Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 236 Sadarnya Shen Wenzhi & Bertemu Di Pulau Bali (6)

Pakaian ini mirip dengan masa kuliahnya.

Lanxi membuka pintu dan keluar dari mobil, dan berjalan di depan Shen Wenzhi.

Ketika ia pertama kali melihat Lanxi, Shen Wenzhi hampir tidak berani mengenalinya — ia tidak ingat berapa lama ia belum pernah melihat wajah natural Lanxi.

Lanxi sangat menyukai make-up, wajah saat dirias dan wajahnya yang polos keduanya cantik, tapi keduanya menimbulkan perasaan yang sama sekali berbeda.

Shen Wenzhi menatap wajahnya yang polos sesaat, kemudian, matanya bergerak ke perutnya.

Saat ini Lanxi hamil lebih dari lima bulan, perutnya sangat jelas, dan ia canggung berjalan.

Dia mengenakan gaun hamil besar dengan sepatu kanvas di kakinya.

Melihat Lanxi seperti ini, sang Shen Wenzhi benar-benar menyadari perasaan "Pemandangan sama tapi orangnya berubah"

Mereka berdua ... akhirnya sampai pada titik ini.

Shen Wenzhi ingat menonton film sebelumnya, dan aktor utama pria dan cinta pertamanya tidak bersatu seperti ini.

Adegan terakhir dari film itu adalah ketika protagonis pria bertemu cinta pertamanya pada bulan Juni di jalan.

Keduanya lewat, tidak ada yang berbicara satu sama lain, dan setelah tersenyum, masing-masing pergi di jalannya sendiri.

Melihat Lanxi saat ini, Shen Wenzhi tiba-tiba merasa bahwa dia adalah aktor pria di film itu.

Dia menatap Lanxi untuk waktu yang lama, dan akhirnya kembali sadar---

Dia tersenyum dan bertanya, "Apakah laki-laki atau perempuan?"

Mendengar pertanyaan tentang anaknya, Lanxi mengangkat tangannya tanpa sadar dan menyentuh perutnya.

Kemudian ingat untuk menjawab pertanyaannya: "belum tahu, terakhir kali periksa belum ketahuan. Si kecil ini agak misterius."

Berbicara sampai sini, mata dan alisnya, semua tersenyum.

Shen Wenzhi melihat dan merasa agak kosong.

Setiap gerakan dan tatapan wanita membawa banjir cinta keibuan.

Dia belum pernah melihatnya seperti ini sebelumnya.

Pada saat ini, dia tiba-tiba merasa iri -

Dia berpikir bahwa Lanxi pasti sangat mencintai Lu Yanting, karena dia mencintainya, jadi dia mencintai anaknya.

Shen Wenzhi menatap Lanxi seperti ini untuk waktu yang lama tanpa berbicara.

Dilihat pria seperti ini, Lanxi tidak merasa tidak wajar, mungkin karena mereka berdua terlalu akrab satu sama lain. Di depannya, Lanxi tidak akan merasa tidak nyaman sama sekali.

Bahkan jika mereka sudah terpisah begitu lama.

Lanxi tersenyum dan bertanya kepada Shen Wenzhi: "Kenapa kamu terus menatapku?"

"Maaf." Shen Wenzhi meminta maaf kepadanya terlebih dahulu, dan dia menyadari bahwa matanya terlalu panas, "Aku hanya berpikir kamu telah banyak berubah."

"Hah? Apa yang berubah?"

Shen Wenzhi bukan yang pertama mengatakan itu, tetapi Lanxi masih penasaran. Apakah dia benar-benar banyak berubah?

Begitu bertemu, belum berbicara banyak, pria langsung berkata begitu.

"Terasa," kata Shen Wenzhi. "Kamu jauh lebih bahagia sekarang daripada sebelumnya."

Bahagia? mungkin.

Lanxi mengangkat bahu dan senyum ringan di wajahnya setelah mendengarkannya.

Setelah beberapa saat, Lanxi bertanya pada Shen Wenzhi, "Apakah kamu sudah makan malam?"

Shen Wenzhi menggelengkan kepalanya. "Belum."

"Ayo pergi. Aku akan mengajakmu makan malam." Lanxi menunjuk ke arah pintu mal.

Shen Wenzhi bertanya kepadanya, "kamu bukannya sudah makan?"

"kamu kenapa sekarang banyak omong?" Suara Lanxi sedikit tidak sabar. "Tidak tahu aku sekarang hamil ya, aku ingin makan ya makan, undang kamu makan banyak omong seh, tidak mau makan ya sudah aku makan sendiri"

"Oke,oke, oke tidak bicara lagi." Shen Wenzhi menutup mulutnya ketika dia melihat bahwa dia marah.

Dia melirik ke mall dan berkata, "Ayo pergi ke kios makanan."

Lanxi: "Oh, boleh." Dia tidak menolak permintaan Shen Wenzhi.

Setelah pengaturan, Lanxi memikirkannya dan berkata, "sebelah pantai ada, sepuluh menit berjalan kaki."

Shen Wenzhi mendengarkan Lanxi berkata akan berjalan, dan tanpa sadar melirik perutnya, dan bertanya dengan sedikit khawatir: "Bisakah kamu berjalan begitu lama sekarang, apakah itu akan mempengaruhi anak?"

Mendengar Shen Wenzhi menanyakan hal itu, Lanxi merasa terhibur olehnya.

"Kamu benar-benar tidak memiliki akal." Lanxi tertawa tanpa ampun padanya. "Siapa bilang wanita hamil tidak bisa berjalan? Kamu bilang begini, memangnya semua wanita hamil harus selalu di tempat tidur."

Shen Wenzhi: "..."

Meskipun diejek oleh Lanxi, dia dalam suasana hati yang baik.

Karena suasana di antara mereka berdua sangat santai.

Dalam beberapa tahun perpisahan ini, tidak pernah sesantai ini.

Dia jelas bisa merasakan bahwa Lanxi tidak begitu kasar dan galak, sikapnya banyak berubah setelah kehamilan, dan dia tidak akan dipukul atau dikasari setelah mendekati Lanxi.

Meskipun masih kasar ketika berbicara dengannya, dia tidak lagi tercekik.

Gaya keduanya saat ini lebih mirip teman yang sudah saling kenal selama bertahun-tahun.

Bahkan, Shen Wenzhi sudah sangat senang berada di level ini.

Keduanya berjalan sampai ke pantai.

Dalam perjalanan, Shen Wenzhi berkata kepada Lanxi, "Aku menceraikan Tang Manshu."

Lanxi tersenyum setelah mendengarkan, "Baiklah, selamat sudah keluar dari masalah."

Shen Wenzhi: "Ya, aku akan minum untuk merayakannya nanti."

Lanxi tidak menyangka dia mengatakan itu, hal tidak tahu malu ini, dirinya membeku sesaat, berpikir saat masih di perguruan tinggi.

Faktanya, Shen Wenzhi pada saat itu sangat berkulit tebal, ketika mereka berdua jatuh cinta sebelumnya, Lanxi telah melihatnya..

Kedua orang itu tertawa dan berjalan ke kedai makanan. Di sini sangat ramai. Lanxi menemukan kursi kosong dan duduk bersama Shen Wenzhi.

Ketika Lanxi memesan makanan dari pemilik warung, Shen Wenzhi duduk di seberangnya dan menatapnya, mengingat beberapa kenangan.

Lanxi tahu apa yang suka dimakan Shen Wenzhi, dan telah mengingatnya selama bertahun-tahun.

Terlebih lagi, ketika mereka berdua keluar untuk makan malam, Lanxi pada dasarnya memesan makanan kesukaan dia, dan mengembang jadi kebiasaan Lanxi.

Setelah selesai memesan, dia baru ingat—

Lanxi mendorong menu ke Shen Wenzhi: "Lihat lagi?"

"Tidak, aku percaya seleramu." Shen Wenzhi menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Ya udah. Aku memesankanmu udang bakar manis." Lanxi ingat bahwa Shen Wenzhi menyukai ini.

"Oke terima kasih." Shen Wenzhi berterima kasih pada Lanxi.

"Sok sungkan, munafik bangettt." Lanxi meliriknya dengan jijik.

Sudah berapa lama mereka berdua tidak begitu santai?

Sebelumnya, mereka masing-masing memiliki pernikahan di punggung mereka, dan mereka harus menghindari kecurigaan setiap saat. Bahkan jika mereka bertemu muka, sulit untuk mengatakan sepatah kata pun.

Sekarang ... akhirnya terbebaskan.

Shen Wenzhi memandang senyum di wajah Lanxi dan tidak bisa menahan perasaan: "Aku tiba-tiba merasa bahwa aku sudah koma untuk waktu yang lama, sangat layak."

"Apakah kamu idiot?" Lanxi mengangkat tangannya dan mengetuk dahinya. "Ngomong ga jelas apaan."

"Serius." Shen Wenzhi mengatakan ini dengan sangat tulus. "Rasanya seperti ... kita belum pernah bersama dengan begitu santai untuk waktu yang lama."

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu