Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 170 Minat Suami Dan Istri, Pahami (2)

Ayolah, tidak perlu menebak, kira-kira pria ini pelakunya.

Lanxi mencibir dan berpakaian lalu bersiap bangkit.

Baru saja akan memulai, pria di tempat tidur tiba-tiba terbangun, membuka lengannya dan membawanya ke dalam lengannya.

Lanxi : “……”

"Kenapa bisa bangun sepagi ini?" Lu Yanting duduk, bersandar lebih dekat padanya dan bertanya dengan bibirnya di telinganya.

Lanxi menjilat bibirnya dan tidak menjawab pertanyaannya.

Lu Yanting juga tidak mempermalukannya. Dia mengangkat tangannya dan menggosok rambutnya. "Tidak menggoda lagi, bangun. Aku juga akan ikut denganmu."

Lalu dia melepaskan tangannya.

Lanxi masih tidak berbicara dengannya, bangkit dan mengenakan pakaiannya, lalu pergi ke kamar mandi.

Kondisi hotel kecil di kota tidak baik. Kamar mandi di dalam kamar hampir tidak dapat digunakan. Itu tidak hanya kecil ukurannya, tetapi juga tidak lengkap fasilitasnya.

Ini bencana bagi Lanxi, yang terbiasa dengan hotel berbintang.

Malam kemarin adalah pertama kali masuk, tetapi ingatan Lanxi kabur karena dia dibawa oleh Lu Yanting.

Setelah kembali masuk kamar madni di pagi hari, Lanxi mendapati bahwa kondisi di sini sangat buruk.

Dia harus menanggung ketidaknyamanan itu, dan kemudian dia keluar dengan cepat.

Ketika dia keluar, Lanxi mengeluarkan tas rias dan mulai mengenakan make up.

Segera setelah merias wajah, telepon berdering dengan cepat.

Lanxi mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Zhou Hesi.

Zhou Hesi: apakah sudah bangun?

Lanxi dengan cepat menjawab ketika dia melihat berita itu: Ya, sudah.

Zhou Hesi: Oke, kalau begitu aku akan memberitahu bos untuk menyiapkan sarapan. Saat kalian siap, turun untuk sarapan.

Zhou Hesi menggunakan "kalian," bukan "kamu," hal ini Lanxi perhatikan.

Dia hanya bisa menghela nafas lagi bahwa Zhou Hesi benar-benar seorang pria dengan kebijaksanaan tinggi.

Lanxi mengerutkan bibir dan menjawab tiga kata: Terima kasih ya.

Zhou Hesi: jangan terlalu sungkan.

...

Sekitar pukul 7.30, Lanxi dan Lu Yanting berjalan keluar dari ruangan satu per satu.

Ketika mereka keluar, mereka bertemu Hui Ling dan Qiao An.

Hui Ling dan Qiao An tinggal bersama tadi malam, dan kamar mereka tidak jauh dari Lu Yanting dan Lanxi.

Ketika mereka bertemu, Hui Ling dan Qiao An segera datang untuk menyapa.

Hui Ling: : ”Selamat pagi, kalian sudah bangun”

Qiao An tidak sepolos Hui Ling. Melihat Lu Yanting dan Lanxi bersama, Qiao An segera menatap Lanxi ke atas sampai ke bawah, dan kemudian memperhatikan ada tanda ciuman di lehernya dan bekas gigitan di punggung tangannya.

Ehn....

Lengan Lu Yanting juga tergores oleh kuku wanita.

Astaga, kelihatannya ganas.

Qiao An terbatuk, menatap Lanxi dan bertanya, "kamu baik-baik saja, Asisten Lan?"

Lanxi : “……”

Dia juga dasarnya bukan orang yang berpikiran polos. Ketika Qiao An bertanya, Lanxi segera mengerti apa yang dia maksud.

Lanxi tidak berencana untuk mengikutinya topiknya, jadi dia memilih untuk mengabaikan masalah ini.

Lu Yanting, di sisi lain, jauh lebih tenang, seolah-olah tidak ada masalah.

"Ayo pergi dan sarapan." Dengan itu, dia menarik Lanxi ke arah tangga.

Hui Ling belum sadar dari pertanyaan Qiao An. Setelah Lu Yanting pergi, Hui Ling bertanya pada Qiao An dengan rasa ingin tahu, "ada apa dengan Asisten Lan?"

Qiao An memutar matanya, "bagaimana mungkin kamu masih begitu polos setelah bertahun-tahun bergaul denganku? Bagaimana menurutmu jika suami dan istri sudah lama tidak bertemu?"

Hui Ling berkedip. Otaknya berputar kencang. Akhirnya, dia sedikit paham.

Ada warna merah di wajahnya, dan kemudian dia bergumam, "tapi itu tidak berlebihan seperti yang kamu katakan ..."

Qiao An mengangkat alisnya. "Kamu akan mengerti ketika kamu melewatinya."

Hui Ling mengerutkan bibirnya. "bicaramu seperti kamu sudah punya pengalaman."

Qiao An : “……”

Ya, perkataannya masuk akal, dia juga hanya mulut besar teoritis.

* *

Pada saat Lanxi dan Lu Yanting turun, Zhou Hesi sudah ada di sana.

Dia tampaknya akrab dengan pemilik hotel di sini, yang sudah menyiapkan sarapan dan sedang berbicara dengan Zhou Hesi.

Ketika Lanxi turun, Zhou Hesi berhenti bicara dengan bosnya dan mengalihkan perhatiannya ke Lanxi.

"Sarapan sudah siap. Pergi makan."

Lanxi mengangguk dan pergi ke meja.

Kemudian Zhou Hesi duduk bersamanya.

Tentu saja, Lu Yanting duduk di sebelah Lanxi.

Jadi Zhou Hesi duduk di hadapan mereka

Tetapi meja tidak besar, bahkan di sisi yang berlawanan, tidak jauh.

Ketika Lanxi mengangkat tangannya untuk minum susu, Zhou Hesi memperhatikan bekas gigitan di punggung tangannya.

Sejenak, wajah Zhou Hesi sedikit serius: "tanganmu kenapa terluka?"

Ketika dia mengatakan itu, Lanxi ingat bahwa ada bekas gigitan semalam di tangannya.

Memikirkan hal ini, dia tanpa sadar mengalihkan perhatiannya ke Lu Yanting di sebelahnya.

Ketika memikirkan penyiksaan yang disengaja tadi malam, bibir Lanxi terasa gatal.

Zhou Hesi bukan tipe orang yang tidak mengerti apa-apa. Ketika Lanxi tanpa sadar melihat ke arah Lu Yanting setelah mendengar pertanyaannya, dia mungkin menebak apa yang terjadi.

Bahkan, dia seharusnya sudah memikirkan hasil ini sejak lama. Toh mereka masih suami-istri. Cukup normal kalau hal seperti ini akan terjadi.

"Minat suami dan istri, apakah Tuan Zhou ingin memahaminya?" Lu Yanting melihat wajah Zhou Hesi berangsur-angsur berubah dan suasana hatinya tiba-tiba membaik.

Zhou Hesi : “……”

Lu Yanting baru saja selesai mengatakan ini, dan Hui Ling dan Qiao An baru saja datang untuk duduk.

Mereka duduk di dua kursi kosong di tengah, Qiao An di sebelah Lu Yanting dan Hui Ling di sebelah Zhou Hesi.

Melihat mereka berdua datang, Zhou Hesi tidak melanjutkan topik itu lagi.

Dia memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan pada kesempatan apa.

Lu Yanting barusan mengatakan itu, Lanxi tidak memiliki perubahan emosional.

Mungkin itu karena dia terbiasa mendengar pria itu berkata berlebihan sebelumnya, jadi dia tidak berpikir ada masalah.

Lanxi minum susu dan mengigit roti, kemudian bertanya pada Zhou Hesi :” Kemana kita pergi hari ini?”

Zhou Hesi : “Pergi ke Erlang Jian, disana tidak banyak orang.”

Lanxi tidak terlalu tahu tentang tempat ini, dia tidak pernah mendengar tempat ini sebelumnya, mungkin karena tidak banyak memperhatikan.

Tapi, Zhou Hesi berkata seperti ini, membuat Qiao An sangat senang.

“Bagus sekali, aku sebelumnya melihat orang lain orang lain mengambil foto disana, terlihat sangat cantik.”

Sepertinya, Qiao An terhadap tempat ini sangat bersemangat.

Zhou Hesi mengangguk, “ya sangat cantik disana.”

“oke, ayo pergi kesana !setelah makan berangkat~” hh mendengar mereka mengatakan tempat itu begitu cantik, foto-foto juga bagus, segera setuju.

Lanxi juga tidak banyak mengatakan pendapatnya, mengikuti rencana Zhou Hesi. Sejujurnya tempat yang diatur oleh Zhou Hesi tidak ada yang tidak asik untuk bermain.

Jadi, dia tidak ada pendapat, dan hasilnya, jadwal sudah ditentukan.

Setelah berbicara, Gu Chengdong dan Qu Wei juga turun ke bawah.

Tidak ada dari yang mereka berpendapat tentang jadwal ini.

Hanya saja Lu Yanting tidak pernah menampakkan ekspresinya.

Hasilnya, Zhou Hesi harus bertanya pendapatnya : “kamu, mau pergi dengan kita ?”

Lu Yanting :”.....”

Dia tiba-tiba tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan ini.

Lu Yanting sengaja Zhou Hesi menanyakan pertanyaan ini dengan sengaja.

Saat dia bertanyta, pandangan semua orang melihat ke arahnya, menahan napas dan menunggu dia menjawab.

Untuk waktu yang lama, Lu Yanting tidak bicara.

Melihat dia seperti ini, Lanxi berpikir dia mungkin tidak mau pergi, jadi dia berkata, “kamu tidak mau pergi ya sudah.”

“.....aku tidak bilang aku tidak mau pergi.” Lu Yanting segera menjawab, “aku pergi bareng dengan kalian.”

“ehn, kalau begitu Zhou Hesi memandu perjalanan.” Gu Chengdong menyentuh hidungnya, “aku tidak pernah mendengar tempat itu, Zhou Hesi tahu banyak.”

“ya tentu saja, dia kan pangeran asli dari daerah Barat Laut.” Qu Wei berkata.

Setelah bersama kemarin, mereka sangat akrab satu sama lain, jadi candaan seperti ini juga muncul saat berbicara.

Tetapi, Lu Yanting mendengar bahwa mereka berdua memuji berlebihan Zhou Hesi, ekspresi wajahnya jelek.

Lu Yanting mengarahkan tatapannya pada Gu Chengdong dan Qu Wei, pandangannya dingin.

Gu Chengdong dan Qu Wei :”....”

Uh, kelihatannya mereka di pihak yang salah.

Setelah menyadari Lu Yanting marah, Gu Chengdong segera mengubah pandangannya dengan Qu Wei, dan berkata :”tapi kak Ting juga jelek, kita ikut dengan kak Ting juga boleh.”

“ikut dia?” Lanxi tersenyum dingin, melihat ke Lu Yanting :”aku pikir dia sendiri juga tidak bisa pergi.”

Lu Yanting:”.....”

Dia direndahkan seorang wanita di depan begini banyak orang.

Hanya Lanxi yang memiliki keberanian ini.

Segera setelah Lanxi mengatakan ini, hui ling, Qiao An, Gu Chengdong dan Qu Wei melihat ke dia dengan tatapan kagum.

Tapi Lanxi tidak berpikir ini hal apaan, dia hanya mengatakan yang sejujurnya.

Lu Yanting sendiri tidak pernah ke tempat seperti ini, tentu saja tidak seahli Zhou Hesi.

Saat Zhou Hesi mendengar Lanxi mengatakan ini, dia diam-diam senang tapi tidak menunjukkannya.

Dia menelan ludah, “ole semua akan pergi persama setelah makan, siapa yang mau ikut mobilku?”

“aku aku aku!” Zhou Hesi baru selesai bicara, hui ling sudah mengangkat tangan, dia tersenyum berkata: “ aku mau ikut tim nya bos”

Zhou Hesi cukup terhibur oleh perkataannya, “oke, kamu ikut mobilku.”

“aku ikut denganmu juga.” lalu, Lanxi juga bicara.

Lanxi masih berbicara, Zhou Hesi belum semp[at menjawab, Lu Yanting langsung mendahului.

Dia mengerutkan kening dan melihat ke Lanxi, “kamu ikut denganku.”

Lanxi :”ehn, kamu juga ikut dengan mobil Gu Chengdong?”

Lanxi tidak tahu Lu Yanting mengemudi sendiri.

Lu Yanting tidak bisa berkata dengan Lanxi, dan mengambil kunci mobil menaruh di atas meja, “aku juga ada mobil, jadi tidak perlu ikut dengan dia.”

Lanxi :”...”

Tidak tahu apakah ini ilusi, dia merasa penampilan Lu Yanting, ekspresinya dan suaranya sangat kekanakan sangat mengatakan hal ini.

Ini seperti anak TK yang membandingkan miliknya dengan yang lain, seperti anak TK yang belum cukup dewasa.

Tentu saja, disamping hui ling, mereka melihat Lu Yanting seperti ini juga cukup kaget.

Lu Yanting yang paling tua di grup mereka, biasanya mereka menganggap Lu Yanting adalah kakak senior mereka, dan berpikir dia yang paling dewasa.

Tiba-tiba melihat dia seperti ini rasanya sangat aneh.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu