Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 234 Lu dan Zhou Berkelahi & Ditahan & Menyatakan Cinta (2)

Selain itu, dia juga pertama kali melihat Zhou Hesi berbicara seperti itu.

Setelah Zhou Hesi mematikan telepon, baru memperhatikan Lanxi yang berdiri di belakangnya.

Melihat ekspresinya, mungkin sudah mendengar apa yang dikatakan dia sebelumnya, Zhou Hesi menyimpan ponsel baru melihat Lanxi lagi, tersenyum bertanya: “Membuatmu kaget?”

Lanxi menggeleng, “Tidak, hanya merasa sedikit terkejut.”

Zhou Hesi: “Terkejut karena ternyata aku orang yang begitu galak?”

Lanxi senyum terpaksa, “Aku mengira kamu lebih lembut.”

Zhou Hesi berjalan agak mendekat ke hadapannya, mengangkat tangan mencubit wajahnya sejenak, “Aku lebih lembut terhadap wanita, ini adalah tata krama yang paling dasar.”

Mendengar Zhou Hesi berkata begini, Lanxi tersenyum karena candaannya: “Jadi, ini sebabnya kamu disukai oleh gadis kecil?”

Zhou Hesi “Hmm” sekali, “Mungkin iya.”

Setelah mereka berdua mengobrol sebentar, suasana menjadi lebih santai.

Tetapi, melalui kejadian ini, Lanxi memiliki pemahaman baru terhadap Zhou Hesi.

Sebelumnya dia merasa dirinya sangat memahami Zhou Hesi, tapi dipikir lebih cermat, sebenarnya yang dilihat olehnya hanya salah satu sisi dari Zhou Hesi saja, dia bisa menduduki posisi hari ini, maka sudah ditakdirkan dia tidak akan bersifat baik.

Tapi sama seperti yang dikatakannya, hanya saat berhadapan dengan wanita sikapnya baru agak baik sedikit.

Tapi dengan begini, Lanxi malah tidak terlalu khawatir pada Zhou Hesi.

Dulu dia khawatir Zhou Hesi akan kalah saat berhadapan dengan Lu Yanting, penyebab utamanya karena Zhou Hesi orangnya terlalu lembut.

Tapi sekarang dipikir-pikir, jika dia bisa mengeluarkan sikap tadi untuk menghadapi Lu Yanting, sepertinya Lu Yanting juga tidak bisa mendapatkan hal baik.

Berpikir demikian, dia merasa lebih lega.

**

Kabar mengenai Lanxi dan Zhou Hesi bersama sangat cepat sudah tersebar kemana-mana, bahkan Gu Jingwen juga sudah medengarnya.

Awalnya Gu Jingwen ingin membagikan postingan untuk menjelaskannya, tapi setelah melihat weibo milik Zhou Hesi, dia tidak ingin menjelaskannya lagi--

Karena Lanxi sudah bersama orang lain, apa yang perlu dia jelaskan lagi?

Dia berpikir, apakah sudah sampai pada tahap ini, Lu Yanting masih ingin bersama Lanxi?

“Kak, apa yang sedang kamu pikirkan?” Gu Chengchi mendorong pintu kamar Gu Jingwen dan berjalan masuk, berbicara mendesaknya: “Cepat bagikan postingan, aku sudah katakan pada kakak Lu, hari ini pasti akan mengklarifikasinya.”

Gu Jingwen menundukkan kepala, dengan suara rendah berkata: “Aku tidak ingin klarifikasi lagi.”

Gu Chengchi: “......apa yang kamu katakan?”

“Aku bilang tidak ingin ingin mengklarifikasi lagi!” Gu Jingwen tiba-tiba meninggikan suara, “Apa gunanya lagi klarifikasi sekarang? Lanxi sudah bersama orang lain, dia sama sekali tidak peduli dengan masalah ini, kenapa aku harus mengklarifikasinya?! walaupun aku sudah klarifikasi, mereka berdua juga tidak akan baikan lagi......haha......”

Berbicara sampai di sini, Gu Jingwen tertawa.

Tersenyum sambil tersenyum, akhirnya air mata menetes.

Gu Chengchi melihat sikap Gu Jingwen, merasa agak khawatir.

Tapi, hal yang sudah dijanjikan pada Lu Yanting, jika sudah dikatakan tetap harus dilakukan.

Gu Chengchi berjalan ke hadapan Gu Jingwen, mengangkat tangan dan menepuk pundaknya sebentar, “Kak, kamu tenang sedikit.”

“Aku tidak mau klarifikasi, aku mau pergi mencarinya, mengapa aku harus klarifikasi sedangkan Lanxi sudah bersama orang lain?”

Sambil bicara, Gu Jingwen berdiri.

Gu Chengchi merasa sekarang dia memang tidak terlalu tenang, untuk itu langsung menghadang di depannya.

Sebelumnya dia sudah sering mengatakan kata-kata yang tidak enak didengar, bagaimanapun tetap kakak kandung, melihat tampangnya, dalam hati Gu Chengchi juga tidak nyaman.

“Untuk apa kamu pergi mencarinya? Apakah yang dikatakan kakak Lu masih belum cukup jelas? Kak apakah kamu bisa lebih sadar sedikit?”

Dalam kata-kata Gu Chengchi penuh rasa tidak berdaya.

Dia mendorong pundak Gu Jingwen, agar dia duduk kembali ke depan meja komputer, “Jangan menaruh harapan apa-apa lagi dalam hati, apakah begitu sulit untuk menghadapi kenyataan? Dia tidak mencintaimu tetap tidak mencintaimu lagi.”

Gu Jingwen menutup bibirnya, matanya memerah sambil menatap Gu Chengchi, lama sekali juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.

.........

Setelah dinasehati dan dibujuk Gu Chengchi, akhirnya Gu Jingwen membagikan postingan klarifikasi.

Gu Jingwen menghubungi sebuah media di Kota Jiang yang lebih otoritatif untuk meliris postingannya, sejenis pernyataan pribadi.

Tentu saja, isi pernyataan ini yang paling utama dituliskan oleh Gu Chengchi untuknya.

Sekarang dia dalam kondisi emosional yang tidak stabil, tidak mungkin bisa menuliskan hal seperti ini.

Setelah melewati pemeriksaan dan revisi, sore itu juga, media secara resmi memposting pernyataan ini di halaman depan portal, dan melakukan penyaranan pada penguna--

Akhir-akhir ini, berita tentang Lu Yanting tidak pernah berhenti, asalkan berita yang berhubungan dengannya, pada dasarnya bisa mendapatkan klik pertayang yang tinggi.

Pernyataan Gu Jingwen yang dikeluarkan melalui media, segera menarik perhatian banyak orang, kolom komentar juga ramai sekali.

**

Lanxi setelah makan malam baru melihat pernyataan ini, Jiang Sisi yang meneruskan padanya dari wechat.

Awalnya Lanxi tidak ingin melihatnya, tapi setelah agak bimbang sejenak, tetap klik masuk.

Dalam pernyataan Gu Jingwen ini mengatakan, dia dan Lu Yanting sudah putus beberapa tahun, saat ini sudah tidak saling menghubungi lagi demi menghindari kecurigaan, juga mengatakan foto itu diam-diam diambil orang dengan niat jahat, sebenarnya dia dan Lu Yanting kedua belah pihak sama sekali tidak ada niat cinta untuk lama bersemi kembali, hari itu bisa bertemu di panti asuhan, karena dua orang sering ke sana untuk melakukan bakti sosial.

Seluruh pernyataan diucapkan dengan cukup tulus, pokoknya inti dari penyataan ini ingin menjelaskan kalau semua foto itu adalah kesalahpahaman, dan ingin semuanya tahu, mereka berdua tidak ada rencana untuk berbaikkan.

Lanxi tidak ada pemikiran khusus setelah selesai melihat pernyataan ini.

Tidak peduli kedua orang itu menggunakan ilusi untuk memperdaya orang atau diam-diam merencanakan sesuatu, semua tidak ada hubungan dengannya.

Setelah selesai membaca berita, Lanxi menutup halaman website.

Kemudian, dia melihat pesan yang dikirimkan oleh Jiang Sisi: Bagaimana perasaanmu setelah selesai membacanya?

Lanxi menggerakkan jari-jari tangan, membalas: tidak ada perasaan.

Jiang Sisi: kamu tidak penasaran kenapa bisa posting pernyataan semacam ini?

Lanxi: tidak penasaran.

Jiang Sisi: aku rasa Lu Yanting yang menyuruhnya untuk posting, mungkin ingin menjelaskannya padamu.

Lanxi: tidak ada yang perlu dijelaskan.

Jiang Sisi: oh iya, aku dengar, kamu kehilangan pekerjaan ya, sepertinya Lu Yanting yang melakukannya.....

Lanxi: tidak ada hubungannya denganku.

Jiang Sisi tidak menyangka sikap Lanxi mendadak bisa berubah menjadi seperti ini, saat dia sedang merasa kebingungan, pesan Lanxi masuk lagi.

Dia berkata: tidak peduli bagaimana penjelaskannya, foto tidak akan membohongi orang.

Jiang Sisi berpikir-pikir, memang, yang dikatakan Lanxi masuk akal. Melihat semua foto itu merasa tidak nyaman dan jijik.

Untuk itu, dia tidak berbicara mengenai hal ini lagi dengan Lanxi.

Memegang ponsel dan ngbrol beberapa kalimat dengan Jiang Sisi, Lanxi bersiap-siap untuk tidur.

**

Malam yang sama, Kota Jiang.

Sepanjang sore Lu Yanting berada di perusahaan mengurus pekerjaan, sampai tengah malam, dia tidak berniat untuk pulang.

Lu Yanting meletakkan pulpen yang ada di tangan, setelah memijit kening, mengambil ponsel, dan membuka pernyataan yang diposting Gu Jingwen, langsung diseret ke kolom komentar.

“Emmm, kenapa terasa seperti dipaksa untuk memposting pernyataan.”

“Aku juga merasa seperti itu, dilihat dari tatapan mata seharusnya ada rasa cinta, berpikir begitu, Lu Yanting benar-benar brengsek.”

“Apakah pikiran kita sebelumnya sudah salah? Mungkin karena Lanxi yang tidak menginginkannya lagi.”

“Di lantai atas, Lanxi memang tidak menginginkannya lagi, sekarang dia sedang hamil namun masih bisa mendapatkan pacar seperti Zhou ShaoDong.”

Prakkkk---

Setelah membaca komentar yang ditinggalkan ini, tinju Lu Yanting langsung dipukulkan ke meja kerja.

Satu tinju ini terlalu kuat bertenaga, dibelakang telapak tangan smar-samar ada bercak darah.

Tidak ada orang yang tahu, sekarang dia sangat ingin membunuh orang--

Lu Yanting meletakkan ponsel di samping, menarik laci lalu mengeluarkan rokok dan korek api, berjalan ke depan jendela perancis.

Dia mengambil sebatang rokok dan memasukkannya ke mulut, sekuat tenaga mengisapnya, asap yang dikeluarkan menyebar di udara.

Melihat arus lalu lintas di luar, otaknya berdengung.

Sekali lagi dia tidak berdaya terhadap Lanxi.

Tidak pernah ada seorang pun, dapat berulang kali memberinya perasaan seperti ini.

Lu Yanting sangat cepat menghabiskan satu batang rokok, setelah itu mulai menghisap batang kedua.

Ketika merokok, dalam benaknya berulang kali muncul foto yang di posting Zhou Hesi di weibo, sepuluh jari mereka berdua tergenggam erat, gambaran yang indah.

Lu Yanting berpikir sejenak dengan serius, dia dan Lanxi telah bersama selama satu setengah tahun lebih, tapi selain pada waktu foto prewedding, mereka berdua tidak pernah foto bersama lagi.

Foto merajut cinta seperti ini, lebih tidak mungkin ada.

Memikirkan ini, benar-benar menyedihkan.

Lu Yanting berdiri di depan jendela, menghabiskan satu bungkus rokok, seluruh kantor penuh kepulan asap.

Bahkan ketika seorang pria sejati seperti Pan Yang yang masuk ke dalam, juga tersedak sampai batuk beberapa kali.

Begitu melihat Lu Yanting berada di samping jendela, dia sudah tahu pasti sedang stres karena masalah Lanxi.

Pan Yang tanpa bersuara menghela nafas. Sebenarnya dia sangat ingin mengatakan, sekarang merasa menyesal sekali, kenapa pada saat itu harus berbuat begitu--

Jika pada saat itu dia tidak terlalu gegabah menceraikan Lanxi, maka tidak akan menjadi seperti ini.

Tentu saja, kalimat ini Pan Yang juga hanya berani memikirkannya sendiri, sama sekali tidak berani mengucapkannya di hadapan Lu Yanting.

Pan Yang batuk dua kali, berjalan dan berhenti kurang lebih satu meter di belakang Lu Yanting, kemudian berkata: “Waktu sudah malam, pulang lebih awal dan istirahat saja.”

Setelah Lu Yanting mendengar suara Pan Yang, membalikkan badan.

Pan Yang melihat matanya menjadi warna merah, terkejut sekali.

Dia seperti ini.....terlalu lemah dan pucat.

Lu Yanting mengepalkan tinjunya, mengerak-gerakan bibir, berkata pada Pan Yang: “Pergi pesan tiket pesawat.”

Pan Yang: “......”

Tidak perlu tanya, sudah tahu mau pergi kemana.

Dalam sebulan ini, dia sudah berapa kali pergi ke pulau Bali?

Sudah berkali-kali pulang pergi, tetap belum ada perkembangan antara dia dan Lanxi.

Bukan hanya tidak ada perkembangan, Lanxi masih mengumumkan hubungannya dengan Zhou Hesi!

Masalah apa saja semua ini?

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu