Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 117 Aku Begitu Menyedihkan Ya? 3

Setelah melihat mobil Pan Yang pergi, Lu Qingran menoleh ke Fu Xing: "Apa yang ingin kamu bicarakan?"

Fu Xing tidak menjawab, menyeret Lu Qingran ke tempat parkir sebelah, masuk ke mobil.

Keduanya duduk berdampingan di kursi belakang, meskipun ruang di mobil luas, tapi duduk bersama dalam jarak sedekat itu tetap saja memberi kesan sempit.

Lu Qingran menangani terlalu banyak hal hari ini, kepala agak sakit.

Fu Xing ada di depan, dia tidak memiliki sedikit pun energi untuk memarahinya lagi.

“Hidupmu sekarang amat berkecukupan.” Fu Xing melontarkan beberapa patah kata dengan dingin.

Lu Qingran tertegun ketika mendengarnya, lalu tersenyum ironis: "Tidak secukup kamu."

Fu Xing: "Aku harap kamu bisa memiliki pandangan yang baik ketika mencarikan ayah tiri untuk putriku."

Lu Qingran tidak menunjukkan tanda-tanda lemah: "Yah, tidak akan buta seperti saat mencari ayah kandung."

Dia berbicara terlalu santai kali ini, bahkan diiringi dengan senyuman, kesedihan sebelumnya sudah tidak tampak sama sekali.

Pengakuan ini membuat Fu Xing menggertakkan giginya.

“Lu Qingran, bagaimana, aku tiba-tiba ingin meniduri kamu.” Tangan Fu Xing menyentuh lehernya.

Ujung jarinya dingin, ketika tersentuh, leher Lu Qingran kejut secara naluriah.

“Fu Xing, kamu sungguh menjijikan.”

Perkataan Fu Xing dengan gampang mendatangkan amarah Lu Qingran.

Dia menganggapnya sebagai apa? Ditendang ketika tidak mau, disayang ketika mau, bahkan mengatakan ingin menidurinya?

Apa, karena dia mau, dirinya pun harus memenuhi dia?

Lu Qingran hari ini memang sudah penuh emosi, awalnya dia berpikir untuk tidak ribut dengannya lagi, dia mengira Fu Xing akan membicarakan tentang Chengzi.

Tidak sangka, tujuan Fu Xing membiarkannya naik ke mobil adalah untuk ini?

Lu Qingran benar-benar tidak bisa menahan lagi, mengangkat tangan dan melambaikannya ke wajah Fu Xing, "Kamu benar-benar menjijikkan."

Sehabis mengatakan itu, dia membuka pintu dan keluar dari mobil tanpa menoleh ke belakang sekali pun.

Fu Xing tidak menghentikannya.

Dia duduk di dalam mobil, mendengar suara pintu yang ditutup dengan bantingan yang kuat, lalu mengangkat lengan dan meraba tempat yang baru saja ditampar, mata menyipit, memandangi punggung belakang Lu Qingran.

Sampai pada sosoknya menghilang dari malam yang gelap.

Tamparan barusan menyadarkannya.

Hari ini dia terlalu tidak sabar, sekarang masih belum merupakan waktu yang tepat.

Namun, ketika mengingat gambaran wanita itu berkeliaran di antara pria-pria yang berbeda, dia merasa tidak nyaman.

**

Jiang Sisi tentu tidak akan tenang untuk meninggalkan Lanxi sendirian, jadi pada malam hari, dia datang ke villa dengan setumpuk makanan.

Setelah mengetuk pintu, dia menunggu sekitar satu menit baru akhirnya Lanxi datang untuk membuka pintu.

Dia tampak lesu tak bersemangat, wajah dan bibirnya pucat, rambut juga berantakan.

Jiang Sisi yakin, dia pasti belum makan.

Jiang Sisi meletakkan makanan di atas meja, kemudian berkata kepada Lanxi, "Ayo cepat makan sesuatu."

Dia kebetulan melewati sebuah toko di dekat villa, membelikan semangkuk ramen daging sapi untuk Lanxi, sekarang masih panas.

Dia seharian belum makan, lambungnya setidaknya akan merasa sedikit lebih nyaman dengan memakan ini.

Lanxi duduk di sofa, melihat Jiang Sisi mengeluarkan ramen daging sapi, tiba-tiba teringat Lu Yanting.

Pada hari pergi mencoba gaun pengantin, mereka berdua juga barengan makan ini... ...

Lanxi menepuk-nepuk dahinya, memaksa dirinya untuk melupakan hal-hal ini.

Apakah pelajaran yang didapatkan hari ini tidak cukup?

Jiang Sisi menyerahkan sumpit ke tangan Lanxi, "Cepat makan, makan sedikit biar lambungmu agak nyaman."

Lanxi merepons "ya", mengambil sumpit dan mulai menyantap mie.

Dia sendiri tahu jelas, dia tidak seharusnya depresi karena masalah ini. Melihat Lanxi makan, Jiang Sisi pun merasa lega.

Dia mau makan, menandakan bahwa suasana hatinya belum sampai pada tingkat yang tidak dapat dibujuk.

Melihat Lanxi menghabiskan semangkuk mie, barulah Jiang Sisi bertanya padanya, "Apakah kamu merasa lebih baik?"

Mendengar pertanyaan Jiang Sisi, Lanxi terdiam selama beberapa detik.

Setelah hening sejenak, dia menatap Jiang Sisi, tersenyum sinis: "Aku tampak bodoh kan?"

Jiang Sisi: "Apa?"

Lanxi: "Setelah putus dengan Shen Wenzhi, aku mengatakan pada diriku sendiri untuk tidak mempercayai kata-kata pria lagi, juga jangan tergerak oleh siapa pun lagi. Karena cinta merupakan sesuatu yang benar-benar menjijikkan."

Lanxi berkata sampai sini, Jiang Sisi sudah bisa menebak apa yang akan dia katakan selanjutnya.

Jadi... ...dia jatuh cinta pada Lu Yanting.

Mereka telah bersama selama lebih dari dua puluh tahun, Jiang Sisi jelas dengan cara bicara Lanxi.

Dia tidak menjawab, diam-diam menunggu Lanxi untuk terus berbicara.

"Awalnya aku pikir aku tidak akan keberatan dengan keberadaan mantan pacarnya itu, tetapi kemudian aku selalu merasa jengkel pada setiap kali melihatnya. Aku bertanya kepada Lu Yanting siapa yang lebih baik di antara aku dan dia, Lu Yanting bilang bahwa aku lebih baik. Dia juga bilang pesta pernikahan pasti akan berjalan dengan lancar."

Kata-kata Lanxi tidak begitu logis, setiap kalimat mengandung makna yang berbeda-beda, juga tidak ada sebab akibat.

Namun, Jiang Sisi mengerti.

Lu Yanting mengecewakannya, seperti Shen Wenzhi pada saat itu.

Sebenarnya, Lanxi adalah orang dengan perlindungan diri yang sangat kokoh, apalagi setelah putus dengan Shen Wenzhi, dia hampir mengisolasi semua perasaannya.

Pada saat itu, dia juga pernah mengatakan, sisa hidupnya, dia tidak akan menyukai siapa pun lagi.

Namun sekarang... ...dia masih saja terkalahkan.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu