Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 143 Saatnya Bangun Dari Mimpi (1)

Emosi Lu Yanting sudah naik total karena Lanxi, tidak hanya karena masalah hari ini.

Sebenarnya, sejak masalah pernikahan, Lu Yanting terus berusaha bersikap sabar dengan Lanxi di bidang apa pun, Lu Yanting memberi tahu dirinya harus menuruti Lanxi apa pun yang dia buat, karena Lu Yanting mengetahui dirinya telah melukai Lanxi dengan dalam.

Kata-kata Lanxi tadi sudah cukup mengeluarkan semua kemarahan yang dia bertahan dari kemarin.

Apalagi kata-kata dia tentang, "Aku tidak mencintai kamu"

Pada saat sedang marah, semua orang akan mengatakan hal yang mereka tidak maksudkan, demikian juga Lu Yanting.

Lanxi memasang ekpsresi tenang mendengar keraguan Lu Yanting, tetapi hati Lanxi terasa seperti disobek dan terus berdarah.

Lihat saja, kesan Lanxi di hati Lu Yanting dari awal sampai akhir memang begitu, dari awal Lu Yanting sudah merasa Lanxi adalah orang seperti itu.

Lanxi mengira setelah kebersamaan baru-baru ini, paling tidak Lu Yanting tidak akan berpikir begitu lagi.

Sepertinya Lanxi benar-benar terlalu naif, benar-benar terlalu bodoh, Lu Yanting baru bersikap agak baik terhadapnya dia sudah mengira Lu Yanting mencintainya.

Lanxi mengira setelah hubungan dirinya dan Lu Yanting berakhir, dia tidak akan bersikap naif lagi, tetapi realitas memberikan sebuah tamparan besar kepadanya.

Lanxi menggertakan giginya, berusaha menahan emosinya dan memasang sebuah senyuman yang lega.

Seolah-olah dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang dikatakan Lu Yanting.

"Benar, aku memang orang seperti itu, aku mengira kamu tahu"

Kalau Lanxi ada mencoba untuk menjelaskan, kemarahan Lu Yanting mungkin akan menurun.

Tetapi tidak ada, Lanxi mengaku begitu saja. Lu Yanting menggertakan giginya, berusaha menahan keinginan mau membunuh Lanxi.

Wanita ini selalu tahu bagaimana membuat dia marah.

Pegangan Lu Yanting mengerat lagi, seolah-olah mau menarik semua rambutnya sampai jatuh.

Rasa kesakitan itu membuat Lanxi ingin mengalir air mata secara refleks.

Menatap ke mata Lanxi yang memerah, Lu Yanting tertawa dengan dingin : "Kamu masih tahu sakit?"

Lanxi menjilat bibirnya, "Bos Lu ini mau melakukan KDRT ya?"

"Kamu jangan pernah berpikir mau bercerai" Menatap ke mata Lanxi, Lu Yanting berkata, "Aku tidak begitu mudah diusir"

"Lanxi, kamu harus ingat" Lu Yanting berhenti beberapa saat sebelum berkata, "Kamu yang duluan datang mendekati aku, pengakhiran hubungan kita tidak bisa diputuskan oleh kamu"

"........." Lanxi tidak tahu harus berkata apa.

Sesuai ekspektasi, semua pria adalah binatang yang tidak tahu malu, setelah hening beberapa detik, Lanxi tertawa dengan ringan : "Kalau tidak begini saja, aku memberi tahu orang luar bahwa kamu yang tidak mau aku, apakah begitu bisa?"

Setiap kata Lanxi membuat api di dalam hati Lu Yanting semakin menyala.

Pada detik ini Lu Yanting hanya ingin menutupi mulut Lanxi agar dia tidak berkata kata-kata yang membuat Lu Yanting marah lagi.

Lu Yanting melepaskan rambut Lanxi dan menarik Lanxi ke ruang pakaian yang terletak di sudut.

Tanpa mempedulikan perasaan Lanxi, Lu Yanting berjalan sangat cepat, jadi bisa dibilang Lanxi ditarik begitu saja sampai tabrak sana sini di sepanjang jalan.

Setelah tiba di ruang pakaian, Lu Yanting langsung menutup pintu kemudian menekan Lanxi di atas cermin dinding sebelum mulai merobak baju Lanxi.

Setelah bersama dengannya satu tahun, Lanxi sudah sangat jelas apa yang Lu Yanting mau lakukan.

Lanxi tahu, sekarang Lu Yanting membuntuhkan tempat untuk melepas emosi.

Mungkin karena demi membalas dendam Lanxi mengatakan mau bercerai juga.

Wajah Lanxi tertempel di cermin dinding yang dingin, hal ini membuat otak Lanxi menjadi jauh lebih sadar.

Lanxi mengangkat kepalanya dan menatap ke Lu Yanting dari cermin: "Setelah melakukan ini kita bercerai saja, begitu terus tidak berarti"

Lanxi baru saja selesai berkata, Lu Yanting langsung menutupi mulutnya.

Gerakan Lu Yanting sangat kasar, seolah-olah mau membunuh Lanxi.

Lanxi merasa sangat sesak, untungnya Lu Yanting merubah posisinya sehingga hidung Lanxi tidak tertutupi lagi.

Tetapi, Lanxi sudah tidak bisa berbicara lagi.

Gerakan Lu Yanting masih sedang berlanjut, meskipun dia hanya memiliki satu tangan, gerakannya tetap sangat lancar.

Semua pakaian di tubuh Lanxi pun dilepaskan dengan cepat, lebih tepatnya adalah, disobek dengan cepat.

Di bidang ini, biasanya Lu Yanting juga pernah bersikap kasar, tetapi kasar seperti hari ini benar-benar adalah pertama kali.

Lanxi ditekan di cermin dinding, detak jantungnya sangat cepat, seluruh tubuhnya sangat tegang

............

Kali ini adalah sebuah penyiksaan untuk Lanxi.

Tidak ada perasaan manis, tidak ada gerakan lembut, yang ada hanya pelampiasan emosi dan kekasaran.

...............

Lanxi merasa sangat sakit, tetapi Lu Yanting sama sekali tidak peduli dengan perasaannya.

Tetapi pernah banyak kali, Lanxi tidak bisa mengontrol reaksi tubuhnya yang terjadi secara refleks, setelah beberapa saat, Lanxi pun merasakan perubahan reaksi tubuhnya.

Di bawah kekerasan seperti ini saja bisa memiliki reaksi, Lanxi merasa sangat malu.

Lu Yanting tentu saja juga merasakan perubahan itu, dia melepaskan tangannya yang menutupi mulut Lanxi.

"Bercerai? Hm?" Suara Lu Yanting sangat serak, bahkan membawa sedikit kesenangan, "Kamu bisa memastikan tubuhmu bisa meninggalkan aku?"

Setelah itu, penyerangan yang kasar pun tiba lagi.

Lanxi sama sekali tidak bisa berkata. Dia tidak mengeri mengapa reaksi tubuhnya hari ini bisa lebih kuat dibanding dengan biasanya.

Apakah dirinya memiliki hobi disiksa?

Selanjutnya, Lanxi pun tidak kuat untuk berdiri lagi, dia langsung berlutut di atas lantai.

..............

Lanxi tiba-tiba menyadari apa yang mau Lu Yanting lakukan, dia ingin mundur, tetapi semuanya sudah telat.

.........

Penyiksaan seperti ini berlangsung selama satu jam lebih.

Durasi ini tidak berbeda jauh dengan durasi biasa, tetapi kali ini Lanxi merasa waktu berjalan sangat lambat.

Lanxi ingin muntah, tetapi Lu Yanting menekan dagunya untuk melarang Lanxi membuka mulut.

Lanxi merasa sangat mual, dia menatap ke Lu Yanting dengan mata memerah.

Mata Lanxi membawa kemarahan, keraguan, bahkan.... sakit.

Lu Yanting merasa dirinya benar-benar sangat lemah, hatinya tersentuh dengan tatapan Lanxi.

Tidak tega, akhirnya Lu Yanting tidak tega juga.

Dia bukan orang memiliki gangguan di bidang mental, mana mungkin dia membuat Lanxi melakukan hal seperti ini.

Berpikir sampai sini, Lu Yanting melepaskan Lanxi.

"Mulai besok kamu tidak perlu pergi kerja lagi, tunggu kamu sudah berpikir dengan jelas baru pergi saja"

Nada suara Lu Yanting itu jelas sedang memberi tahu Lanxi, bukan sedang diskusi dengannya.

Sekarang Lanxi hanya ingin pergi muntah, jadi dia tidak bisa berpikir banyak tentang kata-kata Lu Yanting.

Sambil memegang lantai, Lanxi berdiri sambil berusaha menahan rasa kesakitan di bagian paha dalamnya, kemudian berjalan ke kamar mandi di lantai satu dengan cepat.

Setelah masuk ke dalam, Lanxi pun mulai muntah.

Suara Lanxi sangat deras, Lu Yanting mendengarnya dengan jelas.

Mendengar suara muntah Lanxi, ekspresi Lu Yanting pun menjadi semakin jelek.

Mereka bukan pertama kali melakukan masalah seperti ini, dulu Lanxi bahkan lumayan menikmati hal ini.

Sekarang tujuannya sudah tercapai, akting saja sudah malas.

Sepertinya Lu Yanting benar-benar harus memuji skill akting Lanxi.

Lanxi sudah termasuk kuat bisa menemani Lu Yanting akting begitu lama.

Berpikir sampai sini, Lu Yanting mengangkat sudut mulutnya, menertawakan dirinya.

Di dunia ini ada beribu-ribu wanita yang mau bersama dengan Lu Yanting dengan tulus, tetapi Lu Yanting malah mencintai seorang wanita yang tidak menganggap dia. Tidakkah itu bodoh?

Setelah suara muntah berhenti, Lu Yanting baru jalan keluar dari ruang pakaian.

Pada saat keluar kebetulan dia bertemu dengan Lanxi, mata Lanxi masih sangat merah, karena baru saja muntah, wajahnya terlihat sangat pucat.

Rambutnya sangat berantakan dan pakaiannya juga sudah sobek sana sini, penampilan Lanxi jelas menjelaskan apa yang mereka lakukan tadi.

Melihat penampilan Lanxi seperti ini, bagian tertentu Lu Yanting pun mulai bereaksi lagi.

Lu Yanting menghalangi kepergian Lanxi.

"Apakah kamu mendengar kata-kataku tadi?"

".........." Lanxi menelan air liurnya dan tidak berbicara.

Karena masih merasa agak mual, Lanxi berusaha menahannya.

Kalau dia berbicara, kemungkinan dia akan muntah lagi.

"Mulai besok di rumah saja, tidak boleh kemana pun" Lu Yanting mengulangi kata-katanya.

Wajah Lanxi sangat pucat, dia menahan dan berkata : "Kamu ada hak apa?"

Lanxi sekarang memiliki karier dan perusahaan sendiri, mengapa dia harus menuruti Lu Yanting dan berada di rumah setiap hari?

Lanxi bukan tipe orang yang mau menjadi ibu rumah tangga profesional.

Lanxi bertanya dia ada hak apa? Untuk sekali lagi, Lu Yanting marah sampai tertawa karena Lanxi.

Lu Yanting menekan dagu Lanxi dan mengingatkannya dengan ekspresi dingin : "Jangan lupa siapa yang memberikan semua barang yang kamu miliki sekarang kepada kamu"

Lanxi : "................"

"Lanxi, kalau aku bisa membuat kamu duduk di posisi hari ini, maka aku juga bisa menarik kamu turun dari posisi itu. Kalau tidak percaya, kamu boleh mencoba"

Awalnya Lu Yanting tidak ingin mengancam dia.

Tetapi kondisi seperti sekarang membuat Lu Yanting hanya bisa mengancamnya.

Lu Yanting tahu Lanxi peduli dengan Dong Jin dan segela sesuatu yang dimiliki oleh keluarga ibunya, sehingga Lu Yanting pun menggunakan hal ini untuk mengancamnya.

Sesuai ekspektasi, Lanxi memiliki reaksi setelah mendengar kata-kata Lu Yanting.

Lanxi tahu dirinya tidak memiliki pilihan.

Lanxi menarik nafas: "Tetapi perusahaan masih memiliki banyak pekerjaan yang sedang menunggu untuk aku selesaikan"

Lu Yanting tertawa dengan ringan: "Kalau untuk ini kamu tidak perlu risau, aku bisa mengundang orang manajemen yang profesional, kemampuan bekerja mereka tidak tahu lebih kuat dari pada kamu berapa kali lipat"

Lanxi : "................"

Lu Yanting benar-benar sudah marah, kata-kata yang dikatakan semuanya menusuk.

Lanxi selalu mengetahui dirinya tidak memiliki banyak pengalaman di bidang mengurus perusahaan, tetapi setelah menjalani pelatihan kali ini, Lanxi merasa kemampuan dirinya sudah berkembang.

Tidak menyangka, Lu Yanting tetap merasa Lanxi tidak bisa apa-apa.

"Oh, aku mengerti" Lanxi menjawab dengan suara dingin.

Hubungan kedua orang ini kembali ke titik awal dulu.

Salah, bukan titik awal.

Lebih tepatnya, lebih jauh daripada titik awal.

Mereka berdua sekarang mirip seperti orang asing.

"Apakah masih ada masalah?" Lanxi mengangkat kepalanya dan melihat ke Lu Yanting.

Menatap ekspresi Lanxi, Lu Yanting menggelengkan kepalanya.

Lanxi menjawab 'oh' sebelum naik ke lantai atas.

Membiarkan Lu Yanting sendiri di tempat.

Suasana hati Lu Yanting sekarang sangat frustrasi.

Dia bukan orang yang sering emosional, tetapi Lanxi selalu memiliki kemampuan untuk membuat dia emosi dengan mudah, bahkan Lanxi bisa mengaktifkan sifat kekerasan yang berada di dalam hati Lu Yanting...........

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu