Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 67 Suamiku (1)

Lu Yanting juga bukan orang baru, bagaimana mungkin tidak bisa mendengar ucapan Lanxi yang sedang mengadu domba?

Namun kemampuannya mengadu domba kurang hebat.

Namun ia tidak membeberkannya, melainkan tertarik untuk melihat bagaimana Lanxi lanjut memerankannya.

Lu Yanting tahu kalau Lanxi sangat membenci keluarga Lan, dan dia tidak ingin Lu Yanting membantu keluarga Lan.

Kali ini ia tiba-tiba merubah panggilan pasti memiliki settingannya.

Justru ia ingin lihat apa tujuannya.

Lu Yanting berkata “Em” lalu melanjutkan, “Lalu?”

Lanxi berkata dengan natural, “Jika permintaan sekecil ini saja tidak bisa mereka kabulkan, maka kamu juga tidak perlu bekerjasama dengan mereka, tidak meyakinkan.”

Lu Yanting bisa melihat, kelihatannya dia benar-benar ingin kembali ke Dongjin.

Dia ingin kembali dengan cara seperti ini, karena sejak awal dia sudah tahu kalau Lan Zhongzhi tidak mungkin membiarkannya duduk di posisi Manajer Umum melalui jalur umum.

Lu yanting pintar, dia sudah tahu tujuan Lanxi menikah dengannya tidak mungkin hanya karena sebuah villa.

Dan keliatannya tebakannya memang terbukti.

Lanxi memang ingin memanfaatkannya menjadi pemilik Dongjin.

Ambisinya cukup besar.

“Boleh.” Lu Yanting mengangguk dan menyetujuinya, “Lakukanlah sesuai yang kamu katakan.”

“…….” Lanxi merasa agak bingung.

Dia sungguh tidak menyangka Lu Yanting bisa menyetujuinya dengan semudah itu.

Lu Yanting melihat Lanxi tidak berbicara, ia mengangkat alis : “Kenapa? Bukankah sudah dilakukan sesuai kemauanmu?”

“Ow.” Sekarang Lanxi baru tersadar.

Dia mengecup bibir Lu Yanting dengan mesra, “Kalau begitu makasih Bos Lu.”

Lu Yanting menahan kepalanya, “Kamu panggil apa barusan?”

“Suamiku~.” Lanxi mengganti panggilannya segera.

Lu Yanting tahu dia sengaja memasang perangkap, namun mendengar ia memanggil diri sendiri seperti itu, hatinya tetap saja bergetar tanpa terkendali.

Lu Yanting mendekat, mengangkat rok Lanxi sekali lagi.

Hari ini Lanxi sudah berlutut selama itu, bekas biru dilututnya tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Lu Yanting melihat bekas biru di lututnya cukup lama.

Ketika Lan Zhongzhi mengatakan kalau hari ini adalah peringatan hari kematian ibu Lanxi, Lu Yanting sudah bisa menebak bekas biru ini datang darimana.

“Sudah pakai obat belum.” Lu Yanting bertanya.

Lanxi menurunkan roknya sedikit sambil berkata : “Tidak apa, beberapa hari lagi juga hilang.”

Lu Yanting, “Lain kali pakai pelindung lutut.”

Lanxi, “Aku tidak mau.”

Lu Yanting : “….”

Suasana tiba-tiba menjadi canggung.

Lu Yanting melepaskan Lanxi, berbalik lalu pergi mandi.

Setelah dia pergi, Lanxi membuka kotak aromaterapi.

Mencium aromanya, membuat rasa kantuk datang dengan cepat.

**

Setelah Lu Yanting selesai mandi, Lanxi sudah tertidur.

Kamar dipenuhi aroma pengharum, dia baru masuk dan menciumnya sebentar, langsung merasa mengantuk juga.

Lu Yanting berbaring disamping Lanxi dan tertidur.

Lanxi sama sekali tidak tahu apapun.

Keesokan paginya ketika bangun, Lanxi terkejut ketika melihat Lu Yanting yang tertidur disampingnya.

Lu Yanting juga terbangun, mengkerutkan alis melihat ekspresi kaget Lanxi, “Kenapa?”

Lanxi, “Uhm, tidak apa.”

Tadinya dia mengira malamnya Lu Yanting akan menemani Xiao Xiao tidur, berdasarkan tingkat sayangnya pada anak ini, bagaimana mungkin dia tega membiarkannya tidur seorang diri.

Huft, keliatannya dia bukan seorang ayah yang bertanggungjawab.

Lu Yanting menyibak selimut, “Sarapan apa?”

Lanxi, “Tidak makan.”

Dia mengira Lu Yanting akan memaksanya belajar memasak, dia tidak sanggup.

Cukup satu lirikan, Lu Yanting sudah bisa membaca apa yang ia pikirkan, ia menambahkan, “Aku mau buatkan untuk Xiao Xiao, sekalian.”

Lanxi, “Ow, kalau begitu aku makan apa saja.”

Bibir Lu Yanting tergerak, seperti akan mengatakan sesuatu, namun terdengar suara kaca pecah.

Mendengar suara ini, ekspresi wajah Lu Yanting langsung berubah dan segera turun dari ranjang berjalan keluar.

Lanx duduk diranjang, bibirnya mencibir sambil melihat Lu Yanting yang keluar tergesa-gesa.

……

Xiao Xiao memecahkan gelas untuk kumur.

Ketika bangun, Xiao Xiao pergi ke kamar mandi dengan perlahan, disana ada perlengkapan mandi yang kemarin Lu Yanting siapkan untuknya.

Ketika cuci muka, ia tidak sengaja memecahkan gelas kumur.

Ketika Lu Yanting masuk, Xiao Xiao sedang sibuk memunguti pecahan gelas, tangannya juga sampai tergores.

“Jangan sembarangan pegang!” Lu Yanting mengingatkannya dengan nada agak tinggi.

Lalu ia menggendong Xiao Xiao.

Ruangan yang paling dekat dari kamar mandi adalah kamar Lanxi, kebetulan dikamar Lanxi juga ada kotak P3K.

Lu Yanting juga tidak memikirkan apa-apa lagi, langsung menggendong Xiao Xiao masuk kamar Lanxi.

Lanxi terkejut melihatnya menggendong Xiao Xiao masuk.

“..”Ada apa?” setelah mengetahui Xiao Xiao autis kemarin, sikap Lanxi pada Xiao Xiao tidak sejahat sebelumnya.

Lu Yanting menggendong Xiao Xiao duduk diatas sofa sambil menyuruh Lanxi, “Ambilkan kotak P3K, tangannya terluka.”

Lanxi, “…….”

Dia tidak mengganggu Xiao Xiao, namun bukan berarti ia berencana menjadi ibu tirinya.

“Cepat.” Melihat dia tidak bergerak, Lu Yanting memintanya untuk cepat.

Sudahlah, ambil ya ambil, apalagi ini situasi genting.

Lanxi berjalan kedepan lemari, membuka Laci lalu menyerahkan kotak P3K pada Lu Yanting.

Setelah meletakkannya, ia masuk kamar mandi untuk mandi dan cuci muka.

Xiao Xiao tetap merasa takut pada Lanxi, ketika Lanxi meletakkan kotak obat, tubuh Xiao Xiao juga ikut gemetar.

Tentu saja Lanxi tidak sempat memperhatikan ini, karena dia tidak perduli bagaimana anak ini menatapnya.

Jari Xiao Xiao tergores cukup dalam, Lu Yanting membersihkan lukanya dangan alkohol terlebih dahulu, lalu menempelkan plester dengan hati-hati.

Karena sakit mata Xiao Xiao sangat merah.

Setelah selesai membungkus lukanya, Lu Yanting berkata pada Xiao Xiao, “Lain kali jika ada gelas atau mangkuk yang pecah tidak boleh dipungut pakai tangan, mudah terluka.”

Xiao Xiao mengangguk dengan mata memerah.

Melihat sikapnya, Lu Yanting juga tidak enak mengatakan perkataan yang lebih berat lagi, dia mengangkat tangan mengelus kepalanya, masih sedikit demam.

Mengingat hal ini, Lu Yanting mengeluarkan termometer dari dalam kotak obat untuk mengukur suhunya.

Dan ternyata sudah 39 derajat, mulai demam tinggi lagi.

Lu Yanting memegang keningnya sambil bertanya, “Apakah sekarang merasa ada yang tidak enak?”

Xiao Xiao menggeleng, “Tidak.”

Lu Yanting, “Baiklah, kalau begitu kita makan dulu, setelah makan baru minum obat.”

Xiao Xiao hanya menjawab “Em”

Percakapan mereka baru berakhir, Lanxi sudah selesai mandi.

Dia tidak menyangka mereka berdua masih disana.

Melihat Xiao Xiao merangkul lengan Lu Yanting, ia melengkungkan bibirnya dengan penuh rasa sinis.

Ternyata ada beberapa hal yang bisa menular.

Melihat gayanya sama persis seperti apa yang Gu Jingwen lakukan ketika dirawat di rumah sakit.

Ibu dan anak sungguh ibu dan anak, urusan keturunan sungguh sulit untuk dihindari.

Lu Yanting melihat Lanxi keluar, langsung menggendong Xiao Xiao.

Sebelum keluar dari kamar, ia melemparkan satu kalimat, “Setelah selesai siap-siap turun untuk makan.”

Tanpa menunggu jawaban Lanxi, ia berlalu begitu saja.

Lu Yanting membawa Xiao Xiao turun kebawah, meletakkannya di sofa, menuangkan segelas air hangat untuknya.

“Minum dulu, aku buatkan sarapan.” Xiao Xiao mengangguk.

**

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu