orang seperti mereka?


Lanxi berdiri di depan ruangan Lu Yanting dan mengetuk pintu.


Dia langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari dalam.


Saat masuk, Lu Yanting sedang membaca sebuah buku.


Lanxi kaget melihat Lu Yanting sedang membaca buku.


Lu Yanting menutup bukunya melihat Lanxi masuk.


Lanxi menunduk dan melihat sebuah buku terkenal, yaitu《In Praise of Darkness》


Puisi karya Borges?


Dia ternyata suka seni juga.


Lanxi mengambil dua jurusan saat kuliah, jurusan ke duanya adalah Bahasa Spanyol.



“Kamu masih belum pindah juga? Kamu menungguku, ya? ”Lanxi masih menatap sampul halaman buku tersebut saat Lu Yanting mulai bicara.


Mendengar suaranya, Lanxi tersadar dan tertawa: “Tentu saja aku menunggu, aku kan tahu diri.”


Lu Yanting menempatkan buku itu di dalam laci dan mendekat kepadanya.


“Malam itu saat kamu duduk di atas pahaku, apa kamu tahu diri?”


    Lanxi:“……”


Lu Yanting bertanya lagi: “Kapan kita pergi ke rumahmu?”


“Apa besok malam Bos Lu ada waktu?”Wajah Lanxi penuh dengan pengertian.


“Baiklah, besok malam kita langsung pindah ke Guanting.”Lu Yanting memberikan ultimatum terakhir padanya.


Lanxi tahu dia tidak bisa menolaknya karena dia sudah menerima kunci apartemen.


Seperti yang dikatakan Lu Yanting, tidak ada gunanya lagi tahu diri sekarang.


“Lalu… apa masih ada perintah lain?”Lanxi mengedipkan mata kepada Lu Yanting. “Jika tidak ada perintah lain lagi, aku akan turun ke bawah untuk menulis laporan mingguan.”


Belum selesai Lanxi bicara, pria itu sudah memegang dagunya dan menciumnya.


Pria itu menciumnya dengan penuh gairah.


Tanpa tanda apa pun.


Lanxi sudah sering dicium paksa olehnya. Dia mencium Lanxi dengan sangat kasar dan liar, sama sekali berbeda dengan tampilan luarnya yang gentlemen.


Lanxi juga tidak demikian, dia memeluk pria itu dan menaikkan satu kakinya ke tubuh pria itu.


Baru sebentar saja, pria itu langsung mendorongnya.


    “Keluar”Dia berkata dengan dingin.


    Lanxi:“……”


    Kenapa cepat sekali emosinya berubah?


Belum sempat melepaskan celana dia sudah berpaling?


Lanxi hanya bisa bicara dalam hati, pria itu akan marah jika dia mengatakannya.


Setelah itu, Lanxi turun ke bawah untuk melanjutkan menulis laporan mingguan.


    **


Keesokan sore harinya, Lanxi berdandan maksimal untuk pamer pada keluarganya.


Tentu saja bukan make up yang terlalu formal, hanya lebih teliti lagi dari biasanya.


Kemarin dia janji bertemu dengan Lu Yanting jam 5 sore di bawah. Setelah berdandan, Lanxi memakai sepatu hak tinggi dan membawa tas kemudian pergi. 


Lanxi pikir dia akan kepagian, tapi setelah turun dia sudah melihat mobil Lu Yanting parkir di sana. Ternyata dia datang lebih awal dari pada Lanxi?


Lanxi masih sama seperti kemarin, dia membuka pintu dan duduk di belakang.


“Duduk di depan.”Setelah membuka pintu, Lanxi baru tahu kalau Lu Yanting yang menyetir mobil.


“Baiklah.”Dia duduk di depan dan memakai sabuk pengaman.


Dia melakukannya sekaligus.


“Bos Lu sudah tahu jalan, aku tidak perlu mengarahkannya lagi.”Di dalam mobil, Lanxi tersenyum melihat pria disampingnya.


“Mana kopermu?”Lu Yanting mengamatinya.


Lanxi baru ingat dia telah setuju untuk pindah ke Guanting malam ini.


“Kopernya besok saja, malam ini aku dulu yang ke sana, bagaimana?”Lanxi bicara dengan nakal.


Lu Yanting diam mendengar usulnya.


Lanxi tidak tahu dia puas atau tidak. Pikiran pria ini sulit di tebak.


Lu Yanting segera menjalankan mobilnya. Lanxi bosan selama perjalanan dan tidak tahu harus bicara apa. Dia hanya bisa menikmati pemandangan di sepanjang jalan.


Di tengah perjalanan, dia menerima pesan suara dari Jiang Sisi.


Dia mendekatkan telepon genggamnya ke kuping dan mendengarnya.


Lu Yanting tiba-tiba rem mendadak.


Lanxi meloncat kaget, teleponnya juga ikut jatuh. Dan suara Jiang Sisi pun terdengar jelas.


“Sayang, ceritakan padaku setelah kalian selesai melakukannya malam ini, aku ingin berbagi kebahagiaan denganmu!”


Jika di dengar sepenggal, seakan mereka berhubungan gelap. 


Lanxi melihat Lu Yanting diam-diam, dan mereka bertatapan.


“Apa yang akan kita lakukan malam ini?”Lu Yanting meminta pendapatnya: “Dari belakang?”


“Boleh, itu akan lebih dalam.”Lanxi menjawab.


Lanxi malu karena ketahuan sedang membicarakan hal seperti ini.


“Apa kamu sudah pernah mencobanya?”Perasaan Lu Yanting tidak bisa ditebak.


Lanxi hanya tersenyum. Lebih baik diam merespon pertanyaan seperti ini.


    ……


Lanxi pulang ke rumahnya tanpa memberitahu terlebih dahulu.


Mereka berdua turun dari mobil bersamaan. Lanxi merangkul lengannya dan berjalan ke arah pintu besi.


Lanxi kemudian memasukkan password dan bersiap membuka pintu.


 Yang memalukan adalah, dia dua kali memasukkan password yang salah.


Dia kesal dan marah dalam hati.


Dia kemudian melihat Lu Yanting, matanya penuh dengan tatapan jahat.


    ——Sungguh sangat memalukan.


Saat akan mengetuk pintu, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam.


Yu Ying yang membuka pintu. Raut wajahnya buruk saat melihat Lanxi menggandeng Lu Yanting.


Tapi dia segera mengendalikan emosinya.


Lanxi dapat melihat perubahan raut wajah Yu Ying. Lanxi mencibir, akting ibu dan anak ini sangat hebat.


“Lanxi, kamu sudah pulang!”Cepat masuk, hari ini makan malam di rumah saja. Yu Ying bersikap ramah pada Lanxi.


Lanxi tidak meresponnya, dia menggandeng Lu Yanting masuk.


Yu Ying sudah pernah bertemu dengan Lu Yanting. Dia hadir saat Lan Zhixin ulang tahun.


Saat itu, Lu Yanting berbincang cukup lama dengan Lan Zhixin. Yu Ying dan Lan Zhongzhi berpikir mereka berdua dapat bersama.


Tentu saja sebagai seorang ibu, dia mau putrinya menikah dengan pria yang mempunyai kedudukan.


Jika Lan Zhixin dapat menikah dengan Lu Yanting, maka dia dapat hidup tenang.


“Yanting, kamu sudah datang?”Dia turun dan menyapa Lu Yanting dengan ramah.



Lan Zhixin berdiri di kejauhan, raut wajahnya muram melihat Lu Yanting datang bersama dengan Lanxi.


Lanxi melihat ke sekeliling dan melihat anggota keluarganya sudah lengkap.


Dia semakin erat menggandeng Lu Yanting.


“Perkenalkan, ini suami saya, Lu Yanting.”


“Apa?!”Mendengar perkataan Lanxi, Lan Zhongzhi langsung mendidiknya: “Jangan bicara sembarangan, cepat minta maaf pada Yanting!”


“Ayah.”Kali ini, Lu Yanting yang berbicara.


Mendengar Lu Yanting memanggilnya “ayah”, Lan Zhongzhi kaget dan tenang kembali dengan cepat.


Lu Yanting berkata pada Lan Zhongzhi: “ Minggu lalu, aku dan Lanxi sudah menikah dan belum sempat datang kemari.”


Semua orang kaget mendengar hal ini, kecuali Lanxi.


Dari kejauhan, Lan Zhixin matanya merah, tampangnya kasihan sekali.


Lanxi melihat ke arahnya dan tersenyum puas melihat ekspresi wajah Lan Zhixin.


“Yanting, apa yang terjadi?”Lan Zhongzhi melihat Lan Zhixin yang sedang menyeka air matanya diam-diam.


“Dulu kamu berkata tidak punya perasaan pada Lanxi.”


“Dulu kamu juga berkata setelah Ibuku meninggal, kamu tidak akan menikah lagi.” Lanxi tertawa kecil. “Perkatan pria tidak bisa dipercaya.”


Perkataan Lanxi berhasil membungkam mulut ayahnya.


Suasanya menjadi kikuk.


Yu Ying berdiri dan bertingkah baik.


“Tidak masalah! Kami sangat senang Lanxi sudah menikah, ayo makan dulu!”Ekspresi Yu Ying sangat ramah.


“Benar.”Lanxi menepuk lengan Lu Yanting, tersenyum dan berkata: “Lihat, adikku bahagia sampai menangis.”


    ……


Mereka duduk di meja makan.


Lanxi duduk di sebelah Lu Yanting.


Lan Zhongzhi, Yu Ying dan Lan Zhixin duduk di seberang. Mata Lan Zhixin merah, semua yang melihatnya merasa kasihan.


Lanxi sangat senang melihat dia seperti ini.


Semua pikiran Lanxi terbaca jelas oleh Lu Yanting.


Lu Yanting tahu apa maksud Lanxi kembali ke rumah.


Dia berpikir, asalkan Lanxi tidak keterlaluan, dia akan berusaha membantunya. Siapa suruh dia menikah dengan Lanxi.


    **


Saat makan, Lanxi sengaja bermesraan  dengan Lu Yanting di hadapan keluarganya.


“Yanting, aku ingin makan ikan, tolong bantu cabut tulangnya, ya?”Lanxi menaruh sumpitnya dan bicara dengan manja.


Lu Yanting tidak menjawab Lanxi. Detak jantung Lanxi bertambah cepat melihat Lu Yanting tidak merespon.


Dia akan malu sekali jika Lu Yanting menolaknya.


Mengingat hal ini, Lanxi melihat ke dalam mata Lu Yanting.


Lu Yanting sangat pintar, dia pasti  mengerti maksudnya.


Sesaat kemudian, Lu Yanting mencapit ikan dan mengeluarkan tulangnya.


Lan Zhixin yang melihat Lu Yanting memenuhi permintaan Lanxi, emosi dan mengepalkan tangannya di bawah.


“Aku kurang enak badan, aku harus istirahat dulu.”Lan Zhixin tidak sanggup melihatnya lagi. Dia mencari alasan dan meninggalkan ruang makan.


Yu Ying yang ingin memanggil Lan Zhixin dilarang oleh Lan Zhongzhi.


“Tidak perlu, dia tidak enak badan dan butuh istirahat, Yanting kamu tidak masalah ‘kan?”Lan Zhongzhi melihat ke arah Lu Yanting sekali lagi.


“Tidak masalah.”Lu Yanting menggelengkan kepalanya, dia melanjutkan mengeluarkan tulang ikan.


Lan Zhongzhi adalah senior, dia dapat melihat Lu Yanting tertarik pada Lanxi karena memenuhi permintaannya.


Ternyata sikap angkuh Lanxi di hadapan mereka itu beralasan.


Hanya Lanxi yang menikmati makan malam ini.


Dia meletakkan sumpitnya dan berkata sambil tersenyum: “Aku akan melihat adikku yang sakit.”


Dia sengaja menekankan pada kata “adik.”


Setelah itu, Lanxi pergi dari ruang tamu dan naik ke kamar Lan Zhixin.


    ……


Setelah Lanxi pergi, Lan Zhongzhi berkata pada Lu Yanting: “Lanxi kurang pengertian, kamu harus banyak mengalah padanya. Dia… punya sedikit masalah kejiwaan.”


Lan Zhongzhi mengatakan kalimat itu dengan sangat serius.


    Lu Yanting:“Masalah kejiwaan?”


Lan Zhongzhi berkata: “Saat dia kuliah tingkat 3, Ibu dan kakeknya meninggal dunia, kedua orang ini sangat memanjakannya. Setelah mereka meninggal, dia sangat bersedih dan mengalami sedikit masalah kejiwaan. ”


Lan Zhongzhi menarik nafas panjang saat membicarakan ini:“Sebenarnya kami sudah mencarikan psikolog untuknya, tapi setelah pergi ke sana beberapa kali, dia hampir saja membunuh psikolog tersebut.”


Mendengar perkataan Lan Zhongzhi, Lu Yanting mengerutkan keningnya.


Lanxi punya masalah kejiwaan?


Dia tidak dapat melihatnya.


Dia tidak terlihat lemah dan mudah ditindas.


Tapi mungkin dia kurang mengerti Lanxi.


“Apa sudah ada diagnosisnya?”Lu Yanting bertanya pada Lan Zhongzhi.


“Sudah ada, dia terkena penyakit histeria.”Lan Zhongzhi berkata dengan terpaksa: “Yanting, walau pun Lanxi adalah putriku, tapi aku tidak berharap kamu menikah dengannya.”


Tatapan Lu Yanting dalam, dia tidak menjawab perkataan Lan Zhongzhi.

    **


Lanxi masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu dan juga tidak menutup pintu.


Dia melihat Lan Zhixin duduk di atas ranjang sambil memeluk boneka, di wajahnya masih ada tetesan air mata.


Melihat Lanxi masuk, dia segera meletakkan bonekanya dan menyeka air matanya.


“Kasihan sekali sampai menangis seperti ini.”Lanxi mencemoohnya: “Apa kamu merasa aku telah merebut orang yang kamu suka?”


“…”Lan Zhixin menggigit bibirnya,  menahan air matanya dan melihatnya.


Orang lain akan merasa kasihan melihatnya.


Tapi Lanxi tidak demikian.


Lanxi mendekat ke sebelah ranjangnya, dan menarik Lan Zhixin berdiri .


Lan Zhixin terlihat lemah, dia hampir jatuh perlakuan Lanxi.


“Ayah baikmu tidak ada di sini, jangan berpura-pura lemah di depanku.”


Lanxi paling benci dengan Lan Zhixin yang berpura-pura bersikap lugu.


Lan Zhongzhi beberapa kali memukulnya gara-gara wajah kasihan Lan Zhixin.


Lan Zhixin menggerakkan bibirnya. Saat akan bicara, dia melihat Lu Yanting berdiri di depan pintu.


Melihat Lu Yanting, Lan Zhixin menarik pandangannya dan menggigit bibirnya.


“Kak, jelas-jelas sudah ada pria yang kamu suka, kenapa kamu malah menikah dengan kakak Yanting?”


“Memangnya kamu masih tidak tahu kenapa aku menikah dengannya?”Lanxi memegang dagunya dan menatapnya dengan sadis. “Asalkan itu milikmu, aku pasti akan merebutnya!”


“Tapi kamu tidak mencintainya, kalian tidak akan hidup bahagia!”Nada bicara Lan Zhixin meninggi.


Lu Yanting berdiri di depan pintu kamar dan mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.


“Terus kenapa? Apa urusannya denganmu?”Suara Lanxi sangat ekstrem. 


Dia menarik baju Lan Zhixin dan berkata: “Nikmati hidup mewahmu selagi bisa, karena ini semua akan berakhir sebentar lagi.”


“Apa kamu masih ingat dengan Kak Shen? Dia begitu mencintaimu, dia pasti akan sakit hati jika tahu kamu sudah menikah dengan orang lain!”


    ——Shen Wenzhi.


Nama ini adalah duri dalam tubuh Lanxi. Apalagi Lan Zhixin yang mengungkitnya… Ini membuat Lanxi teringat dengan masa lalunya.


Tangan Lanxi menghempaskan Lan Zhixin dengan kencang sehingga membuatnya jatuh ke lantai.


“Jangan ungkit dia lagi di hadapanku!”


Lu Yanting yang berdiri di depan pintu tidak bisa tinggal diam saat ini.


Tadi Lan Zhongzhi berkata bahwa Lanxi mempunyai penyakit jiwa, saat itu dia tidak percaya.


Tapi sekarang dia mulai percaya setelah melihat apa yang dilakukan Lanxi kepada Lan Zhixin.


Lu Yanting segera masuk ke dalam kamar, dan memegang lengan Lanxi.


    “Ayo kita pulang”


“Baiklah.”Lanxi kembali tenang setelah melihat Lu Yanting.


Perubahan emosi Lanxi yang begitu cepat membuat bingung Lu Yanting.


Lanxi mengaitkan lengannya pada Lu Yanting dan meninggalkan rumah Keluarga Lan dengan mesra.


Keluarga Lan kalang kabut dibuatnya, tapi Lanxi malah sangat senang.


Yang dia mau adalah hasil seperti ini.


    **


Di perjalanan pulang, Lanxi duduk di kursi depan. Dia tersenyum mengingat ekspresi wajah keluarganya.


Hatinya sangat bahagia setelah melakukan pembalasan.


Lu Yanting melihat senyuman Lanxi. Tatapannya dalam dan tidak bisa ditebak.


“Kamu biasanya bersikap demikian pada keluargamu?”Lu Yanting bertanya padanya dengan dingin.


    “Mereka bukan keluargaku.”


Ini untuk pertama kalinya dia bicara sedingin ini pada Lu Yanting.


“Keluargaku semuanya sudah meninggal, mereka adalah musuhku.”


“Jadi kamu memukul dan mendorong dia?”Lu Yanting mengerutkan kening seakan tidak puas dengan jawabannya.


Mendengar dia bicara seperti ini, Lanxi tahu Lu Yanting sedang membela Lan Zhixin.


“Memang kenapa kalau aku berbuat demikian? Siapa suruh mulutnya gatal.”Lanxi tidak merasa bersalah.


Lu Yanting melihatnya dan berkata: “Usiamu masih muda, jangan seperti emak-emak galak.”


Lanxi tertawa: “Begitu saja sudah seperti emak-emak galak.”


Sepertinya Lu Yanting juga berpikir kalau Lanxi telah menindas Lan Zhixin yang lemah dan polos.


Dia sudah malas menjelaskan hal ini, dia memilih menutup matanya dan pura-pura tidur.


    ……


40 menit kemudian, mobil berhenti di kawasan vila Guanlan.


Setelah mobil berhenti, Lanxi membuka matanya. Tanpa melihat Lu Yanting, dia langsung turun dari mobil.


Vila Guanlan adalah kawasan vila baru yang dibangun dua tahun lalu di Kota Jiang. Pengembangya adalah salah satu perusahaan properti milik PT.Zonghaim.


Lingkungan di sini sangat baik, harga tanahnya sangat mahal. Orang biasa tidak akan mampu membelinya.


Lanxi mengikuti Lu Yanting masuk ke dalam vila. Design utama vila ini berwarna abu-abu, seperti yang biasa disebut orang sebagai warna monokrom


Dia tiba-tiba teringat dengan Lu Yanting saat di ranjang, dan tertawa mencemooh.


Design ini sangat tidak cocok dengannya.


Lanxi melepaskan sepatu hak tingginya dan naik ke atas ranjang dengan stocking.


Lu Yanting melihat kakinya, dan bersiap untuk mendekat dan menarik kakinya.


Lanxi menghindar.


“Kamu marah?”Lu Yanting bertanya padanya.


“Mana berani.” “Di mana toilet, aku harus mandi dulu sebelum melakukannya.”


Lanxi berbalik dan pergi. Lu Yanting langsung menarik pergelangan tangannya dan membuat dia berbalik.


“Aku tidak suka dengan emak-emak galak, tidak suka dengan sikap gilamu hari ini.”


“Sikap gila.”Kalimat ini langsung menusuk relung hati Lanxi.


Dia menghempaskan Lu Yanting. “Jiak aku tetap bersikap gila, kamu bisa apa?”


Sejak pertama bertemu, Lanxi selalu bersikap nakal dan manja di depannya. Pria itu selalu akan ketawa saat bicara dengannya.


Tapi setelah keluar dari rumah keluarga Lan, dia seakan berubah 180 derajat.


“Aku adalah pria, kalau bukan aku, siapa yang akan peduli padamu?”


    “……”


Saat ini Lanxi masih bisa berpikir logis, dia menarik nafas panjang dan berusaha mengendalikan emosinya.


“Bos Lu, maaf.”Dia meminta maaf pada Lu Yanting. “Aku tadi terlalu emosi, kamu jangan marah.”


Dia kemudian berjinjit dan memeluk leher pria itu, kemudian mencium dagunya.


Dia sedang mengambil hati pria itu.


Lu Yanting terus menatapnya, tanpa menunggu Lanxi melepaskannya, pria itu langsung mengangkat bokong wanita itu dan membawanya ke ruangan pakaian di lantai 1.


Ada sebuah kaca yang sangat besar di sana. Begitu masuk, Lanxi sudah dapat melihatnya.


Lu Yanting berhenti di depan kaca, dan membalikkan tubuh Lanxi,


Lanxi melihat dari dalam kaca gairah pria itu. Dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi selanjutya.


Mereka sudah pernah melakukannya dan hanya berganti gaya, tidak perlu manja.


Saat Lanxi berpikir, Lu Yanting sudah merobek stockingnya.


Tangannya memegang pahanya kemudian naik ke atas.


Lanxi sudah hampir telanjang, tangannya ditempatkan di atas kepalanya, dia bersandar pada kaca. Dia menutup matanya dan menikmatinya.


Pria dibelakangnya tidak berhenti menempel padanya dan menggigit telinganya. “Apa kamu masih akan ribut?”


Lanxi tidak bisa menjawab, dia sangat menikmatinya sampai akan menangis.


Dia membuka matanya dan melihat pemandangan di dalam kaca, suhu tubuhnya semakin tinggi.


    …………


Lutut Lanxi lemas setelah selesai melakukannya, dia langsung berlutut di depan cermin.


Lu Yanting mengambil tissue dan membasuh tubuhnya, kemudian membantu Lanxi berdiri.


Lanxi tidak bisa berdiri tegak, saat berdiri kakinya bergetar dan hampir jatuh.


Lu Yanting merangkul pinggangnya dan seakan tertawa: “Begitu saja sudah tidak sanggup? Kupikir kamu masih kuat.”


“Tentu saja tidak sekuat Bos Lu.”Lanxi tersenyum. “Kekuatan tubuhmu sangat hebat, ini pasti karena sudah berpengalaman dengan banyak wanita.”


“Kenapa, kamu cemburu?”Lu Yanting menyentuh dagunya.


    **


Lanxi digendong oleh Lu Yanting keluar dari ruangan pakaian.


Dia tidak langsung membawanya naik, tapi pergi ke sofa untuk mengambil tas Lanxi, kemudian baru naik ke atas.


Saat naik ke atas, telepon genggam Lanxi berbunyi.


Lanxi mengeluarkan telepon genggamnya dan melihat layar teleponnya dengan dingin.


Dia langsung mematikannya dan memasukkan nomor tersebut ke dalam daftar hitam.


Lu Yanting melihat semuanya.


Saat ini, mereka sudah sampai di dalam kamar.


Dia meletakkan Lanxi di atas ranjang. Lu Yanting menyipitkan mata dan bertanya padanya: “Siapa yang menelepon?”


Tubuh Lanxi menjadi kaku dan dengan cepat menjawab: “Telepon gangguan.”


“Heh.”Dia mengeluarkan suara tertawa.


Setelah itu dia menekan tubuhnya pada Lanxi perlahan.


“Kenapa telepon itu membuatmu grogi?”


    “……”Lanxi diam


“Karena sudah bersusah payah untuk dapat menikah denganku, maka kamu harus mempunyai insting seorang istri.”Lu Yanting memperingatinya: “Aku tidak mau kamu terus berhubungan dengan pria lain, mengerti?”

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu