Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 231 Membantunya & Bertemu Lagi (3)

Cheng Yi : “Tidak urus, siapa yang sanggup mengurusmu, aku sih takut, kalau kamu sampai memutus hubungan kita karena Lanxi, kamu mau suruh aku kemana mencari keadilan?”

Mungkin karena Lu Yanting sudah memanas pikirannya setelah mabuk, ucapan yang ia katakana juga terdengar begitu kekanakkan, “Kamu katakan satu kata lagi yang buruk mengenainya, maka aku akan putus hubungan denganmu.”

Zhou Jinyan hanya duduk disamping, mendengar Lu Yanting yang mengatakan ini dengan wajah yang mabuk berat, karena tidak bisa menahan diri, langsung tertawa.

Dia sudah kenal Lu Yanting sekian tahun lamanya, namun baru kali ini ia mendengar Lu Yanting mengatakan hal yang begitu kekanakkan.

Kelihatannya, dia benar-benar sudah takluk ditangan Lanxi… namun cinta memang hal yang tidak bisa dijelaskan dengan logika manapun.

Seperti dirinya yang tidak bisa menebak, dia tidak pernah menyangka dirinya bisa takluk pada wanita yang berusia 9 tahun lebih tua darinya.

Meskipun mereka bertiga minum cukup banyak, namun dihitung-hitung Zhou Jinyan yang paling sedikit minum.

Zhou Jinyan menelfon supir, lalu mengantarkan Lu Yanting dan Cheng Yi satu per satu.

**

Selama beberapa hari ini ada Jiang Sisi, Lanxi merasa hari-harinya terasa begitu menyenangkan.

Dalam satu kedipan mata sudah waktunya pemeriksaan kehamilan lagi, bangun pagi, Lanxi dan Jiang Sisi ke rumah sakit bersama, buntalan kecil dalam perutnya sekarang belakangan ini semakin aktif, Lanxi mulai sering merasakan gerakan janin.

Terkadang ketika dia memegang perutnya untuk bicara padanya, janin ini akan bergerak, seolah sedang meresponnya.

Dulu ketika Lanxi melihat adegan drama dimana wanita hamil memegang perutnya sambil bicara, dia merasa bodoh.

Namun sekarang dia merasakannya sendiri, ia merasa biasa saja.

Di Bali ia bisa memeriksa jenis kelamin bayi dalam kandungannya, ketika memegang foto USG Lanxi bertanya pada dokter, namun dokter mengatakan kalau posisinya tidak jelas sehingga tidak terlihat jenis kelaminnya.

Karena kondisi ini juga termasuk normal, sehingga Lanxi juga tidak banyak bertanya.

Mengetahui perkembangan anak yang normal, dia pun meninggalkan ruang pemeriksaan.

Setelah keluar dari ruang periksa dokter, Jiang Sisi bertanya pada Lanxi : “Kamu ingin anak laki-laki atau perempuan?”

Pertanyaan ini sungguh tepat sasaran.

Sebenarnya dia tidak suka anak kecil, sehingga tidak perduli anak laki-laki atau perempuan semua tidak masalah.

Setelah memikirkan beberapa saat, Lanxi tetap tidak mendapatkan jawaban.

Lalu berkata : “Terserah, yang mana saja boleh.”

Jiang Sisi : “Iya juga, toh anak laki-laki atau perempuan semua sama –sama menyebalkan.”

Mengenai hal ini, Lanxi merasa setuju, “Benar, sekarang asalkan aku membayangkan dia akan nangis dan rebut, rasanya kepala ini sudah mau pecah.”

Jiang Sisi juga mencoba untuk membayangkannya, ia juga langsung merasa pusing.

“Aih, sudahlah, terserah saja, sekarang sudah sampai disini, tidak punya pilihan lain selain melahirkannya.” Bicara sampai disini, Jiang Sisi hanya bisa mengangkat tangan.

Melihat sikap Jiang Sisi ini, Lanxi kembali teringat sikap Mu Baicheng yang meminta Jiang Sisi untuk melahirkan anak.

Kalau melihat sikap Jiang Sisi, melahirkan anak sama sekali tidak mungkin, namun keluarga Mu yang memiliki status social seperti itu, tidak mungkin tidak menginginkan anak.

“Oh iya, kamu dan Mu Baicheng…. Masalah anak apakah sudah didiskusikan?”

Membicarakan hal ini, wajah Jiang Sisi kembali terlihat murung.

“Jangan membicarakannya.”

Terlihat jelas, Jiang Sisi sungguh sudah tidak sabar pada Mu Baicheng.

Namun ini juga bisa dipahami, kalau dia yang berada diposisinya, dia juga akan kehabisan kesabaran.

Ketika Lu Yanting mengatur hidupnya dulu, dia juga merasa sangat tidak bahagia.

………

Lanxi dan Jiang Sisi tidak pulang untuk makan siang, mereka mencari tempat makan diluar untuk makan siang, setelah makan mereka pergi jalan-jalan, hingga langit malam baru pulang.

Jiang Sisi membeli banyak barang, mereka pulang dengan membawa kantung belanja beraneka ukuran.

Baru berjalan sampai didepan pintu, mereka sudah bertemu dengan Lu Yanting.

Ketika melihat Lu Yanting, Lanxi maupun Jiang Sisi sama-sama tercengang

Lanxi tidak menyangka Lu Yanting kembali, dan Jiang Sisi sedang memutar otak dengan keras, memikirkan cara apa yang bisa dipakai untuk mempersulit Lu Yanting nantinya.

Lu Yanting sudah menaruh kopernya di penginapan, awalnya dia ingin membawakan kotak perhiasan itu untuk Lanxi, namun setelah ia berpikir sejenak, sepertinya mengeluarkan kartu terakhir sekarang terasa terlalu cepat.

Lu Yanting menundukkan kepala melihat perutnya. Entah dia berhalusinasi atau bukan, baru beberapa hari tidak bertemu, perutnya terlihat sedikit lebih besar.

Dan juga…. Payudaranya juga menjadi lebih besar.

Lu Yanting hanya menatapnya sesaat, namun tenggorokannya langsung terasa begitu panas dan kering.

Sudah berapa lama ya mereka berdua tidak melakukannya?

dirinya sampai tidak tega menghitungnya.

Ketika dipenginapan waktu itu, hampir saja menembakkan amunisinya, namun akhirnya malah dihentikan olehnya dengan begitu dingin.

Dia merasa hampir tidak kuat lagi.

Lu Yanting menarik nafas panjang, menstabilnya sikapnya.

Lalu melangkah maju, menghadang jalannya.

Lanxi mengangkat wajahnya, meliriknya dengan datar, “Ada apa?”

Lu Yanting tahu makna kotak perhiasan milik Bai Wanyan bagi Lanxi, sehingga dia langsung mengatakannya : “Uhm, Kotak perhiasan peninggalan ibumu sudah ketemu.”

Begitu mendengar Lu Yanting mengatakan ini, ekspresi Lanxi langsung berubah drastic, nada bicara juga menjadi lebih panic : “Dimana?”

Lu Yanting : “Kakiku agak sakit, bisa masuk dan duduk dulu baru bicara?”

Lanxi : “………”

Sudah tahu dia sengaja, namun tetap tidak bisa menolaknya.

Stelah terdiam sesaat, Lanxi mengangguk dengan terpaksa, “Masuklah.”

Setelah melemparkan satu kata, Lanxi langsung berbalik dan masuk ke dalam rumah.

Jiang Sisi berhenti ditempat, memperhatikan Lu Yanting dari atas sampai bawah, lalu berkata : “Tidak kelihatan, ternyata Bos Lu bisa berpura-pura untuk minta dikasihani juga.”

Lu Yanting : “……….”

Kalau dirinya yang dulu mendengar Jiang Sisi menyindirnya seperti ini, dia pasti akan sangat marah, namun sekarang, dia sudah tidak sempat memperdulikannya lagi.

Lu Yanting mengikuti Lanxi masuk ke dalam, dan Jiang Sisi menyusul setelahnya.

Begitu masuk, Lu Yanting langsung duduk di sofa, Jiang Sisi naik ke lantai atas untuk membereskan barang yang ia beli.

Ming Yan dan Bibi Zhang sedang sibuk di dapur, sehingga di ruang tamu hanya ada Lanxi dan Lu Yanting.

Lanxi berdiri didepan Lu Yanting, mengulurkan tangan, “Dimana barangnya?”

Lu Yanting mengangkat tangan dan memegang kantung celananya, “…. Lupa bawa.”

Lanxi : “Lupa dimana?”

Lu Yanting : “Sepertinya di peginapan.”

Lanxi : “Kalau begitu kamu segera kembali, lalu antarkan kemari.”

Lu Yanting : “Kamu pikir aku akan mengembalikannya semudah ini?”

Lanxi : “………. Kalau begitu kamu mau bagaimana?”

Lu Yanting berpikir sejenak, tersenyum dengan nakal, “Kamu makan malam bersama denganku, lalu pergi ke penginapan untuk mengambilnya sendiri, bagaimana?”

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu