Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (1)

Jiang Sisi awalnya berdiri dengan sangat tenang, pinggangnya tiba-tiba dipeluk Mu Baicheng, tercengang sebentar, memutar kepala dan melihatnya.

Tapi ekspresi Mu Baicheng tidak ada yang spesial, jadi Jiang Sisi juga tidak terlalu memikirkannya.

Pada saat memuat kepala lagi kebetulan melihat Liang Ye.

Jiang Sisi tersenyum kepada Liang Ye, juga mengangkat tangannya dan melambaikan tangan padanya.

Liang Ye yang berdiri tidak jauh dari bawah pentas melihat tindakan Jiang Sisi ini, hatinya semakin sedih.

Mu Baicheng tidak terlalu suka kalau Jiang Sisi dengan Liang Ye ada interaksi yang terlalu banyak, tapi alasan dibalik ini dia juga tidak berencana memberitau kepada Jiang Sisi, jadi dia tidak boleh terlalu jelas mengekspresikannya.

"Fokus sedikit." Mu Baicheng mendekat pada Jiang Sisi, memelankan suaranya untuk mengingatkan Jiang Sisi.

"Oh......Aku tau."

Setelah mendengar teguran Mu Baicheng, Jiang Sisi menyetujui dengan enggan.

.........

Sudah waktunya, upacar pernikahan resmi dimulai.

Sebagai pengiring pengantin, Lanxi juga ikut Jiang Sisi sama-sama mengikuti upacara.

Lanxi termasuk orang yang berpengaruh juga di Kota Jiang, semua orang tau hubungan dia dan Jiang Sisi.

Nama baik dua orang ini tidak terlalu bagus di lingkaran tersebut, tapi nasib mereka bagus, yang satu menikah dengan Lu Yanting, satunya lagi menikah dengan Mu Baicheng.

Harus diketahui kalau kedua pria ini berhubungan dengan tidak sedikit wanita.

Tidak peduli bagaimana orang lain menyayangkan lagipula hasilnya sudah tetap.

Lu Yanting duduk dibarisan depan, melihat Lanxi menggunakan gaun pengiring pengantin, tiba-tiba teringat dengan pesta pernikahan mereka yang sebelumnya tidak dilanjutkan.

Gaun pengantin sangat cantik, dia pikir kalau dia menggunakan gaun pengantin berdiri diatas pentas, semua orang pasti akan terpesona.

Mengenai pesta pernikahan itu, Lu Yanting sangat jarang mengingatnya, karena setiap kali diingat pasti akan merasa menyesal.

Hal yang sudah terjadi, tidak peduli seberapa banyak dia melakukan kedepannya, tidak akan bisa dikembalikan lagi.

Lu Yanting juga bukannya tidak terpikir untuk mengadakan pesta pernikahan sekali lagi, setelahnya dia juga mengungkit kejadian ini, sikap Lanxi sangat menolak.

Lu Yanting tentunya tau kenapa dia menolak.

Jadi, dia tidak mengungkitnya lagi.

**

Upacara pernikahan Jiang Sisi dan Mu Baicheng berjalan dengan lancar, setelah selesai, Lanxi kembali ke ruang ganti untuk menukar gaun pengiring pengantin yang selanjutnya.

Lu Yanting yang melihat Lanxi berjalan kearah ruang ganti, dia juga ikut kesana.

Lanxi mendengar suara langkah dari belakangnya, tanpa sadar berbalik, lalu melihat Lu Yanting.

Lu Yanting tidak bersuara mengikuti Lanxi masuk ke ruang ganti, sedikit penjelasan pun tidak ada.

Tentu saja, Lanxi juga tidak begtiu menanggapinya serius karena dia datang jadi tidak menukar pakaiannya.

Jumlah mereka berhubungan intim sudah sangat sering, dia tidak perlu menutup-nutupi disaat seperti ini.

Hanya mengganti baju didepannya, sebelumnya bukannya tidak pernah.

Jadi, Lanxi tidak banyak berpikir, langsung membuka gaun pengantinnya, lalu mengambil gaun disebelahnya dan memakainya.

Ketika dia mengganti baju, Lu Yanting hanya menatapnya disamping, matanya tidak berkedip.

Pandangannya membara, tapi Lanxi tetap tenang, seperti tidak melihat apapun.

Lu Yanting sudah beberapa hari tidak menyentuhnya.

Bagi Lu Yanting, tubuh Lanxi mempunya daya pikat yang sangat kuat, beberapa hari ini tidak menyentuh Lanxi, Lu Yanting sedikit panik.

Dan juga tadi Lanxi mengganti baju dihadapannya.

Lu Yanting sedikit tidak bisa menahan, setelah Lanxi selesai, langsung menariknya kepelukannya, menundukkan kepalanya mencium Lanxi.

Tindakan yang tiba-tiba ini, setelah bibirnya tergigit Lanxi baru tersadar.

Tapi, setelah sadar, dia juga tidak menolak.

Tidak ada yang harus dia tolak.

Hubungan mereka berdua sekarang memang seperti ini.

Saat itu dia juga sudah bilang, kalau mereka adalah sepasang kekasih.

Kalau memang kekasih, tentu saja tidak bisa menolak permintaan pemiliknya.

Tapi yang bisa Lanxi lakukan hanya tidak menolak. Sebelumnya waktu berciuman, Lanxi masih bisa membalasnya.

Dia bukan orang yang pemalu dalam hal ini, kalau memang harus dilepaskan, dia akan melepaskannya, sehingga mereka baru bisa memiliki kerjasama yang baik.

Tapi kali ini, Lanxi sedikitpun tidak membalasnya.

Lu Yanting sudah terbiasa dengan Lanxi yang ramah dulu, ciuman satu pihak seperti ini, dia sedikit tidak terbiasa.

Api yang membara ditubuhnya tiba-tiba meredup, seperti dilempar masuk ke dalam sungai.

Lu Yanting menghentikan perbuatannya, melepaskan Lanxi.

Di saat seperti ini, dia juga tidak bisa marah terhadap Lanxi.

Setelah mendengar kata-kata Liao Xuan, Lu Yanting merasa kalau mereka berdua bisa sampai titik ini semua karena perbuatannya sendiri.

Dia juga tidak berhak menyalahkan Lanxi

"Sudah lapar kan? Ayo keluar makan." Lu Yanting menarik pergelangan Lanxi.

Lanxi hanya bergumam, juga termasuk menjawabnya.

Lalu kedua orang itu samal-sama keluar dari ruang ganti, duduk diluar untuk makan.

................

Mereka yang lebih dekat akan duduk di satu meja.

Selain Lanxi dan Lu Yanting, juga ada Liang Ye dan Jin Shuyao, juga ada Zhou Jinyan dan Cheng Yi.

Zhou Jinyan dan Cheng Yi tau kalau akhir-akhir ini hubungan Lu Yanting dengan Lanxi tidak begitu baik, ketika melihat sepasang suami istri ini keluar, mereka sangat diam.

Tentu saja Liang Ye tidak begitu jelas mengenai hal ini, jadi masih berbincang sebagaimananya.

Lanxi makan dengan lahap, mungkin karena dari jam 5 pagi sudah sangat sibuk, belum sempat makan, jadi sedikit lapar, makan lumayan banyak.

Lanxi tidak begitu banyak berbicara, hanya sibuk makan.

Liang Ye yang disebelahnya melihat Lanxi seperti ini, tidak bisa menahan untuk tidak mengejek: "Apa kamu hamil?"

Lanxi: "Kenapa berkata seperti itu?"

Liang Ye: "Begitu kuat makan, tidak salah kalau mencurigai seperti itu."

Lanxi: "Kalau begitu apakah aku dari SMA sudah mulai hamil?"

Liang Ye sekali lagi dibuat Lanxi tertawa terbahak.

Mereka berdua sangat mengenal satu sama lain, harus membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bersama baru bisa seperti ini.

Setiap kali waktu Liang Ye berbicara dengan Lanxi, siapapun tidak akan bisa ikut masuk ke percakapan mereka.

**

Pesta pernikahan Jiang Sisi dan Mu Baicheng sudah selesai, sudah saatnya menyelesaikan pekerjaan, waktu sudah menunjuk jam 4 sore.

Lanxi tau, malam ini dia tidak mungkin tinggal di tempat Jiang Sisi lagi, bagaimana juga hari ini adalah malam pertama Jiang Sisi dengan Mu Baicheng.

Dan juga, tadi Lu Yanting juga berkata dengan jelas, dia hanya boleh tinggal disana sebelum pernikahan Jiang Sisi.

Jadi Lanxi sudah mempunyai persiapan untuk pulang dengan Lu Yanting.

Tapi dia tidak menyangka kalau Lu Yanting akan menanyakan pendaoatnya.

Setelah keluar dari hotel, Lu Yanting tiba-tiba bertanya: "Mau pulang ke Guanting denganku tidak?"

"Oh, mau."

Sebenarnya Lanxi sangat ingin menjawab "tidak", tapi dia berpikir lagi, melawan terus juga tidak ada gunanya.

Lagipula Lu Yanting sudah setuju mengizinkannya pergi berlibur selama sebulan, dia hanya perlu tinggal di Guanting selama 4 atau 5 hari lagi, lalu bisa keluar menghindar sebentar.

Pada titik ini, dia tidak ingin menentang Lu Yanting.

Kalau sampai Lu Yanting marah karena perkataannya, lalu berubah pikiran, maka perjalanannya dengan Zhou Hesi ke Tibet akan batal.

Perjalanan kembali ke Guanting, Lanxi menerima rencana perjalanan dari Zhou Hesi.

Sebenarnya Lanxi tidak terlalu pintar dalam membuat perencanaan perjalanan seperti ini, sangat jelas, berpergian dengan Zhou Hesi tidak membuatnya banyak berpikir.

Lagi pula dia sangat percaya dengan Zhou Hesi, merasa kalau dia akan membawanya ke tempat yang bagus.

Jadi Lanxi tidak begitu serius melihat rutenya, hanya melihat-lihat saja.

Lalu, dia membalas Zhou Hesi: Boleh, malam ini aku akan memastikan waktu keberangkatan.

Zhou Hesi: Baik, kutunggu.

Setelah naik ke mobil, Lu Yanting terus melirik Lanxi, melihatnya waktu chatting di wechat, Lu Yanting tiba-tiba sangat penasaran dengan siapa.

Tapi dia tidak sanggup melakukan hal tidak senonoh seperti mengintip.

Jadi, dia tidak melihatnya lagi.

Lanxi tidak berbicara dengannya, dia hanya bisa mencari topik untuk berbicara dengannya.

Setelah berpikir-pikir, Lu Yanting memutuskan untuk menanyanya: "Mengenai perjalanan, sudah dibuat rencananya?"

Lanxi: "Sudah."

Lu Yanting: "Ehn, rencana mau kemana? Kapan berangkatnya?"

Lanxi: "Mau berangkat kapan bukannya kamu yang memutuskan?"

Dia dengan cerdik menghindari pertanyaan pertama, dan melemparkan pertanyaan yang ingin dia tanyakan.

Sebenarnya Lanxi menanya dengan tenang, tapi Lu Yanting yang mendengar seperti menangkap sedikit kemarahan.

Dia tau kalau Lanxi sedang menyalahkannya.

Setelah memikirkan ini, Lu Yanting menghela nafas dan berkata; "Kamu mau berangkat kapanpun."

"Oh......" Lanxi hanya menjawabnya asal, lalu menghitung waktu.

Kalau berangkat besok pasti sangat terburu-buru, kalau besok lusa, mungkin bisa.

Tapi waktu yang lebih detailnya harus berdiskusi dengan Zhou Hesi, pekerjaan Zhou Hesi bayak, sepertinya tidak akan bisa dilepas dalam sehari atau dua hari.

Lu Yanting: "Ehn, rencana mau kemana?"

Putar kesana kemari, pertanyaannya juga kembali kesini juga.

Lanxi sungguh tidak ingin menjawab pertanyaan ini, jadi dia menundukkan kepalanya, tidak berbicara lagi.

Tindakannya ini sangat jelas kalau tidak ingin membahas hal ini dengan Lu Yanting.

Lu Yanting memegang setir lebih erat, lalu tidak bertanya lagi.

............

Lalu keheningan sepanjang jalan lagi.

Setelah berjalan 10 menit, Lanxi baru sadar kalau ini bukan jalan pulang ke Guanting.

Dia melihat papan nama supermarket dan tercengang, tanpa sadar memutar kepalanya dan bertanya Lu Yanting: "Mau kemana?"

"Belanja barang di supermarket."

Sambil berkata, Lu Yanting sudah membawa mobilnya masuk ke parkiran mobil di basement.

Lanxi juga tidak mengeluarkan pendapatnya.

Setelah turun dari mobil, dia mengikut Lu Yanting dari belakang masuk ke supermarket.

Sebenarnya Lanxi sangat jarang ke supermarket, dia tidak bisa memasak, biasanya kalau mau makan snack akan langsung memesan delivery, jadi tidak banyak kesempatan datang ke supermarket.

Di depan pintu supermarket Lu Yanting mengambil troli, pergerakannya tampak sangat terlatih.

Lanxi terus mengikutnya dari belakang, Lu Yanting takut dia tertinggal, sesekali memutar kepalanya melihatnya.

Lalu, mengingatkannya: "Ayo jalan."

Lanxi hanya ber "oh" ria, lalu sedikit mempercepat langkahnya.

Setelah masuk ke supermarket ada area seafood segar.

Lanxi tidak mengerti memilih barang seperti ini, juga tidak tau jelas apa yang bagus apa yang tidak bagus.

jadi dia hanya diam disebelah Lu Yanting, menunggunya memilih.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu