Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (1)

Ketika Lu Yanting masih ingin mengatakan sesuatu, dari speaker sudah terdengar nada sibuk.

Dalam keputusasaannya, ia menarik kembali pandangannya.

Dalam mobil begitu tenang, tentu saja Pan Yang yang berada dibaris depa bisa mendengar isi pembicaraan Lu Yanting tadi.

Jarang sekali melihat Lu Yanting diabaikan, namun melihat ekspresinya, sepertinya tidak seburuk yang dibayangkan.

Sehingga Pan Yang memberanikan diri untuk bertanya : “Berikutnya kita kemana?”

“Kembali ke rumah utama.” Dia sudah cukup lama tidak kembali, sudah saatnya pulang untuk melihat-lihat.

Setelah Pan Yang menjawab, langsung menyalakan mobil dan berangkat.

Kali ini Lu Yanting pulang tanpa memberitahu terlebih dahulu, ketika dia masuk, Lu Bienian sedang menyirami bunga di pekarangan, ketika melihat Lu Yanting masuk, ia langsung meletakkan peralatannya, lalu menundukkan kepala melihat kakinya, “Lukamu sudah sembuh?.

Lu Yanting membungkuk : “Lumayan.”

Lu Bienian bertanya lagi : “Qingran bilang beberapa hari yang lalu kamu ke Bali untuk mencari Lanxi? Bagaimana?”

Dua hari lalu Zhonghai mengumumkan, Lu Bienian juga melihatnya, mengenai masalah kehamilan Lanxi, mereka sudah tahu terlebih dahulu.

Namun, mereka tahu Lanxi bukan orang yang bersedia mengalah demi anak, sehingga, jika ingin Lanxi kembali, yang paling utama adalah menunggunya memaafkan Lu Yanting terlebih dahulu.

Mengenai bagaimana memaafkannya, semua harus lihat bagaimana sikap Lu Yanting terlebih dahulu….

“…….. ya begitu.” Membicarakan masalah ini, Lu Yanting terlihat begitu murung.

Sebenarnya kepergiannya kali ini, bisa dibilang tidak menghasilkan apapun, bahkan nomor ponsel Lanxi pun tidak berhasil ia dapatkan.

Satu-satunya yang ia dapatkan, mungkin hanya sedikit ‘keuntungan’ yang ia dapatkan dari Lanxi ketika berada dipenginapan… mengingat apa yang terjadi malam itu, bagian dibawah pusarnya seketika terasa memanas.

Lu Bienian melihat wajahnya yang murung, hanya mendengus dingin : “Sukurin! Sejak dulu sudah dikasitahu mulut jangan jahat, tapi kamu tidak mau dengar, sekarang lihat kan? Lihatlah bagaimana kamu berakhir sekarang!”

Lu Yanting : “………”

Meskipun apa yang Lu Bienian katakan tidak enak didengar, namun apa yang dia katakan adalah kenyataan, ketika dia memutuskan untuk bercerai dengan Lanxi memang dia yang terlalu gegabah.

Dan karena perceraian ini, dia melukai Lanxi sampai tidak bisa dimaafkan, dan berakhir seperti hari ini.

Ditengah perbincangan Lu Yanting dan Lu Bienian, Xi An juga keluar.

Setelah melihat Lu Yanting, Xia An juga menanyakan pertanyaan yang sama dengan Lu Bienian : “Bagaimana perkembanganmu dengan Lanxi?”

Lu Yanting : “…….”

Tentu saja, dia belum sempat menjawab, Lu Bienian sudah menjawab terlebih dahulu.

Lu Bienian masih sama seperti sebelumnya, hanya mendengus : “Bisa bagaimana, siapa suruh mulutnya dulu jahat, Lanxi bukan orang yang mudah untuk didapatkan kembali.”

Begitu mendengar ucapan Lu Bienian, Xi An langsung bisa menebak garis besarnya.

Dia menghela nafas sambil menatap Lu Yanting : “Bagaimana sikapnya?”

“Tidak ada rencana untuk kembali.” Lu Yanting juga tidak menutupinya dari mereka, langsung mengatakan semuanya.

Setelah Xi An mendengarnya langsung mengangguk, “Uhm, paham sih, pelan-pelan saja.”

Lu Yanting : “Hm.”

Sekarang, selain pelan-pelan, sepertinya sudah tidak ada lagi yang bisa ia perbuat.

Dia sudah tidak memiliki apapun untuk mengancamnya, meskipun ada, dia juga tidak berani mengancamnya lagi seperti dulu.

Karena dia tahu dengan jelas, seperti itu hanya akan membuat jarak diantara mereka menjadi semakin jauh, jadi, seperti yang Xi An katakan, pelan-pelan saja.

Namun, pelan-pelannya, butuh seberapa pelan?

Dia sendiri juga tidak tahu.

“Ayo, masuk dulu untuk bersiap makan.” Xi An menghampiri Lu Yanting dan menepuk bahunya.

Lu Yanting mengangguk, lalu, mereka bertiga masuk ke dalam rumah bersama.

Setelah berjalan masuk ke ruang tamu, Lu Yanting melihat kesekeliling, dan sama sekali tidak melihat Lu Qingran juga Cheng Zi.

Seharusnya, disaat seperti sekarang ini Cheng Zi sudah pulang sekolah.

Setelah melihat satu putaran, Lu Yanting bertanya pada Xi An, “Dimana kakak?”

“Mengantar Cheng Zi keluar untuk main.” Xi An berkata, “Belakangan ini mereka berdua sering keluar jalan.”

Sering keluar main? Begitu Lu Yanting mendengar ini langsung merasa ada yang tidak beres.

Lu Qingran bukan orang yang suka keluar rumah, selama bertahun-tahun tidak pernah mendengarnya membawa Cheng Zi keluar main, tiba-tiba berubah? Tidak mungkin.

Kondisi seperti ini, yang terpikirkan oleh Lu Yanting hanya satu orang….. Bo Hang.

Kelihatannya hubungan mereka sudah mengalami perkembangan. Memikirkan ini, Lu Yanting tersenyum.

Dan kedua kakak beradik ini memang cukup mirip.

Keduanya hanya tulus dan begitu setia pada satu orang saja.

………

Saat makan malam hanya ada Lu Yanting, Lu Bienian dan Xi An bertiga.

Di meja makan, tentu saja ada pertanyaan mengenai anak juga Lanxi yang tidak bisa dihindari.

Xi An terus mengharapkan anak dari Lu Yanting juga Lanxi, sehingga setiap pertanyaan yang dia lontarkan hanya seputar hal ini.

Xi An bertanya pada Lu Yanting : “Apakah jenis kelamin anaknya sudah diketahui? Rumah sakit disana seharusnya memberitahu jenis kelamin anak dalam kandungannya bukan?”

Pertanyaan ini sungguh membuat Lu Yanting begitu bingung, karena dia sama sekali tidak memikirkan tentang ini.

Dia suka anak kecil, tidak perduli anak laki-laki ataupun anak perempuan semua dia suka, tentu saja, akan lebih baik kalau ada sepasang.

“Tidak pernah bertanya, lain kali kutanyakan.” Diam-diam Lu Yanting mengingat pertanyaan ini.

Xi An berkata : “Sebenarnya tidak masalah laki-laki atau perempuan, aku hanya ingin membelikan pakaian dan perlengkapan lainnya lebih awal, kalau anak perempuan aku akan membeli yang warna pink….. Oh iya, apakah nanti Lanxi akan nifas disana?”

Semua pertanyaan yang ditanyakan oleh Xi An tidak ada satu pun yang sempat terpikirkan oleh Lu Yanting.

Setelah dia berpikir sejenak, lalu mengangguk, “Seharusnya ya.”

Xi An : “Kamu ini ayah macam apa sih, lain kali kalau bertemu dengan Lanxi diskusikan hal ini dengan baik, anak adalah milik kalian berdua, tidak bisa membiarkannya mengurushal ini seorang diri, dengar tidak?”

Lu yanting mengangguk, “Iya, ingat.”

Dia baru saja menjawab, Lu Bienian langsung mendengus, berkata : “Yang ada sekarang dia mau bantu mengurus, tapi Lanxi sudah tidak membutuhkannya.”

Lu Yanting : “……”

Lu Bienian : “Aku lihat pria yang katanya pacar barunya itu, terlihat lumayan, usianya juga tidak jauh berbeda dengannya, sikapnya juga sangat baik padanya…….”

“Itu bukan pacarnya.” Lu Yanting tahu yang dimaksud ayahnya adalah Zhou Hesi.

Mendengarnya berkata demikian, wajah Lu Yanting terlihat menjadi lebih tegas, lalu meralat ucapannya : “Mereka berdua tidak ada hubungan apa-apa, hanya teman biasa.”

“Lalu kenapa kalau teman biasa? Keduanya single, kapanpun mungkin mengalami kemajuan, itu hanya masalah waktu?” Lu Bienian sengaja menekankan kata ‘keduanya single’.

Hanya satu kata saja sudah membuat Lu Yanting langsung terdiam.

Lu Yanting terheran, karena sikapnya.

Namun, Lu Yanting sama sekali tidak membantah apa yang Lu Bienian katakan. Meskipun apa yang ia katakan cukup menusuk, namun terdengar sangat masuk akal.

Sebenarnya kalau ingin dikatakan dengan lebih jelas, kesalahan yang terbesar adalah bercerai dengan Lanxi.

Kalau tidak bercerai, maka masalah dibelakangnya tidak akan terjadi.

Sehingga bisa dikatakan, masalah dia yang buat sendiri.

“Benar, apa yang ayahmu katakan masuk akal.” Begitu Lu Bienian mengatakan ini, Xi An mulai merasa khawatir, “Yanting, kamu harus bekerja lebih keras lagi!”

lu Yanting mengangguk, “Aku mengerti.”

Bukankah dia sekarang sudah sedang berusaha………..

Namun, yang ia lakukan masih belum cukup, hanya bisa perlahan.

Begitu Lu Bienian mendengar pernyataan Lu Yanting, ekspresinya menjadi lebih lembut, “Baguslah kalau sudah tahu, rubahlah sifatmu yang buruk itu, menyukai orang, namun masih suka marah, di dunia ini mana ada wanita yang menolakmu.”

Lu Yanting : “Hm, mengerti.”

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu