Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 64 Jangan Memancing Emosiku, Em? (2)

Lu Yanting mengangguk pelan, berkata : “Biar Panyang yang mengantar kalian pulang, aku masih ada urusan jadi tidak bisa bareng.”

Gu Jingwen tahu dia menemaninya beberapa hari ini sudah sangat merepotkan, jadi dia tidak mempermasalahkan masalah ini.

Dia mengangguk sambil berterima kasih pada Lu Yanting : “Terima kasih.”

Belakangan ini Lu Yanting sudah melakukan banyak hal untuknya.

**

Kenyataan membuktikan kalau Lanxi tidak cocok naik kereka.

Jam sibuk malam, kereta dipenuhi orang, dia terhimpit sampai hampir gepeng.

Dan jarak dari stasiun ke guanting cukup jauh.

Setelah Lanxi keluar dari stasiun, Lanxi berjalan mengenakan sepatu heels kembali ke Guanting.

Tersiksa sepanjang jalan, ia merasa hampir mati.

Setelah berjalan belasan menit, akhirnya sampai didepan rumah.

Setelah masuk ke rumah, yang pertama dilakukan oleh Lanxi adalah melepas sepatunya.

Sungguh menyiksanya.

Setelah duduk di sofa beristirahat sekitar 5 menit, ada telfon masuk.

Dia melihat Jiang Sisi yang mengangkatnya.

Tidak perlu ditebakpun tahu dia menelfon karena apa.

Lanxi memencet tombol jawab, “Manager Jiang hari ini tidak sibuk?”

Dia sengaja menyapa Jiang Sisi dengan sebutan seperti ini.

Jiang Sisi tidak mengira nada bicara Lanxi bisa seceria ini, agak terkejut.

“Besok kamu ke makam?” Jiang Sisi langsung mengalihkan pembicaraan ke topik utama.

Lanxi : “Em, pergi.”

Mnegungkit masalah ini, suaranya menjadi lebih berat.

Jiang Sisi berkata : “Besok aku tidak ada rencana lain, pagi aku akan menjemputmu, sama-sama saja.”

Sebelumnya Jiang Sisi sudah menemaninya beberapa kali.

Ketika Bai Wanyan masih hidup, ia cukup baik pada Jiang Sisi.

Ditambah lagi Jiang Sisi sejak kecil sudah tidak memiliki ibu, baginya Bai Wanyan sudah setengah ibunya.

Lanxi : “Em, ok, kalau begitu besok datang pagian.”

Jiang Sisi merasa suasana hatinya tidak beres, tepatnya dimana yang tidak beres, dia juga sulit untuk mengatakannya.

“Kamu hari ini… suasana hatinya tidak terlalu beres?” Jiang Sisi bertanya dengan penasaran padanya.

Lanxi : “Tidak, hanya terlalu lelah saja, aku baru pulang dari naik kereta.”

Jiang Sisi terkejut setengah mati : “Kereta?? Sayangku, apakah kamu sedang terpukul?”

Sebelum Baicheng meninggal, Lanxi termasuk anak yang manja.

Lalu setelah Baicheng meninggal, dia juga tidak pernah benar-benar kekurangan uang.

Meskipun tidak bisa mengendarai mobil, namun ia tidak pernah naik transportasi umum.

“Naik bersama teman kerja.” Lanxi menjawab dan memecah rasa kagetnya.

Jiang Sisi mengatakan tebakannya : “Teman pria?”

Lanxi mengakuinya dengan gentle : “Em, seorang pria muda yang baru datang.”

“Aiiiiii………..” Jiang Sisi dibuat bersemangat, “Sejak kapan seleramu jadi rendah seperti aku?”

Lanxi mendengus : “Ternyata kamu juga tahu kalau seleramu itu rendah.”

Jiang Sisi : “……”

Keduanya saling bergurau sesaat baru memutuskan telfon.

Setelah menelfon, Lanxi naik ke lantai atas untuk mandi.

……

Lu Yanting pulang ketika Lanxi selesai mandi.

Setelah dia selesai mengganti sendal, kebetulan Lanxi turun dari lantai atas mengenakan gaun tidur.

Kedua pahanya yang putih mulus muncul dihadapannya.

Jarak dari dia terakhir bertemu sudah 3 hari yang lalu, kondisinya terlihat sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Paling tidak ekspresinya tidak begitu buruk.

Mengenai kehadiran Lu Yanting, Lanxi agak terkejut.

Dia kira Lu Yanting akan terus di rumah sakit menemani Gu Jingwen.

Lanxi berdiri didepan tangga, menundukkan kepala menatap Lu Yanting cukup lama tanpa lanjut melangkah maju.

“Kenapa? Bisu?” Lu Yanting tidak senang melihat reaksinya.

Lanxi menjawab ‘um’ sambil maju menghampirinya.

Setelah berhenti, dia mengangkat tangan, mencubit pelan tangannya.

“Bos Lu sudah kembali? Bagaimana luka Nona Gu?”

Lu Yanting tidak menjawab, kedua matanya menatap lurus kearahnya.

Dia baru saja selesai mandi, rambut juga belum dikeringkan, masih basah.

Maku up nya juga sudah dihapus, wajahnya yang sempurna terlihat begitu indah dihadapannya.

Dirinya yang berdandan dan tidak berdandan terlihat jauh berbeda.

Setelah berdandan dirinya terlihat dewasa dan seksi, setelah menghapus make up terlihat lebih polos dan lugu.

Usianya memang tidak tua, bisa dikatakan dandanannya sehari-hari terlihat agak tua.

Tatapan Lu Yanting mengunci bbirnya yang merekah.

Tanpa lipstik yang menor, kedua bibirnya yang merona terlihat seperti buah persik yang matang, membuat orang tidak tahan untuk mencicipinya.

Dia berfikir seperti tu dan benar-benar melakukannya.

Lu Yanting menggenggam dagunya perlahan, lalu menciumnya dengan ganas.

Beberapa hari tidak bertemu dengan Lanxi, begitu brrtemu, ia lebih bersemangat dari biasanya.

Satu tangan Lu Yanting menahan belakang kepala Lanxi, jarinya masuk ke sela-sela rambutnya, memaksanya menerima ciumannya.

“Um….” Lanxi dicium olehnya sampai hampir kehabisan nafas.

Tubuh mereka mendekap hingga tidak tersisa jarak diantara mereka, Lu Yanting bisa merasakan kekenyalan juga kehangatan kedua gundukan didada Lanxi.

Sial, wanita ini lebih beracun daripada racun.

Lu Yanting menekan pinggang Lanxi lalu mengangkatnyba keatas sofa.

Lanxi sudah menebak apa yang akan ia lakukan.

Dia berbaring disofa, mengangkat satu kakinya dan menggesekkannya ditubuh Lu Yanting.

“Kelihatannya Bos Lu hari ini sangat kehausan.”

Lu Yanting menekan dagunya dan berkata dengan serak : “Bukankah kamu yang menggidaku terlebih dahulu?”

Lanxi mencibir : “Fitnah sekali, aku tidak melakukan apapun, kamu yang menciumku terlebih dahulu ya.”

Lu Yanting : “……”

Lanxi memajukan tubuhnya, meniupkan angin di telinganya sambil tertawa kecil : “Jangan-jangan Nona Gu terluka sehingga tidak bisa memuaskanmu?”

“Eh, salah, Nona Gu hanya kepalanya yang terluka….Em..”

Ucapan Lanxi membuat Lu Yanting marah, Lu Yanting tiba-tiba mengangkat tangannya lalu mencubit pinggangnya dengan sadis.

Lanxi kesakitan sampai berdesis.

Ketika melihatnya lagi, wajah Lu Yanting sudah sangat menyeramkan.

“Jangan memancing emosiku, em?” Lu Yanting memperingatkan Lanxi, “Jika memancing emosiku, yang menderita pasti kamu.”

Lanxi : “…….”

Setiap kali berbicara dengan Lu Yanting diatas ranjang selalu membuat batas pengetahuannya tentang dirinya menjadi semakin dalam.

Lanxi tahu dia sudah tidak bisa kabur lagi, sehingga keduanya bergulat langsung diatas sofa.

Dai bisa merasakan Lu Yanting sudah menahan cukup lama, Lanxi merangkul lehernya, bertanya sambil tersenyum : “Bos Lu sekarang sudah tidak curiga aku ada tidur dengan pria lain?”

“Tutup mulutmu!” Lu Yanting menghukumnya dengan sadis.

……

Setelah melalui latihan sebelumnya, Lanxi masih cukup bisa menahan level yang sekarang.

namun bisa juga karena sudah lama tidak melakukannya, staminanya pulih lebih cepat.

Ruang tamu tidak menyalakan AC. Setelah selesai berhubungan, kening Lanxi dipenuhi keringat.

Lu Yanting mengambil dua lembar tissu untuk mengelap keringatnya, melihat wajahnya yang merah, tenggorokannya terasa seperti tercekat.

Sial…… dia mengetatkan rahang, mengumpat dalam hati.

Lu Yanting merangkul bahunya, kedua jarinya menjepit daun telinganya sambil memainkannya, nada bicaranya santai : “Sudah minum obat?”

Lanxi menyadari maksudnya adalah obat penenangnya.

“Oh, belum diminum.”

Obatnya diminum setelah makan, sementara dia saja belum makan malam, bagaimana bisa minum obat?

Lu Yanting : “Beberapa hari ini minum dengan teratur?”

Lanxi : “Em.”

Lu Yanting tertawa kecil : “Pantas saja jinak.”

Lanxi : “……..”

Lu Yanting : “Sudah makan malam?”

Lanxi menggeleng : “Belum.”

Lu Yanting : “Kalau begitu ayo buat.”

Lanxi : “….Apa?”

Menyuruhnya membuat makan malam? Lebih baik bermimpi saja lebih cepat.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu