Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 65 Aku Sudah Menikah (1)

Mendengar Lanxi menyebutkan nama Gu Jingwen, Lu Yanting tersenyum.

Begitu dia tersenyum, Lanxi semakin merasa dia adalah seseorang yang sangat moody.

Lu Yanting membuka kotak aromaterapi, kemudian menoleh dan bertanya dia :” Besok kamu pergi ke mana ?”

Lanxi :” aku akan keluar dengan Jiang Sisi.”

Dia tidak berencana memberitahu Lu Yanting tentang hal besok dia ingin pergi ke tempat pemakaman.

Seharusnya mereka berdua tidak pantas membahas hal privasi seperti ini.

Lu Yanting :” Karena ini, jadi tidak pergi terapi ?”

Lanxi :” Aku sudah janjian dengan dia sebelumnya, akhirnya Jiang mempunyai waktu luang, aku tidak ingin membatalkan.”

“Ya, tidurlah.” Lu Yanting tidak memaksa dia.

**

Di keesokan harinya, setelah Lanxi bangun.

Dia mengenakan gaum panjang yang berwarna hitam, cardigannya juga berwarna hitam, dengan make up yang tipis, tidak memakai lipstick, tidak menarik seperti dia yang di biasa hari.

Saat dia selesai berpakaian dan turun ke bawah, kebetulan Lu Yanting melihatnya.

Selama berbulan-bulan mereka berinteraksi, Lu Yanting jarang melihat dia berpakaian sederhana seperti ini.

Seperti ini … kelihatan tidak seperti ingin keluar dengan teman, malahan seperti ingin pergi melayat.

Barusan Jiang Sisi mengirim pesan ke Lanxi, saat ini mungkin sudah menunggu di pintu masuk rumah Lu Yanting.

Lanxi mengeluarkan sepasang hak tinggi berwarna hitam dari lemari dan memakainya, menenteng tas dan bersedia untuk keluar.

“Berhenti.” Emosi Lu Yanting terpancing karena sikapnya.

Dia sangat yakin, apabila dia tidak menegur dia, dia pasti tidak akan berpamitan.

Lanxi menoleh :” Ada apa ?”

Lu Yanting berdiri, melangkah ke hadapannya.

“Tata krama yang paling dasar saja tidak ada kah ? sebelum pergi tidak pamit dulu ?”

Lanxi :” …..”

Kata-kata ini, mengapa kedengaran seperti sengaja mencari masalah.

“Oh, Sampai jumpa Bos Lu, aku pergi dulu.” Lanxi menahan emosinya dan berpamitan dengan dia, setelah selesai berbicara dia juga bertanya kepadanya :” Bos Lu sudah puas ?”

Amarah Lu Yanting langsung merendah, dan membiarkan dia lewat.

“Jangan pulang terlalu malam.”

Lanxi :” Oh.”

**

Sepuluh menit kemudian, Lanxi bertemu dengan Jiang Sisi di pintu masuk rumah Lu Yanting.

Setelah masuk ke dalam mobil, Lanxi memberikan Jiang Sisi sebuah alamat toko bunga.

Setelah menjemput bunga di toko bunga, kemudian mereka berdua pergi kearah tempat pemakaman.

Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Lanxi, sebagai teman baik Lanxi, Jiang Sisi sangat jelas terhadap hal ini.

Lanxi yang biasanya sangat heboh, setiap peringati kematian Bai Wanyan dan Kakek Lanxi, dia akan mengenakan pakaian berwarna hitam.

Setelah dia masuk ke dalam mobil suasana hatinya menjadi buruk, Jiang Sisi juga tidak bergurau dengan dia.

Abu Bai Wanyan berada di sebuah tempat pemakaman dengan keamanan yang sangat ketat di kota Jiang. Sebelum masuk, harus mendaftar terlebih dahulu.

Lanxi harus mendaftar terlebih dahulu di tempat penjaga keamanan, kemudian bersama Jiang Sisi masuk ke dalam.

Setelah berhenti, Lanxi meletakan dua bunga tersebut di depan batu nisan.

Foto Bai Wanyan yang terpampang di atas batu nisan. karisma Bai Wanyan yang luar biasa, wajah yang cantik.

Melihat wajah yang familiar itu, mata Lanxi langsung memerah.

Kakek Lanxi yang membangun Batu nisan Bai Wanyan, atasnya tertulis : Telah Pulang Putri Tercinta, Bai Wanyan

Jiang Sisi dan Lanxi berlutut di jalan atas jalan batu.

Tempat pemakaman sangat sunyi.

Kecuali sesekali suara jangkrik, tidak ada suara lain yang terdengar.

Lanxi berlutut di depan kuburan, air matanya jatuh tanpa suara.

Banyak sekali hal yang dia ingin katakan kepada dia, tetapi dia tidak tau harus bagaimana memulainya.

Mungkin karena terlalu banyak hal yang terjadi baru-baru ini, membuat dia tidak bisa menanggapi poin-poin utama.

Jiang Sisi melihat Lanxi menangis, membuka kedua tangannya dan memeluk dia, dengan lembut menenangkannya :” Baiklah, jangan menangis, berbicaralah dengan tante.”

Lanxi mendengus” Ya” , mengangkat tangan dengan sembarang dia menyeka air matanya.

Kemudian, dia mulai berbicara dengan Bai Wanyan.

“Aku sudah menikah.” ini adalah hal yang paling penting, harus berbagi dengan dia.

Tetapi …. Apabila mengetahui alasan dan tujuan dia menikah dengan Lu Yanting, apakah dia akan kecewa ?

“Aku tidak ingin benda-benda milik Keluarga Bai direbut oleh mereka, kamu akan mengerti, benarkan ?”

Pertanyaan ini, aku tanya dengan sangat berhati-hati.

Sudah tahu tidak akan mendapatkan respon apapun, tetapi dia masih bertanya.

“Aku tau kamu pasti akan mengerti aku.” Lanxi memejamkan mata.

ketika Lanxi sedang berbicara, Jiang Sisi menunggu di samping dengan tenang, dan tidak menganggunya.

Dia mengetahui bahwa, Saat ini Lanxi hanya butuh seseorang untuk duduk disampingnya, dan itu saja.

……

Jiang Sisi menemani Lanxi di tempat pemakaman hingga pukul enam sore.

Saat itu, Jiang Sisi diam saja, hanya disamping menemani Lanxi.

Lanxi juga tidak berbicara terlalu banyak dengan Bai Wanyan, hanya sesekali dan itu juga beberapa kalimat saja.

Hanya berada di depan kuburan Bai Wanyan dan kakek Lanxi, dia akan menunjukkan sisi kekanak-kanakannya.

Langit semakin gelap, akhirnya Lanxi berdiri.

Berlutut di atas jalan batu seharian, lututnya sudah membengkak, memar di sana sini, dan lebam.

Kakinya mati rasa ketika berdiri, pandangan menjadi gelap, untung saja Jiang Sisi langsung memapah dia.

Sebenarnya hari ini ada beberapa kali, Jiang Sisi ingin Lanxi untuk tidak berlutut lagi.

Tetapi setelah berpikir, juga tidak mengatakan apa-apa kepada dia.

Karena dibandingkan dengan siapapun hanya dia mengerti hari ini adalah hari paling penting bagi Lanxi.

Jiang Sisi merangkul Lanxi, biarkan dia beberapa menit .

Jiang Sisi :” Sekarang lebih baik ?”

Lanxi :” Iya, Mari pergi.”

Jiang Sisi mengangguk kepala, tetapi tidak melepaskan tangannya, dia merangkul Lanxi jalan keluar.

Dia sudah berlutut seharian, lututnya menjadi seperti ini, pasti sangat sulit untuk berjalan.

Jiang Sisi membantu Lanxi masuk ke dalam mobil, dan bertanya :” Makan malam ingin makan apa ? Aku membawamu pergi.”

Lanxi memancungkan bibir :” Tidak punya nafsu makan, kamu mengantar aku pulang saja.”

Jiang Sisi :” Bagaimana dengan hotpot ? Kita berdua sudah lama tidak makan hotpot bersama.”

Lanxi :” …. Apabila kamu ingin makan, mari kita pergi.”

Jiang Sisi :” Baiklah, itu saja.”

Menyuruh dia begitu saja melihat Lanxi pulang, sangat mustahil.

Menurut pemahaman dia terhadap Lanxi, setelah pulang ke rumah dia pasti tidak akan makan.

Seharian tidak makan, tenaganya juga sudah banyak terkuras, ini akan sangat merusak kesehatan.

**

Pagi hari, tidak lama setelah Lanxi keluar dari rumah, Lu Yanting menerima panggilan dari pengurus panti Xiao.

Sebelumnya, beberapa kali dia menjenguk Xiaoxiao di panti asuhan, Lu yanting memberikan nomor pribadi dia sendiri kepada pengurus Xiao.

Dia juga memberitahu pengurus Xiao, apabila Xiaoxiao terjadi apa-apa, bisa menghubungi dia kapan saja.

Jadi, setelah melihat panggilan dari pengurus Xiao, Lu Yanting langsung mengangkat.

Setelah panggilan terhubung, mendengar pengurus xiao berkata :” Lu Yanting, apakah telah menganggumu ?”

Lu Yanting :” TIdak, Ada yang bisa kubantu ?”

Pengurus Xiao :” Begini, Xiaoxiao dia cacar air, ku ingin membawa dia berobat dirumah sakit tetapi beberapa hari ini tidak mendapat antrian, takutnya dia menular ke anak-anak lain yang di panti asuhan ….”

Lu Yanting mengerutkan kening :” Berapa suhu tubuhnya sekarang ?”

Pengurus Xiao :” ini sudah empat puluh derajat ….”

Lu Yanting :” Anda sekarang bisa membawa dia keluar ? Takutnya aku pergi ke sana menjemput dia untuk berobat, waktunya tidak sempat.”

Pengurus Xiao :” Bisa bisa, aku sekarang sudah menyuruh supir panti asuhan untuk bersiap-siap.”

“Baiklah, kamu membawa dia ke persimpangan XX jalan Timur, aku sekarang ke sana.” Lu Yanting menyebutkan sebuah alamat.

Pengurus Xiao : “ Baiklah.”

Setelah mengakhiri panggilan, Lu Yanting langsung mengambil kunci mobil, mengganti sepatu dan keluar.

Mengobati cacar air, Dokter Li pasti ada resep lain.

Dulu ketika anak gadis Lu Qingran menderita cacar air, dokter Li menyembuhkan dengan resep ini.

Jadi, setelah mendengar pengurus Xiao mengatakan bahwa Xiaoxiao cacar air, pertama yang Lu Yanting pikirkan adalah Dokter Li.

Dia 100% percaya pada ilmu pengetahuan kedokteran dan etika kedokteran dokter Li.

Dan, Dokter Li bukan hanya bias pengobatan Timur, dia juga mengerti pengobatan Barat.

Lagi pula, menjadi dokter pribadi keluarga Lu tidak semudah itu.

Dua puluh menit kemudian, Lu Yanting tiba di persimpangan yang disepakati.

dia parkir mobil di pinggir jalan, menunggu sepuluh menit, dan mobil panti asuhan sudah datang.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu