Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (2)

Lu Yanting berpikir kembali bagaimana dia memperlakukan Lanxi, benar-benar kelewatan.

Tetapi, waktu itu Lu Yanting benar-benar tidak bisa mengontrol diri tadi.

Duduk di atas sofa, Lu Yanting mulai memijat dahinya.

**

Setelah kembali ke dalam kamar, Lanxi pun langsung mandi.

Lanxi melemparkan semua baju yang dia lepaskan ke samping, dia sudah bermaksud mau membuang baju-baju itu lagi.

Waktu mandi, Lanxi menundukkan kepalanya dan menatap ke bekas-bekas di tubuhnya.

Lanxi bisa memastikan, kalau dia pergi ke kantor polisi dan berkata dirinya diperkosa, polisi pasti akan percaya.

Lu Yanting tadi... benar-benar sangat kasar.

Mungkin dia benar-benar sangat marah tadi, tetapi Lanxi tidak mengerti mengapa dia marah, padahal dia yang bermesraan bersama Gu Jingwen dulu.

Kalau mereka berdua masih saling mencintai, mengapa tidak mau menggunakan kesempatan ini untuk baikan saja?

Lanxi sudah mau mengundurkan diri, mengapa Lu Yanting masih tidak puas?

Setelah mandi 20 menitan, Lanxi pun mulai menggosok giginya.

Berpikir tentang masalah tadi, Lanxi tetap merasa jijik waktu menggosok gigi.

Setelah keluar dari kamar mandi, Lanxi baru teringat, Lu Yanting tidak menggunakan kondom tadi.

Berpikir sampai sini, Lanxi langsung menarik lemari di samping dan mengeluarkan 2 obat KB sebelum menelannya.

Sebenarnya obat ini hanya perlu makan satu, tetapi setiap kali Lanxi akan makan 2, karena dia takut tidak cukup aman.

Sekarang banyak orang berkata efek samping makan pil KB sangat besar, tetapi daripada aborsi, Lanxi memilih untuk menerima efek samping itu.

Setelah makan obat, Lanxi pun duduk di atas tempat tidur.

Di luar masih sedang hujan, mendengar suara hujan, Lanxi merasa agak frustrasi.

Dia berjalan ke sisi jendela dan menatap ke pemandangan di luar jendela sambil melamun.

Tidak tahu setelah berapa lama, lengan Lanxi tiba-tiba terasa sangat gatal, gatal yang sangat parah.

Setelah menggaruk beberapa kali, bercak merah dan benjolan langsung muncul di lengan Lanxi, selanjutnya leher Lanxi juga........

Lanxi merasa sangat terkejut, ini adalah pertama kalinya dia mengalami kondisi seperti ini.

Lanxi tidak tahu apa penyebab masalah ini.

Lanxi berpikir dia tidak boleh hanya duduk dan menunggu mati.

Berpikir sampai sini, Lanxi memakai jaket panjang dan turun ke lantai bawah dengan sandalnya.

Lanxi tidak menyangka Lu Yanting masih duduk di lantai bawah.

Mendengar suara langkah kaki, Lu Yanting menoleh ke arah tangga secara refleks, sehingga dia pun melihat Lanxi turun dari lantai atas dengan jaket.

Ekspresi Lu Yanting yang baru saja melega pun tenggelam lagi : "Kamu mau apa?"

Lanxi menjilat bibirnya, tidak bermaksud mau memberi tahu kondisinya kepada Lu Yanting.

"Aku mau keluar beli sedikit makanan" Lanxi sembarang mencari alasan.

Berkata sampai sini, tubuh Lanxi pun mulai gatal lagi.

Lanxi menggaruk lehernya dengan kuat dan Lu Yanting kebetulan melihat gerakannya.

Alis Lu Yanting mengerut, dia merasa ada sesuatu yang salah dengan Lanxi.

Sambil menatap ke wajah Lanxi, Lu Yanting berdiri dan berjalan ke depannya.

Karena kejadian tadi membuat Lanxi merasa sedikit trauma, Jadi, pada saat Lu Yanting menghampirinya, Lanxi langsung mundur satu langkah ke belakang secara refleks.

Tetapi hal itu tidak berguna, Lu Yanting langsung menahan baju Lanxi dan membuat dia tidak bisa bergerak.

Selanjutnya, Lu Yanting melepaskan jaket yang dikenakan Lanxi.

Setelah itu, Lu Yanting pun melihat berkas merah dan benjolan yang berada di leher Lanxi.

Bahkan di lehernya masih memiliki bekas garukan, seharusnya disebabkan oleh garukan Lanxi tadi.

Berkas merah itu sangat banyak dan merah.

Ekspresi Lu Yanting langsung menjadi semakin gelap, dia melepaskan Lanxi dan berjalan ke rak sepatu sebelum mulai mengganti sepatu, kemudian dia mengambil kunci mobil

..........

Akhirnya, Lu Yanting yang mengantar Lanxi ke rumah sakit.

Mereka mengantri di bidang spesialis kulit, antriannya tidak panjang.

Setelah pemeriksaan, dokter pun mulai mengomel dan memarahi Lanxi.

"Kamu mengalami alergi obat KB, jangan sembarang makan lagi" Dokter mengatakan kesimpulan pemeriksaan.

Waktu dokter dan Lanxi sedang berbicara, Lu Yanting sedang duduk di sampingnya, mendengar dokter berkata 'obat KB' tinju Lu Yanting pun mengerat secara refleks.

Lanxi makan obat lagi, haha.

Dia benar-benar tidak ingin mengandung anak Lu Yanting, setiap kali dia melakukan pencegahan lengkap.

Lanxi tidak menyangka dirinya bisa alergi dengan obat KB, dulu dia sudah pernah makan beberapa kali dan hasilnya baik-baik saja.

Akhirnya, Lanxi memastikan dengan dokter lagi : "Apakash pasti karena obat? Dulu saya pernah makan juga, hasilnya baik-baik saja"

"Alergi terhadap obat itu tidak tentu" Dokter memberikan sebuah contoh, "Ada banyak orang waktu mulai makan tidak alergi, tetapi setelah makan jumlah tertentu, mereka akan mengalami alergi, sebelumnya saya juga pernah bertemu dengan pasien yang memiliki kondisi yang sama dengan kamu"

Lanxi : ".......apakah nanti tidak bisa makan obat itu lagi?"

Yang paling Lanxi pedulikan adalah ini.

Kalau nanti Lu Yanting tidak mau melakukan pencegahan, sementara Lanxi tidak bisa makan obat lagi, kalau misalnya hamil, apakah Lanxi harus pergi aborsi?

Meskipun Lanxi tidak begitu peduli dengan kesehatannya, dia juga tidak pernah berpikir mau menghancurkan tubuhnya dengan cara seperti ini.

Mendengar pertanyaan Lanxi, ekspresi dokter menjadi semakin jelek : "Makan apa lagi, sudah alergi masih mau makan! Kalau kalian tidak ingin memiliki anak, biarkan bagian pria saja yang melakukan pencegahan saja, atau kamu makan obat KB yang jangka panjang!"

".....oh, apakah obat KB jangka panjang tidak akan menyebabkan alergi?" Lanxi bertanya.

Dokter menggelengkan kepalanya, "Tidak tentu, berdasarkan kondisi kamu sekarang saya menyarankan kalian menggunakan kondom saja, jangan makan obat lagi"

Lanxi : "..........."

Masalah menggunakan kondom bukan merupakan keputusan yang bisa dilakukan oleh Lanxi.

Ekspresi Lu Yanting benar-benar sangat jelek, kalau bukan karena sedang berada di rumah sakit, dia sudah mau meledak.

Setelah memarahi Lanxi, dokter pun memberikan resep obat kepada Lanxi.

Waktu menulis resep, dokter bahkan tidak lupa memarahi Lu Yanting: "Kamu juga, harus tahu menyayangi pacar sendiri, mengapa kamu membiarkan dia makan obat seperti itu terus?"

Lu Yanting : "........."

Dia tidak menyayangi Lanxi?

Haha, Lanxi tidak pernah ingin memiliki kasih sayang Lu Yanting.

Masalah makan obat seperti ini juga bukan terjadi untuk pertama kali.

Lu Yanting berusaha menahan dan tidak membantah dokter.

Setelah keluar dari ruang dokter, Lanxi pun turun ke bawah mengambil obat.

Di seluruh proses, Lu Yanting tidak berkata apa pun, tetapi Lanxi bisa merasakan kemarahan Lu Yanting yang berat.

Api kemarahan menyala di seluruh tubuhnya.

Lanxi tidak tahu hujan badai seperti apa yang sedang menunggu dia selanjutnya.

Lanxi berbaris selama belasan menit untuk mengambil obat.

Setelah keluar dari rumah sakit, Lu Yanting tetap tidak berbicara.

Sampai sudah masuk ke dalam mobil, Lu Yanting baru berkata.

Dia menekan dagu Lanxi dan bertanya dengan nada suara dingin : "Kenapa makan obat?"

Lanxi : "............."

Di dalam kesan Lanxi, Lu Yanting sudah pernah bertanya pertanyaan ini dan Lanxi sudah pernah menjawabnya.

Lanxi tidak ingin mengulangi kata-katanya.

Tetapi, Lu Yanting juga tidak menyusahkan Lanxi, dia melepas pegangannya setelah melihat Lanxi tidak menjawab.

Di sepanjang jalan, mereka pun tidak berbicara lagi, suasana di dalam mobil membuat orang merasa sangat tertekan sampai sesak.

Lanxi menoleh ke luar jendela, hujan masih belum berhenti, bahkan semakin deras.

Menatap ke bintik hujan yang berada di jendela, Lanxi merasa agak kecapekan.

Untungnya jarak rumah sakit dengan rumah Lu Yanting tidak jauh, mereka tiba di rumah setelah perjalanan bealsan menit.

Setelah sampai rumah, Lanxi langsung membawa obat naik ke lantai atas.

Untuk sekarang, Lanxi sama sekali tidak ingin bersama dengan Lu Yanting.

Tetapi Lu Yanting sama sekali tidak memberi Lanxi kesempatan untuk melarikan diri, setelah beberapa menit, Lu Yanting langsung mengikuti Lanxi naik ke lantai atas.

Lanxi sama sekali tidak tahu harus bagaimana komunikasi dengan Lu Yanting, setelah Lu Yanting naik ke lantai atas, Lanxi hanya menoleh ke dia dan tidak berkata apa pun lagi.

Hubungan mereka.... tiba-tiba menjadi sangat tegang.

Padahal tadi pagi mereka masih baik-baik saja, satu hari belum lewat hubungan mereka sudah menjadi begitu.

Lu Yanting tidak berkata apa pun, hanya terus menatap ke Lanxi.

Setelah menatap lama, dia pun keluar dari kamar.

Suara menutup pintu kamar sangat kuat, karena terlalu tiba-tiba, Lanxi pun terkejut.

Menatap ke pintu kamar yang tertutup rapat, Lanxi mengeratkan tinjunya secara refleks.

Sikap lembut dan kasih sayang Lu Yanting seperti sebuah mimpi.

Dan sekarang, sudah saatnya bangun dari mimpi.

**

Lu Yanting kembali ke kamar mengganti baju kemudian pergi ke kantor.

Lu Yanting tiba pada saat menjelang pulang jam kerja, melihat kedatangan Lu Yanting , Pan Yang melamun sejenak.

"Direktur Lu?"

Bukannya dia berkata tidak mau datang ke kantor hari ini karena tidak enak badan?

Lu Yanting menatap ke Pan Yang : "Kamu ikuti aku ke kantor"

Pan Yang mengangguk dan segera mengikuti di belakang Lu Yanting .

Setelah masuk ke dalam ruangan, Lu Yanting berkata : "Dalam waktu tiga hari, mencari seorang yang berprofesional di bidang manajemen untuk mengerjakan pekerjaan Lanxi"

Pan Yang : "........."

Lanxi bukannya barusan menjadi presiden, mengapa sekarang tidak mau kerja lagi?

Pan Yang merasa agak bingung.

Melihat ekspresi Pan Yang yang ragu, Lu Yanting bertanya : "Ada masalah?"

Nada suaranya agak marah.

Setelah mengikuti di sisi Lu Yanting begitu banyak tahun, Pan Yang tentu saja bisa menyadari suasana hati Lu Yanting tidak bagus.

Sementara dia juga langsung membahas tentang masalah Lanxi ketika dia baru saja tiba di kantor.... jangan-jangan mereka bertengkar lagi?

Lu Yanting akan bersikap seperti itu setiap kali bertengkar dengan Lanxi.

Setelah pengalaman dulu, Pan Yang berpikir lebih baik jangan menantang dia.

"Tidak, temanku kebetulan sedang mencari kerja, nanti saya pergi menanyai dia" Pan Yang mengangguk.

Kemudian Pan Yang bertanya lagi: "Apakah masih ada masalah lain?"

Lu Yanting : "Tidak ada lagi"

Pan Yang : "Baik, kalau begitu saya pergi menghubungi dia"

Setelah itu Pan Yang pun langsung meninggalkan ruangan.

Setelah Pan Yang pergi, Lu Yanting langsung menelpon ke Zhou Jinyan.

Suasana hati Lu Yanting sangat buruk sekarang, dia ingin melampiaskan dengan minum bir.

Sementara Zhou Jinyan sudah mengerti kebiasaan Lu Yanting menelepon dia, rata-rata Lu Yanting menelepon dia karena bertengkar dengan Lanxi.

Jadi, setelah telepon terkoneksi, pertanyaan Zhou Jinyan yang pertama adalah : "Bertengkar dengan Lanxi lagi?"

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu