Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 81 Jangan Manfaatkan Aku untuk Menstimulasi Orang Lain (1)

Selesai beli bunga, Lanxi memesan taksi, datang ke tempat tinggal Shen Houzhong.

Supir sangat ramah, turun dari mobil untuk membantu Lanxi menurunkan bunga.

Setelah bawahan Shen Houzhong menampak mereka, dia berucap pada Lanxi, "maaf sudah merepotkan."

Lanxi menggelengkan kepala, "tidak apa-apa, di mana kakek Shen?"

"Di dalam, sini biar aku saja yang urus, pergilah ngobrol dengannya."

Lanxi sekadar merespons "Ok", kemudian masuk ke dalam rumah.

Ruang tamu, Shen Houzhong sedang menyeduh teh.

Setelah tampak Lanxi, dia tersenyum.

"Nak, kamu sudah datang, ayo duduk di sini."

Lanxi berjalan ke sana dengan senyuman di wajah, duduk di seberang Shen Houzhong.

Shen Houzhong menuang satu cangkir teh, menyodorkannya ke hadapan Lanxi, "Teh Mawar, baru dibeli, coba kamu cicipi."

Sebenarnya Lanxi tidak mengerti tentang teh, tapi Shen Houzhong sudah menuangkan untuknya, mana mungkin dia tidak minum.

Lanxi menerima teh itu, mengangkat cangkir dan mencicipi teh, aromanya harum, memang sangat enak.

"Sangat harum, segar juga. Bahkan aku yang tidak mengerti teh pun merasa sangat enak."

Lanxi tidak berpura-pura tahu, hal seperti teh, tidak ada yang memalukan jika tidak tahu.

Shen Houzhong juga meminum seteguk teh, kemudian menanyakan masalah perusahaan.

"Aku dengar, penanggung jawab proyek kali ini adalah kamu."

Lanxi mengaguk: "iya."

Membahas masalah ini, dia kebetulan ingin meminta saran dari Shen Houzhong: "kakek Shen, aku ingin meminta saran dari kakek mengenai sebuah persoalan."

Shen Houzhong meletakkan cangkir teh, "iya, coba katakan."

Lanxi bilang, "ini adalah proyek baru, aku yang berhasil menarik investor, jadi aku berharap tim aku yang mengoperasikan seluruh proyek ini. Terutama di bidang keuangan, aku tidak terlalu ingin membiarkan orang mereka ikut campur."

Maksud "orang mereka" yang disebut Lanxi adalah orang-orang yang sepihak dengan Lan Zhongzhi.

Meskipun Shen Houzhong sudah pensiun beberapa tahun, tapi dia setidaknya masih tahu struktur manajemen Dongjin.

Dia pernah mendengar kabar, Lan Zhongzhi membiarkan kerabat istri keduanya menjabat sebagai salah satu manajer.

Selesai mendengar perkataan Lanxi, Shen Houzhong diam sejenak, berkata: "pemikiranmu benar."

Jika Lanxi mau mengambil alih perusahaan, pastinya harus membentuk tim sendiri, sekarang diferensiasi fraksi perusahaan sudah lebih jelas, sulit baginya untuk bisa menarik mereka ke pihaknya.

"Tapi sekarang aku menghadapi beberapa persoalan, atau boleh dikatakan kesulitan." Kata Lanxi pada Shen Houzhong, "aku ingin membentuk sebuah tim milik aku sendiri, tapi aku khawatir usia tim terlalu muda, pengalaman anggota tidak cukup, jadinya timbul serangkaian masalah... ..."

Apa yang dikatakan Lanxi, Shen Houzhong paham.

Karena Lanxi tidak berpengalaman, normal baginya untuk bingung ketika menghadapi masalah seperti ini.

Shen Houzhong: "Lanxi, kamu harus tahu, semua tim berawal dari muda sampai dewasa, sekelompok orang perlu toleransi ketika bekerja sama, karena toleransi, maka pasti akan menimbulkan rasa kesal ataupun sakit hati. Semua kerugian akibat kesal dan sakit hati, kedepannya akan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Jadi, kamu tidak perlu terlalu banyak khawatir, lakukan apa yang kamu mau, aku percaya padamu."

Selesai mendengar nasihat Shen Houzhong, hati Lanxi akhirnya menjadi agak lega.

Sebelumnya walau dia tampak penuh percaya diri di hadapan Shu Ran, tapi sebenarnya dia masih tidak punya rencana jelas.

Yang paling penting adalah dia tidak mempunyai pengalaman di bidang ini.

Dalam dunia bisnis, bukan hanya diperlukan keberanian untuk bisa menghasilkan hal-hal besar.

"Terima kasih, kakek Shen." Pada saat seperti ini, Lanxi sangat berterima kasih kepada Shen Houzhong atas petunjuknya.

Baginya, Shen Houzhong dan Bai Cheng hampir memiliki peran yang sama

Shen Houzhong menggelengkan kepala, "bocah, kita satu keluarga, kenapa harus begitu segan?"

Setelah beberapa saat, Shen Houzhong bertanya kepada Lanxi lagi: "oh ya, akhir-akhir ini kamu menghubungi Zhou Hesi tidak?"

"Erh, minggu lalu dia datang ke kota Jiang untuk perjalanan bisnis, kita ketemuan." Lanxi mengangguk, memberi tahu Shen Houzhong bahwa dia bertemu dengan Zhou Hesi.

Mendengar itu, Shen Houzhong sangat senang, ekspresi muka ramah.

"Lanxi, apa pendapatmu tentang Zhou Hesi?" Tanya Shen Houzhong.

Pendapat tentang Zhou Hesi?

Lanxi dengan serius mengingat interaksi dengan Zhou Hesi dalam beberapa kali. Secara keseluruhan, lumayan menyenangkan.

Zhou Hesi adalah tipe orang yang sangat serius ketika sedang serius, dan sangat santai ketika sedang bersantai.

Apalagi, setelah mengetahui hal-hal masa kecil, entah kenapa Lanxi merasakan semacam keakraban darinya.

Seperti perasaan terhadap keluarga. Lagi pula, dia adalah cucu Shen Houzhong.

Dengan kaitan hubungan ini, kesan Lanxi terhadap Zhou Hesi pun menjadi lebih baik lagi.

Setelah berpikir sejenak, Lanxi menjawab Shen Houzhong: "Zhou Hesi sangat baik kok, baik dalam sisi mana pun."

Shen Houzhong bertanya lagi: "kalau begitu kamu menyukai dia tidak?"

Lanxi: "Ha?" Dia agak tertegun.

Apakah dia menyukai Zhou Hesi?

Shen Houzhong dibuat tertawa oleh reaksi Lanxi: "ketika aku ulang tahun kemarin, dia bilang dia suka kamu, kamu sudah lupa?"

Lanxi mengingat kembali dengan serius, sepertinya memang ada hal seperti itu... ...

Namun, pada saat itu dia tidak berpikir terlalu banyak, dia bahkan mengira Zhou Hesi berkata demikian adalah untuk membantunya.

Dan juga, Zhou Hesi sepertinya juga tidak pernah melakukan tindakan yang di luar batas padanya.

Merenungkan proses interaksi mereka berdua, memang hanya interaksi antar sahabat baik.

Namun... ... Zhou Hesi memang memperlakukannya dengan baik.

Lanxi teringat Zhou Hesi pernah memberinya kalung... ... Sepertinya memang terlihat agak mesra.

Dia menepuk-nepuk kening, tidak mengerti sejak kapan dirinya menjadi begitu tidak peka.

Meski Lanxi tidak menjawab pertanyaan itu, tapi sesudah melihat serangkaian reaksinya, Shen Houzhong pun mengerti maksud dia.

Bocah ini jelas tidak memiliki maksud semacam itu, cucunya sendiri yang bertepuk sebelah tangan.

"Tidak apa-apa, kamu tidak perlu merasa terbebani, aku tidak akan menyalahkan kamu." Shen Houzhong mengingati Lanxi sambil tersenyum.

Setelah mendengar Shen Houzhong berkata demikian, Lanxi senyum dengan segan: "kakek Shen, maaf."

"Kalau begitu, bagaimana dengan Yanting?" Tanya Shen Houzhong lagi: "orang yang awalnya mau kuperkenalkan ke kamu di hari ulang tahun kemarin."

Lanxi: "... ..."

Shen Houzhong: "aku dengar, proyek Dongjin kali ini mendapat investasi dari Zhonghai, kalian seharusnya sudah banyak berkontak secara pribadi kan?"

Shen Houzhong tidak tahu banyak tentang hal-hal dunia luar, juga tidak tahu bahwa Lanxi pernah bekerja di Zhonghai.

Karena tidak tahu tentang itu, tentunya juga tidak akan tahu kabar angin tentang Lanxi dan Lu Yanting.

Lanxi ditanya hingga tak bisa berkata apa-apa.

Menyuruh dia menilai Lu Yanting... ... Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Berpikir sepanjang hari, Lanxi hanya bisa berkata: "Tuan Lu terlalu baik dalam semua aspek, aku tidak layak untuknya."

Sekarang dia cuman berharap, Shen Houzhong jangan mencocokkannya dengan siapa-siapa lagi, jika membiarkannya ketemu dengan Lu Yanting sekarang, pasti akan kacau.

"Mana ada layak tidak layak?" Kata Shen Houzhong, "kesan Yanting pada kamu cukup baik."

Lanxi: "... ..."

Kesan Lu Yanting padanya cukup baik?

Benarkah?

Tapi, dari pernyataan Shen Houzhong, tampaknya dia sangat menyukai Lu Yanting.

Selanjutnya, kata-kata yang diucapkan Shen Houzhong semakin membuktikan dugaan itu: "aku benar-benar menganggap kamu sebagai cucu kandung aku sendiri, kalau aku ada cucu kandung perempuan, pastinya akan terlebih dahulu memilih Yanting sebagai menantu."

... ... Memilih Lu Yanting?

Lanxi menahan niat dan memutar bola mata.

Dia tidak sabar untuk langsung memberi tahu pada Shen Houzhong, bagaimana Lu Yanting menyiksanya di atas tempat tidur.

Tentu saja, dia tidak boleh menyampaikan hal itu.

Namun, kemampuan Lu Yanting dalam berpura-pura alim memang harus diakui, semua tetua berpikir bahwa dia merupakan orang yang patut diandalkan, cukup tidak mudah.

Jelas-jelas sisinya dikelilingi begitu banyak wanita, tapi malah menyamarkan dirinya sebagai orang yang alim dan polos.

Dalam hal membentuk citra baik, memang tidak ada orang yang dapat menyainginya.

"Bagaimana dengan kamu, adakah perasaan semacam itu terhadap Yanting?" Melihat Lanxi tidak bicara, Shen Houzhong bertanya lagi.

Lanxi menggelengkan kepala: "tidak ada."

Shen Houzhong: "kalau begitu tipe apa yang kamu suka? Kakek bantu perkenalkan."

Lanxi menahan kening: "kakek Shen, sekarang aku ingin kerja dulu, masalah nikah dibahas nanti saja."

Perlu sepuluh kebohongan untuk membulatkan satu kebohongan.

Lanxi tidak berani membayangkan, akan betapa marahnya Shen Houzhong ketika tahu bahwa dia sudah menikah dengan Lu Yanting.

Namun, kondisi seperti sekarang ini, dia benar-benar tidak tahu bagaimana menyampaikan hal itu.

"Baiklah, kalau kamu tidak memikirkan rencana itu untuk sementara waktu ini, aku tidak akan memaksa kamu." Pemikiran Shen Houzhong amat terbuka, "tapi kamu sendiri harus lebih perhatian terhadap hal ini, jangan sibuk bekerja dan mengabaikannya."

Lanxi mengangguk tanda setuju: "Oke, aku dengarin kakek."

"Mengenai masalah proyek, jangan ragu untuk mencari orang baru, kalau ada masalah di dalam anggota dewan, aku akan membantu kamu, kalau masalah mengenai investasi... ... Aku dan Lu Yanting termasuk pertemanan antar generasi, aku akan menyampaikan padanya, dia akan mendengarkan aku."

……

Lanxi makan siang di tempat Shen Houzhong, saat makan, Shen Houzhong terus memberitahunya pengetahuan dan keterampilan manajemen.

Meskipun dia berulang kali menekankan bahwa idenya mungkin sudah ketinggalan zaman, tapi Lanxi merasa idenya cukup masuk akal.

Dia sambil makan, sambil mendengarkan dengan pemikiran yang terbuka, semua bagian-bagian penting dicatat olehnya di dalam hati.

**

Selesai makan, Lanxi berpamitan dengan Shen Houzhong, memesan taksi dan kembali ke perusahaan.

Setelah perjalanan hari ini, dia memutuskan untuk belajar mengemudi.

Lanxi kembali ke kantor, menyalakan komputer, mendaftarkan diri ke salah satu kursus mengemudi.

Selesai daftar, Shu Ran mencarinya untuk membahas masalah, Lanxi mematikan komputer, mulai rapat.

Awalnya Qiao Cheng juga ingin ikut serta, tapi langsung diusir keluar oleh Lanxi.

Dia tidak begitu bodoh sampai membiarkan mata-mata yang dikirim oleh Lan Zhongzhi untuk berpartisipasi dalam rapat mereka.

Sepanjang sore, Lanxi mendiskusikan anggota proyek dengan Shu Ran.

Setelah memikirkan masalah ini pada siang hari tadi, Shu Ran merasa bahwa merekrut orang baru lagi terlalu ribet, jadi berencana untuk menyeleksi beberapa orang dari perusahaan.

Dia memiliki metodenya sendiri dalam melakukan sesuatu, setelah mendengar idenya, Lanxi merasa cukup dapat diandalkan, jadi pun membiarkan dia melakukan apa yang sudah direncanakan.

Dia ingat perkataan Shen Houzhong, perlu berani, harus berani.

**

Pukul 6, Lanxi mengemas barang dan bersiap-siap pulang kerja.

Baru saja mengambil ponsel dari meja kerja, ponsel mulai bergetar.

Dia menundukkan kepala untuk melihat, panggilan telepon dari Lu Yanting.

Lanxi mengangkat telepon, bertanya sambil tersenyum: "ada yang bisa aku bantu, Bos Lu?"

"Sudah pulang belum?" Lu Yanting langsung memberi tahu dia: "aku tunggu kamu di bawah."

Lanxi: "... ..."

Belum sempat berkata apa-apa, telepon sudah diputuskan.

Lanxi memijat kening, seketika tidak mengerti sejak kapan Lu Yanting menjadi begitu terang-terangan.

Sekarang adalah puncaknya jam pulang kerja, dia membawa mobil kemari dan tunggu di depan pintu perusahaan, pastinya akan terlihat oleh banyak orang.

Namun, dia sudah datang, Lanxi tidak mungkin tidak turun.

Keluar dari perusahaan, Lanxi kebetulan ketemu Shu Ran.

Menampak Lanxi, Shu Ran tersenyum, "kamu juga sudah pulang, ayo barengan!"

Lanxi sekedar 'ok', lalu masuk lift bersama Shu Ran.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu