Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 173 Kamu Sedang Mengkhawatirkanku (2)

Ketika ponsel berdering, Lu Yanting mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.

Setelah melihat nama Lu Qingran, Lu Yanting menekan tombol jawab.

Lu Yanting: "Ada apa kamu meneleponku?"

Lu Qingran: "Di mana kamu? Aku pergi mencarimu sekarang."

Lu Yanting: "... Aku di Xi An sekarang."

Lu Qingran: "Untuk apa kamu pergi ke Xi An? Perjalanan bisnis?"

Setelah Lu Qingran pikir-pikir, sepertinya Lu Yanting hanya akan keluar kota untuk perjalanan bisnis, karena dia adalah seorang pecandu kerja.

Namun, jawaban Lu Yanting membuatnya terkejut.

Dia berhenti sejenak dan berkata, "Liburan bersama Lanxi."

Lu Qingran tercengang sesaat, dan tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa.

Setelah tercengang beberapa detik, dia baru bertanya: "Kalau begitu, apakah aku telah mengganggu kalian?"

Lu Yanting: "Tidak apa-apa, untuk apa kamu mencariku?"

Lu Yanting mengerti Lu Qingran, dia bukan tipe orang yang akan menelepon orang lain hanya untuk menjalin hubungan, jika dia meneleponnya, maka pasti ada sesuatu yang salah.

Lu Qingran: "Apakah kamu memiliki kontak Fu Xing?"

Lu Yanting tidak menjawab pertanyaannya secara langsung, tetapi bertanya kepadanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"

Lu Qingran: "Aku sudah setengah bulan tidak melihat Cheng Zi, aku harus memastikan bahwa Cheng Zi aman, lagipula Ayah dan Ibu juga khawatir dengan Cheng Zi."

Setelah Lu Qingran mengucapkan begitu, Lu Yanting baru menyadari bahwa sudah lebih dari setengah bulan sejak Cheng Zi dibawa pergi oleh Fu Xing.

Sebelumnya dia telah menyimpan kontak Fu Xing, tetapi selama waktu ini, dia sibuk dengan berbagai hal dan tidak pernah menghubunginya.

Lu Yanting kira Fu Xing setidaknya akan membiarkan Lu Qingran bertemu dengan Cheng Zi, tetapi dia tidak menyangka bahwa Fu XIng tidak membiarkan mereka bertemu untuk waktu yang lama, hal ini memang agak keterlaluan.

Setelah Lu Yinting diam sejenak, dia berkata kepada Lu Qingran, "Kamu tunggu kabarku, aku akan menghubunginya sekarang."

Lu Qingran: "Baik."

Lu Qingran mengerti apa yang dimaksud Lu Yanting, Lu Yanting seharusnya tidak akan membiarkan mereka berhubungan sendirian.

Tetapi kondisi sekarang ini, Lu Qingran juga tidak terlalu tertarik untuk menghubungi Fu Xing sendirian.

Hatinya sekarang penuh dengan Cheng Zi, sehingga dia hanya ingin tahu bagaimana kondisi Cheng Zi sekarang.

Setelah mengetahui permintaan Lu Qingran, Lu Yanting menutup telepon, lalu mencari kontak Fu Xing dan meneleponnya.

Ketika dia sedang menelepon, Lanxi kebetulan datang, dia ingin mengambil botol air dari tasnya.

Begitu Lanxi datang, dia menemukan bahwa Lu Yanting menjilat bibirnya dengan ekspresi serius, dan Lanxi juga lebih kurang terpengaruhi.

Apakah Lu Yanting mengalami kesulitan dalam pekerjaannya?

Tapi dalam kesannya, Lu Yanting selalu sangat tenang, apa yang terjadi hari ini?

Ponsel Fu Xing berdering beberapa kali sebelum terhubung.

Setelah telepon terhubung, Lu Yanting terlebih dahulu bertanya: "Di mana Cheng Zi?"

Di telepon, suara Fu Xing terdengar agak lemas: "Dia baik-baik saja, jangan khawatir."

Lu Yanting mendengar suara Fu Xing dan segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak benar: "Ada apa denganmu?"

Pada saat ini, Fu Xing sedang duduk di ruang belajar dan membaca dokumen.

Baru-baru ini dia memiliki banyak masalah, tetapi dia tidak bisa meninggalkan rumah, jadi dia hanya bisa berada di ruang belajar untuk menangani berbagai masalah tersebut.

Keluarga Fu sedang bergolak sekarang, dan ada terlalu banyak hal yang perlu diselesaikan.

Beberapa hari ini dia agak kewalahan, dan dia sudah dua hari dan dua malam tidak menutup mata, sehingga dia kurang bersemangat.

“Ada banyak hal yang perlu diselesaikan, tidak apa-apa.” Fu Xing menjawab dengan santai, kemudian dia terus bertanya kepada Lu Yanting: “Ada apa kamu mencariku?”

“Apakah kamu selama ini tidak membiarkan Lu Qingran pergi melihat Cheng Zi?” Lu Yanting bertanya terlebih dahulu, kemudian berkata, “Dia sangat khawatir tentang Cheng Zi, kamu mengatur seseorang untuk menjemputnya pergi melihat Cheng Zi.”

"Tidak boleh." Kali ini, Fu Xing menolak dengan tegas.

Pada saat ini, dia tidak mungkin membiarkan Lu Qingran datang.

Meskipun kemungkinan terjadinya kecelakaan tidak besar, tetapi dia harus mencegah segala kemungkinan tersebut.

Jika nanti benar-benar terjadi sesuatu, maka pasti akan mempengaruhi rencananya.

Ditambah lagi, Lu Qingran dan Cheng Zi akan berada dalam bahaya.

Pada saat kritis seperti ini, Fu Xing tidak akan mengambil resiko seperti itu, Lu Yanting mendengar Fu Xing menolaknya dengan tegas, dia mengerutkan kening dan bertanya: "Ada apa denganmu?"

Fu Xing menggertakkan gigi dan mengakuinya: "Pada periode kritis ini, demi keamanan Lu Qingran, dia tidak boleh datang."

Ketika Fu Xing mengucapkan perkataan ini, Lu Yanting sudah mengerti.

Setelah diam sebentar, Lu Yanting bertanya pada Fu Xing: "Kalau begitu, Cheng Zi—?"

"Cheng Zi baik-baik saja, suruh Lu Qingran tenang saja."

Fu Xing menggosok alisnya, dia tidak menutup matanya selama dua hari dan dua malam, matanya sangat merah dan kepalanya sangat sakit.

"Baik, kapan kamu bisa mengantar Cheng Zi pulang?"

Sebelum mengakhiri panggilan tersebut, Lu Yanting harus mengkonfirmasi hal tersebut dengannya lagi.

Setelah mendengar pertanyaan ini, Fu Xing terdiam selama beberapa detik, sepertinya dia sedang berpikir.

Setelah pikir-pikir, dia berkata, "Sekitar seminggu."

"Baik, maukah kamu menelepon Lu Qingran dan memberitahunya?"

Setelah Lu Yanting pikir-pikir, meskipun Lu Qingran tidak bisa bertemu dengan Cheng Zi, tetapi membiarkannya berbicara dengan Cheng Zi juga boleh.

Setidaknya mencari sebuah cara untuk menenangkannya.

Setelah mendengarkan saran Lu Yanting, Fu Xing terdiam selama beberapa detik.

Sangat jelas, dia sedang ragu-ragu.

Namun, beberapa menit kemudian, Fu Xing tetap menyetujuinya.

“Baik.” Setelah itu, Lu Yanting menutup telepon.

Lu Yanting awalnya ingin mengirim kontak Lu Qingran kepada Fu Xing, tetapi dia tidak menyangka bahwa Fu Xing tidak bertanya padanya.

Setelah menyadari poin ini, Lu Yanting tersenyum.

Beberapa hal benar-benar tidak bisa dimengerti.

Namun, masalah ini bisa dianggap sudah diselesaikan.

Untuk komunikasi selanjutnya, itu tergantung pada Lu Qingran dan Fu Xing.

Dia tidak boleh selalu terlibat dalam masalah mereka.

...

Lanxi tadi melihat wajah Lu Yanting tidak begitu baik, jadi dia selalu berbalik menatapnya.

Kali ini, ketika dia berbalik menatapnya, dia kebetulan saling bertatapan dengan Lu Yanting.

Pada saat itu, Lanxi sedikit canggung, dia belum sempat untuk mengalihkan pandangannya, dan Lu Yanting sudah mendekatinya.

Lu Yanting berhenti di depannya dan bertanya sambil tersenyum: "Apa yang sedang kamu lihat?"

Lanxi: "Apakah perusahaanmu terjadi sesuatu?"

Dia langsung menghindari pertanyaan Lu Yanting dan menanyakan apa yang dia pedulikan.

Lu Yanting mengangkat alisnya dan bertanya: "Bagaimana kamu bisa mendapatkan kesimpulan ini?"

Lanxi: "Aku melihat wajahmu tidak bagus."

Lu Yanting: "Kamu sedang mengkhawatirkanku."

Lanxi: "... Aku hanya bertanya saja."

Setelah mengucapkan perkataan ini, Lanxi memalingkan kepalanya dan tidak mau melihat Lu Yanting, tapi dia diam-diam kesal.

Jika dia tahu bahwa Lu Yanting akan salah paham, dia tidak akan mengajukan pertanyaan seperti itu.

Bantahan Lanxi pada dasarnya tidak berarti bagi Lu Yanting.

Sejujurnya, dia sangat senang melihat Lanxi peduli padanya.

Setidaknya dia bisa melihat sedikit harapan.

Lu Yanting mengangkat tangannya dan merapikan rambut Lanxi, ketika dia melakukan tindakan ini, dia baru menyadari bahwa pipi Lanxi sedikit merah.

Mereka berdua biasanya sering "berkomunikasi secara intim", tetapi dia jarang melihat pipinya merah.

Lu Yanting tertawa, "Apakah kamu sedang malu?"

“Kamu keluar.” Lanxi langsung membuang air botol ke dalam pelukannya, setelah mengucapkan satu kata itu, dia berbalik dan pergi.

Lu Yanting tidak marah, dia malah menatap punggung Lanxi dan tersenyum untuk waktu yang lama.

Dia terlihat seperti seorang pemuda yang belum pernah jatuh cinta.

**

Setelah menelepon dengan Lu Yanting, Lu Qingran sedang menunggu balasan dari Lu Yanting.

Dia tahu kepribadian Lu Yanting, dia pasti akan menghubunginya setelah mendapatkan jawaban.

Oleh karena itu, Lu Qingran terus memegang ponselnya, karena dia takut dia akan mengabaikan panggilan dari Lu Yanting.

Setelah sepuluh menit, ponselnya akhirnya berdering.

Lu Qingran melihat ke ponselnya, dan telepon itu bukan dari Lu Yanting, tetapi dari nomor yang tidak dikenal.

Meskipun nomor itu tidak dikenal, tetapi dia bisa menebak dari siapa panggilan tersebut.

Lu Qingran menarik napas dalam-dalam, menekan tombol jawab, dan meletakkan ponsel di telinganya.

Setelah terhubung, dia tidak berbicara, tetapi menunggu pihak lain untuk berbicara terlebih dahulu.

Fu Xing tidak menyangka Lu Qingran akan begitu tenang.

Tampaknya ... dalam tahun-tahun dia berpisah dengannya, Lu QIngran bukannya tidak ada perubahan.

Dia kira Lu Qingran akan mempertanyakannya dengan cemas seperti sebelumnya, tetapi dia tidak menyangka Lu Qingran akan begitu tenang.

Fu Xing menggosok pelipisnya dan berkata, "Kamu sementara masih tidak boleh datang melihat Cheng Zi."

Lu Qingran selalu mengatakan pada dirinya sendiri untuk tenang dan dengan damai bernegosiasi dengan Fu Xing.

Tapi kalimat pertama yang diucapkan Fu Xing seperti ini, dia bagaimana mungkin bisa bersabar?

Lu Qingran menggertakkan giginya, dan suaranya lebih tajam dari sebelumnya: "Cheng Zi adalah putriku, kenapa aku tidak boleh pergi melihatnya?"

“Maksudku hanya sementara, apakah kamu tidak mengerti perkataan manusia?” Nada suara Fu Xing sedikit tidak sabar.

Nada suaranya sedikit meningkat dan Lu Qingran bisa merasakan kelelahan dan kelesuannya.

Fu Xing biasanya sangat bersemangat, kecuali dia sangat lelah, kalau tidak dia tidak akan seperti ini.

Ketika memikirkan hal ini, Lu Qingran menepuk dahinya dengan keras.

Sialan, apa yang sedang dia pikirkan?

Pada saat ini, kenapa dia masih memiliki pikiran untuk peduli padanya?

Pria yang tidak memiliki hari nurani seperti dia seharusnya cepat-cepat mati karena kelelahan!

Lu Qingran menggigit bibirnya, lalu menenangkan emosinya dan terus bertanya padanya, "Kapan aku bisa bertemu dengan Cheng Zi? Kamu harus memberiku batas waktu."

Fu Xing: "Apakah aku tidak pernah memberitahumu batas waktunya? Tidak akan lebih dari sebulan, dan sekarang baru setengah bulan saja, untuk apa kamu begitu cemas?"

Lu Qingran memegang ponselnya dengan erat: "Aku hanya ingin memastikan bahwa Cheng Zi aman."

Setelah diam sebentar, Lu Qingran berkata kepada Fu Xing, "Kamu membiarkan Cheng Zi menjawab telepon."

Fu Xing tidak menanggapi Lu Qingran, dia menutup laptop di depannya, dan berjalan keluar dari ruang belajar.

Lu Qingran mendengar suara langkah kaki, dan menduga bahwa Fu Xing sedang mencari Cheng Zi, jadi dia tidak berbicara.

Di ponsel, mereka hanya bisa mendengar suara napas satu sama lain, seolah-olah mereka berada tepat di sebelah satu sama lain.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu