Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 139 Pemikiran Terhadapmu Tidak Bisa Jernih (2)

Tapi, sekarang setelah tahu Lu Yanting sudah mulai bergerak, perasaan Lanxi sudah membaik.

Jalan jalan dengan Jiang Sisi juga lebih santai.

**

Liburan tiga hari festival Qingming berlalu dengan cepat.

Waktu untuk memberikan jawaban ke Luyan ting sudah sampai seperti mengedipkan mata.

Dalam 3 hari Lan Zhongzhi tidak keluar rumah, setiap hari makan tidak bisa kenyang, tidur pun tidak nyenyak.

Untuk dia, melepaskan saham Dongjin adalah hal yang tidak mudah.

Sewaktu Bai Cheng meninggal, dia tidak tahu telah melakukan berapa banyak hal untuk mendapatkan perusahaan.

Saat itu dia tidak menyangka Lanxi bisa tertarik dengan urusan perusahaan, sekarang masih bisa ingin merebut kembali perusahaan.

Beberapa tahun ini, mengurus Dongjin sudah menjadi kebiasaan dia.

Dulu sewaktu Lanxi menjabat sebagai Direktur, Lan Zhongzhi belum beradaptasi.

Tidak disangka, sekarang bukan hanya posisi direktur yang akan hilang, tapi juga saham yang berada di tangan akan hilang.

Tidak salah lagi, yang diberikan Lu Yanting ke dia, adalah pertanyaan pilihan.

Karena orang biasa pun,tidak akan memilih masuk penjara.

Dia sangat mengerti, sudah masuk penjara pun saham tidak akan menjadi miliknya.

Dari pada begitu,lebih baik langsung di relakan saja.

………

Rapat pagi hari di hari pertama bekerja setelah festival Qingming, Lan Zhongzhi tidak hadir.

Pada jam 10.00 pagi, Lan Zhongzhi mengemudikan mobil ke Zong Hai, di bawah arahan karyawan, dia datang ke kantor Lu Yanting.

Kedatangan dia tidak membuat Lu Yanting merasa terkejut, karena hal ini sudah di janjikan sebelumnya.

Melihat Lan Zhongzhi masuk, Lu Yanting menutup komputer, berdiri, ekspresi wajah penuh senyuman.

“Kamu sudah pikirkan dengan matang?”

Dia sengaja menggunakan kata yang menghormati, tapi kalimat yang keluar, dan segala sesuatu yang dilakukan sama sekali tidak ada maksud untuk menghormati.

Dalam hati Lan Zhongzhi sangat keberatan terhadap Lu Yanting, tapi karena berbagai faktor, tidak baik untuk dikatakan.

Walaupun sudah berpikir jernih, tapi Lan Zhongzhi masih tidak lupa untuk berjuang mati matian :”Aku bisa memberikan setengah sahamku kepada Lanxi, begini bolehkah?”

“Aku pikir, persyaratanku sudah kuucapkan dengan jelas kan?” nada bicara Lu Yanting terlihat senyum,kalimat yang keluar seperti mengancam: “Aku tidak suka tawar menawar.”

Kalimat ini sudah tidak ada maksud apa apa lagi, sudah terlihat dengan jelas.

Ini berarti, hal ini tidak ada kesempatan berbalik.

Lan Zhongzhi menggeleng pasrah, “Baik, aku bersedia memberikan sahamku kepada Lanxi, semoga kamu tidak mengingkari janji, setelah selesai tanda tangan perjanjian berikan buktinya padaku.”

Lu Yanting mengganggukan kepala : “ Tentu saja.”

Di matanya hanya ada saham, bukannya Lan Zhonzhi masuk penjara.

Lan Zhongzhi :”Baik, berikan perjanjiannya padaku.”

Lu Yanting : “Kamu duduk dulu.”

Selesai berbicara, dia menunjuk sofa di seberang.

Lan Zhongzhi sedikit mengangguk, berjalan kesana untuk duduk.

Lu Yanting dari dalam laci mengeluarkan perjanjian yang dibutuhkan, berjalan kemari, meletakkan di depan Lan Zhongzhi.

“Setelah selesai tanda tangan, Pan Yang akan membawa mu ke notaris,jika kamu mengikuti semua proses hari ini, dia akan memberikan bukti kepadamu.”

Lu Yanting merencanakan semuanya dengan lancar.

Lan Zhongzhi tidak bisa tidak mengagumi pemikiran dia yang cermat. Sebelumnya hanya mendengar dari orang lain, jangan sampai berada di sisi berlawanan dengan Lu Yanting,kalau tidak akan kalah telak.

Sekarang, dia baru mengerti apa maksud kalimat ini.

Dia dengan generasi muda yang kaya, sama sekali bukan satu sifat.

Walaupun dia baru 30 tahun, tapi gaya menyelesaikan masalah dan ketenangan, lebih canggih jika dibandingkan dengan orang berusia 40- 50 tahun.

Dengan cara ini, Lan Zhongzhi malah lebih menyesal.

Kalau dulu yang dinikahi Lu Yanting adalah Lan ZhiXin maka akan sangat baik

Kalau benar begitu, apa yang perlu dia khawatirkan sekarang?

Tentu saja, pemikiran ini hanya halusinasi dia saja.

Lan Zhongzhi mengambil pulpen, menanda tangani di atas perjanjian.

Lu Yanting memeriksa sebentar, lalu menelpon Pan Yang.

Dari awal sudah mengatur dengan Pan Yang bahwa hari ini akan melakukan hal ini, jadi, sekali dia telepon, Pan Yang sudah tahu apa yang harus di kerjakannya.

Tidak sampai 3 menit, Pan Yang sudah sampai di kantor Lu Yanting.

Dia mengangguk ke arah Lan Zhongzhi, “Tuan Lan, ayo pergi.”

Mendengar sebutan “ Tuan Lan”, ekpresi wajah Lan Zhongzhi sedikit tidak enak.

Pan Yang orang ini benar benar bisa membunuh orang tanpa terlihat.

Dulu sewaktu dia masih direktur Dongjin, menyebut dia Direktur Lan, lalu Lanxi naik jabatan, menyebut dia Ketua Lan, sekarang saham dia sudah tidak ada, ,menyebut dia “ Tuan Lan”.

Satu sebutan, sudah cukup untuk menusuk kelemahannya.

Memang orang yang bekerja di bawa Lu Yanting, cukup kejam.

Ini adalah hal satu satu nya yang bisa disesalkan Lan Zhongzhi.

Setelah berpamitan dengan Lu Yanting, Pan Yang lalu membawa Lan Zhongzhi.

Setelah mereka pergi, Lu Yanting duduk sendirian di depan meja, mencoba menebak reaksi Lanxi setelah mengetahui hal ini.

Sambil berpikir, dia pun tertawa.

Bahkan dia sendiri pun tidak sadar, tertawa begitu bahagia.

Sore hari, Lu Yanting menerima bukti pengalihan saham dari Pan Yang.

Asalkan memberikan bukti ini kepada Lanxi, semua yang dia inginkan sudah terkabul.

Lu Yanting dengan sepenuh hati memegang dokumen itu, tiba tiba teringat hari ulang tahun dia, pernah berdikusi dengan Jiang Sisi.

Dia bilang, akan segera bebas.

Dan juga pada hari festival Qingming, dia juga ada menekankan kata kata yang serupa.

Dia tahu, dia sekarang masih menyimpan pemikiran untuk bercerai.

Tapi, Lu Yanting sama sekali tidak berencana mengunakan dokumen ini mengancam dia untuk tidak bercerai.

Dia mengerti, hubungan harus dijaga, yang terpenting juga masih harus mengandalkan ketulusan.

Kalau tidak ada ketulusan, yang tersisa mungkin hanya tubuh kosong.

Dia berharap Lanxi bisa sepenuhnya milik dia, tubuh dan juga hati.

Lu Yanting menyimpan dokumen itu, lanjut bekerja.

**

Hari yang sama, rumah sakit.

Hari ini adalah hari operasi ayahnya Gu Jingwen, Gu Jingwen dan Gu Chengchi sudah menjaga di rumah sakit sejak kemarin malam.

Sebenarnya masalah ini harus berterima kasih pada Lu Yanting, Walaupun Lu Yanting setelahnya tidak berhubungan dengan dia lagi, tapi bantuan dari rumah sakit ini tidak pernah berhenti.

Setelah melewati diskusi yang panjang, akhirnya menemukan hati yang cocok.

Tapi, sebelum melakukan operasi dokter juga memberikan beberapa kemungkinan untuk situasi yang tidak terduga, yang paling sering terjadi yaitu reaksi penolakan.

Kalau reaksi penolakan yang terjadi besar, kemungkinan bisa meregang nyawa.

Karena dokter berkata begitu, Gu Jingwen baru merasa tidak tenang.

Dia berdiri di depan pintu operasi, tidak bisa duduk diam.

Operasi transplantasi termasuk operasi besar, operasi sampai 4-5 jam adalah hal yang normal.

Gu Jingwen tidak bisa tenang, sangat cemas.

Pada saat menunggu di depan pintu operasi, Zheng Yuan datang.

Gu Jingwen sebelumnya ada membahas masalah operasi dengan Zheng Yuan, Zheng Yuan ada mengatakan akan datang, tapi Gu Jingwen hanya menganggap dia hanya bercanda. Tidak menyangka dia benar benar datang.

Zheng Yuan baru sampai di depan Gu Jingwen, Gu Chengchi menunjukkan ekspresi curiga kepadanya.

Masalah ini, Gu Jingwen tidak memberitahu keluarga.

“Kamu siapa?” Gu Chengchi menginterogasi.

“Pacar kakakmu, perkenalkan, aku bernama Zheng Yuan. “ Sikap Zheng Yuan masih boleh.

Gu Chengchi menoleh melihat Gu Jingwen : “Kak, kamu sejak kapan ada pacar? Kenapa tidak memberitahu kami … … “

“Jangan bahas hal ini dulu, operasi ayah lebih penting.” Saat ini, Gu Jingwen mana ada pemikiran membicarakan ini.

………

Operasi memakan waktu lebih kurang 5 jam, Gu Jingwen merasa sangat cemas, dari awal operasi tidak meminum sedikit air pun.

Sampai dokter mengatakan “Operasi berhasil”, dia baru bisa bernapas lega.

Tapi, terhadap operasi ini, operasi yang sukses hanya di awal saja, setelahnya masih ada jalan yang panjang.

Terhadap kemungkinan yang akan terjadi, dokter sebelumnya sudah mengatakan.

**

Malam hari, Lu Yanting pergi ke Dongjin menjemput Lanxi pulang.

Karyawan Dongjin sebelumnya melihat Lu Yanting masih bisa terkejut, tapi sekarang sudah terbiasa, hubungan mereka berdua sangat baik, sudah menjadi rahasia umum.

Sebelumnya sewaktu mereka berdua bermesraan di lift, sekarang hal itu masih menjadi bahan pembicaraan di perusahaan.

Lanxi melihat Lu Yanting juga tidak terkejut, tapi mulut bertanya : “Kenapa kamu datang?”

“Kamu berharap aku tidak datang?” Lu Yanting menaikkan alis.

Lanxi : “Tentu saja bukan.”

Sambil berbicara, dia sambil membereskan barangnya, berjalan ke sisi dia.

Setelah berhenti, Lanxi memegang lengan Lu Yanting, tertawa berkata : “Bos Lu sangat repot menjemputku pulang, bukankah aku harus memberikan penghargaan?”

Lu Yanting menatapnya. Hari ini dia mengenakan setelan wanita kantor profesional, sangat cocok di badan, membuat lekuk badan terlihat jelas.

Sebenarnya baju seperti ini jika dipakai oleh orang lain akan terlihat biasa saja, tapi dia selalu mempunyai kemampuan membuat orang menaruh perhatian pada bajunya.

Jika Lu Yanting menunduk sebentar maka sudah nampak dadanya, tenggorokannya terasa sangat panas.

Dia menunduk , menggeser rambut di sebelah telinganya, bibir menempel di telinganya, menghembus dengan lembut.

“Nyonya Lu ingin bagaimana memberikan perhargaan ke aku? Emm?” Suara dia merendah, tapi dengan sengaja menekan kata “memberi pernghargaan”.

Lanxi juga bukan perempuan yang polos, langsung mengerti apa maksud dia.

Lanxi tertawa menepuk bahunya, “ Kamu ingin bagaimana, aku bilang ingin mentraktirmu makan, kenapa pikiranmu kotor sekali.”

“Pemikiranku terhadapmu tidak bisa jernih.”Lu Yanting mengakui dengan tenang.

Lanxi setelah mendengar dibuat tertawa olehnya, “Apa aku seharusnya merasa bangga?”

“Mungkin.” Lu Yanting berbalik bertanya, “Di tempatku menjadi spesial, kamu tidak senang?”

“Aku bukannya dari awal sudah spesial?” Lanxi sedikit pun tidak merendah, “Bukankah menjadi nyonya Lu sudah spesial?”

Lu Yanting : “… … “

Kemampuan bicara dia, memang tidak bisa dikalahkan.

Merasakan tubuhnya bergerak kesana kemari, Lu Yanting takut tidak bisa menahan diri, melepaskan dia.

Membereskan baju sebentar, Lu Yanting bertanya : “ Nyonya Lu berencana mentraktir aku makan apa?”

Lanxi : “Bagaiman kalau makanan Sichuan?”

Lu Yanting : “Boleh.”

Lanxi : “ Wah, tidak disangka Bos Lu masih bisa makan pedas.”

Wanita ini sepertinya tidak begitu memahami selera makan dia.

Lu Yanting sekali lagi tertawa rendah, “Jika tidak bisa makan pedas, bagaimana bisa menaklukanmu?”

Lanxi : “… …”

Sial, lagi lagi berpikir kotor?

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu