Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 154 Orang Lain ya Orang Lain, Kamu ya Kamu (2)

Gerakan Lu Yanting tampak sangat terbiasa, orang yang tidak tau akan mengira kalau dia setiap hari datang ke supermarket.

Lanxi melihatnya yang sedang membeli udang, tiba-tiba terpikir, dulu ketika dia pacaran dengan Gu Jingwen, kedua orang ini sepertinya sering datang ke supermarket.

Benar juga, jenis istri dan ibu yang baik seperti Gu Jingwen, pasti sangat suka tempat seperti ini.

Memikirkan ini, Lanxi sedikit kesal, menarik rambutnya dengan dengan tangannya.

Sekarang, nama Gu Jingwen ini, sudah mempunyai derajat yang sama dengan Wang Ying dan juga Lan Zhixin.

Setiap kali mengingatnya, dia akan sangat kesal.

Lu Yanting membeli sangat banyak barang, udang, chicken wings, ikan kod, dan juga berbagai macam sayur.

Dia membeli begitu banyak makanan, Lanxi boleh memastikan kalau dia sepulang ini berencana untuk masak/

Apa maksudnya ini?

Suasananya sudah membaik, memberi Lanxi sedikit rasa manis?

Sebenarnya dia tidak membutuhkan imajinasi dan minat mendadak seperti ini

Hanya saja, hatinya berpikir seperti itu, tapi tidak mengatakannya.

.................

Tanpa terasa, mereka berjalan sampai ke area snack.

Lanxi seperti sengaja menentang Lu Yanting, setelah sampai ke area snack, dia mulai membeli dengan gila, biskuit, kue, potato chips, dan juga berbagai macam mi instan cup.

Sebuah troli, hampir dipenuhi dengan barangnya.

Waktu Lu Yanting melihat Lanxi mengambil semua snack ini, wajahnya sangat muram, tapi dia tidak ingin melarangnya dan bertengkar lagi dengannya, jadi membiarkannya.

Setelah berkeliling selama satu jam lebih, lalu dari supermarket kembali lagi ke Guanting, waktu sudah menunjukkan jam setengah 7.

**

Setelah kembali ke Guanting, Lu Yanting naik keatas menukar baju rumahan, lalu mencuci tangannya, dan mulai mempersiapkan makan malam.

Lanxi yang melihatnya masuk ke dapur, hatinya sama sekali tidak tersentuh.

Dulu saat Lu Yanting memasakkan makanan untuknya, dia akan mempunyai perasaan semacam keluarga.

Itu adalah perasaan bahagia yang naik dari dalam keluar. Tapi sekarang tidak akan ada lagi.

Seterusnya.......sepertinya lebih tidak akan ada.

Lanxi menunduk melihat kantong plastik yang didekat kakinya, plastik itu semuanya berisi snack yang dia beli tadi.

Lanxi membungkuk membuka plastik itu, dari dalam mengeluarkan sebungkus potato chips, lalu membuka sebungkus biskuit dan mulai memakannya.

Mungkin karena akhir-akhir ini moodnya tidak stabil, jadi nafsu makannya sangat besar, siang hari sudah makan begitu banyak, sekarang masih bisa makan juga.

Sebungkus potato chips, sekotak biskuit, tidak sampai setengah jam semuanya sudah habis.

Setelah selesai, Lanxi masih saja belum merasa puas.

Saat ini, pandangannya jatuh pada pop mie di dalam plastik.

Makanan semacam pop mie ini tidak membutuhkan kemampuan khusus, memasukkan bumbu dan bahan, lalu direndam dengan air panas saja sudah selesai.

Pada saat kuliah Lanxi sering makan, setelah tamat malah tidak begitu sering.

Setelah melihat beberapa saat, dan memang sedikit ingin makan.

Jadi, Lanxi mengambil pop mie, berjalan ke dapur untuk membuat pop mie.

Waktu Lanxi membawa pop mie masuk ke dapur, Lu Yanting sudah selesai memasak makanan malam.

Dia memasak steam ikan kod, chicken wings asam manis, dan juga beberapa sayuran hijau.

Peralatan makan semua sudah disiapkan, baru saja mau ke ruang tamu memanggil Lanxi makan malam.

Tapi, baru jalan selangkah, Lanxi sudah masuk membawa pop mie.

Lu Yanting melihat pop mie ditangannya, wajahnya sedikit muram.

"Makan dulu." Dia melihat beberapa hidangan yang ada dimeja, berharap dengan seperti ini mengingatkannya.

Lanxi melirik hidangan yang ada diatas meja.

Penuh warna dan rasa, hanya melihatnya saja sudah tau pasti sangat enak.

Dulu dia pernah makan masakan Lu Yanting, semuanya sangat enak.

Tapi, dia sekarang tidak ingin makan. Lanxi menarik pandangannya, dengan dingin berkata: "Aku ingin makan pop mie."

Lu Yanting: "......"

Lanxi melihat Lu Yanting yang tidak berbicara lagi juga tidak berencana menjelaskan kepadanya, bersiap akan melewatinya pergi menuangkan air panas untuk pop mienya.

Di saat ini, Lu Yanting berkata lagi: "Pop mie tidak baik untuk kesehatan, makan nasi saja lebih baik."

Benar, makan pop mie tidak bagus untuk kesehatan, siapapun tau tentang ini.

Tapi tidak ada cara lagi, dia lebih memilih memakan makanan yang tidak baik untuk kesehatan, juga tidak ingin memakan masakannya.

Lanxi tau pemikirannya yang seperti ini sangat sombong, tapi sekarang dia ingin melakukan ini.

Jadi, dia mengulang perkataannya tadi lagi: "Tapi aku ingin makan pop mie."

Lu Yanting: "Kalau kamu mau makan mie, aku bisa memasaknya untukmu."

Malam ini dia memasak nasi.

Setelah Lanxi mendengarnya, wajahnya tidak ada ekspresi.

Mengangkat kepalanya, melihat Lu Yanting, suaranya sangat dingin: "Apa hakku untuk makan sesuatu pun tidak ada?"

Lu Yanting: "......."

Dia sedang mebicarakan hak dengan Lu Yanting.

Pertanyaan mudah ini, membuat Lu Yanting terdiam.

Lanxi: "Walaupun suami istri, juga ada hak untuk memutuskan mau makan apa."

Lu Yanting: "......."

Dia membicarakan hal ini lagi.

Hal ini, Lu Yanting tentunya ingat.

Itu adalah hari dimana Chen Zhen datang ke perusahaan Dongjin, dia pergi ke perusahaan Dongjin dan bertengkar dengan Chen Zhen, saat itu dia juga sedang dikuasai emosi, jadi berkata seperti itu padanya.

Hari ini Lanxi menyerangnya dengan perkataannya saat itu, membunuhnya sampai dia tidak bisa melawannya.

".......Baik, kalau begitu kamu makan saja." Lu Yanting sepenuhnya kalah.

Sekarang waktu Lanxi ada di hadapannya, duri diseluruh tubuhnya berdiri.

Lu Yanting teringat lagi dengan perkataan Liao Xuan.

Tampaknya........luka yang dia buat sebelumnya sungguh sangat dalam.

Setelah Lu Yanting menghela nafas, Lanxi pergi membuat pop mienya, bau pop mie yang disiram air panas sangat harum, dan juga rasa ini adalah rasa yang paling dia suka saat kuliah.

Setelah selesai, Lanxi membawa pop mienya berjalan ke depan meja makan.

Lu Yanting melihat pop mie didepannya, lalu berdiri, mengeluarkan jeruk dan nenas yang sudah dia potong dari kulkas, membuat jus dengan juicer dan memberikan kepadanya.

Rasa pop mie terlalu berat, minum jus akan sedikit lebih baik.

Kali ini Lanxi tidak menolak, setelah dia meletakkannya, Lanxi mengatakan terimakasih, lalu meminumnya seteguk.

Rasanya asam dan manis, sangat enak. Setelah meminum jus, Lanxi mulai melahap pop mienya.

Rasa pop mie sangat berat, Lu Yanting tidak pernah tertarik dengan makanan instan seperti ini, mencium baunya saja sudah merasa sangat bosan.

Dia berdehem, mengingatkan Lanxi: "Makan sedikit sayur."

Malam ini dia sengaja memasakkan hidangan ini untuk Lanxi, kalau Lanxi tidak makan, maka tidak ada gunanya dia memasak sebanyak ini.

"Tidak ingin makan." Jawaban Lanxi sangat sederhana.

Lu Yanting tersedak, berhenti beberapa detik, lalu berkata lagi: "Kalau begitu makan daging, kamu kan sangat suka makan chicken wings."

Kali ini, Lu Yanting tidak berhenti diucapan saja, juga langsung menjepitkan sepotong chicken wings, diletakkan dipiring Lanxi.

Lanxi menunduk melihat chicken wings, tidak makan.

Lu Yanting sedikit malu.

Kalau dulu, di keadaan seperti ini dia pasti sudah marah.

Tapi sekarang, dia tidak bisa.

Lu Yanting menarik nafasnya dalam-dalam, menormalkan dirinya.

Ketika dia sudah merasa kecewa, Lanxi tiba-tiba mengambil sumpit, menjepit sayur disamping dan memakannya.

Melihat Lanxi melakukan ini, kemarahan Lu Yanting yang tadi langsung menghilang.

Dia tidak berkedip melihat Lanxi, setelah dia menelannya, lalu bertanya: "Bagaimana rasanya?"

Lanxi: "Oh, ya begitu."

"Makan lebih banyak sayur." Ucap Lu Yanting.

Lanxi tidak menjawabnya, makan sebagaimananya.

...............

Makan malam ini sedikit menyedihkan.

Setelah makan, Lanxi bangkit dan bersiap membersihkan meja makan.

Dia sudah memikirkannya, istri orang lain harusnya bisa memasak dan mencuci piring, dia tidak bisa memasak saja sudah cukup tidak becus, hari ini harus belajar mencuci piring.

Tapi, Lanxi baru saja menyatukan 2 mangkok menjadi satu, Lu Yanting langsung menghentikannya.

"Tidak usah, aku saja."

Mendengar Lu Yanting berkata demikian, tangan Lanxi berhenti.

Lalu, dia menampilkan senyum kecil, sangat tipis, sampai senyumannya hampir tidak tampak.

"Apakah istri tidak peru belajar cuci piring?"

Lu Yanting: "......."

Ini adalah kedua kalinya dia mengungkit masalah ini hari ini.

Lu Yanting bukan orang bodoh, dia tau kalau Lanxi sangat memikirkan perkataannya.

Dia menarik nafas dalam-dalam, lalu menjelaskan: "Lupakan perkataan dulu, hari itu salahku, sudah marah, jadi mulutku menjadi lancang."

Dia sangat jarang meminta maaf pada orang, hanya ada beberapa kali, hampir semuanya adalah padanya.

Tapi, Lanxi melihat seperti ini sama sekali tidak termasuk minta maaf.

Dia berpikir, mungkin mood Lu Yanting sedang bagus, jadi hanya mengatakan sedikit untuk membujuknya.

Pria ke wanita, memang seperti ini.

"Oh, jadi aku tidak perlu membersihkannya?" Lanxi tidak banyak mempermasalahkan topik ini.

Lu Yanting mengerutkan bibirnya: "Lanxi, aku sedang meminta maaf padamu."

"Ehn, kuterima." Lanxi mengangguk, "Kalau tidak perlu kubersihkan, aku keluar dulu."

Sikap Lanxi membuat Lu Yanting mempunyai perasaan tak berdaya yang meninju di atas kapas.

"Pergilah." Akhirnya, dia haya bisa mengeluarkan satu kata itu.

Setelah mendapatkan izin Lu Yanting, Lanxi keluar dari ruang makan.

Malam ini dia makan sangat banyak, perut kecilnya sampai membuncit.

Lanxi mengangkat seplastik snack itu kembali ke kamar, lalu mengambil handphonenya dan mulai berdiskusi dengan Zhou Hesi tentang waktu keberangkatan.

Lanxi membuka wechat, mengirimkan pesan pada Zhou Hesi: Sedang ada tidak?

Zhou Hesi sangat cepat membalas: Ada.

Lanxi: Kalau berangkat besok lusa, apa terlalu terburu-buru bagimu?

Zhou Hesi: Tidak, besok aku akan mengaturkan pekerjaan yang kuterima saja. Jadi, kamu berencana besok lusa berangkat ya?

Lanxi: Sekarang memang berpikir seperti itu, tapi apakah tiket pesawat masih ada?

Zhou Hesi: Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ini, temanku ada mempunyai perusahaan maskapai penerbangan.

Setelah melihat balasan Zhou Hesi, Lanxi terhibur.

Benar juga, bagaimana dia bisa melupakannya, Zhou Hesi di kota Bei, tapi hampir sama dengan Lu Yanting yang di kota Jiang.

Baginya, membeli tiket pesawat adalah hal yang sangat mudah.

Memikirkan sampai sini, jari Lanxi bergerak, sengaja mengejek: Baik, presdir muda Zhou.

Zhou Hesi: .........Kamu jangan memanggilku seperti itu, sangat tidak terbiasa.

Lanxi: Bukannya orang lain biasanya memanggilmu seperti itu?

Dia ingat, dulu sepertinya pernah mendengar orang memanggilnya seperti itu, saat itu dia juga menjawab dengan sangat cepat.

Setelah beberapa saat, Zhou Hesi membalas: orang lain ya orang lain, kamu ya kamu.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu