Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 126 Memblokir Nomor Telepon (3)

Namun, jika dibandingkan dengan Jiang Sisi, itu sangatlah jauh.

Ketika Jiang Song mengucapkan perkataan seperti itu, Liang Ye sebenarnya bermaksud untuk menyerah pada Jiang Sisi.

Jadi dia pergi menjadi dokter di luar negeri, dia hanya ingin menjauhi Jiang Sisi, sehingga dia dapat menghapuskan pikirannya.

Tapi kemudian, ketika menghadapi godaan yang begitu besar di depannya, dia benar-benar bimbang.

Liang Ye bahkan diam-diam berpikir bahwa, ayah Jin Shuyao maksimal hanya bisa bertahan hidup tiga tahun saja, dan setelah dia meninggal, maka semua aset akan menjadi miliknya.

Kalau begitu, dia akan memiliki modal yang cukup untuk bersama Jiang Sisi.

Namun, Liang Ye tidak bisa memprediksi kemunculan Mu Baicheng di tengah jalan.

Sekarang Jiang Sisi sudah bertunangan dengan Mu Baicheng, dan dia juga tidak bisa memenangkan latar belakang keluarga Mu Baicheng.

Jadi, ini menjadi lingkaran tanpa akhir.

Dia melompat ke dalam perangkap yang telah dia buat dan tidak bisa keluar dari perangkap tersebut.

Jin Shuyao sangat mencintainya dan dia bisa merasakannya.

Dia benar-benar adalah gadis yang polos, dan karena sederhananya, Liang Ye bahkan malu untuk menyakitinya.

Oleh karena itu, dia hanya bisa menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan cara seperti ini.

Namun, dia masih tidak bisa melupakan Jiang Sisi.

"Lanxi, aku minta maaf karena telah mengecewakanmu. Tapi kamu harus percaya padaku, tidak peduli bagaimanapun aku berubah, persahabatan kita tidak akan berubah. Aku pernah berkata bahwa aku akan melindungimu dan aku pasti akan menepati janjiku."

"Liang Ye." Lanxi duduk dan menatap matanya: "Jika kamu tidak ingin aku memandang rendah dirimu, jalanilah hidupmu dengan baik bersama istrimu dan hilangkan semua pikiranmu terhadap Sisi."

Liang Ye menggerakkan bibirnya dan tidak berbicara.

Lanxi: "Hanya kamu dan aku yang tahu masalah ini dan rahasiakanlah masalah ini. Kedepannya, kita bertiga masih merupakan sahabat. Sisi juga sudah bertunangan sekarang, kalian sudah memiliki jodoh masing-masing dan jangan mengganggu hubungan siapa pun."

Begitu Lanxi menyebutkan pertunangan Jiang Sisi, Liang Ye langsung ingat perihal Mu Baicheng suka mengontrol Jiang Sisi.

Liang Ye: "Apakah kamu merasa Sisi akan bahagia bersama dengan prajurit itu?"

Lanxi: "Aku tidak tahu apakah dia bahagia atau tidak, tapi setidaknya lebih baik daripada berhubungan denganmu yang merupakan suami dari seorang wanita?"

Liang Ye terdiam karena perkataan Lanxi.

Setelah berhenti sebentar, Liang Ye berkata lagi: "Mereka jelas bukan tipe orang yang sama. Sisi suka bermain, tetapi orang tersebut suka mengontrolnya, cara pemikiran mereka juga berbeda, dan hanya akan muncul konflik yang terus-menerus jika mereka bersama.

Lanxi memikirkannya sebentar. Sebenarnya masalah yang dikatakan Liang Ye memang ada, sebelumnya Jiang Sisi juga pernah mengeluh padanya.

Tapi Jiang Sisi masih bersama Mu Baicheng sekarang, tidak peduli apa pun alasannya, karena dia telah membuat pilihan tersebut, maka Lanxi pasti mendukungnya.

"Bagaimanapun, ini adalah urusan Sisi, meskipun kita adalah teman baiknya, kita juga tidak perlu melakukan evaluasi seperti itu."

Liang Ye menghela nafas, tapi dia juga tidak mengatakan apa-apa lagi.

Dia tahu bahwa dia tidak mungkin bisa bersama Jiang Sisi dalam hidup ini.

...

Hidangan segera disajikan, Liang Ye tersenyum pada Lanxi, "Ayo makan dulu, kita jangan bicarakan masalah-masalah itu lagi."

Lanxi berkata "ya" dan mengambil garpu.

Sebenarnya, dia masih menghargai Liang Ye sebagai temannya, jika mereka hari ini dapat membicarakan dengan jelas tentang semua masalahnya, maka kedepannya tidak akan ada masalah lagi.

Sambil makan, Lanxi berkata kepada Liang Ye: "Nanti ketika kamu bawa istrimu ke Kota Jiang, aku dan Sisi akan mentraktir kalian makan."

Ketika Liang Ye mendengar Lanxi mengatakan begitu, ekspresinya langsung berubah: "Bolehkah kamu tidak memberitahu Sisi masalah ini--"

“Kamu sudah bilang bahwa kamu tidak akan mengakui cintamu terhadap Sisi, apakah kamu masih ingin menyembunyikan kabar pernikahanmu padanya?” Lanxi bertanya balik pada Liang Ye.

Liang Ye: "... Baiklah."

Dia minum kopinya dan berkata, "Kami akan pergi ke Kota Jiang setelah Imlek ini."

Sebenarnya, rencana perjalanannya sudah dijadwalkan, setelah mengakhiri liburan di Pulau Bali, Liang Ye akan membawa Jin Shuyao kembali ke rumahnya di Kota Jiang untuk bertemu dengan orang tuanya.

Dan juga konyol sekali, dia dan Jin Shuyao telah menikah selama delapan bulan dan Jin Shuyao masih belum bertemu dengan orang tuanya secara resmi.

Kali ini juga karena Jin Shuyao yang mengajukan permintaan tersebut, baru Liang Ye mengaturnya.

Dia selalu ingin menghindari masalah ini, tetapi bagaimanapun juga dia tidak bisa melarikan diri.

Lanxi makan banyak untuk makan malam, mungkin karena dia lagi datang bulan, jadi nafsu makannya sangat baik. Setelah selesai makan, dia masih makan sepotong kue, semua makanan yang dimakannya penuh dengan kalori.

Setelah makan malam, Lanxi dan Liang Ye berkeliaran di luar sebentar, lalu Liang Ye mengantar Lanxi kembali ke hotel.

Setelah tiba di depan pintu hotel, Liang Ye berhenti dan menggosok rambut Lanxi, lalu berkata sambil tersenyum, "Selamat Tahun Baru Imlek."

Begitu dia mengucapkan perkataan tersebut, Lanxi baru menyadari bahwa hari ini adalah malam sebelum Tahun Baru Imlek.

“Kamu juga.” Lanxi menepuk bahu Liang Ye seperti dulunya.

Bagaimanapun, dia tidak bisa melepaskan teman ini.

**

Pada saat bersamaan, di Kota Jiang.

Pada malam sebelum Tahun Baru Imlek, Gu Jingwen dan Xiao Xiao duduk di sofa menonton TV.

Sebelumnya ketika Gu Jingwen berada di rumah sakit, Xiao Xiao dibawa kembali ke panti asuhan, kemudian setelah dia dipulangkan dari rumah sakit, Xiao Xiao juga dijemput ke rumahnya.

Sejak kejadian itu, Lu Yanting tidak pernah menjawab teleponnya atau menghubunginya lagi.

Gu Jingwen kemudian mencoba untuk menelepon Lu Yanting beberapa kali, tetapi setelah tidak ada yang menjawab, dia juga sudah menyerah.

Namun, dia masih enggan untuk mengakhiri hubugannya dengan Lu Yanting begitu saja.

Gu Jingwen duduk di sofa dan menatap Xiao Xiao sebentar, lalu dia bertanya padanya, "Apakah kamu merindukan Paman Lu?"

Xiao Xiao selalu sangat menyukai Lu Yanting, itu merupakan kesukaan seorang putri terhadap ayahnya.

Selama beberapa waktu ini, Gu Jingwen tidak pernah menyebutkan Lu Yanting, sehingga Xiao Xiao juga tidak berani mengatakan apa-apa.

Sekarang Gu Jingwen tiba-tiba bertanya padanya, Xiao Xiao mengangguk tanpa ragu, "Aku merindukannya."

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu