Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 142 Kita Bercerai Saja (2)

Tetapi, sekarang ia sudah tidak ingin lagi mempermasalahkan hal seperti ini.

Berpikir kembali ketidakrelaan dan kekhawatirannya, semuanya seperti lelucon.

Dia sangat bodoh, Lu Yanting sedikit bersikap baik padanya, dia segera sembuh kulit lupa rasa sakit, ia lupa rasa sakit dan deritanya ketika dihantuinya.

Baru semalam ia berkata, jika ia kecewa sekali lagi, maka seterusnya tidak akan memercayainya lagi.

Tidak terpikir, kekecewaan kedua kali datang begitu cepat.

Mungkin mereka berdua memang tidak cocok, jika tidak mengapa bisa begini?

Setiap kali, selalu disebabkan oleh orang yang sama.

Sangat tidak ada tantangan.

Mungkin, seharusnya ia menegaskan pikiran untuk menikah dari awal.

Lagipula,…. Sekarang ia sudah mendapatkan barang yang ia inginkan.

“Kamu tidak perlu menjelaskan kepadaku.” Diam beberapa saat, akhirnya Lanxi mengeluarkan kata dari mulutnya.

Ia kelihatan tenang, seperti tidak tertarik dengan perkara ini.

Setelah selesai mengeluarkan beberapa kata tadi, ia terdiam sejenak, kemudian berkata lagi : “Walaupun tidak ada kejadian ini, aku tetap akan bercerai denganmu.”

Ekspresi Lu Yanting memang sudah jelek, setelah mendengar perkataan Lanxi eskpresinya menjadi semakin jelek.

Ia mengertak giginya, pelipisnya bergetar, urat-urat ditangannya mulai tampak.

Batas kesabarannya sudah habis.

Saat seperti ini, tiba-tiba muncul adegan ia berkata kepada Jiang Sisi “Aku sudah mau bebas” di otaknya.

Aaa…jadi, bercerai dengannya adalah suatu kebebasan?

Selama ini, Lu Yanting selalu bersabar.

Ia beremosi setiap harinya, berbuat masalah, ia selalu bersabar.

Ia tidak ingin satu kamar dengannya, ia juga sabar.

Ia keluar bermain dengan Zhou Yan, ia juga sabar.

Bahkan, ia diam-diam bertemu dengan Shen Wenzhi, ia juga bisa sabar dan tidak mengungkitnya.

Ia sungguh sudah tulus bermain hati dengannya, jadi ia sangat bersabar dengannya dengan sepenuh hati.

Sebelum menyerahkan surat permohonan perceraian kepadanya, ia sudah memikirkan banyak hal.

Padahal ia bisa menggunakan surat ini untuk menuntutnya, tetapi ia tidak berbuat begitu.

Ia merasa ia bisa menggunakan hati yang tulus untuk menahannya, menurutnya, seharusnya ia bisa merasakan kebaikan yang selama ini ia berikan.

Sayangnya, ia tidak merasakan apapun.

Tadinya Lu Yanting menganggap perceraian yang dia ungkit barusan, hanya karena ia sedang marah melihat ia bersama dengan Gu Jingwen.

Tidak terpikir, ternyata ia membantah itu.

Walaupun tidak ada hal ini, tetap akan bercerai dengannya.

Lu Yanting diam tidak berkata, Lanxi mengumpulkan semua tenaganya untuk mengeluarkan semua kata yang ingin ia katakan.

Dari awal dia tidak pernah sekalipun takut dengannya, ia menatap matanya, berucap dengan sangat tenang dan terbuka.

“Harusnya kamu tau, dari awal aku mendekatimu dengan maksud tertentu, memang hanya ada petukaran diantara kita berdua, aku mengorbankan tubuhku, kamu membantuku mengambil kembali barangku.”

“Tidak peduli rumah ataupun Dongjin, sama saja.” Kata Lanxi, “Harusnya kamu tau, keinginan terbesarku adalah mengambil kembali saham keluarga Bai, sekarang sudah terealisasi. Kita sudah bersama kurang lebih satu tahun, sebagaimana tubuh yang bagus pun pasti akan bosan bukan, lagipula barang yang kuinginkan sudah kudapatkan, aku juga tidak ingin lagi membuat pertukaran apa-apa lagi.”

Lu Yanting memerhatikan pergerakan bibirnya.

Ketika menatapinya berbicara begitu banyak, ia merasa sedikit gelisah, dan terpikir hal-hal yang lain.

Tetapi hari ini, ia hanya ingin mencekiknya.

Betul, mencekiknya.

Dia menggunakan kata “pergantian” dan “pertukaran benda” untuk mendeskripsikan hubungan mereka, ini cukup untuk membuktikan bahwa ia tidak mengeluarkan sedikit pun perasaan di hubungan ini.

Tetapi dia?

Dia masih mengira bahwa ia masih cukup perhatian dengannya, hanya karena perhatiannya tadi pagi.

Tetapi sekarang dilihat sepertinya hanya omong kosong.

Lu Yanting sungguh sangat marah, emosi yang selama ini ditahan olehnya meledak seketika.

Dia dengan satu kali tangkapan mencekik kerah Lanxi, hampir mengangkatnya dari lantai.

Dia sangat jarang sekali melakukan tindakan kasar seperti ini, kali ini Lanxi telah membuat marah dia.

Ketika sedang dicekik oleh Lu Yanting, hati Lanxi berdebar dengan sangat kencang.

Jujur, dia takut.

Tetapi, dia tidak mengekspresikannya. Lanxi memaksa diri sendiri untuk tenang kembali, tetap menggunakan tatapan seperti itu menatapnya : “Apakah Bos Lu akan memukul orang?

Saat mengeluarkan kata terakhir, terdengar suara tertawa pelan dari mulutnya.

Wanita yang pantas mati!

Lu Yanting merasa emosi dalam dirinya telah meledak terpancing oleh suara tertawaannya.

Ia mendorongnya langsung ke lemari sepatu, dengan kejam mencekik dagunya.

“Sebrang sungai bongkar jembatan? Kamu menganggapku sebagai apa, ha?”

“Tuan emas.” Dengan santai Lanxi mengeluarkan dua kata itu, “Bukankah hubungan kita sudah sangat jelas dari awal, kamu berikan apa yang aku mau, aku memberikan apa yang kamu mau.”

“Kamu tau apa yang mau?” Lu Yanting sangat marah dengan Lanxi.

Lanxi menjilat bibirnya, tangannya memegang bagian bawah Lu Yanting, memerasnya dengan pelan.

Aksi ringan, penuh perasaan.

“Ini yang Bos Lu inginkan, bukan?”

“Lan, Xi “ Lu Yanting memanggil namanya sambil menggigit gusinya.

Karena marah, suaranya menjadi sedikit serak, sambil menahan emosi, ia menatapnya dengan tatapan ingin menghancurkannya yang kuat.”

“Kamu tidak berhati.” Kata per kata ia ucapkan, “Aku tidak pernah menemui wanita tidak berhati sepertimu.”

Ia sudah tidak ingat, kebaikan yang pernah ia berikan, hubungan yang ia jalankan sepenuh hati, hanya sebagai “pertukaran” baginya, sebuah “perjanjian”.

Bagus, dia sangat bagus.

Bagaimana bisa ia bermain hati dengan wanita seperti ini?

Bahkan ia berkali-kali berkorban karenanya.

Ia adalah orang terbodoh di dunia ini.

Tidak berhati?

Mendengar ucapan Lu Yanting, Lanxi tersenyum.

Iya, banyak yang berpikir seperti itu dengannya, menggangap bahwa ia tidak berhati nurani.

Tetapi, bagaimana mereka memperlakukannya?

Dia seharusnya memperlakukan bagaimana ia diperlakukan, baru dianggap berhati?

Ia sudah melakukan pengorbanan yang besar baginya, ia bahkan sudah memilih untuk tidak memperhitungkan kejadian memalukan di pernikahannya.

Lagi-lagi di saat seperti ini, ia sedang bersama Gu Jingwen.

Lanxi tidak peduli karena apa mereka bersama lagi, ia hanya tersadar, bahwa Lu Yanting tidak akan bisa untuk tidak lagi berhubungan dengan Gu Jingwen.

Lanxi tidak bisa menerima adanya orang ketiga dihubungan asmara dia, lagipula Lu Yanting selalu tidak peka dengan maksud Gu Jingwen yang sebenarnya.

Ia sudah lelah, benar.

Dia memang orang yang berbaja hati, jika setelah ini dia pasti akan tersakiti, maka dari itu ia lebih memilih untuk bertindak duluan.

Berpikir sampai sini, Lanxi dengan mencekram telapak tangannya, memaksa menahan air matanya, kemudian tersenyum.

“Iya, aku memang tidak berhati.” Ia menatap matanya dengan senyuman, “Kamu bukan hari pertama mengenalku.”

“Lagipula, Bukannya Bos Lu dengan Nona Gu sangat saling menyayangi, aku hanya mengalah, tidak boleh selalu mempersulit nona Gu.”

Lanxi berbicara dengan seperti sangat tulus, seperti yang mereka pikirkan.

Ketika ia mengungkit mengenai Gu Jingwen, tiba-tiba Lu Yanting teringat mengenai foto ia berpelukan dengan Shen Wenzhi di pemakaman.

Berpikir sampai sini, tenaga tangan Lu Yanting meningkat.

“Kamu sekarang berbicara mengenai hubunganku dengan Gu Jingwen, memangnya kamu sebersih apa, ha?” Lu Yanting menyipitkan matanya menatapinya.

Lanxi merasa Lu Yanting sedikit tidak masuk akal berbicara seperti itu, dia mengangkat bahu dan membalas dengan acuh tidak acuh, “Setidaknya lebih bersih dari Bos Lu dengan Nona Gu bukan.”

Bersih? Ha.

Lu Yanting melepaskannya, mengambil ponsel dari sofa, kemudian mencari foto ia berpelukan dengan Shen Wenzhi di pemakaman, memperlihatkan ke depan wajahnya.

“Kamu membahas bersih denganku?”

Melihat foto itu, seluruh ekspresi wajah Lanxi berubah.

Hal pertama yang terpikir olehnya bukanlah untuk menjelaskan kepada Lu Yanting, tetapi justru bertanya : “Kamu menyuruh orang mengikutiku?”

“Kenapa, Kamu merasa bersalah?”

Lu Yanting sudah tidak peduli apa yang ia pikirkan, lagipula ia selalu menggunakan cara terburuk untuk memanfaatkannya, Lu Yanting di dalam hatinya juga bukan orang baik.

Jika demikian, buat apa lagi menjaga perasaannya?

Memikirkan saat-saat bersama dengannya, semuanya omong kosong.

Lanxi sangat benci diikutin, walaupun tidak merasa bersalah, tetapi tetap saja sangat marah ketika melihat foto itu.

Dan ia juga tidak bermaksud ingin menjelaskan apa-apa kepada Lu Yanting.

Jika dia juga sudah salah paham, jadi biarkan saja ia salah paham terus.

“Tidak ada apa-apa untuk dirasakan perasaan bersalah.” Lanxi mengaku, “Aku betul bertemu dengannya, lalu kenapa?”

Lalu kenapa?

Dia sungguh mempergunakannya, satu kata untuk menjelaskan pun tidak ada.

Dia sama sekali tidak pernah menemui wanita tidak berperasaan seperti ini.

Lanxi masih tetap meneruskan pembicaraannya, sementara Lu Yanting menggigiti gusinya.

“Cerai adalah keputusanku setelah bepikir panjang, aku tidak mencintaimu, walaupun kita teruskan hubungan ini juga tidak ada makna. Juga kamu tidak perlu khawatir bahwa aku akan berbaikan dengan Shen Wenzhi, Kuda bagus tidak akan makan rumput yang berlalu, inilah perbedaan antara diriku dengan dirimu.”

Ketika mengucapkan kata ini, tidak lupa Lanxi mengejek Lu Yanting memakan rumput berlalu secara bersamaan.

Pastinya, karena Lu Yanting masih terbawa emosi, ia tidak begitu peduli dengan sindiran Lanxi.

Semua konsentrasinya, hanya pada perkataan Lanxi yang “Aku tidak mencintaimu.”

Dia sungguh…. Sungguh tidak berperasaan.

Berkata bahwa tidak ingin hidup mengharapkannya, ha.. sejak kapan Lu Yanting harus hidup “mengharapkan” orang lain?

Semakin ia berbicara, semakin Lu Yanting marah.

Lu Yanting menjulurkan tangannya ke belakang kepalanya, kemudian ia menahan rambutnya dengan jari-jarinya, dan menjambak rambutnya.

Lanxi merasa sedikit kesemutan, mengerutkan alisnya.

Setelah melihat ekspresi Lu Yanting, ia menyindirnya : “Kamu juga tau sakit?”

Dia mengira, wanita seperti ini tidak mengerti apa itu sakit.

“Kekerasan dalam rumah tangga akan membuatmu hidup dalam penjara, dipikir lagi ya Bos Lu.” Lanxi mengingatkannya.

“Kamu tidak mencintaiku? Ha?” Lu Yanting seperti tidak mendengarkannya, mengeraskan tenaga tangannya, “Jika begitu kamu sangat hebat, bisa membuka lebar kaki kepada lelaki yang tidak kamu cintai, apakah hanya memberikan barang yang kamu inginkan, walaupun pasangannya adalah lelaki tua, kamu juga bisa menemani tidur?”

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu