Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 52 Kamu Lepaskan Tidak (3)

“Tidak, aku harus kembali.”

Lanxi sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan masalah mandi tidak mandi, Lu Yanting menyuruhnya segera pulang, jadi dia harus segera kembali.

“Kalau begitu kuantar kamu!” kata Zhou Hesi, “Disini susah panggil taxi.”

“Baik”, karena kemarin malam di pesta Lanxi mendengar disini susah memanggil taxi, jadi dia langsung menyetujuinya.

Tidak peduli apa yang dikatakan, sekarang pulang dulu lebih baik.

Selesai mengatakannya, dia terburu-buru pergi ke ruang ganti mengambil baju dan tas.

Lima menit kemudian, Lanxi duduk didalam mobil Zhou Hesi, menyetir kearah hotel.

Zhou Hesi pria yang sangat gentleman, dia tidak bertanya kenapa Lanxi pulang terburu-buru.

Dia sangat menghargai privasi orang lain.

Tapi, ini masih jauh dari hotel, untungnya tidak menyetir di jam masuk pulang kerja, 40 menit lagi akan sampai.

Sepanjang perjalan Lanxi terus melihat jam, Zhou Hesi tahu dia terburu-buru jadi sengaja menambah kecepatan.

Saat mobil berhenti di depan pintu hotel, jam sudah menunjukkan pukul 5:30.

“Hari ini terima kasih, lain kali kalau ada waktu aku traktir kamu makan! Aku naik dulu!”

Lanxi berterima kasih pada Zhou Hesi, lalu tidak sabaran turun dari mobil, membawa bajunya dan berlari kecil masuk ke hotel.

**

Setelah 40 menit, Lanxi akhirnya tiba didepan pintu kamar hotel.

Tadi jalan terlalu cepat, kedua kakinya masih lemas. Dia mengangkat tangannya mengetuk pintu.

Dengan cepat pintu terbuka. Lu Yanting membuka pintu, melihat dandanan Lanxi, wajahnya langsung menjadi suram.

Rambutnya dikuncir kuda, memakai baju kerah putih lengan panjang yang transparan; celananya pendek sampai tidak bisa lebih pendek lagi, seluruh lekuk tubuhnya terlihat sangat jelas.

“Pergi kemana?”Lu Yanting menggunakan satu tangan mencubit dagunya.

Suaranya saja sudah cukup untuk menunjukkan dia marah.

Tapi, Lanxi tidak mengerti dia marah karena apa, apa karena dia tidak menuruti perkataannya, tidur di hotel?

“Aku pergi gym.”Lanxi tidak menyembunyikannya.

Lu Yanting mengendus ‘huh’, kekuatan tangannya semakin lama semakin kuat: “Dengan siapa?”

Wajah Lanxi tidak merah dan jantungnya tidak berdetak kencang: “Aku pergi sendiri.”

“Kutanya sekali lagi, pergi dengan siapa?”Lu Yanting langsung mendorongnya ke dinding.

Punggungnya menabrak dinding, Lanxi terkejut.

Sebelumnya melakukan push up 200 kali, sekarang pundaknya masih sakit.

Begitu tertabrak dinding, sakitnya bukan main.

Lanxi menengadah melihat Lu Yanting, tidak menjawab pertanyaannya.

“Siang makan dengan pria yang mana?Hhm?”semakin dia tidak menjawab, Lu Yanting semakin marah: “Jawab pertanyaanku!”

Lanxi terkejut karena diteriaki.

Jangan-jangan.....dia tahu Lanxi siang makan bersama dengan Zhou Hesi?

“Dengan seorang teman.” Lanxi menjawab dengan biasa.

“Teman? Teman apa? Kenal darimana?”Lu Yanting memaksanya untuk menjawab, dia bahkan lupa untuk mengendalikan diri.

“Bawa kamu sekali ke pesta kamu langsung goda satu pria, sudah hebat ya, hhn?”

Dia berkata begitu, Lanxi akhirnya paham.

Dia menebak kemarin dia di pesta berbicara dengan Zhou Hesi, Lu Yanting pasti melihatnya.

Tapi, kata yang digunakan sangat tidak enak didengar.

Satu kata menggoda.

Lanxi juga marah dibuatnya, suaranya perlahan-lahan menjadi dingin, “Aku tidak menggoda, kamu jangan asal menuduh.”

“Heh.”Lu Yanting tersenyum.

“Kalau Bos Lu mengira seorang perempuan berteman dengan seorang pria itu disebut menggoda, tidak ada yang perlu kujelaskan lagi. Selama Bos Lu bahagia itu sudah bagus.”

Kalimat dia ini, di mata Lu Yanting artinya dia mengakuinya.

Bahkan sebuah penjelasan juga tidak ada, seolah sama sekali tidak peduli bagaimana dia memikirkannya.

Pengakuan ini, membuat Lu Yanting semakin emosi.

“Tidak tahu bagaimana menjelaskannya, hhn?” Lu Yanting sekali lagi menggenggam rahangnya, “Kalau begitu kamu masih ingat tidak identitasmu sendiri?”

“Tentu saja ingat.” Lanxi menyeringai, senyuman yang indah dan menyentuh. “Aku adalah nyonya Lu.”

“Kalau begitu lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan!”Lu Yanting mendekatkan wajahnya, dan mengatakan sekata demi sekata: “Ku peringatkan kamu, aku tidak suka istriku sendiri terlalu dekat dengan pria lain. Kalau kamu tidak bisa melakukannya, lebih baik cepat enyah.”

“Bos Lu sangat cemburuan.”

Alih-alih Lanxi takut dengan peringatannya, sebaliknya merasa geli.

Dia mengangkat tangannya, seperti sebelumnya, menggunakan jari telunjuk menyentuh otot dadanya dengan lembut.

Setiap tindakan kecil yang dilakukannya penuh dengan godaan.

Hati Lu Yanting terganggu karena kedua tangannya.

Setiap kali seperti ini, setiap dia melakukan gerakan ini, dia merasa api yang ada didalam dirinya membara kembali.

Lu Yanting merasa panas, dia meraih tangannya dan meletakkan tangannya di atas kepalanya dan menempelkannya ke dinding.

“Sekarang pergi mandi, lalu ganti baju ikut aku pergi.”

“Aku tidak ingin pergi.”

Seluruh tubuh Lanxi sakit, kedua kakinya kalau sedikit mengeluarkan tenaga akan gemetaran.

Kalau memintanya memakai heels ke pesta berdiri selama beberapa jam, kakinya mungkin akan benar-benar patah.

“Kenapa, nyonya Lu pergi main dengan pria lain seharian, malam hari tidak bersedia menemaniku?”

Dia sengaja menekankan kata “Nyonya Lu” dua kata ini, ini jelas sedang menyindirnya.

“Terserah bagaimana kamu memikirkannya.” Lanxi malas menjelaskan kepadanya.

Sekarang Lu Yanting yakin dia menggoda pria lain diluar, meskipun dia mengatakannya sebenarnya dia juga tidak akan percaya.

“Kenapa, nyonya lu menyerah untuk melawan?” Melihatnya seperti ini, Lu Yanting tertawa ironis.

“Lepaskan aku, aku mau pergi mandi lalu tidur.” Lanxi mulai meronta.

Dia sama sekali tidak ingin berbicara omong kosong dengannya di sini.

Setelah berbicara sebentar dengan Lu Yanting, dia menjadi sangat mudah marah.

Lu Yanting tidak peduli dan masih menolak untuk melepaskannya.

“Kamu lepaskan tidak?” tanya Lanxi untuk kedua kalinya.

Lu Yanting masih berbicara, dan tidak mempedulikannya.

Lanxi dipaksa hingga tidak ada jalan, lalu dia langsung memiringkan kepala, dan membuka mulut lebar-lebar menggigit lengannya.

Kali ini, dia mengeluarkan semua tenaga untuk menggigit.

Dengan cepat darah berkucuran keluar.

Sakit tak tertahankan datang dari lengannya, Lu Yanting melepaskan pegangannya.

Merasa saat dia melepaskan tangannya, Lanxi juga melepaskan gigitan.

Lu Yanting memandangi luka di lengannya dan menggertakkan giginya. “Kamu benar-benar gila!”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu