Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 227 Apakah Dia Pernah Menggantungmu? (3)

Lu Qingran : “Kalau begitu kamu tahu apa artinya?”

Lu Yanting : “Apa?”

Lu Qingrang mengangkat bahu : “Ini artinya dia sama sekali tidak bermaksud untuk akur denganmu. Hanya wanita yang tertarik pada seseorang, baru dia akan menggantungnya. Begitu dia tidak tertarik, maka sama sekali tidak pantas baginya untuk menghabiskan energi untuk orang tersebut.”

Begitu mendengar Lu Qingran mengatakan ini, ekspresi Lu Yanting langsung berubah menjadi jauh lebih tegas.

Dia berpikir dengan jelas reaksi Lanxi….. apakah benar dia sudah tidak tertarik padanya?

Agak sedih sih.

Begitu Lu Qingran melihat ekspresi Lu Yanting langsung tahu apa yang sedang dipikirkannya.

Dia mengangkat tangannya mengelus pelan kepalanya, “Semangat ya, buang urat malu, pasti ada kesempatan.”

Lu Yanting menggenggam tangan Lu Qingran, bertanya padanya dengan wajah yang cemas : “Mungkinkah Lanxi akan bersama dengan Zhou Ting?”

Lu Yanting mengelus dagunya sejenak, “Uhm, sepertinya kemungkinan ini besar juga.”

“Tapi bukannya tidak bisa untuk………” Lu Qingran sengaja membuatnya penasaran.

“Ada cara apa?” Lu Yanting terlihat sedikit tidak sabar. Lu Qingran : “Mudah sekali, kalau Zhou Ting punya pacar, maka Lanxi aman.”

Zhou Ting mencari pacar?

begitu mendengar Lu Qingran berkata demikian, tiba-tiba Lu Yanting teringat ketika liburan saat itu, suasana antara Zhou Ting dan Hui Ling.

Ketika itu mereka berdua terlihat cukup akrab, dan Hui Ling terlihat cukup menyukai Zhou Ting…

Kalau Hui Ling benar-benar bisa bersama dengan Zhou Ting, maka dia akan bisa merasa tenang.

“Aku mengerti.” Otak Lu Yanting langsung berputar dengan cepat, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah ide.

Lu Qingran mengangkat alisnya : “Kamu mengerti apa?”

Lu Yanting tidak bicara, menatap kearah dinding dengan pikiran yang melayang.

**

Pulau Bali.

Lanxi dan Jiang Sisi juga Liang Ye sedang berjalan-jalan santai di pinggir pantai.

Jiang Sisi sama sekali tidak memberitahu Lanxi mengenai Lu Yanting yang meneleponnya, namun, ketika sedang berjalan-jalan, untuk mengetes sikap Lanxi, ia tetap menanyakan beberapa pertanyaan, sekalian mengungkit tentang kejadian dirinya yang bertemu dengan Lu Yanting di bandara.

“Hari ini ketika aku datang, aku bertemu dengan Lu Yanting dibandara.” Jiang Sisi berkata sambil mengamati reaksi Lanxi, “Dia sempat datang kesini, apakah kalian sempat bertemu?”

Lanxi juga tidak menutupinya dari Jiang Sisi, mengangguk, “Hm, sempat bertemu.”

Jiang Sisi bertanya pada Lanxi : “Dia mau rujuk denganmu?”

Lanxi dan Jiang Sisi sudah begitu kompak selama bertahun-tahun, begitu Jiang Sisi bertanya seperti itu, Lanxi langsung paham apa yang ingin ia utarakan.

Dia tersenyum, nada bicaranya terdengar lembut : “Aku tidak mungkin rujuk dengannya.”

“Makanya, aku juga berpikir demikian.” Mendengar Lanxi mengatakan ini, Jiang Sisi langsung menghela nafas lega.

Bukan karena hal lain, Jiang Sisi sungguh tidak berharap Lanxi mendapat makian karena Lu Yanting lagi.

Liang Ye sebenarnya tidak begitu jelas kondisi Lu Yanting dan Lanxi bagaimana, namun mendengar Lanxi berkata demikian, dia juga sangat mendukung Lanxi.

“Ikuti saja apa kata hatimu, jangan karena sudah punya anak lalu memaksakan diri untuk bersama dengan orang yang tidak disukai.”

Lanxi mengangguk kearah Liang Ye, “Aku mengerti.”

Setelah Lanxi mengjawab, Liang Ye lalu melihat kearah Jiang Sisi yang berada disamping Lanxi, “Kamu juga, jangan memaksakan diri.”

“……” Jiang Sisi tiba-tiba kehabisan kata-kata.

Tidak memaksakan diri? Bisakah dia?

dia pernah mengira sudah melakukan hal yang ia sukai seumur hidupnya, namun kenyataan malah memberinya sebuah pelajaran yang begitu keras.

Menyerah adalah langkah pertama pertumbuhan hidup, ketika ia menikah dengan Mu Baicheng, dia sudah memahami hal ini.

Ketika Jiang Sisi sedang berpikir, tiba-tiba ponselnya berdering lagi.

Ketika ia mengeluarkan ponsel dan melihatnya, dilayar hanya muncul dua kata……

‘Manusia rese’

Jiang Sisi sama sekali tidak ingin mengangkat telepon.

Namun orang yang menelepon ini seolah menentangnya, dia tidak mengangkat, orang it uterus meneleponnya.

Sehingga Jiang Sisi akhirnya memilih untuk menekan tombol jawab.

Lanxi dan Liang Ye yang berdiri disampingnya, tentu tidak mempermasalahkannya.

Begitu telepon tersambung, Jiang Sisi belum bicara.

Mu Baicheng sudah bicara terlebih dahulu : “Sudah makan malam?”

Jiang Sisi : “Ada apa?” dia sama sekali tidak berniat basa basi dengannya.

“Beberapa hari ini jangan makan sembarangan, jangan lupa, kamu adalah orang yang sedang menyiapkan kehamilan.”

“Siapa yang mempersiapkan kehamilan?!” Jiang Sisi dibuat cukup kesal oleh Mu Baicheng, seketika tidak mengontrol emosinya dengan baik, “Mu Baicheng, kamu jangan kegeeran ya, aku tidak pernah menyetujui untuk melahirkan anakmu!”

Sudah cukup.

Sejak menikah, semua keputusan dia yang memutuskan sepihak, sama sekali tidak pernah menanyakan pendapatnya sekalipun.

Terkadang dia berpikir, bukan masalah yang besar, tahan saja dulu, nanti juga akan berlalu.

Namun mengenai melahirkan anak, dia ingin memutuskannya seorang diri, ini sudah keterlaluan!!

“Aku tidak ingin bertengkar denganmu.” Terdengar suara Mu Baicheng yang berubah menjadi lebih tegas dan dingin.

“Kebetulan, aku juga tidak ingin bertengkar denganmu, kamu ingin melahirkan anak dengan siapa silahkan, Qin Si, Zhang Si, Li Si, Wang Si, siapa saja boleh, yang pasti bukan aku Jiang Sisi.”

Setelah Jiang Sisi berteriak dia bersiap untuk mematikan telepon, namun telepon baru diturunkan dari telinga sudah direbut oleh Liang Ye terlebih dahulu.

Liang Ye meletakkan ponsel Jiang Sisi ditelinganya.

“aku Liang Ye.” Dia menggerakkan bibirnya, memperkenalkan dirinya sendiri.

Begitu Mu Baicheng mendengar suara pria dari ponsel Jiang Sisi, tangannya yang memegang ponsel langsung mengetat sampai ruas jarinya memutih.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu