Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 67 Suamiku (3)

Gu Jingwen datang, yang paling senang tentu saja Xiao Xiao.

Setelah melihat Gu Jingwen, Xiao Xiao langsung bangun dari sofa.

Gu Jingwen mengganti sandal lalu menghampiri Xiao Xiao, melihat wajahnya, cacar air ditubuhnya, membuat Gu Jingwen merasa sangat tidak tega.

Lalu mengangkat tangan memegang keningnya, sangat panas.

Gu Jingwen berbalik menatap Lu Yanting dan bertanya, “Sudah dikasih obat turun panas?”

Lu Yanting, “Sudah, mungkin sebentar lagi akan turun demamnya.”

Gu Jingwen hanya menjawab ‘Em’, namun ia tetap merasa khawatir.

“Kenapa bisa separah ini…..”

Cacar air ditubuh Xiao Xiao sungguh banyak, setelah Gu Jingwen melihatnya, membutuhkan wantu yang panjang untuk bisa tenang.

Lu Yanting : “Aku sudah meminta Dokter Li datang untuk memeriksanya, sudah menggunakan obat Dokter Li, dalam satu minggu harusnya bisa kelihatan hasilnya.”

Gu Jingwen menggendong Xiao Xiao dengan sedih, tidak menyambung ucapannya.

Xiao Xiao mengangkat kepala mengamati Gu Jingwen, setelah melihat perban diatas kepala Gu Jingwen, Xiao Xiao bertanya : “Kenapa kepalamu?”

Gu Jingwen menggeleng sambil berkata, “Tidak apa, ketika latihan ada sedikit kecelakaan.”

“Ow…..” Xiao Xiao mengangguk tanpa paham maksudnya.

Dia memang anak yang tidak banyak bicara, bisa belajar perduli pada orang lain ia sudah merupakan keajaiban.

……

Lanxi menggenggam ponselnya memainkan Mobile Legends, namun tidak ada yang menang.

Tengkurap diatas kasur sejenak karena panas.

Lanxi bangun, bersedia turun untuk mengambil sebotol minuman dingin di kulkas.

Ia turun sambil memijat bahunya.

Baru turun dari tangga, ia langsung melihat Gu Jingwen.

Mereka satu keluarga bertiga duduk bersama, pemandangan ini terlihat sungguh hangat.

Ekspresi wajah Lanxi langsung berubah. Ia sungguh tidak tahu kalau Gu Jingwen datang.

Dan juga, apa maksud Lu Yanting?

Dia mau berhubungan seperti apa dengan gu Jingwen diluar ia tidak perduli, namun jika dibawa pulang kerumah kelihatannya agak keterlaluan.

Setelah melihat Lanxi, Gu Jingwen juga terkejut.

Lanxi masih menggunakan gaun tidur, dia tidak berdandan, rambutnya dibiarkan tergerai di bahunya, terlihat sangat santai.

Kulitnya sangat putih, sebagai sesama wanita, Gu Jingwen merasa sangat iri dengan kulitnya.

Tatapannya turun kebawah.

Gu Jingwen melihat bekas biru di lututnya.

Dia adalah orang yang sudah pernah mengalami semuanya, melihat ini semua tentu saja ia teringat sesuatu.

Dan melihat bekas birunya…. Harusnya baru muncul satu atau dua hari ini.

Semakin memikirkannya, ekspresi wajah Gu Jingwen semakin buruk.

Mereka berdua sudah menikah, hubungan seperti itu sudah normal.

Namun yang tidak sanggup Gu Jingwen terima adalah kenyataan yang ada dihadapannya.

Lanxi turun dari lantai atas, berjalan sampai jarak satu meter dari sofa dan berhenti.

Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap mereka dengan lurus.

Lu Yanting baru sedang berpikir harus bagaimana menjelaskannya pada Lanxi, Gu Jingwen sudah berkata terlebih dahulu.

Gu Jingwen bangun dari sofa, berkata sambil menatap Lanxi : “Maaf, aku dengar Xiao Xiao sakit, agak panik sehingga segera kemari………”

Lanxi tidak bisa membedakan apakah Gu Jingwen benar-benar meminta maaf padanya dengan tulus atau bukan.

Namun ia merasa sangat palsu.

Intinya, jika ia sudah tahu kedatangannya hanya akan mengganggu orang lain, tentu akan memilih untuk tidak muncul.

Dan tidak seperti dia. Setelah mendengar penjelasan Gu Jingwen, Lanxi tetap tidak mengatakan apa-apa.

Tepat disaat itu, Lu yanting berkata.

“Dia datang untuk menengok Xiao Xiao, kamu jangan berpikir terlalu banyak.” Sampai Lu Yanting yang menjelaskan, Lanxi baru berniat untuk menjawab.

“Em, aku juga merasa seharusnya tidak akan ada apa-apa.” Senyun Lanxi mengandung belati tajam, berkata dengan maksud tersembunyi : “Kalaupun kamu ingin melakukan sesuatu dengan Nona Gu, tentu saja akan mempertimbangkan anak disamping kalian.”

Begitu ucapan ini terlontar dari mulut Lanxi, ekspresi wajah Gu Jingwen semakin buruk lagi.

Gu Jingwen : “Nona Lan, anda salah paham, aku tidak ada maksud seperti itu.”

Lanxi masih tersenyum : “Oh, benarkah? Kalau begitu anggap saja saya ini orang jahat yang sedang mencoba membaca hati orang yang mulia.”

Gu Jingwen : “…….”

“Sudah jangan mengacau.” Lu Yanting memberi isyarat dengan lirikan mata kearah Lanxi.

Lanxi tahu kalau Lu Yanting sedang memperingatkannya.

Namun dia tidak mungkin melepaskannya. Lanxi mengalihkan pandangannya kearah Gu Jingwen, lanjut berkata : “Nona Gu begitu memperhatikan anak, ketika ia sakit kemarin seharusnya menjadi yang pertama membawanya ketempatmu, dan bukannya menunggu sampai anaknya sudah dijemput kemari, baru berpura-pura memperhatikan anak dan mencari kemari. Siapa yang tahu apa tujuanmu?”

Semakin dia mengatakannya, ekspresi wajah Gu Jingwen semakin buruk.

Xiao Xiao sudah 7 tahun lebih, dia juga sudah mengerti beberapa hal yang rumit diantara mereka, ditambah lagi suasana sekarang, rasanya semakin menderita.

Xiao Xiao bergeser kesisi Lu Yanting, menggenggam tangannya, menggunakan tatapannya meminta pertolongan.

Terlihat sangat jelas, Xiao Xiao mendukung Gu Jingwen, dia inginn Lu Yanting membantu Gu Jingwen.

Lu Yanting juga tahu tidak boleh membiarkan Lanxi melanjutkannya.

Jika dibiarkan, mungkin semuanya akan meledak.

Jika dia sampai lepas kontrol, tidak akan menguntungkan siapapun.

Lu Yanting bangkit dari sofa, berjalan kedepan lanxi, menggenggam tangannya.

“Lepaskan.” Lanxi menatapnya dengan dingin.

Lu Yanting : “Kita bicarakan diatas.”

Lanxi : “Aku mau minum air dingin, kamu jangan menghalangi jalan.”

“Tunggu, aku ambilkan untukmu.” Lu Yanting berbalik berjalan ke dapur.

Tidak sampai 2 menit, dia sudah membawakan sebotol air dingin untuk Lanxi.

Gu Jingwen yang melihat disamping, sudah mengepalkan tangannya dengan kencang.

Lu Yanting begitu baik pada Lanxi, begitu menurutinya……..

“Sekarang sudah bisa naik?” Lu Yanting bertanya sekali lagi.

Lanxi menerima air, tanpa menjawab langsung berbalik dan naik ke lantai atas.

Tanpa mengatakan apapun Lu Yanting langsung menyusul.

Lanxi juga tidak senang berlama-lama dibawah, siapa juga yang mau bersama mereka bertiga yang terlihat seperti keluarga harmonis?

Lu Yanting mengikuti Lanxi dari belakang sampai ke kamar.

Setelah menutup pintu, Lu Yanting menekan Lanxi di lemari pakaian, menundukkan kepala dan menatapnya dengan heran.

Lanxi mengalihkan tatapannya kearah lain, berkata dengan santai : “Cepatlah turun dan menemani Nona Gu, aku mau lanjut main game.”

Lu Yanting menatapnya dengan lekat, setelah sesaat ia bertanya : “Kamu sangat peduli?”

…. Lanxi merasa pertanyaannya sama seperti omong kosong.

Emosi yang tadinya sudah ia tahan, langsung tersulut oleh pertanyaannya.

“Kalau tidak, apakah menurutmu aku harus senang?” Lanxi bertanya dengan dingin, “Kamu membawa pulang anak, ok, tidak masalah. Namun mantan pacarmu juga ikut kamu bawa pulang apa tidak keterlaluan?”

“….”Lu Yanting terkejut mendengar ucapannya.

“Apa yang mau kamu lakukan diluar tidak ada hubungannya denganku, namun aku tidak suka ada orang lain yang menginjak wilayahku. Jadi jika kamu ingin bermesraan dengannya, mohon carilah tempat lain, jangan dirumah ini.”

Setelah mendengar kalimat terakhir yang dikatakan Lanxi, wajah Lu Yanting langsung menjadi serius.

Hah… intinya ia tetap tidak perduli.

Lu Yanting menatapnya dengan heran sambil tersenyum penuh cibiran : “Hah. Tapi aku suka disini.”

Lanxi marah, berjinjit, menggigit lehernya.

Ini bukan pertama kalinya ia menggigitnya. Namun dibandingkan yang lalu, tenaganya kali ini jauh lebih besar dari sebelumnya.

Apa lagi ini sangat tiba-tiba dan di tempat yang mematikan.

Gigi Lanxi yang tajam mengigit sebongkah daging di lehernya dengan cukup keras dan penuh dendam.

Sampai tercium aroma darah segar baru ia lepaskan.

Setelah melepaskan, ia menjilati bibirnya dengan senyum jahat.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu