Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 203 Biro Urusan Sipil (2)

Tampaknya, dia benar-benar tidak sabar untuk bercerai dengannya.

Tetapi, bagus juga dengan begitu, putus di saat harus putus, setelah itu menjalani kehidupan masing-masing, cukup bagus.

Lanxi pun menyetujuinya dengan langsung dan tegas: “Oke, aku akan meluangkan waktu.”

Setelah mendengar jawaban Lanxi, hati Lu Yanting seolah-olah dicengkeram oleh sesuatu dengan kuat, sangat sakit dan tidak nyaman.

Lihat, inilah wanita yang disukainya, tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih tidak berhati nurani darinya.

Karena jawaban Lanxi yang seperti ini, Lu Yanting lagi-lagi tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk waktu yang lama.

Dia tiba-tiba menyesal melakukan panggilan telepon ini, mending langsung suruh Pan Yang untuk menghubunginya saja.

Meneleponnya secara pribadi hanya untuk merasakan sikap acuh tak acuhnya, sungguh mencari penderitaan untuk diderita diri sendiri.

Lu Yanting tidak bicara untuk waktu yang lama, Lanxi menunggu sebentar dan masih saja tidak mendapatkan responsnya.

Oleh karena itu, Lanxi bertanya lagi: “Apakah masih ada hal lain?”

Lu Yanting menatap televisi yang ada di seberangnya, tiba-tiba teringat kata-kata Pan Yang bahwa dia tidak menginginkan uang.

Dia menggerakkan bibir, bertanya langsung padanya: “Kata Pan Yang kamu tidak mau uang, kenapa?”

Karena Lu Yanting telah menanyakan hal ini, Lanxi pun langsung memberi tahunya.

Lanxi: “Aku tidak kekurangan uang.”

Hehe.

Lu Yanting tersenyum dingin.

Benar, dia tidak kekurangan uang, apalagi pria.

Ada Grup Zhou sebagai suporter, tentu saja tidak membutuhkannya lagi.

Lu Yanting tahu apa pun yang dikatakan dirinya sekarang pasti terdengar aneh, tetapi dia tetap saja tidak bisa menahannya.

Dalam suasana hati yang tertekan, kata-kata yang dikeluarkan otomatis tidak enak didengar.

Lu Yanting mencibir, berkata pada Lanxi: “Kamu ambil saja, kamu pantas menerimanya."

Awalnya Lanxi tidak begitu mengerti apa yang dia maksud.

Ketika Lanxi hendak membuka mulut untuk menolak, Lu Yanting meneruskan kalimat berikutnya: "Saat memutusi pasangan bayaran, bukannya harus bayar juga, kamu menemaniku tidur selama lebih dari satu tahun, kamu pantas mendapatkan uang ini."

Mendengar Lu Yanting berkata demikian, wajah Lanxi langsung memucat.

Dia benar-benar tidak menyangka, sudah sampai pada saat seperti ini pun, Lu Yanting masih saja ingin menghinanya.

Seberapa bencinya dia pada dirinya?

Lanxi menggerakkan bibir, sangat ingin membantahnya, tetapi sepatah kata pun tidak bisa dikeluarkan dari mulutnya.

Sampai sekarang, Lanxi sudah kewalahan.

Dia tidak ingin memberi penjelasan apa pun kepadanya, juga tidak ingin berkomunikasi dengannya.

Mungkin sejak awal, dia seharusnya tidak menjawab panggilan telepon ini, kenapa harus sengaja mencari penderitaan untuk diri sendiri?

Lanxi mengira Lu Yanting tidak akan meneruskan perkataannya lagi jika dia tidak bicara.

Namun, Lu Yanting sepertinya tidak bermaksud untuk berhenti.

Walau Lanxi tidak bicara, Lu Yanting masih saja meneruskan, perkataannya bahkan semakin tidak enak didengar.

“Lagipula keahlianmu cukup bagus, jika tidak memberimu sejumlah uang ini, bukankah akan menyia-nyiakan "kerja kerasmu"?"

Dua kata terakhir sengaja ditekan olehnya.

Mendengar itu, raut wajah Lanxi semakin buruk, kelopak mata terus berdenyut, frekuensi napasnya juga meningkat.

Perkataan ini, sungguh terlalu tidak enak didengar.

Dia bisa mengerti bahwa Lu Yanting sedang tidak senang, tapi bukan berarti dirinya harus menanggung penghinaan semacam ini.

Lanxi berusaha menenangkan diri, berkata kepada Lu Yanting: “Yang kamu kasih sebelumnya sudah cukup banyak, aku tidak serakah.”

Karena Lu Yanting menganggapnya sebagai pasangan kekasih, maka dia juga tentunya harus menjawab pertanyaan ini dengan memosisikan dirinya sendiri sebagai pasangannya.

“Aku tidak akan mengambil kembali uang yang telah kuberikan.”

Sikap Lu Yanting sangat tegas, setelah melontarkan kata-kata itu, dia langsung mematikan telepon, tampak jelas bahwa dia tidak ingin berkomunikasi dengan Lanxi lagi.

Mendengar suara tutu dari ponsel, ekspresi Lanxi agak bengong.

Sudahlah, karena Lu Yanting bersikeras memberinya uang, maka dia pun akan menerimanya saja, dia boleh menyumbangkannya di kemudian hari.

Berbicara tentang sumbangan, Lanxi secara otomatis terpikir panti asuhan tempat Xiaoxiao berada.

Dia tidak tahu panti asuhan lainnya, karena Xiaoxiao ada di sana, dia memutuskan untuk menyumbangkan uangnya langsung di sana.

Bagaimanapun, dia tidak akan mungkin menyentuh uang Lu Yanting.

Lanxi tahu bahwa kelakuannya ini sebenarnya agak sok berharga diri tinggi, karena bagaimanapun dulunya dia banyak mengandalkan Lu Yanting untuk mendapatkan banyak hal--

Sudahlah, biarkan masa lalu berhenti di masa lalu, yang penting kedepannya tidak akan terjadi hal semacam ini lagi.

**

Sehari berlalu dengan cepat, dalam sekejap mata sudah sampai pada hari di mana Lu Yanting dan Lanxi berjanjian untuk pergi ke Biro Urusan Sipil melakukan formalitas perceraian.

Ketika Lanxi keluar di pagi hari, dia membawa kartu identitas dan surat nikah.

Surat nikah mereka berdua masih ada di villa, Lanxi sekalian membawa kartu identitas milik Lu Yanting.

Pada jam sepuluh pagi, Lanxi menerima telepon dari Pan Yang, Pan Yang memberi tahunya untuk pergi ke Biro Urusan Sipil sekitar pukul 15.30.

Lanxi menyetujuinya, kemudian mulai menangani pekerjaan.

Sekitar pukul 14.30, Lanxi meninggalkan perusahaan.

Mendengar dia akan pergi ke Biro Urusan Sipil, Shu Ran segera mengetahui apa yang akan dia lakukan.

Dia khawatir untuk membiarkan Lanxi pergi sendirian, jadi dia bersikeras mengemudi untuk mengantarnya pergi.

Lanxi tidak menolak.

Jadi pada akhirnya, Shu Ran secara pribadi mengantar Lanxi ke Biro Urusan Sipil.

Shu Ran memarkirkan mobil di depan Biro Urusan Sipil, kemudian turun dengan Lanxi.

Ketika mereka berdua turun, mobil Lu Yanting sedang diparkirkan.

Karena kaki terluka, Lu Yanting turun dari mobil dengan tongkat.

Jahitan di kepalanya sudah dilepas, rambutnya dicukur botak.

Ini adalah pertama kalinya Lanxi melihat penampilan Lu Yanting yang seperti ini, dia melihatnya hingga terbengong.

Dulu Jiang Sisi sering mengatakan kepadanya bahwa untuk menguji apakah seorang pria benar-benar tampan, dilihat dari apakah dia masih terlihat ganteng ketika botak.

Jika pria masih saja terlihat tampan dengan kepala botak, maka itu pasti pria tampan yang tidak perlu diragukan lagi.

Sekarang melihat Lu Yanting berpenampilan seperti ini, Lanxi merasa bahwa teori Jiang Sisi cukup masuk akal.

Lu Yanting benar-benar tampan, bahkan dengan gaya rambut ini.

Hanya saja, sekarang dia tidak memiliki niat untuk menikmatinya.

Lanxi tidak memperhatikan Lu Yanting terlalu lama, dia segera menarik kembali pandangannya setelah menaruh perhatian sekian detik pada Lu Yanting.

Tadi dia dan Lu Yanting bertatapan sekitar satu atau dua detik, dia takut dirinya akan bersikap panik, jadi dia cepat-cepat menghindarinya.

Perceraian antara Lu Yanting dan Lanxi menyebar heboh, orang-orang di Biro Urusan Sipil juga telah membaca beritanya.

Jadi, ketika melihat mereka berdua muncul bersamaan di tempat mengurus perceraian, tidak ada yang kaget.

Pan Yang menopang Lu Yanting dan mencari tempat untuk duduk, kemudian dia pun tunggu di luar.

Prosedur perceraian harus melalui proses, perlu tanda tangan dan menyerahkan salinan perjanjian.

Lanxi duduk di samping Lu Yanting, sepanjang pemrosesan, tidak satu pun dari mereka mengatakan sepatah kata.

Lanxi masih ingat perselisihan mereka di telepon kemarin, setelah dihina seperti itu oleh Lu Yanting, tentu saja dia tidak akan berbicara dengannya.

Meskipun staf prosedur sudah tahu bahwa mereka berdua pasti akan bercerai, tetapi dia tetap harus bertanya seperti rutin: "Apakah kalian berdua sudah menimbangnya dengan baik? Apakah yakin mau bercerai? Hubungannya tidak dapat didamaikan lagi?"

Pertanyaan ini sebenarnya ditanyakan kepada Lu Yanting, tetapi Lu Yanting belum sempat untuk menjawab, Lanxi sudah berbicara terlebih dahulu.

“Iya, sudah dipikirkan dengan baik, hubungan tidak dapat didamaikan, jadi memutuskan untuk bercerai.”

Dia menjawab setiap pertanyaan dengan jelas, jawabannya sangat tegas, tidak tersirat sedikit pun keraguan.

Mendengar jawaban Lanxi, Lu Yanting secara naluriah menoleh kepadanya.

Melihat wajah samping Lanxi, satu tangan lainnya mengepal erat.

Benar-benar… … tidak ada keengganannya sama sekali.

Jawaban Lanxi yang begitu tegas membuat karyawan yang mengurus perceraian mereka merasa agak canggung.

Sebelumnya mereka telah melihat berita, awalanya mereka mengira Lanxi merupakan pihak yang tidak ingin melepaskan Lu Yanting, karena bagaimanapun Lu Yanting adalah pria yang begitu baik dalam segala hal.

Mereka semua mengira saat perceraian, Lanxi akan menangis dan memohon untuk tidak cerai, tidak sangka dia malah begitu langsung.

Jika dibandingkan, malah Lu Yanting yang menjadi pihak yang enggan berpisah itu.

Memikirkan ini, karyawan itu semakin canggung.

Pada saat ini juga, Lu Yanting membuka mulut.

Dia berkata: "Iya, sudah diputuskan."

Mendengar jawaban Lu Yanting, barulah karyawan itu mulai memproses perceraian mereka.

Sebenarnya cerai adalah hal yang sangat mudah, hanya membutuhkan beberapa menit untuk memutuskan hubungan kedua orang.

Setelah itu pun, pasangan "suami istri" akan berubah menjadi dua orang yang saling tidak bersangkutan.

Sehabis mereka menjawab pertanyaan, karyawan itu langsung dengan cepat menyelesaikan proses perceraian mereka.

Surat nikah berubah menjadi surat cerai. Karyawan menyodorkan kedua surat nikah kepada Lanxi.

Lanxi sekilas melihatnya, lalu meninggalkan salah satu miliknya, kemudian menyerahkan yang satunya lagi kepada Lu Yanting: "Punyamu, simpan sendiri."

Lu Yanting menerima surat cerai itu dari Lanxi dengan raut wajah yang suram, ekspresi tegang, pandangannya fokus pada wajah Lanxi.

Tatapan itu membuat Lanxi merasa tidak nyaman.

Karyawan yang ada di samping tentu juga menyadari hal ini.

Sejak awal dia sudah merasakan kejanggalan di antara mereka berdua, jelas sudah cerai, kenapa masih begitu mesra... ...

Uh, dunia orang kaya memang sulit dimengerti.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu