Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 105 Terasuki 2

Selesai mengoleskan obat, di dalam tubuhnya bagai ada api yang sedang membakar, menyebar ke setiap sel tubuhnya.

Sangat gerah. Lu Yanting merasa dirinya tidak boleh tinggal lama di kamar Lanxi, jadi dia pun keluar.

Dia sudah keluar, Lanxi tidak perlu berakting lagi.

Menyimpan senyuman di sudut mulut, meraba-raba muka yang agak kaku karena senyum.

Kemudian, dia berbaring di atas ranjang, menatap langit-langit dan termenung.

Seluruh benaknya penuh dengan gambaran masa lalu ketika bersama dengan Shen Wenzhi.

Jelas-jelas sudah tidak ada jalan keluar, tetapi dia masih mengkhayal hal-hal yang tidak realistis ini.

Bahkan dia sendiri juga merasa bahwa dirinya sendiri cukup konyol.

Lanxi mengangkat tangan dan menatap jari-jarinya. Seketika ingin bermain piano.

Dia ingat, sebelumnya Bai Wanyan pernah mengatakan, tangannya ini dilahirkan untuk bermain piano.

Sebelumnya Lanxi juga berpikir kedepannya ingin bermain piano, tetapi kemudian Bai Wanyan meninggal, dia pun tidak mempunyai motivasi untuk bermain piano lagi.

Sesuka apa pun tidak bisa melanjutkannya lagi.

Masa kuliah ketika berpacaran dengan Shen Wenzhi, itu adalah terakhir kalinya dia menyentuh piano.

Setelah itu pun tidak pernah menyentuh piano lagi.

**

Shen Wenzhi minum sedikit bir di malam harinya, pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.

Melihatnya seperti ini, Tang Manshu amat khawatir.

Meskipun mereka telah berkonflik selama beberapa hari terakhir, tapi di dalam hatinya tetap mencintai Shen Wenzhi, bagaimana mungkin dia tega melihat Shen Wenzhi seperti ini.

Tang Manshu membantu Shen Wenzhi untuk naik ke lantai atas. Baru saja memasuki kamar, Shen Wenzhi tiba-tiba memeluknya.

Tang Manshu agak terkejut.

Namun, apa yang dikatakan Shen Wenzhi selanjutnya, bagai sebaskom air dingin yang menyiraminya dari kepala.

"Lanxi... ... Aku mencintai kamu, jangan tinggalkan aku... ..."

Heh, Lanxi lagi Lanxi lagi.

Dia benar-benar tidak bisa hilang dari kehidupannya.

Shen Wenzhi sambil menyebut nama Lanxi sambil mengeluarkan ponsel, mencoba untuk menelepon Lanxi.

Mungkinkah Tang Manshu membiarkannya menelepon Lanxi? Dia langsung merebut ponsel itu.

Alhasil, dia melihat nama Lanxi di log panggilan.

Panggilan dua jam yang lalu, panggilan itu berlangsung lima menit.

Melihat ini, Tang Manshu menggertakkan giginya.

Dia sudah menikah dengan Lu Yanting, apakah masih belum puas?

Nekat menghancurkan hubungannya dan Shen Wenzhi -- Lanxi, wanita ini, sungguh tidak tahu malu.

Tang Manshu berpikir-pikir, matanya memerah. Dia tahu betul bahwa tidak ada gunanya walau dirinya pergi mencari Lanxi.

Jadi, dia memutuskan untuk pergi mencari Lu Yanting--

Lu Yanting, pastinya tidak akan mentolerir hal-hal seperti itu terjadi.

Ada Lu Yanting yang mengawasi Lanxi, Lanxi pastinya tidak akan memiliki kesempatan untuk menghubungi Shen Wenzhi lagi!

**

Malam hari, Lu Yanting duduk di balkon kamar, tidak ada rasa kantuk.

Malam sudah larut, dia menerima panggilan dari Cheng Yi.

Selama waktu ini, ia menghabiskan hampir seluruh waktu luangnya dengan Lanxi, lebih jarang menghubungi Cheng Yi dan Zhou Jinyan daripada sebelumnya.

Cheng Yi tiba-tiba menelepon kemari, mungkin ada hal mendesak.

Lu Yanting menjawab telepon: "Ada apa?"

Cheng Yi: "Terjadi sesuatu pada Zhou Jinyan."

Mendengar kata-kata itu, Lu Yanting langsung berdiri: "Apa yang terjadi padanya?

Cheng Yi: "Dia gila. Dia kebanyakan minum, pergi memukul suami Liao Xuan. Orang itu dipukulnya hingga masuk ruang gawat darurat. Suami Liao Xuan adalah orang dari pusat penelitian ilmiah. Sekarang Zhou Jinyan sudah dibawa pergi!"

Lu Yanting: "... ..."

Benar-benar cari mati.

Cheng Yi: "Kak Ting, pikirkan apakah ada cara untuk membantunya keluar."

Lu Yanting: "Oke. Aku sudah tahu."

Zhou Jinyan adalah sahabatnya, dia tidak mungkin membiarkan Zhou Jinyan masuk penjara.

Jika ingin menyelesaikan masalah ini, hal pertama adalah harus mencari suami Liao Xuan.

Lu Yanting sedang memikirkan hal ini, Cheng Yi berkata lagi: "Aku pikir dia benar-benar serius kali ini. Akhir-akhir ini, dia terus menyibukkan masalah wanita itu. Kencan buta yang direncanakan Paman Zhou untuknya, dia pun tidak pergi. Baguslah sekarang, begitu ribut, jika Paman Zhou mengetahuinya, pastinya bakal sangat marah!"

Kondisi kesehatan Ayah Zhou Jinyan tidak begitu baik, tak kuat menahan tekanan.

Selain itu, keluarga Zhou selalu sangat ketat. Keluarga tradisional yang tidak bisa lebih tradisional lagi.

Jadi, Zhou Jinyan menyukai Liao Xuan, pastinya tidak akan diterima oleh keluarganya.

Memikirkan ini, raut muka Lu Yanting muram, memerintahkan Cheng Yi: "Blokir informasinya, jangan sampai tersebar ke telinga Paman Zhou."

Cheng Yi: "Aku tahu, aku hanya berdiskusi denganmu, kali ini Jinyan benar-benar terasuki, seperti kamu."

Mendengar perkataan Cheng Yi, kening Lu Yanting berkedut: "Apanya sama seperti aku?"

Cheng Yi: "Bukannya kamu juga terasuki? Oleh Lanxi."

Terasuki.

Lu Yanting mengulangi kata itu tanpa bersuara, merenungkan apa yang terjadi sejak dia bertemu dengan Lanxi.

Memang iya, dia benar-benar terasuki.

Apa yang dikatakan Cheng Yi cukup benar.

Setelah mengobrol sebentar dengan Cheng Yi, Lu Yanting mematikan telepon, kepala bagian depan terasa sakit.

………

Ketika Lu Yanting bangun keesokan harinya, sudah tidak ditemukan sosok Lanxi.

Dia berjalan ke pintu kamarnya dan membuka pintu untuk melihat. Dalamnya bersih, tidak ada bayangan orang.

Lanxi seharusnya pergi sangat awal.

Heh, begitu tidak sabar untuk menghindari dirinya kah?

**

Pukul 10.00, Lu Yanting bekerja di dalam perusahaan, tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

"Masuk." Lu Yanting tidak mengangkat kepalanya.

Selanjutnya, pintu terbuka, kemudian terdengar suara Pan Yang: "direktur Lu, nona Tang mencarimu ada masalah, tentang Lanxi."

Mendengar itu, Lu Yanting meletakkan pulpen di tangan.