Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 36 Argumen (2)

Bab 36 Argumen (2)

Dalam perjalanan kembali, Lu Yanting dan Lanxi berbicara tentang psikiater.

Lu Yanting: "Apakah kamu pernah melihat seorang psikiater sebelumnya?"

Lanxi: Ya, ada apa?

Lu Yanting: "Kapan itu?"

Lanxi: Oh, itu sudah lebih dari tiga tahun yang lalu.

Lan Zhongzhi membawanya ke psikiater setelah putus dengan Shen Wenzhi.

Namun, diagnosis sudah dibuat sejak lama.

"Sudahkah kamu mempertimbangkan perawatan?" Setelah sekian lama, Lu Yanting mengajukan pertanyaan ini.

Suaranya berat dan serius. Setelah bertanya, Lu Yanting menatap Lanxi, menunggu jawabannya.

Menurut pengamatannya sebelumnya pada Lanxi, dia tampaknya sangat sensitif terhadap kenyataan kalau orang lain mengatakan dia sakit, dan begitu dia menyebutkannya, dia akan sangat emosional.

Jadi sebelum dia mengatakan itu, dia harus siap mental.

Namun, respons yang diharapkan tidak terjadi.

Dia tertawa. Dia tertawa licik malah.

"Kenapa, jangan sampai aku kambuh dan membunuhmu?"

Lu Yanting: "Luangkan waktu untuk mengunjungi dokter."

Tiba-tiba, Lanxi mengangkat kakinya dan menendang AC mobil di depannya.

Lu Yanting tahu bahwa reaksinya telah muncul.

"Saya tidak sedang berdiskusi dengan kamu." Dia menekankan nada bicaranya.

Lanxi mencibir, tetapi tidak menanggapi kata-katanya.

Oh, satu persatu orang, mereka semuanya berpikir dia sakit.

Lanxi melihat di sampingnya, melihat kotak rokok dan korek api yang diletakkan Lu Yanting di dalam mobil.

Dia mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya di mulutnya, menyipitkan matanya dan mengisap dengan keras.

Jendela tidak dibuka dan mobil langsung bau asap rokok.

Lu Yanting menekan tombol jendela mobil dan tapi tidak menyuruhnya berhenti merokok.

Melewati persimpangan, Lu Yanting meliriknya dengan miring dan melanjutkan: "Pikirkan lagi, demi kesehatan tubuhmu juga."

"Dasar, kalian satu persatu sama saja mengatakan itu untuk kebaikanku sendiri, tetapi sebenarnya itu untuk memuaskan hasrat egoisme kalian sendiri." Lanxi sambil memegang rokok dan meremehkan ucapannya.

"Aku bisa memberimu waktu untuk memikirkannya." Lu Yanting tidak memaksanya.

Pemaksaan tidak akan menghasilkan yang baik, dia juga tahu.

* *

Ketika mereka kembali ke Vila, mereka menghabiskan banyak waktu bersama.

Keesokan harinya, Lanxi bangun dan langsung pergi bekerja.

Setelah dua hari ijin tidak masuk kerja, dia jadi malas kemana-mana.

Dia mengenakan pakaian kerja yang biasa dan make-up sebelum keluar dari kamar.

Ketika turun, Lanxi kebetulan bertemu Lu Yanting. Dia mau pergi bekerja juga.

"Naik mobilku saja." Lu Yanting melirik Lanxi dan memintanya.

Lanxi juga tidak manja dan tidak menolaknya.

Dia pergi ke lemari sepatu dan mengganti sepatu hak tingginya. Lu Yanting melingkarkan lengannya di lehernya Lanxi dan mencium lehernya.

"Kalau begitu aku harus berterima kasih pada Bos Lu dulu nih."

Ketika Lanxi berniat untuk melangkah pergi, dia menahan pinggangnya.

"Apakah kamu tahu seorang lelaki di pagi hari itu jangan digoda?" Lu Yanting mendekat ke telinganya, dan suaranya terdengar ganas. "Aku tidak meyentuhmu semalam. Apakah membuatmu jadi gatal sekarang?"

"Oh, kontrol diri anda sangat buruk." Lanxi tertawa dan mengejeknya. "Atau haruskah aku senang bahwa tubuhku selalu memiliki daya tarik yang besar untuk Bos Lu?"

Lu Yanting: "………………."

Lanxi menatap jam di dinding . "Bos Lu, saya sudah mau terlambat kerja."

"Ayo pergi." Lu Yanting akhirnya melepaskannya.

..........

Lanxi keluar dari mobil Lu Yanting dan tiba di perusahaan bersama Lu Yanting, gossip langsung menyebar dengan sangat cepat.

Ketika Lanxi pergi ke ruang teh untuk menuangkan kopi, dia kebetulan mendengar seseorang membicarakannya.

"Apakah kamu ada mendengar tentang itu? Di pagi hari tadi, Lanxi datang dengan Bos Lu.”

"Ya, dia benar-benar wanita penggoda."

"Aku masih belum bisa mengetahuinya. Kapan Bos Lu suka sama yang ini? Kudengar mantan pacarnya tidak seperti itu?”

"Apakah kamu kenal pacar Bos Lu sebelumnya?"

"Ya, itu yang datang ke perusahaan untuk mencari Presdir beberapa waktu yang lalu. Apakah kamu tidak ingat?"

Ya, yang datang menemui Lu Yanting pada waktu itu.

Bukankah itu orang yang datang untuk membicarakan sesuatu? Ternyata itu mantan pacarnya.

Tidak heran ketika dia datang ke kantor, dia tampak seperti nyonya rumah.

Sementara Lanxi menghela nafas, Linda datang ke ruang teh.

Linda selalu membenci orang yang gosip di kantor ini. Nasib buruk bagi mereka karena Linda menangkap basah mereka.

"Apa kalian lupa semua yang aku katakan sebelumnya?" Linda mengambil beberapa langkah di dalam. "Siapa pun yang suka bergosip, kemasi barang-barangnya dan pergi dari sini. Perusahaan tidak suka kalian bergosip tentang hal apapun itu!"

Setelah mendengar suara Linda, mereka langsung bubar.

Lanxi menyaksikan mereka melarikan diri seperti orang gila, dan tidak bisa menahan tawa.

Astaga, Linda benar-benar kesal.

Setelah memarahi kelompok itu, Linda menoleh ke Lanxi dan berkata, "Ikut aku ke ruang konferensi kecil."

Lanxi tersenyum dan mengikuti Linda ke ruang konferensi.

Begitu dia menutup pintu dan duduk, Linda bertanya, "Apa hubungan Anda dan Bos Lu sebenarnya? Apakah Anda bersamanya sekarang?"

Linda akhirnya memberikan tebakannya.

Dini hari itu, Lu Yanting memanggilnya untuk meminta cuti bagi Lanxi, yang membuktikan bahwa mereka telah menghabiskan malam bersama malam sebelumnya.

"Betul." Kali ini, Lanxi tidak menyangkalnya.

Linda: "Kapan itu terjadi?"

Lanxi: "Sepertinya sudah lebih dari sepuluh hari yang lalu ."

"Kamu benar-benar hebat." Linda menatapnya kaget.

Jika mau menghitungnya, Lanxi mulai kerja di Zonghaim kurang dari dua puluh hari yang lalu.

Sebelumnya, dia juga banyak melihat wanita yang datang melamar kerja dengan harapan menggoda Lu Yanting. mereka semuanya sudah dipecat.

Lu Yanting tidak pernah mentolerir hal seperti itu.

Tetapi kali ini, dia telah bertahan begitu lama, dan tampaknya serius dengan Lanxi?

Ini tindakan yang membuat orang menahan napas.

Dihadapkan dengan pujian Linda, Lanxi tersenyum tipis. "Kakak Linda terlalu berlebihan memujiku."

Linda terus memutar matanya: "…………...."

"Sudahlah, aku tidak bisa menangani urusan pribadimu dengan Bos Lu, tetapi tolong memperhatikan sedikit dan jangan terlalu intim di kantor."

Linda sangat menyukai Lanxi. Apakah itu kemampuan kerja atau kemampuan akademis, Lanxi adalah yang terbaik di seluruh departemen.

……

Adapun aspek emosional, itu masalah pribadi. Dia tidak ikut campur.

Selain itu, Lu Yanting tidak mengatakan apa-apa, dan dia bahkan kurang memenuhi syarat untuk berbicara.

"Yah,Baik. Terima kasih, Kakak Linda." Lanxi tersenyum pada Linda.

* *

Minggu berlalu dengan cepat.

Tentu saja, gosip kantor terus berlanjut, tetapi hanya kata-kata itulah yang berulang-ulang.

Katakan bahwa Lanxi menggoda Lu Yanting, bahwa Lu Yanting itu buta, dan sebagainya.

Lanxi telah terbiasa dengan ucapan semacam ini. Sebelumnya, orang-orang di luar itu memarahinya, tetapi itu jauh lebih buruk daripada gosip dan sindiran orang kantor.

..................

Pada akhir pekan, Lanxi menerima telepon dari Jiang Sisi dan pergi berbelanja dan makan bersamanya.

Jiang Sisi mengatakan dia mendapat dua kursi VIP untuk konser dan memintanya untuk pergi bersamanya Selasa depan.

Lanxi melihatnya. Di Theatre Bao Li, itu harus sangat tinggi kelasnya.

Dia sendiri memiliki minat yang kuat dalam musik dan seni, dan telah belajar piano selama lebih dari sepuluh tahun.

Lanxi dengan sangat cepat menyetujuinya.

Keduanya sepakat bertemu di gerbang Theatre Bao Li pada Selasa malam.

* *

Hari Selasa yang ditunggu akhirnya tiba.

Hari ini adalah penampilan perdana Gu Jingwen sejak kembali ke tanah air. Sebagai teman, Zhou Jinyan dan Cheng Yi juga datang.

Tidak hanya itu, mereka juga mengirim beberapa keranjang bunga dan meletakkannya di belakang panggung.

Gu Jingwen yang telah berdandan dan merasa terharu melihat keranjang bunga yang mereka kirim.

"Jangan terlalu sungkan kalian berdua itu. Aku sudah senang kalian bisa datang."

"Ya, ini adalah untuk mendukung penampilan perdanamu di tanah air." Zhou Jinyan menjawab dengan senyum.

Cheng Yi berdiri dan melihat sejenak, lalu bertanya pada Gu Jingwen,

"Bagaimana dengan Lu Yanting? Belum datang juga?"

"Yah ... Mungkin dia masih sibuk." Ketika mengungkit nama Lu Yanting, wajah Gu Jingwen terlihat sedikit cemas.

Bahkan, dia panik, takut bahwa Lu Yanting lupa, atau tidak bisa datang ...

Cheng Yi mengeluarkan ponselnya. "Aku akan meneleponnya dan bertanya padanya."

"Tidak perlu telepon.kita tunggu sebentar lagi." Gu Jingwen menghentikan Cheng Yi.

"Yah, saya akan telepon lagi nanti." Cheng Yi tidak jadi menelepon.

……….....

Pintu masuk ke teater.

Setelah bekerja, Lanxi datang ke sini untuk bertemu Jiang Sisi.

Mungkin untuk mencocokkan suasana konser, Jiang Sisi berpakaian sangat cantik hari ini. Ketika Lanxi melihatnya, dia terkejut.

"Kamu kena virus apa?" Lanxi memandangi gaun kerah putih terusan yang dikenakannya dan tampak jijik.

"Tidakkah menurutmu itu lembut?" Jiang Sisi menarik roknya. "Aku baru-baru ini tertarik dengan pria yang lebih muda dariku. Dia menyukai gaya pakaian seperti ini."

Lanxi: "…………….."

Konser sudah dimulai.

Lanxi dan Jiang Sisi naik tangga bersama. Begitu mereka sedang langkah, Jiang Sisi tiba-tiba menarik lengannya.

"Gawat, menurutmu siapa itu?" Jiang Sisi mengangkat tangannya dan menunjuk ke pintu masuk yang jauh.

Lanxi mendongak dan melihat pria yang baru saja turun dari mobil dengan bunga. Siapa lagi kalau bukan Lu Yanting?

"Apakah dia datang ke konser juga?" Jiang Sisi menyentuh dagunya. "Aku tidak bisa melihatdia memiliki hobi ini juga."

"Yah, gimana , apakah kamu ingin kesana dan menyapanya?" Jiang Sisi mencolek Lanxi.

"Tidak." Lanxi menggelengkan kepalanya, dia tidak tertarik untuk menyapanya.

Baru-baru ini, dia dan Lu Yanting sedang perang dingin, terutama karena Lu Yanting ingin membawanya ke psikiater.

Setiap kali dia menyebutkan topik ini, dia akan menolak.

Setiap kali dia menolak, Lu Yanting selalu naik ke tempat tidurnya dan bergumul dengannya. Selama periode ini, keduanya berada dalam kondisi seperti itu.

Jadi, Lanxi tidak akan mengambil inisiatif untuk menyapanya.

"Punya masalah dan bertengkar?" Jiang Sisi menemukan sesuatu yang salah dan tertawa serta bercanda, "Oh, ah, pasangan kecil yang bertengkar, setiap kali beragumen akan damai di tempat tidur .Kalau saya sih,main beberapa kali akan damai dengan sendirinya!"

Lanxi melotot dan menatapnya dengan jijik. "Aku bukan kamu. Kalau saya sih,main satu kali sih tidak cukup."

"Oh, kalau begitu, dua hari ini jarang main?"

Jiang Sisi seperti seorang detektif. Ketika Lanxi mengatakan sepatah kata, dia langsung menemukan banyak petunjuk.

Ketika Lanxi memalingkan wajahnya, Lu Yanting telah datang dan masuk ke teater dengan bunga di tangannya.

Jadi dia juga mengajak Jiang Sisi masuk ke dalam.

Namun, fokus Jiang Sisi masih pada hal terakhir: "Hei, serius, kakak, bagaimana dengan anunya Lu Yanting?"

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu